Anda di halaman 1dari 6

Catatan/Masukan Terhadap Laporan Pendahuluan IKN Superhub Paska Refocusing

1. Tidak ada konsistensi terhadap proses perbaikan penulisan laporan


pendahuluan IKN Superhub.
Hal ini ditunjukkan dengan outline laporan pendahuluan yang terus mengalami
perubahan, mulai dari Laporan Pendahuluan IKN superhub yang disampaikan pada
bulan September 2021 sampai dengan Laporan Pendahuluan IKN Superhub yang
disampaikan pada bulan Oktober 2021. Catatan dan masukan yang disampaikan
oleh tim Bappenas sebelumnya hendaknya dapat diperdalam dalam pembahasan
untuk perbaikan laporan selanjutnya. Beberapa bagian dari Laporan Pendahuluan
IKN Superhub yang memperoleh catatan sebelumnya tidak dilakukan perbaikan,
namun justru dihilangkan pada proses perbaikan yang dilakukan oleh tim Tenaga
Ahli. Kami berasumsi bahwa Tenaga Ahli masih belum memahami sepenuhnya apa
yang harus diselesaikan dalam pekerjaan ini.

2. Terdapat anggapan bahwa Tenaga Ahli tidak sepenuhnya membaca Master


Plan IKN yang telah disampaikan Bappenas.
a. Tidak terdapat ulasan mengenai deliniasi pembangunan IKN (KIPP, KP-IKN, K-
IKN dan Kawasan di luar K-IKN) dalam pembahasan inti laporan yaitu pada Bab
2 dan seterusnya. Pemahaman ini sangat penting untuk mengentahui apakah
pembangunan kluster industri dilakukan pada deliniasi tertentu termasuk
pembangunan smart city. Informasi ini sudah tercantum dalam Master Plan IKN.
b. Kawasan Industri Buluminung tidak berlokasi di K-IKN. Namun berdasarkan
kalimat dibawah terdapat kesan bahwa TA memahami bahwa Industri
Buluminung berlokasi di wilayah K-IKN.
“Terdapat beberapa investor yang sudah memiliki minat untuk berinvestasi di
calon IKN ini seperti terdapat rencana pembangunan National Science Techno
Park-Maritime di Kabupaten Penajam Paser Utara yang mayoritas didominasi
oleh investor asing. Lalu terdapat rencana pembangunan Pusat Sains, Teknologi
dan Industri Nuklir di Kawasan Industri Buluminung Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kalimantan Timur yang diberi nama The Buluminung Nuclear Industri-
Science Technopark. Pemerintah setempat pun sudah menyediakan lahan
sebesar 20 Ha. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) siap menjadi penyuplai batubara
misalnya untuk pembangkit listrik di Kawasan calon IKN. Namun, jika rencana
tersebut terealisasi maka harus memperhatikan dampak lingkungan agar dapat
mengurangi polusi udara yang disebabkan karena tambang dan pembangunan.”
c. Dalam MP IKN telah dijabarkan proyeksi populasi dan proyeksi tenaga kerja di
masing-masing kluster. Mohon dijelaskan urgensi melalukan perhitungan
proyeksi penduduk kembali pada kajian Superhub IKN.
3. Terdapat “kalimat” dalam laporan pendahuluan yang tidak perlu diulas
kembali karena sudah menjadi bagian dari pertimbangan kebijakan
pemindahan Ibu Kota Negara dan penyusunan Master Plan IKN
a. Hutan Kalimantan merupakan hutan yang termasuk kedalam salah satu paru-
paru terbesar di dunia yang luasnya mencapai 40,8 juta Ha. Sebanyak 6% dari
flora dan fauna yaitu satwa unik seperti Orangutan yang bergantung pada hutan
sebagai satu-satunya habitat hidup alaminya hidup di hutan Kalimantan. Namun
dengan banyaknya konversi hutan menjadi permukiman maupun petambangan,
apakah selama beberapa tahun kedepan satwa-satwa unik tersebut dapat
bertahan di habitat alaminya. Non Governmental Organization (NGO) dan World
Wildlife Fund (WWF) pada tahun 2017 sudah memperkirakan bahwa Pulau
Kalimantan akan kehilangan 75% hutan pada tahun 2020. Namun hal tersebut
tidak mengurungkan niat pemerintah untuk memindahkan IKN ke
Provinsi Kalimantan Timur.

4. Terkait dengan ruang lingkup analisis temuan awal sebagaimana tertuang


dalam KAK.
a. Bab 4, Sub-Bab 4.1 Temuan Awal perlu diulas lebih detail tidak hanya berhenti
hanya pada temuan bahwa tidak terdapat rencana aksi stretagis dan belum
disusun. Masukan ini terkait dengan kalimat pada laporan sebagai berikut:
“Berdasarkan Gambar 4.1, hasil analisis terhadap dokumen Rencana Induk dan
Strategi Pengembangan IKN (MP IKN) terdapat dua temuan awal, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Temuan MP IKN yang berkaitan dengan Superhub IKN (6 (enam) klaster dan 2
enabler) yang menunjukan bahwa belum terdapat rencana aksi strategis
untuk mengimplementasikan rencana pengembangan Superhub IKN tersebut.
2. Temuan MP IKN yang berkaitan dengan lokasi Kawasan Industri Muara Jawa
yang menunjukan bahwa belum disusun rencana/ desain pengembangan.
Kedua hasil temuan tersebut menjadi dasar untuk menyusun rencana tindak lanjut.
Namun, pada kajian ini lebih difokuskan pada pengembangan 5 (lima) proyek
flagship yaitu: biosimilars, generic active pharma ingredients, petrokimia,
oleokimia, dan solar PV.

5. Masukan substansi
b. Pembahasan mengenai arah kebijakan dan fokus pengembangan wilayah di
masing-masing daerah sesuai dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur mohon
dapat diberikan catatan bahwa rencana tata ruang tersebut berpotensi
mengalami revisi seiring dengan adanya Rencana Tata Ruang IKN yang sedang
disusun.
c. Sub-Bab 3.1 dan Sub Bab 3.2 pada Bab 3 sama-sama menyebutkan isu dalam
judul sub-bab. Apa bedanya antara isu strategis dan isu? Judul Sub Bab 3.1
menyampaikan isu strategis namun dalam pembahasan tidak terdapat bahasan
mengenai isu strategis yang disampaikan hanya profil yang memuat fakta
kondisi yang ada di lokasi. Sementara itu, bagian isu strategis lebih menekankan
pada isu strategis terkait pembangunan IKN bukan isu srategis dari renca
apembangunan Superhub.
d. Perlu dijelaskan apa perbedaan mendasar dari isu strategis ekonomi, isu
strategis bisnis dan isu strategis finansial.
e. Isu lingkungan perlu menjadi pertimbangan dan diulas tersendiri, termasuk
apakah rencana pengembangan klaster superhub tersebut berlokasi di wilayah
yang berdekatan dengan lokasi Kawasan Lindung, Kawasan Konservasi,
Mangrove dan Swabakar.

No CATATAN DR TIM TEKNIS BAPPENAS SUB.BAB TINDAK LANJUT


1 Tidak ada konsistensi terhadap proses
perbaikan penulisan laporan
pendahuluan IKN Superhub.
Hal ini ditunjukkan dengan outline
laporan pendahuluan yang terus
mengalami perubahan, mulai dari
Laporan Pendahuluan IKN superhub yang
disampaikan pada bulan September 2021
sampai dengan Laporan Pendahuluan IKN
Superhub yang disampaikan pada bulan
Oktober 2021. Catatan dan masukan yang
disampaikan oleh tim Bappenas
sebelumnya hendaknya dapat diperdalam
dalam pembahasan untuk perbaikan
laporan selanjutnya. Beberapa bagian
dari Laporan Pendahuluan IKN Superhub
yang memperoleh catatan sebelumnya
tidak dilakukan perbaikan, namun justru
dihilangkan pada proses perbaikan yang
dilakukan oleh tim Tenaga Ahli. Kami
berasumsi bahwa Tenaga Ahli masih
belum memahami sepenuhnya apa yang
harus diselesaikan dalam pekerjaan ini.

2 Terdapat anggapan bahwa Tenaga


Ahli tidak sepenuhnya membaca
Master Plan IKN yang telah
disampaikan Bappenas.
a. Tidak terdapat ulasan mengenai
deliniasi pembangunan IKN (KIPP,
KP-IKN, K-IKN dan Kawasan di
luar K-IKN) dalam pembahasan
inti laporan yaitu pada Bab 2 dan
seterusnya. Pemahaman ini sangat
penting untuk mengentahui
apakah pembangunan kluster
industri dilakukan pada deliniasi
tertentu termasuk pembangunan
smart city. Informasi ini sudah
tercantum dalam Master Plan IKN.
b. Kawasan Industri Buluminung
tidak berlokasi di K-IKN. Namun
berdasarkan kalimat dibawah
terdapat kesan bahwa TA
memahami bahwa Industri
Buluminung berlokasi di wilayah
K-IKN.
“Terdapat beberapa investor yang
sudah memiliki minat untuk
berinvestasi di calon IKN ini
seperti terdapat rencana
pembangunan National Science
Techno Park-Maritime di
Kabupaten Penajam Paser Utara
yang mayoritas didominasi oleh
investor asing. Lalu terdapat
rencana pembangunan Pusat
Sains, Teknologi dan Industri
Nuklir di Kawasan Industri
Buluminung Kabupaten Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur
yang diberi nama The Buluminung
Nuclear Industri-Science
Technopark. Pemerintah setempat
pun sudah menyediakan lahan
sebesar 20 Ha. PT Bumi Resources
Tbk (BUMI) siap menjadi
penyuplai batubara misalnya
untuk pembangkit listrik di
Kawasan calon IKN. Namun, jika
rencana tersebut terealisasi maka
harus memperhatikan dampak
lingkungan agar dapat mengurangi
polusi udara yang disebabkan
karena tambang dan
pembangunan.”
c. Dalam MP IKN telah dijabarkan
proyeksi populasi dan proyeksi
tenaga kerja di masing-masing
kluster. Mohon dijelaskan urgensi
melalukan perhitungan proyeksi
penduduk kembali pada kajian
Superhub IKN.

3 Terdapat “kalimat” dalam laporan


pendahuluan yang tidak perlu diulas
kembali karena sudah menjadi bagian
dari pertimbangan kebijakan
pemindahan Ibu Kota Negara dan
penyusunan Master Plan IKN
a. Hutan Kalimantan merupakan
hutan yang termasuk kedalam
salah satu paru-paru terbesar di
dunia yang luasnya mencapai 40,8
juta Ha. Sebanyak 6% dari flora
dan fauna yaitu satwa unik seperti
Orangutan yang bergantung pada
hutan sebagai satu-satunya habitat
hidup alaminya hidup di hutan
Kalimantan. Namun dengan
banyaknya konversi hutan
menjadi permukiman maupun
petambangan, apakah selama
beberapa tahun kedepan satwa-
satwa unik tersebut dapat
bertahan di habitat alaminya. Non
Governmental Organization (NGO)
dan World Wildlife Fund (WWF)
pada tahun 2017 sudah
memperkirakan bahwa Pulau
Kalimantan akan kehilangan 75%
hutan pada tahun 2020. Namun
hal tersebut tidak
mengurungkan niat pemerintah
untuk memindahkan IKN ke
Provinsi Kalimantan Timur.

4. Terkait dengan ruang lingkup analisis


temuan awal sebagaimana tertuang
dalam KAK.
a. Bab 4, Sub-Bab 4.1 Temuan Awal
perlu diulas lebih detail tidak
hanya berhenti hanya pada
temuan bahwa tidak terdapat
rencana aksi stretagis dan belum
disusun. Masukan ini terkait
dengan kalimat pada laporan
sebagai berikut:
“Berdasarkan Gambar 4.1, hasil
analisis terhadap dokumen
Rencana Induk dan Strategi
Pengembangan IKN (MP IKN)
terdapat dua temuan awal,
dengan rincian sebagai berikut:
1. Temuan MP IKN yang
berkaitan dengan Superhub
IKN (6 (enam) klaster dan 2
enabler) yang menunjukan
bahwa belum terdapat
rencana aksi strategis untuk
mengimplementasikan
rencana pengembangan
Superhub IKN tersebut.
2. Temuan MP IKN yang
berkaitan dengan lokasi
Kawasan Industri Muara
Jawa yang menunjukan
bahwa belum disusun
rencana/ desain
pengembangan.
Kedua hasil temuan tersebut
menjadi dasar untuk menyusun
rencana tindak lanjut. Namun,
pada kajian ini lebih difokuskan
pada pengembangan 5 (lima)
proyek flagship yaitu:
biosimilars, generic active
pharma ingredients, petrokimia,
oleokimia, dan solar PV.

Anda mungkin juga menyukai