Ibu Ratu
Monolog Whani Darawan
Percayalah kepada saya, bahwa hanya kaum kitalah yang layak menjadi raja. Pemimpin.
Ratu. Atau apapun istilahnya menurut Anda. (SUARA GERITAN, DAN ERANG SUARA
LAKI-LAKI ITU TERDENGAR) Di belahan dunia manapun, legenda itu benar. Tak ada
kelahiran tanpa ibu, tak akan ada kehamilan tanpa perempuan. Tak ada kehidupan tanpa
ibu.
Percayalah, tidak pernah ada perdamaian yang tidak dihasilkan dari peperangan. Setiap
perdamaian adalah wujudnya harga yang mahal dari sebuah peperangan. Kebebasan tanpa
peperangan itu mustahil. Dan kedamaian yang dihasilkan dari jiwa yang tunduk adalah
omong kosong. Di titik inilah sesungguhnya yang saya lakukan adalah menjaga
keseimbangan. Jangan ada yang menindas, jangan ada yang ditindas. Lebih dari pada itu
tentukanlah, bahwa kita adalah pimpinan. Percayalah!
Dengarkanlah legenda yang sangat tua itu. Tersebutlah ketika segala sesuatu masih berupa
asap dan api. Di sebuah kerajaan besar dipimpin oleh Prabu Lingga. Prabu Lingga
bersekutu dengan kerajaan sebrang yang dipimpin seorang ratu bernama Ratu Yoni. Kedua
penguasa itu merasa bahwa dirinyalah yang paling perkasa dan tak ada yang mau
mengalah karenanya. Maka peperangan terus berlangsung sepanjang kekuasaan mereka.
Mereka, sesungguhnya sama-sama putra sang Keabadian yang bertahta di dunia Langit.
Putra keabadian itu punya kekuatan tak bisa binasa. Jangankan senjata rakyat jelata, bahkan
senjata kaum dewata pun tak akan mampu menyirnakannya. Dewata pun pusing
dibuatnya, karena itu berarti ancaman kehancuran bagi kehidupan di dunia ini. Dewata
akhirnya berembug untuk mendamaikan keduanya. Alkisah, diambilah suatu kesepakatan
untuk menikahkan saja keduanya. Suapaya kekuatan Keabadian itu bisa disatukan hingga
membentuk kekuatan untuk membangun dunia. Kemudian diutuslah dewa dan dewi
i
asmara untuk bisa memanah jantung cinta keduanya. Dengan cara yang tak mudah Dewa-
Dewi Asmara berhasil memanah jantung cinta keduanya.
Dan kini sudah berlangsung ribuan tahun hingga kini. (MENGIKIK. MAUNYA GELI
MALAH TERDENGAR NGERI) hihii....cinta? sambel goreng macam apa itu? Mesra?
Sandiwara keharusan yang abadi. Siapa itu shaman yang dulu menikahkan kami dengan
ucapan, “Mereka bukan lagi dua melainkan satu. Apa yang sudah disatukan oleh mamont, tak boleh
dipisahkan oleh iblis.” Huahahahahahahahahaha kakakakakakakakkkkk!! (MENYALAK
KEMBALI TAWANYA) dua ya dua. Dua kok satu, satu kok dua! Betapa menggelikannya
filsafat kekalahan ini. Para Dewa itu menyangka telah menundukkan saya. Dan Prabu
Lingga boleh juga merasa menjadi pemenang, tapi kalau kejujuran bisa seperti sepiring hati
yang bisa dihidangkan dalam dalam bejana tembaga, kita akan lihat
betapa............................................. (IBU RATU TIBA-TIBA MENCUBLASKAN KUKUNYA
YANG RUNCING KE PERUT BONEKA YANG IA CANTELKAN DIKAPSTOK ITU, DAN
SEKETIKA SUARA LAKI-LAKI YANG MENGERANG ITU TERDENGAR HEBAT. DAN
IBU RATU TERTAWA).................................... Hahahahaha..............
Seks, cinta, kekuasaan, laki-laki, perempuan adalah resep kue dalam adonan yang ulet,
unik, menarik. Satu bahan berkurang, mengurangi komposisi dan membuat kue itu cela.
Lalu bagaimana kesempurnaan cinta? (IBU RATU BERGERAK KE SUATU ARAH,
MENYINGKAP SALAH SATU TABIR KAIN, DAN TERLIHATLAH PATUNG LINGGA
YANG TEGAK, KUAT DENGAN OTOT-OTOT YANG TERLATIH DENGAN LANDASAN
YONI PENUH DENGAN BUNGA. BU RATU BICARA SAMBIL MENGELUS-ELUS
LINGGA TERSEBUT)
Biji yang tumbuh di antara bunga dan cinta, mungkin ia akan bisa menemukan
keperkasaannya. Vitamin cinta, pasokan kepercayaan, ketergantungan kita, ketakberdayaan
kita akan memberikan suplemen dan mengira ialah yang paling bisa dan paling perkasa.
Biar saja ia mengira bahwa hanya dialah yang paling perkasa. Marilah kita lihat patung
satunya,
tembangkanlah lagu dengan syair mendayu merayu --- tentu saja --- jangan kau lupa
menggosokkan duri kemarung di seluruh tubuhya. Apa yang terjadi?
Aku hanya ingin mengatakan, tidak ada lingga yang bisa jadi sempurna tanpa ada Yoni
hebat yang menopangnya. Tidak ada raja yang begitu perkasa, tanpa ada ratu yang – lebih
dari sekedar perkasa! (MENGAMBIL BONEKA YANG SEJAK AWAL IA CANTELKAN DI
KAPSTOCK DAN MEMBELAINYA. SUARA-SUARA MISSTIS ITU PUN BERMUNCULAN
SEOLAH BERASAL DARI DUNIA YANG JAUH.) Tapi aku bukan mau mengatakan bahwa
ini perihal perimbangan. Tidak! Bukan! Ini soal siapa yang lebih kuat sesungguhnya!
(MEREMAS DENGAN GEMAS BONEKA DI TANGANNYA) aku ingin mengatakan
kepadamu, bahwa kamu tidak akan menang melawan diriku. Biar kita berasal dari dunia
keabadian yang sama, biar kita dinikahkan para dewa, biar kita tak akan menua atau tetap
bahkan tetap muda, tidak pernah! Kau tak akan pernah bisa mengalahkan aku! Hai, Prabu
Lingga, teruslah berada di depan dan tetaplah menyandang perkasa, seolah-olah kaulah
phalus dunia! Teruslah katakan itu kepada dunia bahwa kaulah phalus dunia dan isterimu
yang gemilang ini diam-diam memiinmu dari dalam kamar, meretas perasaanmu,
menunjukkan arah pikiranmu, meremas pelermu, meretas pelimu! Dan kau senantiasa
tunduk kepadaku! (MENCULASKAN KUKUNYA DI DADA BONEKA KAIN DI
TANGANNYA) you are my mind. Forever! SUARA ERANG ITU BERTAMBAH
MENGGILA, SEOLAH SUARA SETAN DARI DALAM NERAKA YANG TAK BEERHASIL
MERAIH NIRWANA. TIBA-TIBA IBU RATU MENJADI KALAP DAN MEROBEK-ROBEK
BONEKA TERSEBUT DENGAN SADIS DAN BENGIS. SELURUH PATUNG LINGGA DI
RUANGAN ITU TERSINGKAP, DAN MEREKA BERGETARAN BERSAMA.
Akulah sang Ratu yang hidup. yang bersifat jantan tak akan bisa dipinakkan tanpa ada ibu
kesuburan. Akulah ibu abadi dari seluruh kemenangan apapun bagaimanapun di dunia ini.
I am the champion !