Kelas Q - P1 - K1
Kelas Q - P1 - K1
Dosen :
Ir. Wien Kuntari, M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 1 – MABQ
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan ra
hmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas praktikum pengantar ag
ribisnis dengan judul “Pangan Dan Non Pangan Pada Budidaya Komoditi Ikan Nil
a”.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dari Ibu Wien Kuntari dengan m
ata kuliah Pengantar Agrbisnis di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan ba
gi pembaca tentang faktor-faktor yang mempengaruhi usaha pada subsistem hulu
dan solusinya. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu W
ien Kuntari selaku dosen mata kuliah Pengantar Agribisnis.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasa
n terkait bidang yang di kerjakan tersebut. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Dengan ini, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulsis
an atau perkataan. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstrukt
if sangat diharapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbai
ki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
1
KATA PENGANTAR....................................................................................................
2
DAFTAR ISI...................................................................................................................
3
A. Latar Belakang....................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
4
C. Tujuan Masalah...................................................................................................
5
3
D. Kendala Dalam Membangun Agribisnis Di Indonesia.......................................
11
E. Upaya Konkrit Yang Perlu Dilakukan Oleh Pemerintah Agar Kendala Ters
ebut Bisa Diatasi Secara Berkesinambungan......................................................
11
F. Kajian Komprehensif dan Sistematis Mulai dari Subsistem Agribisnis Hul
u Sampai Subsistem Penunjang Dari Komoditas Ikan Nila................................
11
A. Simpulan.............................................................................................................
14
B. Saran...................................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan ikan nila di pasaran tergolong masih tinggi. Permintaa
n akan nila tidak hanya dari pasar domestik, tetapi juga pasar ekspor. Bebe
rapa perusahaan sudah secara berkala melakukan ekspor ikan nila ke Amer
ika dan Eropa. Tahun 2017 juga kami yakin budidaya ikan tawar akan men
ingkat, khususnya ikan nila dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indon
esia diatas 5%.
Kisaran harga untuk ikan nila tentu berbeda-beda disetiap sentra bu
didaya, tergantung pada jumlah permintaan dan penyediaan layaknya prod
4
uk pertanian. Namun harga ikan di Jawa lebih rendah dibanding di luar Ja
wa. Pada kondisi normal harga di tingkat pembudidaya, dirata-rata dari ber
bagai daerah sekitar Rp 19 ribu per kilogram. Saat ini sudah dikembangka
n nila salin yang bisa dibudidayakan di air asin (laut) dan menurut beberap
a sumber, Indonesia termasuk negara produsen ikan nila terbesar no 2 setel
ah Tiongkok.
B. Rumusan Masalah
1. Gambarkan dan jelaskan sistem agribisnis secara utuh mengenai Komo
ditas pangan Ikan Nila.
2. Jelaskan perkembangan konsep sistem agribisnis menurut apa yang an
da pahami. Uraikan pengertian sistem agribisnis.
3. Tunjukkan secara konkrit, manfaat pembangunan sistem agribisnis dal
am meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
4. Sebutkan Kendala dalam membangun agribisnis di Indonesia
5. Upaya konkrit yang perlu dilakukan oleh pemerintah agar kendala ters
ebut bisa diatasi secara berkesinambungan.
6. Buatlah kajian yang komprehensif dan sistematis mulai dari subsistem
agribisnis hulu sampai subsistem penunjang dari komoditas ikan nila
C. Tujuan Masalah
5
6. Untuk mengenali kajian yang komprehensif dan sistematis mulai dari
subsistem agribisnis hulu sampai subsistem penunjang dari komoditas
ikan nila
6
BAB II
PEMBAHASAN
ernak
barang kerajinan
MinyaK ikan tepung makanan
tulang
makanan dekorasi
ikan
makanan
ternak
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati prod
uk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai mak
anan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pa
ngan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau minuman.
7
Komoditas ikan nila sendiri masuk pada sumberdaya hayati produk per
ikanan. Ikan nila menjadi makanan konsumsi yang sangat familiar dikalangan
masyarakat Indonesia karena harga yang terjangkau serta rasanya yang lezat. S
ebelum diolah sedemikian rupa ada tahapan sistem agribisnis sebelum ke peng
olahan.
1. Subsistem Penyediaan
Sarana produksi sub sistem penyediaan sarana produksi menyangk
ut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup perencanaa
n, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penye
diaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu,
tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
2. Subsistem Usahatani atau Proses Produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan u
sahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk
kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, tek
nologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. D
isini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artin
ya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara int
ensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya ala
m yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yangberbe
ntuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksiprimer ya
ng akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam arti
an ekonomi terbuka.
3. Subsistem Agroindustri atau Pengolahan
Hasil lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederha
na di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari pe
nanganan pasca panen produk pertaniansampai pada tingkat pengolahan la
njutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari pr
oduksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan,
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan
mutu.
8
4. Subsistem pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasilhasil usahatani da
n agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama
subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan
market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
5. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca pan
enyang meliputi :
• Sarana Tataniaga
• Perbankan/perkreditan
• Penyuluhan Agribisnis
• Kelompok tani
• Infrastruktur agribisnis
• Koperasi Agribisnis
• BUMN
• Swasta
• Penelitian dan Pengembangan
• Pendidikan dan Pelatihan
• Transportasi
• Kebijakan Pemerintah
9
2. Perkembangan Sistem Agribisnis
Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pe
rtanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan
dan harmonis. Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pe
ngolahan (agroindustri) berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya
dari impor. Di pihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak diikuti
oleh perkembangan industri pengolahan (membangun industri berbasis
sumberdaya domestik/lokal), sehingga perlu pengembangan agribisnis
vertikal.
Membangun sistem agribisnis melalui industri perbenihan. industri
perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atrib
ut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agri
bisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai
(ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keama
nan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu p
estisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan.
Dukungan industri pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan si
stem networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal (s
esama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabung
an perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adala
h perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah.
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranan
nya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen te
rus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut,
sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menju
al apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
Pengembangan sumberdaya agribisnis. Dalam pengembangan sekt
or agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, d
iperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaat
an dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan sumb
10
erdaya manusia (SDM) agribisnis sebagai aktor pengembangan agribis
nis.
Pengembangan infrastruktur agribisnis. Dalam pengembangan pusa
t pertumbuhan agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur
seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), ja
ringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-l
ain.
Pembinaan sumberdaya manusia untuk mendukung pengembangan
agribisnis dan ekonomi. Dalam era agribisnis, aktor utama pembangun
an agribisnis dan aktor pendukung pembangunan agribisnis perlu ada p
embinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisni
s petani serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reor
ientasi peran penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembina
an SDM petani. Oleh karena itu perlu peningkatan pendidikan penyulu
h baik melalui pendidikan formal, kursus singkat, studi banding. Serta
perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga penyulu
han agro-teknis, menjadi Klinik Konsultasi Agribisnis.
11
D. Kendala Dalam Membangun Agribisnis Di Indonesia
1. Iklim tidak bisa dikendalikan sehingga perlu membangun strategi d
alam membangun agribisnis.
2. Kurangnya modal bagi para pelaku agribisnis.
3. Infrastruktur yang belum berkembang dengan baik sehingga meng
hambat distribusi dalam pemasaran.
4. Kurangnya pendampingan agribisnis bagi para pelakunya secara pr
ofesional.
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam membangun agribisnis da
n minimnya pengetahuan dalam pengembangan agribisnis sebagai
pelaku utama.
E. Upaya Konkrit Yang Perlu Dilakukan Oleh Pemerintah Agar Kendala Ters
ebut Bisa Diatasi Secara Berkesinambungan.
1. Melakukan penelitian dan mencari strategi dengan teknologi yang t
epat dalam mengantisipasi iklim yang terjadi.
2. Adanya kebijakan pemerintah Daerah bagi dunia perbankan untuk
memudahkan permodalan bagi para pelaku agribisnis.
3. Membangun dan membenahi infrastruktur khususnya di pedesaan
yang menunjang kegiatan agribisnis.
4. Melakukan pendampingan agribisnis kepada pelaku utama secara p
rofesional dan berkelanjutan.
5. Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keuntungan agribi
snis kepada pelaku utama.
12
− Menambah penghasilan masyarakat pembudidaya.
− Mudah untuk mendapatkan ikan segar.
− Mudah untuk memijahkannya.
− Apabila ikan dalam keadaan stres bisa cepat diatasi dan dap
at dilakukan pengobatan.
− Mudah memilih ikan ukuran konsumsi.
− Mudah melakukan penyeleksian induk.
− Mempercepat masa panen.
− Mudah untuk dipanen.
− Mudah dijangkau.
13
h). Bertujuan untuk mempermudah peternak melakukan pemijahan
atau seleksi induk.
BAB III
14
PENUTUP
A. Simpulan
Subsistem Usaha tani ini mencakup kegiatan pembinaan dan
pengembangan dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian.
Subsistem penyediaan sarana produksi berperan penting karena mencakup
perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya
agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria
tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
Subsistem lembaga penunjang diukur dengan lembaga keuangan, dan
kelompok tani dengan baik. Subsistem pemasaran diukur dengan
penjualan, pengangkutan, dan penyimpanan dikategorikan sedang.
B. Saran
Adanya kebijakan pemerintah Daerah dengan para produsen atau
pembudidaya ikan nila sangat penting untuk dilakukan untuk mengajak
masyarakat berpartisipasi dalam membangun agribisnis .Menyediakan
sarana produksi seperti teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana
memenuhi kriteria tepat waktu.
15
DAFTAR PUSTAKA
16