Anda di halaman 1dari 3

Konsep potensi manusia Menurut Al-Qur'an

Secara umum, potensi dapat diartikan sebagai kemampuan atau kemungkinan yang dimiliki oleh
individu, objek, atau situasi untuk menghasilkan hasil atau prestasi tertentu di masa depan. potensi
merupakan konsep yang sangat penting dalam banyak konteks, baik itu dalam pengembangan diri,
bisnis, atau penelitian ilmiah. Dalam pengertian yang lebih luas, potensi mencakup semua kemampuan,
bakat, atau sumber daya yang dimiliki oleh individu, organisasi, atau bahkan negara, yang dapat
diperluas, dikembangkan, atau dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang lebih baik atau prestasi yang
lebih tinggi di masa depan.

Adapun konsep potensi manusia menurut Al-Qur'an, sebagaimana Allah tidak ingin melihat hamba-Nya
hidup didalam penderitaan. Oleh sebab itu, Allah membekali manusia dengan berbagai potensi yang
akan dihadirkan didalam dirinya. Menurut (Rahman, S. 2022) berikut adalah ayat al-qur'an yang
membahas mengenai potensi-potensi yang dimiliki manusia :

1. Qs. An-Nahl ayat 78

‫َو ُهّٰللا َاْخ َرَج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّم ٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّوَج َعَل َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَدَةۙ َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو ن‬

Artinya : "Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur."

2. Al-Mu'minun ayat 78

‫۝‬٧٨ ‫َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَش َا َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۗة َقِلْياًل َّم ا َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya : "Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi
sedikit sekali kamu bersyukur."

3. Al-Mulk ayat 23

‫ُقۡل ُهَو اَّلِذ ۤۡى َاۡن َش َاُك ۡم َو َج َعَل َلـُك ُم الَّسۡم َع َو اَاۡلۡب َص اَر َو اَاۡلۡف ــِٕـَد َة‌ؕ َقِلۡي اًل َّم ا َتۡش ُك ُر ۡو َن‬

Artinya : "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani
bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

Dari ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia dianugerahkan potensi berupa
pendengaran, penglihatan, dan hati. penggunaan bentuk tunggal pada pendengaran dan bentuk jama’
pada penglihatan dan hati memiliki makna bahwa apa yang didengar itu senantiasa sama baik oleh
seseorang maupun orang banyak dan dari arah manapun suara itu berasal. Berbeda dengan fungsi
penglihatan, apa yang dilihat bergantung kepada tempat atau posisi seseorang itu berpijak sehingga
menciptakan perbedaan. Demikian juga dengan hasil kerja hati, tingkat kebenaran atau kebencian
seseorang terhadap sesuatu akan berbeda-beda tingkatannya pada sestiap orang kendatipun objek yang
dicintai atau yang dibenci sama.
Adapun menurut (Irawan, 2019) potensi-potensi dalam pespektif al-qur'an itu meliputi: potensi jasmani
(fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Dengan memiliki potensi-potensi tersebut, akan memberikan
kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi
keleluasan dalam menentukan arah hidupnya atau takdirnya.

a) Potensi jasmani (fisik)


Potensi fisik dapat dikaitkan dengan organ tubuh seperti telinga, mata, hidung, otak, kulit,
lidah, dan sistem saraf manusia. Potensi ini difungsikan melalui indra-indra yang telah dipakai
hidung, telinga, mata, lidah, kulit, otak, dan saraf manusia. Manusia menggunakan potensi
fisiknya untuk memahami lingkungan sekitarnya , seperti warna , suara , bentuk, dan ukuran.
Hal ini dapat dipandang sebagai alat atau media bagi individu untuk mengekspresikan diri
tentang peristiwa eksternal . Potensi fisik dan emosional juga terdapat pada binatang.
b) Rohani (spiritual)
Sejak awal, manusia telah diberi fitrah beragama atau keinginan untuk mengamalkannya. Fitrah
ini mengajak manusia untuk mengenali dan menghargai sesuatu yang mempunyai nilai dan arti
lebih dari dirinya.mendorong orang untuk mengenali dan menghargai hal-hal yang mempunyai
nilai dan arti lebih dari dirinya. Berbagai ritual atau peristiwa sakral yang menjadi sarana
manusia terhubung dengan penciptanya Dalam pandangan Islam kecenderungan kepada
agama ini merupakan dorongan yang bersal dari dalam diri manusia sendiri yang merupakan
anugerah dari Allah.
c) Potensi akal
Allah hanya menganugrahkan akal kepada manusia, sehingga potensi akal menjadi alasan
manusia sebagai makhluk sempurna dan membedakannya dari binatang. Potensi akal
menjadikan manusia dapat memahami hal-hal abstrak, menganalisa, mengidentifikasi mana
yang salah dan benar, serta membandingkan. Adanya akal, dapat membuat manusia menjadi
kreatif, berinovasi, dan dapat menciptakan hal-hal baru. Dengan akal dapat memahami ilmu
pengentahuan dan teknologi, mengubah serta memperbarui lingkungan dapat mewujudkan
kehidupan yang lebih baik. Menurut (Suwanto & Firmansyah, 2021) memaparkan bahwa akal
berarti daya (kekuatan) untuk berpikir secara kritis dalam memahami suatu hal. Akal juga
merupakan kemampuan berpikir dalam menggunakan nalarnya dalam mencari solusi dan
memecahkan permasalahan.

Dari potensi-potensi yang telah dipaparkan, bahwa ketiga potensi tersebut saling menunjang dan
melengkapi. Adapun potensi yang paling penting adalah potensi spiritual dan akal memegang peranan
penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah
manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi
fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya juga tidak bisa
disepelekan.

Dari banyaknya makhluk Allah SWT, manusia memiliki keistimewaan dan kelebihan dari makhluk
lainnya. Dalam firman Allah terdapat pada surat Al-Isra ayat 70 :

‫ࣖ َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبِنْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْلٰن ُهْم ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقٰن ُهْم ِّم َن الَّطِّيٰب ِت َو َفَّض ْلٰن ُهْم َع ٰل ى َك ِثْيٍر ِّمَّم ْن َخ َلْقَنا َتْفِض ْياًل‬
"Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami
anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."

REFERENSI

Irawan. (2019). Potensi Manusia Dalam Perspektif Al-Qur'an. Islamika. 13(1). 46-56.

Rahman. S. (2022). Konsep Tentang Potensi-potensi Manusia Dalam Perspektif Al-Qur'an dan
Implementasinya Dalam Pendidikan. Jurnal Adzkiya. 6(2). 49-61

Anda mungkin juga menyukai