Anda di halaman 1dari 2

Numerasi adalah suatu kemampuan yang harus di miliki seorang siswa karna hal tersebut erat

kaitanya dengan Suatu proses penyelesaian matematika yang Sering kita jumpai pada kehidupan
sehari hari. Gambaran dasar tentang numerasi memiliki pengertian menganalisis, Mengunakan dan
memahami matematika pada berbagai konteks yang akan diterapkan pada kehidupan sehari hari.
Secara tidak langsung kita sering menggunakan konsep Numerasi ini pada kehidupan sehari hari
seperti halnya ketika kita sedang melakukan hubungan jual beli. Mengukur jarak dan waktu ketika
kita sedang berpergian mentakar gula pada secangkir kopi dan masih banyak kegiatan sehari hari
yang berhubungan dengan literasi. Dari aspek ini kita dituntut untuk memiliki kemampuan numerasi
yang baik. Agar dapat membuat keputusan yang tepat.

Pemerintah berupaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dengan mengfokuskan


Numerasi pada Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Asesmen Kompetensi Minum (AKM).Hal ini di
latar belakangi oleh penilaian internasional PISA dan TIMS. Yang mana pada dua penilaian
internasional di dunia pendidikan ini nilai Indonesia masih belum menunjukkan hasil yang baik.
Dengan selama menempati posisi 10 terbawah. Bahkan masih jauh dari nilai rata rata negara lain.
Kita tahu nilai yang di perhatikan pada dunia pendidikan suatu negara adalah kualitas numerasi para
siswanya.

PISA merupakan suatu organisasi yang mengadakan kompetisi sains di dunia pendidikan yang di
selenggarakan setiap tiga tahun sekali. Keikutsertaan Indonesia pada kompetisi ini adalah sebagai
tolak ukur sejauh mana keefektifan pendidikan Indonesia. Begitu juga dengan penilaian TIMSS yang
pelaksanaannya selisih satu tahun lebih lama di bandingkan dengan PISA. Penilaian matematika
internasional ini memberikan gambaran tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa Indonesia di
kancah internasional. Dari kedua penilaian di atas Indonesia masih saja belum menunjukkan
perkembangan yang baik. Bahkan pada penyelenggaraan beberapa tahun 2019 Indonesia
mencatatkan nilai sebesar 379. Nilai ini belum di katakan cukup karna masih berada jauh di bawa
negara negara lain. Ini menandakan bahwa memang negara Indonesia masih tertinggal dengan
negar negara lain dalam jenjang pendidikan terutama pada bidang Numerasi. Hal ini yang
menyebabkan bapak Nadim Makarim selaku Kemendikbud merubah penilaian UN menjadi penilaian
AKM dengan harapan mampu memperbaiki penilaian pendidikan Indonesia di kanca internasional.

Penilaian internasional tersebut menunjukkan bahwa kemampuan numerasi matematika di


Indonesia masih belum memuaskan. Hal ini terjadi karna siswa fi Indonesia masih belum terbiy
dengan bentuk soal non rutin. Yang permasalahanya di ambil dari kehidupan sehari hari. Dalam kata
lain siswa Indonesia belum mampu mencerna soal yang berbentuk penalaran, argumentasi dan
kreativitas dan penyelesaian. Dari sini dapat di ketahui bahwa dalam penilaian PISA dan TIMSS
Merupakan soal soal dalam bentuk kontekstual atau sama dengan kehidupan sehari hari.

Terkait dengan soal soal yang di gunakan dalam AKM Numerasi tahun 2021. Kepala bidang penelitian
dan pengembangan kementrian pendidikan dan kebudayaan berpendapat. Bahwa jenis soal yang di
gunakan di bagi menjadi beberapa level. Level kognitif pemahaman, penerapan dan penalaran. Hal
ini seleras dengan Cakupan numerasi yang meliputi kemampuan dan mengenali Memahami simbol
simbol Mengunakan konsep dan menganalisis informasi hingga Memprediksi keputusan yang tepat.

Pembahasan yang sama Bahwa, kemampuan Pemecahan masalah matematika pada kehidupan
sehari hari erat kaitannya dengan kemampuan numerasi seseorang. Upaya yang dapat di lakukan
untuk melatih dan meningkatkan kemampuan numerasi seorat siswa dapat mencoba mengerjakan
soal soal PISA maupun TIMSS. Hal ini merupakan suatu upaya dalam meningkatkan kemampuan
numerasi siswa dapat mengunakan penalaran. Hal ini diharapkan dapat membantu guru dalam
penalaran numerasi siswa juga dapat mendukung siswa dalam proses pengembangan kemampuan
Numerasi.

Banyak sekali para peneliti yang mencoba untuk mengkaji masalah numerasi ini dari tingkat yang
paling rendah seperti SD atau MI sampai jenjang yang lebih tinggi yakni SMA atau MA. Seperti halnya
yang dilakukan oleh Maulidina dkk. Yang mencoba meneliti kemampuan numerasi seorang siswa SD
yang berkemampuan tinggi. Dengan soal yang di gunakan adalah model soal AKM numerasi Materi
bilangan. Sama halnya yang di lakukan oleh Hartati dkk. Juga melakukan kajian terhadap model
numerasi soal soal kontekstual hanya saja sampel dari penelitian ini berbeda. Penelitian mengambil
sampel dari calon mahasiswa dan guru dalam memecahkan model soal kontekstual. Berdasarkan
penelitian sebelumnya menandakan pentingnya kemampuan numerasi. Melihat pentingnya hal ini
Perlu adanya kaJian mendalam Terkait kemampuan literasi

Anda mungkin juga menyukai