Anda di halaman 1dari 15

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

(IAID) CIAMIS JAWA BARAT


PROGRAM PASCA SARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PEMB. PAI
JENIS UJIAN TULIS : TAKE HOME
WAKTU/HARI/TANGGAL : SMESTER GASAL 2021
DOSEN PEMBINA : Dr.Hj.N. HANI HERLINA, S.Ag., M.Pd.

Nama : Ilyas Rohili


NIM : 1222600903
Prodi/smt : Pascasarjana PAI/1A

1. Manfaat yang didapat setelah mempelajari psikologi pembelajaran PAI :


 Dapat mengetahui tentang psikologi belajar yang berkaitan dengan fisik dan psikis peserta
didik.
 Pendidik dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi kesulitan dalam belajar
 Pendidik dapat memecahkan masalah secara bijaksana
 Pendidik dapat menentukan metode terbaik dalam proses pembelajaran agar tujuan dari
pembelajaran tersebut maksimal
 Pendidik mengevaluasi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kejiwaan peserta didiknya
2. Kegunaan metode dalam pembelajaran PAI itu sebagai cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan psikis pesarta
didik yang dibutuhkan.
Salah satu contoh kasus siswa yang bolos sekolah dengan menggunkan metode wawancara
Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kewajiban yang dapat dijadikan
bahkan pemetaan bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan siswa pada saat tertentu yang
memerlukan bantuan. Wawancara dapat berjalan dengan baik jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) Pembimbing harus bersikap komunikatif kepada siswa.
b) Pembimbing harus dapat dipercaya oleh siswa sebagai pelindung
c) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan
damai damai serta santau kepada siswa.
d) Pembimbing harus dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan baik Sur tidak menyinggung
perasaan siswa.
e) Pembimbing harus dapat menunjukkan etika baiknya menolong siswa mengatasi segala
kesulitan yang sedang dihadapi.
f) Masalah yang dinyatakan oleh pembimbing harus benar-benar mengenai sasaran yang
ingin diketahui.
g) Pembimbing harus menghormati harkat dan martabat siswa sebagai manusia yang berhak
memperoleh bantuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya sampai pada titik
optimalnya
h) Pembimbing harus dapat menyediakan wakta yang cukup longgar demi berlangsungnya
wawancara, tidak tergesa-gesa alau bersitegang. melainkan bersikap tenang, sabar serta
konsisten.
i) Pembimbing harus dapat menyimpan rahasia pribadi siswa demi menghormati harkan dan
martabalnya.

Setelah melakukan metode wawancara tersebut maka diketahuilah sumber masalah yang
menyebabkan peserta didik bolos sekolah

Lalu carinya solusi terbaik yang sesuai dengan konsidi yang dialaminya.

3. Dalam buku psikologi belajar karya abu ahmadi dan widodo bahwa Kejiwaan
manusia terwujud dengan adanya kekuatan serta aktivitas kejiwaan dalam diri
manusia, yang mana semua aktifitas itu mampu menghasilkan tingkah laku yang lebih
sempurna dari pada makhluk yang lainnya.sebagai mana dalam surat asy syamsy ayat
7-8 :
‫س َو َما َسوَّاهَا فََأ ْلهَ َمهَا فُجُوْ َرهَا َوتَ ْق َواهَا‬
ٍ ‫َونَ ْف‬
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (penciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."
Dalam ayat di atas juga, Allah SWT menjelaskan bahwa jiwa manusia telah disempurnakan-
Nya. Dan kesempurnaan yang dimaksud dalam ayat ini, adalah kebebasan mutlak yang
dimiliki jiwa untuk memilih apa yang dikehendakinya, di mana ia tidak dapat dipaksa untuk
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya.
Beberapa aktivitas kejiwaan manusia yang berhubungan dengan psikologi belajar yaitu :
A. Pengamatan
Mata merupakan indra penglihatan manusia yang berfungsi untuk mengamati segala
sesuatu yang ada dalam lingkungan sekitar yang akan menciptakan adanya kesan dan
tanggapan. Manusia merupakan makhluk yang aktif dalam merespon segala situasi
lingkungan yang dilihatnya. Schingga manusia secara normal akan=selalu mencar objek-
objek dalam lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya secara sadar maupun secara tidak
sadar. Makin baik daya reak5i terhadap lingkungan maka akan semakin banyak kesan yang
didapat ketika melakukan pengamatan. Dalam proses belajar, ketika seorang siswa mampu.

B. Tanggapan

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok. Selain itu, tanggapan juga dapat
diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan ketika objek yang diamati tidak lagi
berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti dan
hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan, Misalnya
sekilas jika melihat Bapak Ir. Joko Widodo maka yang akan timbul adalah sebuah kesan
seorang Presiden RI, laki-lakı, gagah, berambut pendek, dan sebagainya.

C. Fantasi

Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau menciptakan tanggapan tanggapan baru
dengan bantuan tanggapan yang sudah ada. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat
terjadi dalam dua keadaan, yaitul:

1. Secara disadari, apabila fantasi terjadi secara sadar dan sengaja damunculkan. Hal ini
banyak ditemukan pada seorang pelukis, dan pemahat

2. Secara tidak disadari, apabila individu secara tidak sadar telah dituntut oleh fantasınya
Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak ketika membayangkan bentuk
hewan yang diterangkan oleh gurunya.

D. Ingatan

Ingatan merupakan proses langsung dalam mengangkat kembali nformasi yang pemah
diterima dalam kesadaran. Ingatan juga merupakan suatu daya jwa yang dapat menerima
menyimpan dan mereproduksikan kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan
kita. Adapun faktor yang mempengaruhi ingatan, yaitu a. Sifat perseorangan b. Keadaan
diluar jiwa (lingkungan dan keadaan jasmanı) c. Keadaan jiwa (kemauan dan perasaan)
d.umur
E. Berfikir
Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh, menerima,
menyimpan, dan mengolah kembali informasi (baik informasi yang didapat lewat
pendengaran, penglihatan atau penciuman). Berfikir adalah media untuk menambah
perbendaharaan pengetahuan dalam otak manusia. Manusia memikirkan dirinya, orang-orang
di sekitarnya dan alam semesta. Ketika berfikir, seseorang menghubungkan satu pengertian
dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi.
Dalam pemecahan persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan berusaha
menjawab pertanyaan, mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya.
F. Perasaan
Perasaan merupakan gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan
dengan gejala mengenal dan diaiami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai
peristiwa yang dihadapi. Sedangkan menurut Prof Hukstra "Perasaan adalah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang

Dari semua aktivitas jiwa yang diatas, sudah dijelaskan dalam al quran agar kita
menjalankan aktivitas jiwa dalam belajar Sebagaimana dalam al quran surat ar ra’ad ayat 3 :

ِ ۗ ‫ت جعل فِيها زوج ِ ا ْثن ِ يغ ِشى الَّيل الن‬


ْ ‫َّها َر ا َّن يِف‬
َ َْ ْ ُ ‫ض َو َج َع َل فِْي َها َر َو ِاس َي َواَْن ٰهًرا ۗ َوِم ْن ُك ِّل الث ََّم ٰر ِ َ َ َ ْ َ َ ْ َ نْي َ نْي‬ ِ
َ ‫َو ُه َو الَّذ ْي َم َّد ااْل َْر‬
‫ت لَِّق ْوٍم يََّت َف َّك ُر ْو َن‬
ٍ ٰ‫ك اَل ٰي‬ ِ
َ ‫ٰذل‬

“Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-
sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan;
Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.”

4.Yang akan dilakukan untuk mengantisipasi penyimpangan yang terjadi diusia remaja

 Membangun komunikasi asertif yaitu komunikasi terbuka saling curhat tentang perasaan,
keluhan, masalah tujuannya agar perkembangan masalah yang dialami oleh remaja
terkendali.
 Membuat peraturan yang jelas, ada reward dan punishment sebagai motivasi bagi remaja
untuk memproses dirinya menjadi kepribadian yang disiplin
 Menyalurkan bakat dan minat yang dia miliki untuk mengisi waktu dimasa remaja
Penyebab terjadinya penyimpangan prilaku pada usia remaja
Willis (2012: 93) mengungkapkan bahwa kenakalan remaja itu disebabkan oleh empat
faktor yaitu: aktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri, faktor-faktor di rumah tangga itu
sendiri, faktor-faktor di masyarakat, dan faktor-faktor yang berasal dari sekolah.
Selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri
1) Predisposing Faktor Predisposing faktor merupakan faktor yang memberi kecenderungan
tertentu terhadap perilaku remaja. Faktor tersebut dibawa sejak lahir, atau kejadian-
kejadian ketika kelahiran bayi, yang disebut birth injury, yaitu luka di kepala ketika bayi
ditarik dari perut ibu. Predisposing faktor yang lain berupa kelainan kejiwaan seperti
schizophrenia .Penyakit ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang keras ataupun
penuh dengan tekanan
2) Lemahnya Pertahanan Diri Adalah faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan
mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.

b. Faktor-faktor di rumah tangga

1) Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua.

2) Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa,

3) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis Sebuah keluarga

d. Faktor-faktor yang berasal dari sekolah

1) Faktor Guru Dedikasi guru merupakan pokok terpenting dalam mengajar

2) Faktor Fasilitas Pendidikan Kurangnya fasilitas sekolah

3) Kekurangan Guru

5. perbedaan antara IQ,EQ dan SQ

IQ (Intelligence Quotient) atau biasa juga disebut kecerdasan intelektual adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat berpikir yang meliputi memecahkan masalah,
menalar dan memahami gagasan, hingga daya tangkap dan berpikir abstrak.
EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan hasil penelitian
para neurolog dan psikolog, Goleman berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua
potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional

SQ merupakan kemampuan individu terhadap mengelola nilai-nilai, norma-norma dan


kualitas kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau
lebih dikenal dengan suara hati (God Spot).Kecerdasan spiritual disini bermakna bahwa
seseorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab kepada sang pencipta serta
kemampuan mengkhayati nilai-nilai agama.

Peran IQ,EQ dan SQ dalam pembelajaran PAI

Kesuksesan manusia dalam pembelajaran PAI dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu IQ (aspek
kecerdasan), EQ (aspek emosi), dan SQ (aspek relegius). Jika salah satu tidak terpenuhi,
maka keberhasilan itu diragukan. Apabila tidak terjadi integrasi antara otak dan hati, kondisi
ini pada suatu saat akan menimbulkan krisis multi dimensi yang sangat memprihatinkan. Hal
ini telah menyadarkan para pakar bahwa kesuksesan seseorang dalam pembelajaran PAI tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, malah lebih banyak
ditentukan oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

6. Kontribusi hereditas dan lingkungan terhadap keberhasilan seorang peserta didik

Kontribusi hereditas dan lingkungan itu saling berkaitan hereditas sebagai (pembawaan).
Jika seorang anak intelegensinya berbeda dari orang tuanya hal tersebut merupakan bentuk
bahwa hereditas bukan satu-satunya faktor penentu intelegensi tersebut. Beberapa para ahli
menyebutkan bahwa lingkungan turut serta dalam pembentukan intelegensi anak heredity and
environment contribute to intelligence, and (they) both Akamatsu mengatakan, "both interact
in various ways (Akamatsu: 84). Hal tersebut menunjukkan bahwa intelegensi memang
dipengaruhi oleh keduanya, baik hereditas maupun lingkungan mempunyai perannya masıng-
masing. Tidak hanya itu, menurut Neisser (1995) bahwa meskipun kedua orang tua memiliki
intelegensi yang baik namun belum tentu akan menurun pada anak, karena hereditas tersebut
bisa saja dipengaruni oleh faktor biologis termasuk pula nutrisi kepada anak Biological
Variables including nutrition, lead, perinatal factors, and alcohol" (Neisser: 1995)

Aliran nativisme
Nativisme berasal dari kata natus yang artinya lahir, Tokoh utama aliran ini adalah
Schopenhauer, Plato, Descartes, Lombroso mereka berpendapat bahwa perkembangan
manusia itu dipengaruhi oleh factor bawaan yang dibawa sejak dia lahir sebagai fitrah.
Sebagaimana dalam Q.S Ar Rum : 30

ِ ‫ك الدِّيْ ُن الْ َقيِّ ۙ ُم َوٰل ِك َّن اَ ْكَثَر الن‬ ِ ٰ ‫ِ خِل‬ ۗ َّ ِ ٰ َ ‫ك لِلدِّيْ ِن َحنِْي ًف ۗا فِطْر‬ ِ
َ‫َّاس اَل َي ْعلَ ُم ْو ۙن‬ َ ‫َّاس َعلَْي َها اَل َتْبديْ َل َْل ِق اللّ ِه ۗ ٰذل‬
َ ‫ت اللّه اليِت ْ فَطََر الن‬ َ َ ‫فَاَق ْم َو ْج َه‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

Aliran Empirisme

Menurut para ahli yang mengikuti aliran ini bertolak belakang dengan aliran Nativisme.
Menurut paham ini perkembangan manusia itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau
faktor pendidikan (optimisme paedagogis). Tokoh utama aliran ini adalah John Locke, jika
memang benar hanya factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan manusia, dari
pendengaran, penglihatan dan hati nurani lah manusia belajar dari lingkungan hidupnya,
sebagaimana dalam Q.S An-Nahl ayat 78 :

ۢ
‫ص َار َوااْل َفِْٕـ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُر ْو َن‬ َّ ‫َوال ٰلّهُ اَ ْخَر َج ُك ْم ِّم ْن بُطُْو ِن اَُّم ٰهتِ ُك ْم اَل َت ْعلَ ُم ْو َن َشْيـًٔ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم‬
َ ْ‫الس ْم َع َوااْل َب‬

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”

Aliran Konvergensi

Wiliam Stern seorang ahli psikologi dari jerman menyatakan bahwa perkembangan
manusia itu dipengaruhi oleh kedua factor yaitu faktor lingkungan dan faktor hereditas.

7. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang berjalan secara


berkelanjutan dalam diri anak, Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel
tubuh suatu organism yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang
bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat
kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan
pertambahan waktu.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif
individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa. (Drs. H. Syaifudin, M.Pd.,: 38)
Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti
yang berbeda dengan pribadi yang berkembang. Istilah “pertumbuhan” mengacu pada aspek-
aspek fisik (jasmani) seperti: bentuk, tinggi dan besar tubuh, jenis rambut dan lain
sebagainya, sedangkan istilah “perkembangan” mengacu pada aspek-aspek psikis (rohaniah)
seperti: pandai, bodoh, sabar, tenang, penyayang dan lain sebagainya. Proses perubahan itu
terjadi secara teratur dan terarah, yaitu ke arah kemajuan, bukan kemunduran. Antara
pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan antara satu
dan yang lainya.
Menurut Hurlock (1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat
mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana
pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang
penting dan kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang berkaitan dengan tumbuh
kembang psikofisik seseorang anak yaitu:
A. Inteligensi
Inteligensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh
perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang
dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of
walking and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh
inteligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan
berbicara.
B. Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan
adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar
dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula
dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya
lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan
pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur
9 sampai 12 tahun.
C. Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan
penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani
dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
D. Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropa
sebelah timur. Anak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan
dengan anakanak kulit putih dan kuning.
E. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi
perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih
cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih
lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena
pengaruh pergaulan dengan orangorang dewasa lebih besar.
F. Makanan
Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang
penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi
isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin.
Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain
penyakit.
G. Luka dan penyakit
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya
sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
H. Hawa dan sinar
Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat
perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
I. Kultur (budaya)
Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat
pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat
bahwa sifatsifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian merubah
sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk
faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk pendidikan,
agama, dsb.
8. faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal  Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a.  Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil
belajar yang maksimal. Secara umum kondisi fisikologi, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah, dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya
semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi
misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-siswa yang tidak
kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi, pada umumnya cenderung cepat lelah
dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan
hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum-minuman kerasakan kesulitan melakukan
proses belajar, karena saraf pengomtrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah
laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak dapat dikatakan perubahan tingkah laku
hasil belajar.
 Oleh karena keadaan keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu
ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik
pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang
diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan
telinga. Bahkan dikatakan oleh Aminnudin Rasyad (2003, h.) pancaindera merupakan ilmu
pengetahuan (five sence are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi pancaindera
tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami
kelebihan dan kekurangan pancaindera dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman
akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan arau stimuli dealam
proses belajar. 
Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik
secara preventif maupun yangbersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang
memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik,
mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Setiap manusia atau anak didik pada dasrnya memilki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, terutama dalam hal kadar, bukan dalam hal jenis. Tentunya perbedaan-
perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya maisng-masing. Beberapa
faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan/intelegensi siswa, motivasi, minat, perhatian, sikap,bakat, dan kognitif dan daya
nalar.
Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Motivasi
     Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang
gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena
motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik)..
Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah
yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu
obyek ataupun sekumpulan obyek (Slameto, 1991:58). Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-obyek yang dapat menarik perhatian
siswa, bila tidak, maka perhatian siswa tidak akan terarah atau fokus pada obyek yang sedang
dipelajari.
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya.
Bakat
     Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat
(aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar,
Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
Kognitif dan Daya Nalar
Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan
berpikir.Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam
lingkungannya.Penginderaan itu di pengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan.
Kemampuan mempersepsi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak sama
meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama, ini di
tentukan oleh pengetahuan dan pengalaman pelajar itu sendiri. Karena pengetahuan dan
pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya
persepsinya.Semakin sering ia melibatkan diri dalam berbagai aktifitas, akan semakin kuat
daya persepsinya.
b.  Faktor-faktor eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor
faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1.    Faktor Lingkungan
Lingkungan sosial
a.    Lingkungan sosial masyarakat.
b.    Lingkungan sosial keluarga. .
c.    Lingkungan sosial sekolah,
  Lingkungan nonsosial
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a.    Lingkungan alamiah,
b.    Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
2.    Faktor instrumental,
Faktor instrumentalyaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
a.    Sarana dan Fasilitas,
b.    Guru
c.   Kurikulum
9. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar (dan terencana) demi
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, demi pemberdayaan potensi diri
menuju keadaan yang lebih baik dan lebih maju.

Purwanto (1996) mengidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan kegiatan bisa
disebut belajar:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku menjadi lebih baik
b. Perubahan melalui belajar terjadi melalui latihan atau pengalaman. Maka perubahan yang
terjadi hanya karena petumbuhan dan kematangan, tidak termasuk dalam kegiatan belajar.
Misalnya perubahan fisik manusia pada saat bayi.
c.Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus lebih bersifat relatif
menetap.  Merupakan akhir dari periode waktu yang panjang.
d.Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik fisik maupun psikologis, misalnya: perubahan dalam pengertian, pemecahan
suatu masalah/berpikir,  keterampilan/kecakapan, kebiasaan ataupun bersikap.
Ragam belajar
a.       Manifestasi Kebiasaan
Kebiasaan dalam diri seseorang yang telah belajar akan tampak mengalami perubahan.
Menurut Burghardt (1973) kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan
respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar kebiasaan
juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan inilah
muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
b.       Manifestasi Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular)  yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti mengetik,
olahraga, menyanyi, bermain gitar, dll
c.        Manifestasi Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk
melalui alat-alat indera. Pengamatan bisa dilakukan dengan alat bantu. Misalnya, pengamatan
perilaku ikan di dasar kolam dengan kamera canggih. Berkat pengalaman belajar dan
kemampuan bernalar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang objektif,
sebelum mencapai pengertian.  Pengamatan salah disertai pengalaman yang minim akan
menimbulkan pengertian yang salah pula. Misalnya: seorang anak berumur 1 tahun, mengira
suara radio yang didengarnya benar-benar diucapkan manusia yang berada dalam kotak radio
tersebut. Lama kelamaan, anak ini akan mengerti bahwa radio tidak dihuni manusia.
d.       Manifestasi Berpikir Asosiatif dan daya Ingat
Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan  cara mengasosiasikan sesuatu hal (benda) denga hal
(benda) lainnya. Asosiasi maksudnya menghubung-hubungkan, mengaitkan. Berpikir
asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.
Kemampuan siswa dalam berasosiasi secara benar dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar sebelumnya.
e.       Manifestasi Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar yang terutama berhubungan
dengan pemecahan masalah. Umumnya, siswa yang berpikir rasional akan cenderung
menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan
“bagaimana (how)” dan “mengapa (why)”.
f.        Manifestasi Sikap
Dalam arti sempit, sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno
(1987) sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk  bereaksi dengan
cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.  Jadi, dapat dianggap bahwa sikap
merupakan suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Maka
perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-
kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhdap suatu objek, tata nilai,
peristiwa, dsb.

Anda mungkin juga menyukai