Disusun Oleh :
Ruslan Abdul Munir (1902321)
6) Isikan citra DEM sebagai Input Layer, batas administrasi sebagai mask layer,
dan check list “Keep resolution of input raster”, Kemudian klik run, maka citra
DEM akan terpotong sesuai batas administrasi, contoh :
7) Citra DEM yang digunakan memiliki sistem proyeksi WGS 84, untuk dapat
menampilkan kenampakan 3 Dimensi perlu diatur terlebih dahulu dengan klik
Project pada toolbar utama, pilih properties, kemudian pilih CRS, dan
klik/pilih zona UTM sesuai lokasi anda. (Contoh pada modul ini, Kabupaten
Karangasem terdapat pada zona 50 S)
8) Untuk menampilkan kenampakan 3 Dimensi, pilih tools View dan pilih New
3D Map View
10) Isikan type dengan DEM (Raster layer), kemudian isikan Elevation dengan
citra DEM yang telah terpotong sesuai batas administrasi, tentukan Vertical
scale dengan nilai 3.00, dan tile resolution 300 px.
11) Kemudian klik OK,
Setelah itu anda dapat mengatur tampilan 3D dengan menggunakan tools yang
terdapat di sebelah kanan dari jendela 3D Map.
Contoh hasil 3D :
17) Selanjutnya, klik Google Satellite, tahan, dan drag ke arah window utama,
sehingga akan tampil seperti berikut :
18) Lakukan analisis kenampakan topografi dan kenampakan penutup lahan
melalui tampilan 3 Dimensi yang telah anda buat.
19) Kembali ke tampilan layer, kemudian tambahkan salah satu data vektor yang
ingin anda tampilkan juga pada 3D Map, misalnya jaringan sungai
20) Lakukan analisis berdasarkan kenampakan obyek (data vektor) yang anda
tampilkan di langkah no 19.
D. Hasil dan Pembahasan
1) Screen Capture hasil kenampakan 3 Dimensi