LP Stroke Non Hemoragik Yang Fix
LP Stroke Non Hemoragik Yang Fix
Disusun Oleh :
NIM : 11409719042
TINGKAT : II
SEMESTER : III
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 11409719042
Mengetahui
................................ .......................................
2
I. Konsep Teori
A. Pengertian
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk
menjelaskan infark serebrum (Nurarif & Hardhi, 2015).
Stroke Non Hemoragik adalah Suatu gangguan peredaran darah otak
tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada
satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual,
muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non
haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke
trombotik
Terdapat dua tipe utama dari stroke yaitu stroke iskemik (non hemoragik)
akibat berkurangnya aliran darah sehubungan dengan penyumbatan
(trombosis, emboli), dan hemoragik akibat perdarahan (WHO, 2014).
B. Anatomi dan fisiologi
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang
dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah.
Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi
koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa,
otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total,
tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di
dalam darah arterial. Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah
per menit, yaitu sekitar 15% dari darah total yang dipompa oleh jantung
saat istirahat agar berfungsi normal. Otak mendapat darah dariarteri.
Yang pertama adalah arteri karotis interna yang terdiri dari arteri karotis
(kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut
sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah
vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut
sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri
serebrum anterior bertemu dengansirkulasi arteri serebrum posterior
membentuk suatu sirkulus willisi.Ada dua hemisfer di otak yang memiliki
masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi dari otak adalah otak merupakan
pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas, sebagai area
3
broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke atau pusat bicara
sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan
serabut serabut saraf ke target organ. Jika terjadi kerusakan gangguan
otak maka akan mengakibatkan kelumpuhan pada anggota
gerak,gangguan bicara, serta gangguan dalam pengaturan nafas dan
tekanan darah. Gejala di atas biasanya terjadi karena adanya serangan
stroke.
C. Etiologi
Beberapa faktor resiko yang menjadikan kemungkinan berkembangnya
penyakit degenerative. Faktor resiko vaskuler diantarnya adalah : umur,
riwayat penyakit vaskuler dalam keluarga, hipertensi, DM, kontrasepsi
oral, dan fibrinogen plasma Stroke biasanya diakibatkan dari salah satau
kejadian dibawah ini :
a. Trombus Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi pad jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya
b. Emboli
Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Emboli menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis
c. Iskemia Penurunan aliran darah ke area otak
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala stroke non hemoragik Menurut Indrawati, Sari, & Dewi
(2016), gejala dan tanda stroke sering muncul secara tiba-tiba dan cepat.
Oleh karena itu penting mengenali tanda-tanda atau gejala stroke.
Beberapa gejala stroke antara lain sebagai berikut.
a. Nyeri kepala hebat secara tiba-tiba
b. Pusing, yakni merasa benda-benda disekitarnya berputar atau merasa
goyang bila bergerak atau biasanya disertai mual dan muntah
c. Bingung, terjadi gangguan orientasi ruang, waktu atau personal
d. Pengelihatan kabur atau ketajamanpengelihatan menurun, bisa pada
salah satu mata ataupun kedua mata
4
e. Kesulitan bicara secara tiba-tiba, mulut terlihat tertarik ke satu sisi atau
“perot” f. Kehilangan keseimbangan, limbung, atau jatuh
g. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh
h. Kelemahan otot-otot pada satu sisi tubuh.
Berdasarkan gejala dan tanda serta waktu terjadinya serangan, dapat
diperkirakan letak kerusakan jaringan otak serta jenis stroke yang
menyerang yakni :
a. Kesemutan atau kelemahan otot pada sisi kanan tubuh menunjukkan
terjadinya gangguan pada otak belahan kiri
b. Kehilangan keseimbangan menunjukkan gangguan terjadi di pusat
keseimbangan, yakni antara lain daerah otak kecil (cerrebellum).
Serangan stroke yang terjadi saat penderita sedang istirahat atau tidur
umumnya adalah stroke iskemik. Gejala munculnya secara bertahap
dan kesadaran umum baik, kecuali iskemiknya terjadi karena
sumbatan embolus yang berasal dari jantung maka gejala muncul
mendadak dan sering disertai nyeri kepala.
E. Komplikasi
Komplikasi pada pasien stroke non hemoragik yang berbaring lama dapat
terjadi masalah fisik dan emosional diantaranya:
a. Bekuan darah (Trombosis) Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh
menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan (edema) selain itu
juga dapat menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang
terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
b. Dekubitus Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul,
pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan baik
maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
c. Pneumonia Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan
sempurna, hal ini menyebabkan cairan terkumpul di paru-paru dan
selanjutnya menimbulkan pneumoni.
d. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena
kurang gerak dan immobilisasi.
e. Depresi dan kecemasan Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke
dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan
karena terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh.
5
F. Patofisiologi
Stroke non hemoragik terjadi karena sumbatan yang diakibatkan oleh
bekuan di dalam arteri besar pada sirkulasi sereberum, sumbatan atau
obstruksi ini dapat disebabkan oleh emboli maupun thrombus . Thrombus
terbentuk akibat plak dari arteosklerosis sehingga sering kali terjadi
penyumbatan pasokan darah ke organ di tempat terjadinya thrombosis.
Aterosklerosis merupakan insiator utama thrombosis yang berikatan
dengan kehilangan endotel dan aliran vascular abnormal, selain itu akan
menimbulkan obstruksi. Potongan potongan thrombus terutama thrombus
kecil yang biasanya disebut dengan emboli akan lepas dan berjalan
mengikuti aliran darah (Ganong, 2016). Trombus dan emboli di dalam
pembuluh darah akan terlepas dan terbawa hingga terperangkap dalam
pembuluh darah distal, sehingga hal itu menyebabkan aliran darah menuju
ke otak menjadi berkurang. Sel otak yang kekurangan oksigen dan
glukosa dapat menyebabkan asidosis, akibat asidosis natrium, klorida dan
air masuk ke dalam sel otak dan kalium meninggalkan sel otak. Hal
tersebut dapat mengakibatkan edema setempat. Kalsium akan masuk dan
memicu serangkaian radikal bebas, kemudian terjadi kerusakan
membrane sel dan tubuh mengalami gangguan neuromuscular
6
G. Pathway
STROKE NON HEMORAGIK
Thrombus/emboli di cerebral
Vasospasme arteri
cerebral/saraf cerebral
Hemisfer kiri
Hemisparese/plegi kanan
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Kerusakan fungsi
N.VII dan N.XII Hemisparese/plegi kiri Kurang
pengetahuan
Kerusakan
komunikasi verbal
Defisit perawatan diri
7
H. Data Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri Pungsi Lumbal
a. Menunjukan adanya tekanan normal
b. Mekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan
3. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
4. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
5. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
6. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksaan medis meliputi:
a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat
maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi
dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting
dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan
kecepatan 20 ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5%
sebaiknya tidak digunakan karena dapat memperhebat edema
serebri.
b. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
c. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan rontgen toraks.
8
f. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit,
Kimia darah (glukosa, ureum, kreatinin dan elektrolit), PT
(Prothrombin Time)/PTT (Partial Thromboplastin time)
9
gejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang
sensorik kontralateral pada ekstremitas, penglihatan menurun,
gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma
pada tahap awal hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah
terjadi paralisis, afasia, ukuran/ reaksi pupil tidak sama, kekakuan,
kejang.
7. Kenyamanan / Nyeri
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada
otot
8. Pernapasan
Gejala : merokok
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas,
timbulnya pernafasan sulit, suara nafas terdengar ronchi.
9. Keamanan
Tanda : masalah dengan penglihatan, perubahan sensori
persepsi terhadap orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenal
objek, gangguan berespons terhadap panas dan dingin, kesulitan
dalam menelan, gangguan dalam memutuskan.
10. Interaksi Sosial
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
11. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke,
pemakaian kontrasepsi oral, kecanduan alkohol
B. Diagnosa
10
5. Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular,
kerusakan sentral bicara
C. Intervensi
3.Mencegah/
menurunkn
atelektasis
4. Menurunkan statis
vena
5. Menurunkan resiko
terjadinya
11
komplikasi
5. Menciptakan
lingkungan untuk
kenyamanan
istirahat klien serta
12
utk ketenangan
dalam
ruangan/kamar.
13
c) Menyangga BAB 6. Kolaborasi dengan
tim medis dapat
d) Menggunakan
membatu
kursi roda secara
peningkatkan
efektif
mobilitas pasien
seperti kolaborasi
dengan fisioterapis
14
dan infeksi pada kulit
mempertahankan
7. Menurunkan risiko
kelembaban kulit
terjadinya infeksi
dan perawatan
alami
15
6. Mengetahui
perkembangan
komunikasi verbal
klien
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. Pengertian tersebut menekankan bahwa
implementasi adalah melakukan atau menyelesaikan suatu
tindakan yang sudah direncanakan pada tahapan sebelumnya.
E. Evaluasi
merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai
kesehatan klien dengan penilaian dalam keperawatan bertujuan
untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
16
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional.
Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar diagnosa keperawatan indonesia. In
Dewan Pengurus Pusat. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.77.1889
17