5538 13485 1 PB
5538 13485 1 PB
Abstrak
Partisipasi masyarakat harus ada dalam semua hal, termasuk dalam memelihara
kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih akan mencerminkan kondisi
orang-orang yang tinggal di dalamnya. Pemberdayaan lingkungan merupakan
cita-cita bersama sehingga juga harus diciptakan secara bersama-sama pula.
Berdayanya lingkungan ditandai dengan kondisi lingkungan yang mendukung
aktivitas masyarakatnya, artianya aktivitas masyarakat tidak akan terganggu
dikarenakan alasan lingkungannya. Misalnya, dikarenakan lingkungan yang
kotor menyebabkan gangguan kesehatan sehingga menghalangi aktivitas
masyarakat. Pencemaran lingkungan dan segala permasalahannya dapat diatasi
jika semua komponen yang ada mau peduli dan bertanggung jawab. Melalui
partisipasi aktif, masyarakat diharapkan mau terlibat secara langsung sehingga
akan memberikan kontribusi yang nyata sehingga memberikan pengaruh yang
besar. Partisipasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang berdaya tidak
akan terjadi jika partisipasi aktif tidak terbentuk. Partisipasi masyarakat bisa
dimulai dari kepedulian masyarakat terhadap informasi-informasi lingkungan,
baik manfaat maupun dampak. Kemudian informasi yang ada semakin diperkuat
sehingga menjadi sebuah pengetahuan tentang lingkungan. Selanjutnya,
lingkungan bisa direkayasa sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga bisa
menjadi pendukung dalam setiap aktivitasnya.
perbutan akan mempunyai konsekuensi yang dicemari pupuk kimia dan kotoran sapi yang
berdampak terhadap kondisi yang ada di mengotori aliran air ketika hujan. Kondisi ini,
sekitarnya. Jadi partisipasi masyararakat bisa menjadi gambaran secara umum kondisi-
merupakan keterlibatan setiap individu untuk kondisi sungai yang ada di Indonesia, walaupun
menciptakan sebuah kondisi yang nyata terlihat terdapat perbedaan-perbedaan.1
di lingkungannya. Masyarakat sebagai bagian Contoh di atas merupakan salah satu
dari sebuah ekosistem akan memberi pengaruh gambaran kondisi sungai di Indonesia. Tidak
terhadap lingkungannya, baik secara langsung dapat dipungkiru, hampir semua kota di
maupun tidak langsung. Masyarakat yang Indonesia mempunyai masalah terkait dengan
mendiami sebuah wilayah akan selalu melihat, pencemaran sungai, tanah, dan udara, sehingga
menilai, merekayasa, ataupun menciptakan turut mempengaruh kondisi masyarakat dan
kondisi yang sesuai dengan yang lingkungan yang langsung terkena imbasnya.
diinginkannya. Senada dengan yang dikatakan Aktivitas produksi dan perilaku konsumtif
oleh Isbandi (2007: 7) partisipasi masyarakat manusia melahirkan sikap dan perilaku
adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses eksploitatif. Menilai sesuatu berdasarkan
pengidentifikasian masalah dan potensi yang nilainya, mencari keuntungan sebesar-besarnya.
ada dalam masyarakat, pemilihan dan Tidak peduli cara yang digunakan, betul atau
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi salah tidak menjadi masalah. Selain itu paham
untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya materialisme, kapitalisme, dan pragmatisme
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dengan kemajuan sains dan teknologi ikut
dalam proses mengevaluasi permasalahan yang mempercepat dan memperburuk kerusakan
terjadi. Pernyataan Isbandi ini bisa dijadikan lingkungan.
alasan mengapa masyarakat yang harus Seharusnya, pemahaman individu
diikutsertakan dalam upaya pemeliharaan terhadap lingkungan harus dirubah. Pemahaman
lingkungan. terhadap kondisi lingkungan harus ditingkatkan.
Masyarakat merupakan orang-orang Lingkungan akan baik, jika pemahaman
yang mendiami sebuah wilayah, melahirkan masyarakat sudah betul. Selanjutnya, tulisan ini
kebudayaan dan peraturan yang disepakati di akan memaparkan bagaimana partisipasi
sebuah wilayah.Misalnya, lingkungan yang rapi masyarakat bisa menciptakan lingkungan yang
menandakan masyarakatnya aktif melakukan kondusif dan menyokong kehidupan manusia.
pemeliharaan terhadap lingkungannya. Walaupun hanya disajikan dalam bentuk
Misalnya melalui kegiatan gorong-royong yang konseptual, semoga tulisan ini, bisa mewakili
dilakukan secara bersama-sama.Pencemaran ide terkait peran partisipasi masyarakat dalam
lingkungan yang terjadi saat ini berkenaan pemberdayaan lingkungan.
dengan cara pemahaman atau cara pandang
manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat Bentuk-bentuk partisipasi
manusia dalam keseluruhan ekosistem. Partisipasi masyarakat termasuk salah
Kesalahan dalam memahami ini menyebabkan satu nilai yang dijunjung tinggi di Indonesia.
kesalahan pola perilaku manusia. Kerjasama, musyawarah, dan gotong royong
Berbagai kegiatan yang dilakukan merupakan bagaian dari partisipasi. Nilai-nilai
manusia menyebabkan pencemaran atau yang dikandungnya bisa dijadikan sebagai
kerusakan lingkungan. Pencemaran sungai, acuan dalam mengekspresikannya. Oleh karena
sumber mata air, udara, tanah, dan sebagainya itu, ia mempunyai peran penting dalam
terjadi di mana-mana. Salah satu contohnya
terjadi di aliran sungai Citarum Kecamatan 1
Kompas.com, Menteri LH, 75 Persen
Kertasari Kabupaten Bandung, alirannya Sungai di Indnesia Tecemar Berat,24 maret 2014,
11.30 WIB
2
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
3
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
bentuk nyata (memiliki wujud) dan bentuk masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
partisipasi dalam bentuk tidak nyata (abstrak). perkotaan relatif masih rendah.4
Bentuk partisipasi nyata misalnya uang, harta Permasalahan lingkungan yang terjadi
benda, tenaga dan keterampilan. Sedangkan di perkotaan mencerminkan kepedulian
partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi masyarakat yang rendah untuk menjaga
buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan lingkungan. Lingkungan yang menyimpan
keputusan dan partisipasi evalusai dalam berbagai potensi akan rusak akibat ulah tangan
sebuah program. Partisipai masyarakat harus manusia yang tidak peduli dengan kondisi yang
terus dilakukan karena beragam masalah akan ada di sekitarnya. Kerusakan alam akan
terus terjadi dan semakin meningkat setiap berakibat fatal bagi keberlangsungan makhluk
tahunnya. Pengelompokan partisipasi terjadi hidup. Baik secara langsung atau tidak langsung
karena memperlihatkan berbagai kemungkinan- dampak dari pengrusakan alam akan dirasakan
kemungkinan yang bisa menunjukkan oleh segala komponen yang tinggal di daamnya.
seseorang berpartisipasi. Berpartisipasi tidak Alam dan segala potensinya akan terjamin
terbatas pada uang atau materi saja tetapi keberadaannya apabila masyarakat mau
bentuk dukungan moril juga wujud dari berpartisipasi menjaganya. Masyarakat
partisipasi. Luasnya cakupan partisipasi akan mempunyai hak dan kewajiban yang sama
memperkaya wujud partisipasi itu sendiri. dalam pengelolaan lingkungan berdasarkan UU
No. 23 pasal 5 Tahun 1997 yang menyatakatan:
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam “(1) Setiap orang mempunyai
Memelihara Lingkungan hak yang sama atas lingkungan hidup
Permasalahan lingkungan semakin hari yang baik dan sehat. (2) Setiap orang
semakin parah. Salah satu faktor yang mempunyai hak atas informasi
mempengaruhinya yaitu jumlah penduduk yang lingkungan hidup yang berkaitan dengan
sangat padat. Kepadatan penduduk peran dalam pengelolaan lingkungan
menghasilkan limbah atau sampah yang sangat hidup. (3) Setiap orang mempunyai hak
besar. Apabila limbah atau sampah ini tidak untuk berperan dalam rangka
bisa dikelola dengan baik maka kerusakan pengelolaan lingkungan hidup sesuai
lingkungan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu dengan peraturan perundang-undangan
diperlukan adanya kesadaran penduduk yang berlaku.”
terhadap masalah-masalah lingkungan yang
ada. Baik masalah lingkungan di perkotaan, di UU No. 23 pasal 5 menjelaskan hak
pedesaan, daerah konfik, daerah rawan bencana, atas lingkungan yang baik, hak memperoleh
dan sebaginya. informasi, dan hak untuk mengelola lingkungan
Permasalahan lingkungan yang terjadi hidup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
di perkotaan Indonesia, secara umum meliputi Oleh karena itu, semua masyarakat harus mau
tiga hal pokok, yaitu: Pertama, kualitas terlibat secara langsung dalam menjaga
lingkungan hidup yang cenderung menurun, lingkungan atau dikenal dengan istilah
masalah kebersihan (sampah), ruang terbuka berpartisipasi. Partisipasi diartikan sebagai
hijau (RTH), serta pencemaran air dan udara. bentuk interaksi sosial dari suatu kegiatan.5
Kedua, kapasitas aparatur pemerintah yang Partisipasi masyarakat akan sangat efektif
relatif kurang memadai dari masalah yang
4
dihadapi. Ketiga, partisipasi atau peran serta Kementerian Lingkungan Hidup,Siaran
PresRapat Koordinasi Nasional Program Adipura.
07 Oktober 2012
5
Aca Sughandhy, dkk. Pembangunan
Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), h. 108
4
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
apabila masyarakat aktif dalam mengontrol Masyarakat aktif, yang mau bergerak
pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya. dalam menjaga kelestarian lingkungan tidak
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup mudah diciptakan. Semua ini memerlukan
tentunya tidak akan terlepas dari peran aktif pengertian, kesadaran, dan penghayatan oleh
masyarakat. Setiap orang mempunyai hak yang masyarakat terhadap masalah-masalah yang
sama atas kondisi lingkungan hidup yang layak dialami sebagai dampak dari lingkungan yang
dan baik. kotor serta upaya pemecahannya. Oleh karena
Lingkungan akan senantiasa itu, untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu
mempengaruhi orang-orang yang tinggal di diadakan pengorganisasian masyarakat.
sekitarnya. Lingkungan juga memiliki peran Pengorganisasian masyarakat dilakukan untuk
penting bagi idividu atau masyarakat, pengaruh mengkoordinir masyarakat agar menjaga
lingkungan bagi orang yang tinggal di lingkungan secara aktif dan kondusif.
dalamnya sebagai berikut: (1) Alat untuk Pengorganisasian masyarakat akan membentuk
kepentingan dan kelangsungan hidup individu masyarakat yang aktif, mampu mengenali dan
dan menjadi alat pergaulan sosial. (2) memecahkan masalah yang ada di sekitarnya.
Tantangan bagi individu, dan individu akan Pengorganisasian masyarakat pada
berupaya untuk menundukkannya. (3) Sesuatu hakikatnya adalah menumbuhkan, membina
yang diikuti individu, maksudnya lingkungan dan mengembangkan partisipasi masyarakat
yang beragam memberi rangsangan kepada dibidang pembangunan mental dan mau
individu untuk berpartisipasi dan ditiru apabila berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan
dianggap sesuai dengan dirinya. (4) Obyek disekitar mereka. Lingkungan dengan aneka
penyesuaian diri bagi individu, bisa secara ragam kekayaannya merupakan sumber
memanipulasi atau mengubah lingkungannya.6 inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi
Partisipasi masyarakat juga berfungsi kekayaan budaya bagi individu. Kekayaan
sebagai pengontrol kebijakan pemerintah. lingkungan bisa mempengaruhi seseorang
Dalam artian masyarakat ikut mengawal karena manusia hidup adalah manusia yang
(peduli) terhadap kebijakan yang diambil berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-
pemerintah sehingga pemerintah tidak bertindak coba terhadap segala yang tersedia di alam
sendiri dalam mengatur tata ruang kota, sekitarnya.7 Alam akan merangsang manusia
pembangunan gedung-gedung, pembangunan untuk terus berkreasi dan berinovasi sehingga
tempat-tempat umum, ruang terbuka dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada.
sebagainya. Masyarakat mempunyai hak untuk Manusia yang aktif akan menjadikannya
mengawasi setiap kebijakan dan kegiatan yang sebagai pribadi yang tangguh dan mampu
dilakukan pemerintah berkaitan dengan memenuhi segala kebutuhannya.
lingkungan. Apabila tidak ada pengawasan dari
masyarakat dikhawatirkan akan terjadi Konsep Islam tentang Kebersihan
ketidakadilan pemerintah dalam membuat Lingkungan
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan yang tidak Islam adalah agama
sesuai dengan prosedur yang ada. Masyarakat Rahmatallil’alamin (QS 21:107) yang memberi
seringkali menjadi korban pembangunan atau keberkahan kepada seluruh alam. Islam juga
kegiatan yang dilakukan tanpa melibatkan mengatur segala aspek kehidupan manusia
masyarakat di dalamnya. termasuk masalah kebersihan lingkungan.
Beberapa ayat Alqur’an menjelaskan bahwa
Allah SWT menciptakan alam semesta beserta
6
Rusmin Tumanggor,et al, Ilmu Sosial &
isinya dengan pertimbangan yang matang,
Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 163
7
Rusmin Tumanggor, op.cit.,h. 163-164
5
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
ْف ىُ ِحبُّ الىَّظَا فَةَ َك ِر ْى ٌم ٌ ب وَ ِظى َ ِاٍ َّن هللاَ الطًىِّبٌ ى ُ ِحبُّ الطَّى Kebersihan dianggap sebagai cerminan
ب ْالجُىْ َد فَىَّ ِظفُىْ ااَ ْفىَتَ ُك ْم َو ََل تَ َشبَّهُىْ ابِا ًّ ب ْال َك َرا َم َج َّى ٌد ىُ ِح ًّ ىُ ِح keimanan seseorang karena kebersihan
ْلىَهُىْ ِد merupakan wujud dari pengamalan agama yang
mantap. Islam mengajarkan prinsip-prinsip
Artinya:“Bahwasanya Allah itu baik, menyukai kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan
kebaikan. Bahwasanya Allah itu batin. Antara kesehatan jasmani dengan
bersih, menyukai kebersihan. kesehatan rohani merupakan kesatuan sistem
Bahwasanya Allah itu sangat murah yang terpadu, sebab kesehatan jasmani dan
pemberiannya, menyukai kemurahan. rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu
Oleh karena itu bersihkanlah kehidupan yang sejahtera di dunia dan
halaman-halaman rumahmu. Dan kebahagiaan di akhirat.
janganlah kamu menyerupai orang- Sistem kebersihanan dalam Islam
orang Yahudi”. (H.R. Turmidzi).8 tercermin dalam ajaran syariat yang
mewajibkan perbuatan membersihkan diri dari
Hadits di atas menjelaskan bahwa kotoran (najis), dari hadats dan dari kotoran
manusia diperintahkan untuk selalu menjaga hati. Semua itu berada dalam satu paket ibadah
perilaku dan kebersihan. Kebersihan merupakan seperti wudhu', mandi, shalat dan lain
cerminan dari Islam. Baik kebersihan diri sebagainya. Islam memandang kebersihan
maupun lingkungan. Islam selalu menganjurkan sebagai suatu hal yang sangat penting.
umatnya untuk saling manjaga, saling Kebersihan fisik dan non fisik sama-sama
melindungi, saling menghormati dan bersikap diperhatikan agar pribadi muslim menjadi
baik terhadap semua makhluk hidup. pribadi yang kuat, menjaga, dicintai, dan
mencintai sesamanya.
8
Muhammad Al Ghazali, Akhlak Seorang
9
Muslim. (Semarang: Wicaksana, 1992), h. 313-314 Rusmin Tumanggor, op.cit., h. 163-164
6
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
7
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9
8
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 1-9