Anda di halaman 1dari 5

SOLIDARITAS MEKANIK MASYARAKAT DESA TELARSARI DALAM PENANGANAN

SAMPAH SERTA TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS 2030 (SDGs)


1)
Erik Saputra 2)Hilmi Safrial Hajami 3)Muhamad Deden Maulana
1)
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, eriksaputraa@gmail.com
2)
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
hajamihilmisafrial10@gmail.com
3)
Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
mdedenmaulana313@gmail.com

Abstrak

Sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Telarsari
saat ini. Sistem pengelolaan persampahan yang kurang baik dan tidak adanya
penyediaan tempat pembuangan sampah menyebabkan perilaku masyarakat yang ada
di Desa Telarsari dalam penanganan sampah dengan cara menumpukkan sampah di
suatu tempat sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan secara
langsung maupun secara langsung terhadap kesehatan masyarakat setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana solidaritas masyarakat Desa
Telarsari dalam menangani sampah dan target SDGs pada tahun 2030. Metode yang
digunakan yaitu metode deskriptif dengan melakukan observasi, diskusi, wawancara
serta tanya jawab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat mulai sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan.
Kata Kunci: solidritas masyarakat, sampah, SDGs .

Abstract

Garbage is the main problem faced by the people in Telarsari Village today. The waste
management system is not good and the absence of a waste disposal site causes the
behavior of the people in Telarsari Village in handling waste by piling garbage in one
place so that it can have a negative impact on the environment directly or directly on
the health of the local community. This study aims to examine how the solidarity of the
Telarsari Village community in handling waste and the SDGs target in 2030. The
method used is a descriptive method by conducting observations, discussions,
interviews and questions and answers. The results show that people are starting to
realize the importance of protecting the surrounding environment and not littering.
Keywords: community solidity, waste, SDGs.

● PENDAHULUAN tingkat konsumsi pada manusia dan akan


mengakibatkan bertambahnya sampah.
Kehidupan manusia bergantung pada Sampah merupakan suatu bahan sisa yang
lingkungan sekitar dari Sumber Daya Alam dimana bahan tersebut berasal dari manusia itu
(SDA) seperti hutan maupun lautan. Tingkat sendiri. Sampah menjadi momok yang
konsumsi manusia berjalan lurus dengan menakutkan apabila tidak ditangani dengan
tingkat populasi. Semakin hari populasi serius. Salah satu dampak penyebab adanya
manusia terus bertambah di seluruh penjuru sampah salah satunya ialah perihal kesehatan.
dunia, ini mengakibatkan bertambahnya Sampah yang semakin banyak akan
mengakibatkan timbulnya virus di sekitarnya.
Permasalahan sampah dimulai sejak Berdasarkan latar belakang di atas, maka
meningkatnya jumlah manusia dan hewan akan dilakukan kajian untuk mengetahui
penghasil sampah, dengan semakin padatnya bagaimana solidaritas masyarakat Desa
populasi penduduk di suatu area. Untuk daerah Telarsari dalam menangani sampah dan target
pedesaan yang jumlah penduduknya masih SDGs pada tahun 2030.
relatif sedikit, permasalahan sampah tidak
begitu terasa karena sampah yang dihasilkan METODOLOGI PENGABDIAN
masih dapat ditanggulangi dengan cara
Artikel ini menggunakan metode deskriptif
sederhana misalnya dibakar, ditimbun atau
dengan melakukan observasi, diskusi,
dibiarkan mengering sendiri. Untuk daerah
wawancara serta tanya jawab. Metode deskriptif
dengan penduduk padat (pemukiman,
adalah metode yang berusaha mendeskripsikan
perkotaan) yang area terbukanya tinggal
suatu peristiwa ataupun kejadian yang terjadi
sedikit, dirasakan bahwa sampah menjadi
saat sekarang. Metode deskriptif ini
problem tersendiri (Suryono, 2010).
memusatkan pada masalah yang aktual yang
Permasalahan sampah di suatu kawasan
ada di lapangan (Jamaludin, 2018).
meliputi tingginya laju timbulan sampah,
kepedulian masyarakat yang masih rendah PELAKSANAAN KEGIATAN
sehingga suka berperilaku membuang sampah
sembarangan, keengganan untuk membuang Proses kegiatan pengabdian dilakukan melalui
sampah pada tempat yang sudah disediakan. beberapa tahapan. Pertama, melakukan proses
Perilaku yang buruk ini seringkali refleksi sosial dengan masyarakat. Refleksi
menyebabkan bencana di musim hujan karena sosial ditempuh untuk mengetahui
darainase tersumbat sampah sehingga terjadi permasalahan yang ada di Desa Telarsari
banjir (Hardiatmi, 2011). Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang.
Sustainable Development Goals (SDGs) Setelah mendapatkan beberapa informasi dari
merupakan pembangunan yang menjaga masyarakat sekitar mulai dari perangkat desa
peningkatan kesejahteraan ekonomi dan tokoh masyarakat lainnya kemudian
masyarakat secara berkesinambungan, dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
pembangunan yang menjaga keberlanjutan Kedua, melakukan kerja bakti bersama
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan antar RT dan masyarakat sekitar. Kerja bakti ini
yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta ditempuh untuk membersihkan lingkungan
pembangunan yang menjamin keadilan dan sekitar dari adanya sampah yang berserakan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga tidak pada tempatnya. Proses kerja bakti ini
peningkatan kualitas hidup dari satu generasi disambut dengan hangat oleh masyarakat
ke generasi selanjutnya. Salah satu tujuan dari sekitar ini dibuktikan dengan solidaritas antar
SDGs ini yaitu Konsumsi dan Produksi yang masyarakat yang sukarela datang untuk
Bertanggung Jawab, dimana harus adanya membantu kegiatan kerja bakti ini.
peningkatan kinerja pengurangan dan Ketiga, mengadakan seminar lingkungan
penanganan sampah rumah tangga dan dengan tema “Dampak Positif dan Negatif
sampah sejenis sampah rumah tangga Sampah Bagi Masyarakat” . Kegiatan seminar ini
termasuk sampah plastik. Dengan adanya ditempuh untuk mengedukasi perangkat desa
tujuan tersebut, diharapkan pada tahun 2030 serta masyarakat tentang bahaya dari sampah
dapat mengurangi dampak lingkungan serta bagaimana penangannya sehingga
perkotaan per kapita yang merugikan, sampah yang sebelumnya terlihat tidak
termasuk dengan memberi perhatian khusus berharga ternyata memiliki nilai jual yang
pada kualitas udara, termasuk penanganan lumayan tinggi. Kegiatan seminar ini diisi oleh
sampah kota (Rudiyanto, 2020). pemateri yang berkecimpung dalam bidang

2
lingkungan yang membahas bagaimana hewan ini akan semakin sempit seiring
penanganan sampah serta bagaimana dampak bertambahnya populasi.
yang akan terjadi selanjutnya jika tidak Tingkat populasi manusia juga berdampak
ditangani dengan serius. terhadap tingkat konsumsi masyarakat setiap
Keempat, membuat papan edukasi tentang harinya. Konsumsi masyarakat setiap hari tentu
berapa lama terurainya sampah dan tempat menyumbangkan sampah rumah tangga yang
sampah. Papan edukasi ini ditempatkan di dihasilkan dari setiap kepala keluarga. Jika satu
beberapa titik yang menjadi titik sentral orang menghasilkan 3-5 sampah setiap hari
masyarakat, sehingga masyarakat dapat maka akan semakin banyak dan mengerikan
melihatnya. Kemudian tempat sampah yang jika dijumlahkan satu dunia.
dibuat diletakkan di beberapa titik keramaian Sampah mempunyai dampak yang
guna mengantisipasi terjadinya oknum yang merugikan manusia dan juga kehidupan
makhluk hidup lainnya. Dengan terganggunya
makhluk yang lain tentu memiliki hubungan
dengan kehidupan manusia. Dari hasil
pembahasan dalam seminar yang diadakan
oleh kelompok KKN kami, terdapat beberapa
dampak negatif, dampak positif, sumber
terjadinya penumpukan sampah, serta
penangannya itu sendiri. Ada beberapa
dampak negatif akibat sampah jika tidak
ditangani secara serius oleh masyarakat, yaitu:
1. Menyebabkan kerusakan ekologis.
2. Menyebarkan penyakit.
3. Menyebabkan terjadinya banjir.
4. Menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk.
5. Menyebabkan terganggunya estetik suatu
daerah.
Dilihat dari sisi positifnya, sampah juga
mempunyai dampak yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dan organisme
tidak bertanggung jawab dalam membuang lainnya, yaitu:
sampah rumah tangga. 1. Sampah merupakan pupuk yang sangat
Gambar 1. Pemasangan Papan Edukasi dan besar di ekosistem.
Tempat Sampah di Titik Keramaian. 2. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi
pemulung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Sampah dapat dijadikan sebagai biogas.
Populasi manusia yang ada di bumi terus Dari beberapa dampak di atas, terdapat
bertambah dan semakin banyak, tingkat beberapa sumber permasalahan adanya
populasi yang ada di bumi tentu berdampak sampah, yaitu:
akan bertambahnya tingkat konsumsi pada 1. Kurangnya sosialisasi dan dukungan
masyarakat. Populasi yang semakin bertambah pemerintah mengenai pengelolaan dan
juga menyebabkan semakin sempitnya bumi pengolahan sampah.
yang kita tinggali sekarang ini, bumi yang 2. Lahan TPA semakin menyempit.
menjadi tempat tinggal berbagai makhluk 3. Lahan TPA dan pusat sampah relatif jauh.
hidup seperti manusia, tumbuhan maupun 4. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas.

3
5. Teknologi pengelolaan sampah tidak perkotaan sampai pedesaan (Faturachman
optimal. Alputra Sudirman, 2019).
6. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi Kesadaran masyarakat menjadi unsur
penampungan sampah. penting dalam penanganan sampah di Desa
7. Minimnya edukasi dan manajemen diri Telarsari. Aparatur desa telah menjadwalkan
yang baik mengenai pengelolaan sampah setiap minggunya untuk melakukan kerja bakti
yang tepat. bersih-bersih sampah di area penumpukan
8. Manajemen sampah tidak efektif. sampah. Namun, ada beberapa hal yang
Beberapa cara pengelolaan sampah dan menjadi tantangan dalam menjalankan
cara mengatasinya, yaitu: kegiatan ini yakni ketersedian masyarakat yang
1. Reuse (gunakan kembali), menggunakan masih kurang. Tentu saja hal ini didasarkan
kembali atau pemakaian kembali bahan pada masih ada wilayah kerja yang belum
atau sampah yang terbuang dan tidak tertangani secara rutin dan maksimal. Selain
terpakai. itu, sarana dan prasarana yang masih belum
2. Reduce (mengurangi pemakaian), memadai juga menjadi hambatan dalam
mengurangi dengan melakukan pembersihan tempat sampah karena dinilai
pencegahan. masih belum sesuai dari apa yang dibutuhkan
3. Recycle (daur ulang), mendaur ulang
kembali barang atau sampah menjadi
bentuk lain.
4. Replace (mengganti barang sekali pakai),
ganti barang dengan yang ramah
lingkungan.

di lapangan.
Gambar 3. Kegiatan Kerja Bakti Mahasiswa KKN
dengan Aparatur Desa Telarsari di Area
Penumpukkan Sampah

KESIMPULAN

Gambar 2. Proses Sosialisasi tentang Dampak Sampah perlu ditangani serius karena memiliki
Positif dan Negatif Sampah Bagi Masyarakat dampak negatif dalam kehidupan makhluk
hidup seperti menyebabkan kerusakan
Penanganan sampah ini sejalan dengan ekologis, menyebarkan penyakit, menyebabkan
target SDGs pada salah satu tujuan yaitu pada terjadinya banjir, menyebabkan bau tidak
tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan sedap/bau busuk, serta menyebabkan
perkotaan per kapita yang merugikan, terganggunya estetik suatu daerah. Masalah
termasuk dengan memberi perhatian khusus sampah dapat diatasi sepanjang semua pihak
pada kualitas udara, termasuk penanganan saling bahu membahu untuk mencarikan
sampah kota. Serta tujuan lainnya bahwa pada solusinya, baik pemerintah, masyarakat,
tahun 2030 setiap negara secara substansial maupun lembaga pendidikan. Menangani
mengurangi timbulan sampah melalui sampah dapat dilakukan dengan cara seperti
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan reuse, reduce, recycle, dan replace.
penggunaan kembali. Target SDGs tersebut
merupakan salah satu upaya penanganan
timbulan sampah khususnya di daerah

4
DAFTAR PUSTAKA

Faturachman Alputra Sudirman, P. (2019). Tinjauan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan:


Pengelolaan Sampah Kota Kendari. Jurnal Sosial Politik, 5(2), 291-305.
Hardiatmi, S. (2011). Pendukung Keberhasilan Pengelolaan Sampah Kota. Jurnal Inovasi Pertanian,
10(1), 50-66.
Jamaludin, A. N. (2018). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Pustaka Setia.
Rudiyanto, A. (2020). Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: Kedeputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Suryono, B. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai