Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Profesi Dosen Pengampu: Rully Annisa, S.Kep., M.Kep., Ners
Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Profesi Dosen Pengampu: Rully Annisa, S.Kep., M.Kep., Ners
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar Profesi
Dosen Pengampu : Rully Annisa, S.Kep., M.Kep., Ners
Disusun Oleh :
Amrina Rosyada
NIM : 190721040
A. Definisi
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2014).
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2012.)
B. Etiologi
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa
khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga
usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam
rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan,
hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum
adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada
buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya
mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam
rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran
prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan
tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding
organ yang lemah.
f. Kehamilan
g. Pekerjaan
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui
kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar
kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2019)
- Herniographi
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan
dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa
- Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis.
F. PATHWAY
G. Patofisiologi
Pada hernia inguinal usus besar atau usus halus,omentum,atau kandung kemih
menonjol ke dalam kandung inguinal.pada hernia indirek,visera abdomen kluar dari
rongga abdomen melalui cicin dari rongga abdomen melalui cicin inguinal dan
mengikuti funikulus spermatikus (pada pria) atau sekitar ligamen (pada wanita);
hernia ini muncul pada cicin eksternal dan turun hingga mencapai kanal
inguinal,biasanya kedalam skrotum atau labia. Pada herna inguinal direk, bukan
masuk ke kanal melalui cicin internal,hernia melewati dinding inguinal posterior,
menonjol secara langsung melalui fasia kanal yang melintang (di area yang dikenal
dengan segitiga hesselbach),dan muncucul di dinding eksternal.
H. Komplikasi
a. Strangulasi : jenis hernia yang berbahaya
b. Obstruksi usus : penyumbatan pada usus
c. Infeksi (setelah pembedahan)
FOKUS KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian ini adalah tahap awal dari proses keperawatan dan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data klien. Pengkajian meliputi:
1. Identitas (nama, usia, alamat, agama, pekerjaan dan pendidikan)
2. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan cara mengkaji PQRSTUV, yaitu
P = apa yang menbuat nyeri itu muncul, Q = adalah kualitas nyeri
( contoh: seperti tertusuk-tusuk, seperi terbakar, seperti ditekan ), R =
adalah lokasi nyeri, U = pernah merasakan nyeri atau tidak sebelumnya, V
= adalah tujuan dan harapan.
3. Riwayat kesehatan :
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri di daerah selangkangan
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan ada benjolan diselangkangan apabila BAB atau
mengejan muncul benjolan
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami hernia 2 tahun yang lalu apabila
digunkan untuk mengangkat beban berat terasa sakit.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan bahwa dulu bapaknya menderita hernia
4. Pengkajian fisik
a. Kedaan umum
Composmetis, wajah tampak kesakitan, konjungtiva anemis
b. System respirasi
Frekuensi napas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan napas, tidak ada gerakan cuping hidung.
c. System kardiovaskuler
TD 110/70 mmHg, tidak ada oedem, tidak ada pembesaran jantung
d. System urogenital
Ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada skrotum, tidak
bisa mengeluarkan urin secara lancar
e. System muskulosketal
Ada kesulitan dalam pergerakan karena adanya benjolan di selakangan.
f. Abdomen
Inspeksi : abdomen keras
Auskultasi : ada bising usus pada benjolan
Palpasi : ada benjolan
Perkusi : hypertimpani
5. Pengkajian pola fungsional Gordon
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kebiasaan merokok, pengunaan obat-obatan, alcohol, dan
olahraga.
b. Pola istirahat dan tidur
Biasanya pada penderita hernia jarang atau tidak dijumpai dengan
gangguan tidur.
c. Pola aktivitas
Aktivitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa
nyeri akibat benjolan hernia.
d. Pola hubungan dan peran
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa
melakukan peran yang baik dalam keluarga maupun dimasyarakat.
e. Pola kognitif
Penglihatan, perabaan, dan pendengaran normal.
f. Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin
BAB : adanya konstipasi
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti
ini lagi.
h. Pola mekanisme koping
Klien merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan
meringis kesakitan.
i. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakaan cobaan dari Allah SWT.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan
operasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi
3. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
3. Rencana Tindakan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlynn F. (2015). Manual Diagnosa Keperawatan Rencana, Intervensi, &
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta :EGC
Herdman, kamitsuru. (2018). Nanda-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017, Edisi 10.Jakarta : EGC
Nurarif, Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawtan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc, jilid 2. Jogjakarta : Mediaction jogja
Long, Barbara C. (2012). Perawat Medical Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung
Poppy Kumala, dkk. (2015). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta
R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta