Anda di halaman 1dari 31

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Pengantar Pelatihan GIS dalam Analisa Hidrologi ini. Tujuan dari pembuatan pengantar ini
adalah untuk memberikan gambaran tentang penggunaan program lunak GIS dalam pendukung
untuk mencari parameter-parameter yang dibutuhkan pada analisa hidrologi
Pengantar ini diharapkan agar mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang dapat menambah wawasan dan juga sebagai wadah untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam pengantar ini masih banyak kekurangan
sehingga masih jauh dari sempurna. Akhir kata penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna kesempurnaan terhadap pelaksanaan pelatihan ini, serta penyusun berharap
semoga pengantar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, November 2020

Penyusun

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 0

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

A. Tata Cara Pendaftaran Ina-Geoprtal ................................................................................... 3

B. Cara Mengunduh Data RBI. ............................................................................................... 5

C. DEMNAS ........................................................................................................................... 6

C.1 Metode DEMNAS ....................................................................................................... 7

C.2 Spesifikasi Data DEMNAS ....................................................................................... 10

C.3 Menggabungkan Data DEMNAS.............................................................................. 10

C.4 Tata Cara Pendaftaran Untuk Mengunduh DEMNAS .............................................. 12

C.5 Cara Mengunduh Data DEMNAS............................................................................. 13

D. Memulai Program GIS Unutuk Mengolah DEMNAS ..................................................... 14

D.1 Pemodelan Sub Daerah Aliran Sungai ...................................................................... 16

D.2 Input Data Koordinat Stasiun Hujan ......................................................................... 24

D.3 Membuat Polygon Thiessen Stasiun Hujan .............................................................. 27

2
A. Tata Cara Pendaftaran Ina-Geoportal
Ina-Geoportal sebagai geoportal nasional yang menghubungkan berbagai Kementerian,
Lembaga, Provinsi, dan Daerah yang menjadi mitra penghubung simpul Jaringan Informasi
Geospasial Nasional (JIGN). Kini pengguna dapat menikmati fitur analisis data,
geoprocessing, geotagging, drag and drop data file dengan teknologi mapviewer berbasis
opensource. Untuk mendaftar Ina-Geoportal dapat mengikuti langkah-langkah dibawah ini:
Step 1 : Masuk ke web https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web

Step 2 : Tekan Masuk/Daftar. Jika belum memiliki akun, pilih daftar.

Step 3 : Setelah menekan daftar, isi form registrasi kemudian SIGNUP.

3
Step 4 : Jika sudah berhasil registrasi, masuk ke gmail dan cek pesan dari
application.support@big.go.id kemudian tekan link aktivasi.

Step 5 : Akan keluar laman aktivasi.


• Untuk Choose Afiliation, silahkan pilih “mahasiswa” atau diisi sesuai
dengan bidang masing-masing.
• Untuk Working Unit, silahkan diisi dengan “Universitas Brawijaya” atau
tempat dimana anda bekerja.
• Untuk Position, silahkan diisi dengan “Student” atau sesuaikan dengan
posisi/peran di tempat anda bekerja.
• Untuk Choose Country, pilih “Indonesia” jika anda merupakan Warga
Negara Indonesia. Kemudian pilih provinsi dan kota dimana anda tinggal.
• Untuk Address, isi dengan alamat tempat tinggal anda.
• Untuk Postal, isi dengan kode pos di daerah tempat tinggal anda.
• Untuk Phone, isi dengan nomor telepon anda.
• Buat password, kemudian konfirmasi password.
• Jika semua data yang dibutuhkan telah terisi, tekan ACTIVATE.

4
Step 6 : Jika sudah berhasil untuk aktivasi, kembali lagi ke web
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web, isikan Username dan Password
kemudian tekan masuk.

B. Cara Mengunduh Data RBI.


Step 1 : Arahkan kursor ke Download, kemudian pilih jenis peta yang dibutuhkan.

Step 2 : Untuk “Peta Per Wilayah”, pilih daerah yang akan anda tinjau. Klik kanan,
kemudian tekan ikon .

5
C. DEMNAS
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan
bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan bumi
dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik
pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran secara langsung pada objek
(terestris), pengukuran pada model objek (fotogrametris), dan dari sumber data peta analog
(digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi
adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang
dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika
tersedia sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama.
DEM Nasional dibangun dari beberapa sumber data meliputi data IFSAR (resolusi 5m),
TERRASAR-X (resolusi 5m) dan ALOS PALSAR (resolusi 11.25m), dengan
menambahkan data Masspoint hasil stereo-plotting. Resolusi spasial DEMNAS adalah
0.27-arcsecond, dengan menggunakan datum vertikal EGM2008.

6
C.1 Metode DEMNAS
Metode penambahan/assimilasi data masspoint kedalam Digital Surface Model/DSM
(IFSAR, TERASAR-X atau ALOS-PALSAR) dengan menggunakan GMT-surface
dengan tension 0.32. Detil proses assimilasi dapat dilihat pada IHO-GEBCO Bathymetry
Cookbook, Hell and Jacobson(2011) dan lain-lain.

DEM processing flowchart


Ground Control Point (GCP) dan Jaring Kontrol Geodesi (JKG) digunakan untuk
validasi dan uji akurasi data DEMNAS dan model data tinggi lainnya. Hasil validasi di
Sumatera menunjukkan bahwa akurasi DEMNAS lebih baik dibandingkan dengan model
data tinggi yang dibentuk dari masspoint, spotheight dan breakline (selanjutnya akan
disebut DTM). Data DEMNAS, DTM dan DSM (IFSAR, TERRASAR-X dan ALOS-
PALSAR) untuk wilayah Sumatera (untuk wilayah lain, grafik tidak ditampilkan)
memiliki Root Mean Square Error (RMSE) masing-masing sebesar 2.79m, 3.24m dan
3.71m dengan bias error -0.13m, -0.63m dan 2.21m untuk data DEMNAS, DTM dan
DSM.

Selisih GCP/JKG minus EGM2008 dan model data tinggi


Selisih nilai pengukuran GNSS dan DEMNAS tidak mempunyai hubungan yang
berbanding lurus dengan elevasi yang terukur. Perbedaan tinggi ini mungkin lebih

7
disebabkan karena tutupan lahan dibanding dengan tinggi elevasi. Hubungan selisih
DEMNAS dan GNSS dapat dilihat pada grafik berikut.

Hubungan selisih DEMNAS dan GNSS dengan ketinggian elevasi


Dari sisi akurasi DTM yang dibangun dari masspoint dan breakline mempunyai akurasi
yang baik untuk penarikan garis kontur dalam peta. Akan tetapi, dalam kasus tertentu yang
relatif ekstrim, pembuatan DTM dari masspoint dan breakline dapat merubah landscape
daerah tersebut. Perubahan landscape ini disebabkan karena akurasi masspoint dan
breakline yang rendah baik dari sisi posisi secara horizontal maupun vertikal, sehingga
menghasilkan DTM yang lebih tinggi dibanding DSM, dan perubahan fitur sungai
dibeberapa tempat (Gambar dibawah). Sebaliknya proses penambahan data masspoint
kedalam DSM menggunakan GMT-surface dengan boxcar filter menghasilkan data tinggi
dengan kualitas lebih baik, dengan membuang masspoint yang tidak akurat.

DSM

8
DTM(masspoint+breakline)

DEMNAS
Efek dari konversi datum tinggi dari EGM96 menjadi EGM2008 terlihat pada DSM
yang masih menggunakan EGM96 dan DEMNAS yang merujuk pada EGM2008.
Selanjutnya, anomali tinggi juga terlihat pada data DTM yang didapatkan dari masspoint
dan breakline hasil interpretasi stereo-plotting di daerah bagian selatan, dengan data DTM
yang lebih tinggi dibanding DSM, 10m atau lebih. Anomali bentuk lahan lainnya, juga
terlihat pada pola aliran dan muara sungai di bagian utara.

9
C.2 Spesifikasi Data DEMNAS
Data DEMNAS yang dirilis dipotong sesuai dengan Nomor Lembar Peta (NLP) skala
1:50k atau 1:25k, untuk setiap Pulau atau Kepulauan. Ringkasan data set karakteristik
DEMNAS, seperti berikut:

Sementara itu data BATNAS dibagi dalam blok dengan luas 5 derajat x 5 derajat
dengan pertimbangan besaran data dan memudahkan proses download. Spesifikasi data
BATNAS, seperti berikut:

C.3 Menggabungkan Data DEMNAS


Untuk menggabungkan data DEMNAS dalam potongan NLP menjadi sebuah data
seamless dengan area yang lebih luas, dapat digunakan Geospatial Data Abstraction
Library (GDAL).

10
Plotting data DEMNAS
Plotting data DEMNAS dapat dilakukan dengan Generic Mapping Tool (GMT) dan
GDAL untuk konversi data dari GeoTiff menjadi NetCDF

Hasil plotting dengan GMT

11
C.4 Tata Cara Pendaftaran Untuk Mengunduh DEMNAS
Step 1 : Masuk ke web http://tides.big.go.id/DEMNAS/ , akan muncul laman seperti
gambar di bawah, arahkan kursor ke Download kemudian tekan DEMNAS.

Step 2 : Dalam form Login dan Verifikasi Email, pilih “Register”

Step 3 : Lengkapi data, kemudian tekan Register.

Step 4 : Jika sudah berhasil registrasi, masuk ke gmail dan cek pesan dari
DEMNAS@tides.big.go.id kemudian tekan tautan yang dikirimkan. Bersamaan
dengan tautan tersebut, TIM DEMNAS juga mengirimkan password yang anda
gunakan untuk login.

12
Step 5 : Akan muncul laman Register dan Verifikasi email, tekan login.

Step 6 : Anda akan kembali ke form Login dan Verifikasi Email, isikan alamat email
dan password yang dikirimkan oleh TIM DEMNAS lewat email anda,
kemudan tekan Login.

Step 7 : Setelah berhasil login, anda akan kembali ke halaman awal.

C.5 Cara Mengunduh Data DEMNAS


Step 1 : Masuk ke web http://tides.big.go.id/DEMNAS/ , akan muncul laman seperti
gambar di bawah, arahkan kursor ke Download kemudian tekan DEMNAS.

Step 2 : Pilih wilayah yang akan anda tinjau. Untuk mengetahui wilayah mana yang
akan ditinjau, anda membutuhkan data DAS.
Step 3 : Untuk mengunduh, cukup tekan wilayah yang akan diunduh.

13
D. Memulai Program GIS Untuk Mengolah DEMNAS
Pada pelatihan ini kita menggunakan program lunak Global Mapper untuk mengolah data-
data GIS, program lunak ini mempunyai keunggulan dapat mengolah format data GIS yang
sangat beragam serta dengan beban spesifikasi komputer yang tidak terlalu tinggi . Selanjutnya
akan dijelaskan tentang contoh cara pembuatan Catchment Area.
1. Buka aplikasi Global Mapper dengan cara klik dua kali icon Global Mapper pada desktop
atau dari program menu kemudian klik dua kali pada icon Global Mapper.

Gambar 1. Menu untuk Menjalankan Global Mapper

2. Setelah diklik Global Mapper akan tampil di layar.

14
Title Bar Menu Bar
Toollbars Favorite List

Overlay Control
Center

Scale Bar Status Bar

Keterangan:
• Title Bar : Menampilkan informasi tentang versi Global Mapper dan nama
workspasce.
• Menu Bar : Menyediakan akses ke sebagian besar fungsi Global Mapper.
• Toolbars : Memberikan kemudahan short cut emenggunakan tool atau fungsi
tertentu.
• Favorite List : Menyediakan akses mudah ke daftar tool yang sering digunakan.
• Scale Bar : Menunjukkan skala data yang ditampilkan

15
• Status Bar : Informasi tentang fitur yang dipilih dan juga koordinat dari kursor.
• Overlay Control Center : daftar data yang ditampilkan pada software.

D.1 Pemodelan Sub Daerah Aliran Sungai


1. Klik open data files, kemudian pilih data yang akan diolah dalam Global Mapper dalam
format SHP (Global Mapper dapat membaca berbagai format file GIS seperti
SHP,KMZ,DWG,TIF, dll). Sebagi contoh kita menggunakan data DAS Serang.

2. Masukkan data titik koordianat (titik ini merupakan koordinat bangunan yang akan
direncanakan), dengan cara:
a. Klik Digitizer Tool (Alt+D)
b. Klik kanan pilih Create Point/Text Features, kemudian klik POIN AT POS - Create New
Point/Text Feature At Specified Position.

16
c. Masukkan koordinat koordinat titik yang akan dianalisa (titik ini merupakan koordinat
bangunan yang akan direncanakan), kemudian klik OK.

d. Masukkan nama titik tersebut dan nama layer, kemudian klik OK.

17
3. Masukkan data DEMNAS, dengan cara drag data DEMNAS yang telah didownlod ke
Global Mapper.

18
4. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

5. Klik Digitizer Tool (Alt+D) pada titik analisa

19
6. Klik Create Watershed , kemudian isi Stream Cell Count (....), klik OK.

7. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Setiap warna menandakan subdas.

20
8. Untuk menyatukan setiap subdas menjadi satu area, dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Klik Digitizer Tool (Alt+D)
b. Klik pada area-area yang akan dijadikan satu,

c. Copy area yang akan disatukan pada layer baru dengan Ctrl+C lalu klik ke New Layer

21
d. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

22
e. Klik Combine Area Featurs

f. Pilih jenis penggabungan apa yang akan dipakai, kemudian klik OK.

g. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Kemudian, hapus bagian yang kosong dengan
cara, klik Digitizer Tool , klik pada bagian yang kosong, dan klik delete.

23
9. Untuk mengetahui berapa luas catchmaent area, dapat dilakukan dengan mengklik Feature
Info Tool (Alt+P) .

D.2 Input Data Koordinat Stasiun Hujan


Titik koordinat pos stasiun hujan bisa anda dapatkan melalui beberapa lembaga terkait
seperti BMKG, Balai Wilayah Sungai, Jasa Tirta, dan lembaga terkait lainnya. Pada pelatihan
ini kita menggunakan data titik koordinat imaginer untuk contoh pembuatan polygon Thiessen,
titik koordinat pada pelatihan ini yaitu:
Nama Stasiun Hujan Latitude Longitude
Stasiun Hujan - 1 7° 47' 49.4527" S 110° 06' 40.2515" E
Stasiun Hujan - 2 7° 49' 43.4350" S 110° 09' 42.7113" E
Stasiun Hujan - 3 7° 45' 38.9262" S 110° 09' 02.1901" E

Berikut langkah-langkah memasukkan data titik koordinat stasiun hujan :


1. Klik Digitizer Tool (Alt+D)
2. Klik kanan pada mouse, lalu arahkan cursor sesuai gambar dibawah ini

24
3. Masukkan koordinat stasiun hujan sesuai dengan data pada tabel diatas

4.
5. Lalu beri nama stasiun hujan dan nama layer

25
6. Ulangi langkah tersebut sesuai dengan jumlah stasiun huja diatas

26
D.3 Membuat Polygon Thiessen Stasiun Hujan
Setelah menginput data stasiun hujan selanjutnya kita akan membuat polygon thiessen
dari masing-masing stasiun hujan yang telah kita input :
1. Klik Digitizer Tool (Alt+D)
2. Klik kiri pada area SubDas yang anda akan analisa, maka akan muncul tampilan seperti di
bawah ini.

27
3. Klik Analysis pada menu bar, pilih Create Voronoi/Thiessen Diagram from Point
Features.

4. Masukkan nama poligon pada Layer Name, pilih tipe Polygon.

5. Klik Bounds, pilih Crop to Selected Arrea Feature(s), klik OK.

28
6. Akan muncul tampilan Poligon Thiessen seperti di bawah ini.

29
7. Untuk mendapatkan luasan dari luas pengaruh polygon thiessen stasiun hujan klik

8. Ulangi langkah tersebut ke semua stasiun hujan

30

Anda mungkin juga menyukai