Abstrak
Sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Telarsari
saat ini. Sistem pengelolaan persampahan yang kurang baik dan tidak adanya
penyediaan tempat pembuangan sampah menyebabkan perilaku masyarakat yang ada
di Desa Telarsari dalam penanganan sampah dengan cara menumpukkan sampah di
suatu tempat sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan secara
langsung maupun secara langsung terhadap kesehatan masyarakat setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana solidaritas masyarakat Desa
Telarsari dalam menangani sampah dan target SDGs pada tahun 2030. Metode yang
digunakan yaitu metode deskriptif dengan melakukan observasi, diskusi, wawancara
serta tanya jawab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat mulai sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan.
Kata Kunci: solidritas masyarakat, sampah, SDGs .
Abstract
Garbage is the main problem faced by the people in Telarsari Village today. The waste
management system is not good and the absence of a waste disposal site causes the
behavior of the people in Telarsari Village in handling waste by piling garbage in one
place so that it can have a negative impact on the environment directly or directly on
the health of the local community. This study aims to examine how the solidarity of the
Telarsari Village community in handling waste and the SDGs target in 2030. The
method used is a descriptive method by conducting observations, discussions,
interviews and questions and answers. The results show that people are starting to
realize the importance of protecting the surrounding environment and not littering.
Keywords: community solidity, waste, SDGs.
2
lingkungan yang membahas bagaimana hewan ini akan semakin sempit seiring
penanganan sampah serta bagaimana dampak bertambahnya populasi.
yang akan terjadi selanjutnya jika tidak Tingkat populasi manusia juga berdampak
ditangani dengan serius. terhadap tingkat konsumsi masyarakat setiap
Keempat, membuat papan edukasi tentang harinya. Konsumsi masyarakat setiap hari tentu
berapa lama terurainya sampah dan tempat menyumbangkan sampah rumah tangga yang
sampah. Papan edukasi ini ditempatkan di dihasilkan dari setiap kepala keluarga. Jika satu
beberapa titik yang menjadi titik sentral orang menghasilkan 3-5 sampah setiap hari
masyarakat, sehingga masyarakat dapat maka akan semakin banyak dan mengerikan
melihatnya. Kemudian tempat sampah yang jika dijumlahkan satu dunia.
dibuat diletakkan di beberapa titik keramaian Sampah mempunyai dampak yang
guna mengantisipasi terjadinya oknum yang merugikan manusia dan juga kehidupan
makhluk hidup lainnya. Dengan terganggunya
makhluk yang lain tentu memiliki hubungan
dengan kehidupan manusia. Dari hasil
pembahasan dalam seminar yang diadakan
oleh kelompok KKN kami, terdapat beberapa
dampak negatif, dampak positif, sumber
terjadinya penumpukan sampah, serta
penangannya itu sendiri. Ada beberapa
dampak negatif akibat sampah jika tidak
ditangani secara serius oleh masyarakat, yaitu:
1. Menyebabkan kerusakan ekologis.
2. Menyebarkan penyakit.
3. Menyebabkan terjadinya banjir.
4. Menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk.
5. Menyebabkan terganggunya estetik suatu
daerah.
Dilihat dari sisi positifnya, sampah juga
mempunyai dampak yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dan organisme
tidak bertanggung jawab dalam membuang lainnya, yaitu:
sampah rumah tangga. 1. Sampah merupakan pupuk yang sangat
Gambar 1. Pemasangan Papan Edukasi dan besar di ekosistem.
Tempat Sampah di Titik Keramaian. 2. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi
pemulung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Sampah dapat dijadikan sebagai biogas.
Populasi manusia yang ada di bumi terus Dari beberapa dampak di atas, terdapat
bertambah dan semakin banyak, tingkat beberapa sumber permasalahan adanya
populasi yang ada di bumi tentu berdampak sampah, yaitu:
akan bertambahnya tingkat konsumsi pada 1. Kurangnya sosialisasi dan dukungan
masyarakat. Populasi yang semakin bertambah pemerintah mengenai pengelolaan dan
juga menyebabkan semakin sempitnya bumi pengolahan sampah.
yang kita tinggali sekarang ini, bumi yang 2. Lahan TPA semakin menyempit.
menjadi tempat tinggal berbagai makhluk 3. Lahan TPA dan pusat sampah relatif jauh.
hidup seperti manusia, tumbuhan maupun 4. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas.
3
5. Teknologi pengelolaan sampah tidak perkotaan sampai pedesaan (Faturachman
optimal. Alputra Sudirman, 2019).
6. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi Kesadaran masyarakat menjadi unsur
penampungan sampah. penting dalam penanganan sampah di Desa
7. Minimnya edukasi dan manajemen diri Telarsari. Aparatur desa telah menjadwalkan
yang baik mengenai pengelolaan sampah setiap minggunya untuk melakukan kerja bakti
yang tepat. bersih-bersih sampah di area penumpukan
8. Manajemen sampah tidak efektif. sampah. Namun, ada beberapa hal yang
Beberapa cara pengelolaan sampah dan menjadi tantangan dalam menjalankan
cara mengatasinya, yaitu: kegiatan ini yakni ketersedian masyarakat yang
1. Reuse (gunakan kembali), menggunakan masih kurang. Tentu saja hal ini didasarkan
kembali atau pemakaian kembali bahan pada masih ada wilayah kerja yang belum
atau sampah yang terbuang dan tidak tertangani secara rutin dan maksimal. Selain
terpakai. itu, sarana dan prasarana yang masih belum
2. Reduce (mengurangi pemakaian), memadai juga menjadi hambatan dalam
mengurangi dengan melakukan pembersihan tempat sampah karena dinilai
pencegahan. masih belum sesuai dari apa yang dibutuhkan
3. Recycle (daur ulang), mendaur ulang
kembali barang atau sampah menjadi
bentuk lain.
4. Replace (mengganti barang sekali pakai),
ganti barang dengan yang ramah
lingkungan.
di lapangan.
Gambar 3. Kegiatan Kerja Bakti Mahasiswa KKN
dengan Aparatur Desa Telarsari di Area
Penumpukkan Sampah
KESIMPULAN
Gambar 2. Proses Sosialisasi tentang Dampak Sampah perlu ditangani serius karena memiliki
Positif dan Negatif Sampah Bagi Masyarakat dampak negatif dalam kehidupan makhluk
hidup seperti menyebabkan kerusakan
Penanganan sampah ini sejalan dengan ekologis, menyebarkan penyakit, menyebabkan
target SDGs pada salah satu tujuan yaitu pada terjadinya banjir, menyebabkan bau tidak
tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan sedap/bau busuk, serta menyebabkan
perkotaan per kapita yang merugikan, terganggunya estetik suatu daerah. Masalah
termasuk dengan memberi perhatian khusus sampah dapat diatasi sepanjang semua pihak
pada kualitas udara, termasuk penanganan saling bahu membahu untuk mencarikan
sampah kota. Serta tujuan lainnya bahwa pada solusinya, baik pemerintah, masyarakat,
tahun 2030 setiap negara secara substansial maupun lembaga pendidikan. Menangani
mengurangi timbulan sampah melalui sampah dapat dilakukan dengan cara seperti
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan reuse, reduce, recycle, dan replace.
penggunaan kembali. Target SDGs tersebut
merupakan salah satu upaya penanganan
timbulan sampah khususnya di daerah
4
DAFTAR PUSTAKA