Anda di halaman 1dari 6

ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS DALAM KEHIDUPAN GEREJA DAN ORANG KRISTEN PADA MASA KINI

Oleh Pdt. Ro Sininta Hutabarat, MTh


Ka. Biro II

1.    PENDAHULUAN
Di dalam peringatan kekristenan bahwa salib adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai arti yang
begitu mendalam. Pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus di dalam menyatakan kepribadian serta
kekuatan dari Allah bapa yang diterangkan dalam hal ini. Dia yang telah mengalami kematian itu hingga
mati di kayu salib (Yoh, 19 : 30) bahwa kematianNya adalah puncak dari klimaknya sebagai mana dalam
pengakuan Iman Rosuli dipakai tiga perkataan untuk menekankan bahwa kristus itu benar-benar mati di
kayu salib di bukit golgata; Ia disalibkan, mati dan dikuburkan.
Kristus sudah mengorbankan dirinya akibat ulah dosa manusia, dalam hal inilah Yesus Kristus datang
sebagai seorang utusan Allah bapa menjadi juru selamat dunia ini (1Yoh 4 : 4). Jurang pemisah yang ada
akibat dosa oleh kematianNya di kayu salib telah diselesaikan, salib menjadi jembatan suatu
perdamaian. Persekutuan yang rusak akibat dosa oleh salib telah memulihkan kembali hubungan itu
utuh.
Salib kristus itu adalah merupakan suatu tanda hidup kekristenan dimana manusia telah diperdamaikan
dengan Allah, dibenarkan dengan Allah dan oleh manusia mendapat penebusan dari Allah (Budi Mark,
10 ; 45).
Untuk lebih kita memahaminya penulis mencoba untuk menguraikan sebagaimana telah disebut dalam
kerangka sebelum halaman ini.

2.    PENGERTIAN SALIB


Istilah yang dipakai untuk kata salib ini diambil dari bahasa Yunani yaitu (σtάupos) baca : Stauros, yang
berasal dari kata kerja (σtάupow) (menyalibkan).
Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang lain atau dua balok (kayu) yang dibuat bersilang,
yang pada zaman purba kala dipergunakan orang sebagai alat untuk menyiksa orang yang dijatuhi
hukuman mati yang disebabkan perbuatannya yang jahat terlebih orang yang tidak mau taat kepada
peraturan dalam sebuah perintah.
    Dalam karya kehidupan yang disalib itu selalu dihubungkan dengan kehidupan, pekerjaan dan
kematianNya, artinta semua garis kehidupan Tuhan Yesus menuju kepada jalan salib dan salib itu adalah
merupakan manipestasi dan bukti nyata yang menandakan adalanya kehidupan sesudah ia bangkit, yang
walaupun dipandang sebagai kutuk, murka Allah, hukuman sekaligus merupakan rencana serta suatu
rahasia dari Allah untuk menyatakan keadilan, kesetiaan dan kekuasaan Allah.
Pengertian salib dalam kematiannNya sebagai kutuk yang dipandang paling rendah dari seluruh
Penghinaan atas Tuhan Yesus yang tidak diikat dari unsur benar atau salah. Namun salib yang
mengakibatkan kematian bagi Tuhan Yesus juga dipandang sebagai korban politik.

3.    ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS


Kematiannya di kayu salib tak dapat diceraikan dari sejak kelahiran hingga wafatnya, artinya bahwa
kematianNya adalah merupakan peristiwa yang istimewa di dalam kenyataan dari hidup Yesus Kristus.
Hal itu juga merupakan suatu yang pokok daripada kedatanganNya ke dunia ini yaitu untuk menanggung
kemiskinan, menanggung dosa manusia, kemerosotan dan kecemasan hidup kita oleh pengorbananNya
sekali untuk selama-lamanya.
Prospek salib kristus sangat penting sekali bagi setiap orang di dalam peranan imannya, sebab oleh salib
itulah setiap orang mengaku bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa danhanya oleh salib Kristus
dimaksudlah bahwa orang kristen dapat menghampiri Allah dan pernyataan nyata di dalam Yesus Kristus
kepada manusia di dunia ini (Yak 3 ; 16). Ia menjadi ganti kita karena Ia yang benar itu menderita
sengsara bagi manusia yang bengkok hatinya dan yang tidak benar dapat diluruskan melalui perbuatan
yang Yesus alami di kayu salib.
Jikalau tidak dengan salib manusia tidak akan dapat mengetahui betapa kasih Allah dan betapa besar
kemurahanNya, bahwa di golgata itu manusia dapat berdiri diatas tempat yang maha kudus semata-
mata adalah oleh karena salib Kristus. Pada tempat itu ternyata kasih Allah dan disitu kita dapat
mengampuni segala dosa di dalam keutuhan diri Yesus yang menderita demi keselamatan manusia.
Hal lain dikatakan bahwa pengertian kekristenan salib itu adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai
pengertian yang sangat dalam dan pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus untuk menyatakan
kepribadiannya serta kekuatan yang hakiki daripada Allah bapa (Bnd. 19 ; 30).
Konteks inilah yang menjadi bukti bagi kekristenan, yang mana hal kematian Kristus menjadi hukuman
Allah atas dosa, artinya Ia mati bukan karena dosanya sendiri akan tetapi justru sebab itu ia dapat
menanggung hukum Allah sebagai ganti manusia sehingga menjadi terdakwa di hadapan pengadilan
Allah, dialah yang ditimpa hukuman itu.
Kristus sudah mengorbankan dirinya, sepatutnya kita sendiri yang dihukum mati namun oleh
kedatanganNya memberikan hidupnya sebagai tebusan akibat dosa. Bultman menyatakan bahwa salib
Kristus itu bukanlah merupakan kegagalan Yesus melainkan kematian Kristus di kayu salib memiliki arti
memenuhi dan menyelesaikan harapan dan cita-cita kita tentang masa depan.
 Hal itu menciptakan suatu pengharapan bahwa manusia di dalam salib Kristus itu mendapat legitimasi
(pensyahan) dari harapan kita di dalam sejarah salib oleh kehidupan Yesus Kristus dan oleh perbuatan
Allah dan itu adalah merupakan yang paling menentukan dan defenitif. Dengan perbuatan inilah Tuhan
mensyahkan serta meyakini hidup dan kematian Kristus di kayu salib adalah ketentuan Allah.
Dalam hal ini penulis akan mencoba melihat arti dan makna salib dalam tiga peranan.
3.1.    Salib Sebagai Perdamaian
Manusia tidak sanggup memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena kehidupan manusia selalu di
dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 : 7). Pada dasarnya bahwa Allah yang memperdamaikan dunia
kepada dirinya sendiri (II Korint 5 : 19). Inilah pokok ajaran rasul Paulus yang mana orang berdosa adalah
objek daripada murka pengadilan Allah (Roma 1 : 18). Dengan dasar ini manusia diperdamaikan dengan
Allah. Dia tidak mengenal dosa menjadi sengsara bagi kita, sehingga kita memperoleh kebenaran Allah
melalui Dia. Allah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dimana persekutuan yang dibuat
manusia terhadap Allah hendak diperdamaikanNya. Hubungan yang telah putus asa diatur kembali.
Allah bukan diperdamaikan oleh siapapun juga, melainkan Dia sendiri yang mengadakan perdamaian itu.
Perdamaian itu bukanlah berlaku karena Allah menutup matanya, supaya Dia jangan melihat dosa
ataupun Kristus, dimana Allah membuat pekerjaan di dalam perdamaian itu. Selagi kita masih seteru
Allah, kita diperdamaikan kepada Allah dengan kematian anakNya dan kita diselamatkan dengan
hidupNya. Menurut rasul Paulus kematian Kristus adalah merupakan kenyataan dari kisahnya (Gal. 2 ;
20). Kristus telah mati untuk kita orang-orang berdosa (Roma 5 : 8), dengan demikian kasih itu adalah
kuasa yang menggerakkan kita (2 Kor 5 : 14). Kasih Allah telah dicurahkan kepada kita (Roma 5 : 5), rasul
Paulus juga mengingatkan akan dirinya dan mengatakan bahwa Allah mengaruniakan kita jabatan
perdamaian. Ini berarti Allah di dalam Yesus Kristus memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri.
Diantara perdamaian dan pemberitaan peristiwa itu ada pertalian yang erat sekali.
Kabar perdamaian adalah diamanatkan kepada orang-orang yang sudah mengalami perdamaian,
dimana mereka dapat mengundang orang lain untuk mengabarkan/menceritakan pengalaman mereka.
Allah di dalam Kristus telah memperdamaikan dunia (KORM0S) kepada Dia sendiri, dengan tidak
menghitung kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan telah mengabarkan kepada kita
kabar perdamaian itu, yaitu perintah dan kuasa yang menjadi berdamai dengan Allah.
Ajaran gereja tentang kabar perdamaian adalah bahwa gereja kristen adalah jabatan dari perdamaian di
dalam dunia, karena hal itu telah diterima dari Allah. Hal itu adalah sebagaimana pikiran yang Allah
sebutkan yang telah dikemukakan kepada manusia, yang dinyatakan melalui para penghkotbah untuk
perdamaian hidup didalam damai karena yaitu dengan darah kristus kristus membawa perdamaian
manusia, tetapi juga turut diperdamaikan segala sesuatu baik diatas bumi maupun di langit/sorga.
Perdamaian daripada Allah didalam Yesus Kristus berlaku untuk seluruh dunia (2Kor 3:19) di dalam
bentuk apapun manusia tidak dapat menebus perdamaian kepada Allah, akan tetapi hanya Allah
sendirilah yang memperdamaikan itu tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah
di dalam Yesus Kristus yang tidak bersalah telah menanggung kesalahan manusia dihadapan Allah Yang
Maha Kudus.
Dengan perdamaian yang daripada Allah didalam Yesus Kristus ia mendapat damai sejahtera, itulah
sejahtera yang melebihi segala akal yang diyakini oleh setiap orang melalui luarnya masing-masing,
(2Kor 5:17). Karena Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah yang telah menjadi tujuan dan juru
selamat dunia.
3.2.    Salib Sebagai Pembenaran
Pembenaran atau yang berasal dari kata benar atau membenarkan sesuatu tindakannya misalnya,
terhadap pemerintah yang syah, maka dia harus dijatuhi hukuman oleh pengadilan negara itu menurut
hukum yang ada dan berlaku di negara itu.    
Manusia yang jatuh didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan jatuh ke dalam jurang kematian.
Alasannya karena upah dosa itu adalah maut (Roma 6:23). akan tetapi Allah didalam janjiNya
memberikan keselamatan atas manusia yang digenapi melalui Yesus Kristus melalui pembenaranNya
melalui anugerah dan kasih Allah sendiri (Roma 3:24). Dalam ajaran yang oleh rasul Paulus tentang
penebusan adalah betul-betul suatu jalan untuk menegaskan kebenaran daripada Yesus dimana
keselamatan adalah suatu akibat atau hasil bukan dengan melakukan suatu pahala, melainkan yang
keluar dari kebenaran Allah yang membawa keselamatan kepada orang berdosa.
Manusia dibenarkan didalam Yesus Kristus hanya dapat oleh karena Iman bukan oleh sebab perbuatan
dari manusia semata, sebagaimana Abraham yang oleh Allah telah dibenarkan melalui ImanNya bukan
oleh sesuatu yang dia perbuat (Roma 4:2-3).
Pembenaran dan penebusan adalah yang diberikan oleh Allah sendiri. Hal ini berarti bahwa manusia
tidak dapat untuk berbuat sesuatu yang dapat memiliki arti untuk itu melainkan hanya dengan berserah
kepada Allah di dalam Yesus Kristus.
A1l1ah adalah subjek daripada pembenaran itu, jadi pembenaran itu adalah aktivitas Allah sendiri yang
dipusatkan kepada kematian Kristus di kayu salib. Manusia dihadapan Allah tidak memiliki kebenaran
lagi dihadapan Allah, sebab apapun yang dilakukanNya akan menurut pembenaran daripadanya oleh
karena itulah Allah memilih jalan salib bagi Yesus untuk didalam memberikan pembenaran kepada
manusia yang mau percaya kepadaNya serta dengan menyerahkan diri hanya kepadaNya.
3.3.    Salib Sebagai Penebusan
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu bebas dari perhambaan, melunasi kembali apa yang telah
dijual dengan barang atau uang tebusan. (Lutpou) adalah kata kerjanya yang menurut artinya
membebaskan orang tawanan dalam perang, dengan pembayaran uang tebusan atau membebaskan
hamba dari belenggunya. Di dalam P. Lama penebusan ini disebutkan (go'ol) yang terutama dalam
Deutro Yesaya (Yes 4l). Tanda perbuatan yang diperbuat Allah adalah penebusan Israel dari perbudakan
Mesir (Yes 7:8,51,52). Demikian juga penebusan Tuhan akan kembalinya bangsaNya dari Babel dan
datang berjanji ke Sion (Yes 51:11).
Dalam Roma 5:24 kita jumpai perkataan: yang berarti pembebasan, menebus arti pokoknya adalah
suatu pembebasan yang diberikan dengan suatu "tebusan" Kita mendapat tebusan didalam lingkungan
karunia Allah yang diberikan oleh Yesus K.ristus yang oleh rasul Paulus maksud dalam hal ini ialah
penebusan dari belenggu dosa (Kol. 1:14) yang telah Allah perbaiki yang menghasilkan hubungan dan
persekutuan yang baru.
Allah didalam peranan Yesus Kristus telah menghampakan kutuk dan menjadi penebusan bagi manusia
didalam dosa-dosanya serta dari kuasa iblis.

4.    SALIB DALAM KEHIDUPAN GEREJA DAN ORANG KRISTEN PADA MASA KINI
4.1. Salib didalam Kehidupan Gereja
Pada uraian-uraian diatas bahwa pengertian-¬pengertian dari salib telah disebutkan, namun tentu sekali
dalam pengertian kehidupan gcreja tentu sekali ada unsur-unsur lain yang pada dasarnya tidak rnemiliki
pengertian dan makna yang berbeda didalamnya. Dalam hal ini makna salib dalam kehidupan gereja
berhubungan dengan pewartaan yang ada dan terjadi ditengah-tengah kehidupan warga jemaat ada
yang dihubungkan dengan cara manusia itu mencari dan menanggapi keselamatan oleh hikmatnya
sendiri. Namun Allah menyediakan jalan keselamatan yang supaya tidak masuk akal dan bodoh, dan
akibatnya manusia sering mencari keselamatan sendiri. Pemberitaan melalui gereja dianggap hanya
sebagai kebodohan belaka. Kehidupan gereja justru sering melihat hanya sampai pada salib saja tidak
melihat lebih jauh yakni pada kebangkitan dan kemenanganNya dari kubur (maut) . Namun Luther
menggambarkan yang oleh Paul- Althaus mengutip bahwa pemberitaan yang benar adalah "hikmat yang
berasal dari salib", yang berarti salib kristus merupakan ukuran pemberitaan, apakah itu pernyataan
Allah, karuniaNya, penyelamatanNya tentang hidup kristen dan gereja Kristus.
Dalam pewartaan salib, salib sendiri menjadi hadir oleh pewartaan gereja, kehidupan gereja
diperhadapkan pada tindakan keselamatan Allah sendiri. Inti/pokok pewartaan ialah bahwa salib sendiri
sebagai realitas keselamatan yang disampaikan kepada kehidupan gereja. Wadah kehidupan gereja
harus melihat dan mengerti bahwa salib itu adalah jalan keselamatan bukan merupakan
penyempurnaan hidup atau usaha manusia. Dengan pengertian lain salib merupakan ciptaan baru (2
Korint 5:17; Gal 6 : 15)
Dengan demikian dari pihak manusia dasar keselamatan adalah Iman dan bukan kebijaksanaan. Karena
keselamatan manusia dan tidak merupakan penyempurnaan hidup manusia, oleh karena itu
keselamatan itu hanya dapat diterima dengan Iman bukan dengan kata¬kata yang ada ditengah-tengah
kehidupan gereja.

4.2.Salib Dalam Orang Kristen Pada Masa Kini


Secara umum ajaran salib kristus ada ditengah-tengah orang kristen. Peran salib Kristus adalah bukti
bahwa Allah ikut serta didalam penderitaan manusia. Itu juga berarti bahwa Allah membebankan
penderitaan kita itu kepada Yesus. John Sobrino melihat bahwa di mata orang¬orang miskin dan orang-
orang tertindas terdapat wajah Allah yang buruk. Kristus masuk dalam kehinaan dan keterasingan
sehingga Ia dapat menjadi saudara bagi tiap orang yang tersingkir dan terhina dan membawakan
kerajaan Allah bagi mereka. Ia menolong kita bukan dengan kekuatan supernatural, akan tetapi Ia
menolong dengan penderitaanNya dan luka-lukaNya. Dietric Bonhoeffer bahwa hanya Allah yang
menderita yang dapat menolong orang-¬orang yang menderita. Oleh karena itu tidak ada penderitaan
yang dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah yang turut menderita bersama kita. Allah didalam
Yesus Kristus adalah Allah yang menderita yang menjadi korban penindasan. Hal itu dapat kita lihat
dengan peristiwa Yesus yang disalib, yang oleh Allah tidak meninggalkanNya sendiri didalam
penderitaan tetapi Allah turut hadir didalam penderitaan itu. Yesus mengalami derita kematian dan
Allah menyampaikan bahwa setelah salib sulit bagi ibadah untuk merandang Allah sebagai Allah tanpa
penderitaan. Hati Allah terus berdenyut dalam kasih dan penderitaan. Salib berdiri dimana arus
kehidupan manusia keruh dan arus kehidupan illahi yang tidak henti-hentinya berjumpa untuk
ditranspormasikan oleh kepribadian Yesus.
Salib adalah lambang keterlibatan Allah yang penuh dengan kasih karunia, dalam masalah-masalah
manusia dalam keselamatannya. Pada salib semuanya dipersatukan dalam kristus, dimana keselamatan
mencakup komunitas dan kesatuan diantara umat manusia. Dalam hal itu Thomas memahami Allah
sebagai Imanuel. Allah yang senantiasa turut didalam aspek kehidupan manusia, Dia yang menjadi
manusia dan tinggal sebagai manusia bersama kita dalam penderitaan kita.
Bagi Thomas selaku Teolog dari India menyampaikan kristus yang menderita itu tidak lain daripada Allah
sendiri selaku yang mau perduli turut ditengah-tengah penderitaan dan kesengsaraan. Allah ditengah-
tengah orang kelaparan. Yesus Kristus mengidentifikasikan diriNya dengan orang-orang yang menderita.
Ia menangis dengan mereka yang menangis. yesus disalibkan dalam kematian orang-orang ini.
Sementara bagi Samarta Teolog India, salib dan kebangkitan Yesus dimaksud untuk memperlihatkan
bagaimana kuasa dari kelahiran dan tragedi hidup manusia ditaklukkan oleh kasih. Melalui salib ada
harapan dalam kesempurnaan sehingga makna salib pada masa kini adalah merupakan predikat hidup
yang dperhadapkan dengan berbagai masalah-masalah sosial kita dalam perjaianan hidup kita. Salib dan
kebangkitan memberi ilham dan kuasa bagi kehidupan yang beribadah dan melayani, yang hidup
di.dalam penderitaan kemiskinan dan dimenangkan olehnya (Roma 5:3-5). Selanjutnya Smartha, bila
seorang tidak berakar pada salib dan hidup tanpa pengahrapan akan kebangkitan, maka mungkin saja
orang kristen dapat dikalahkan oleh penderitaan manusia. Namun bila mana orang menerima Yesus
Kristus sebagai Tuhannya, ia harus mentaati segala tuntutan-tuntutan Allah.
Sementara di Korea salib dipandang sebagai lambang penderitaan yang serius. Penderitaan yang Yesus
alami dalam peristiwa penyalipan ini secara langsung berkaitan dengan penderitaan dan kesengsaraan
mereka, secara khusus pada penduduk Jepang. Rakyat mengidentifikasikan diri dengan penderitaan
Yesus pada salib. Salib menjadi lambang bagi salib mereka. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami
orang-orang kristen yang politis, pemimpin gerekan nasional yang dikirim kepembuangan juga
dipandang sebagai lambang salib orang-orang kristen menderita bukan untuk diri sendiri, melainkan
untuk seluruh Korea.
Penderitaan atas nama bangsa Korea ini mewujudkan pengajaran di dalam penderitaan diatas kayu salib
atas nama seluruh umat manusia.
Kim Yong-back menyampaikan suatu hikayat kehidupan Yesus adalah merupakan suatu cermin
perjuangan para minjung dalam riwayat hidup sosialnya. Pora minjung hendaknya mengikuti teladan
Yesus yang berani rnenghadap dan menanggung resiko didalam hal penegakan keadilan.
Choan Seng Song melihat salib dan kematian kristus ingin menunjukkan kepada dunia betapa hidupNya
Allah dan aktifnya Allah dalam karya penyelamatanNya. Allah yang ada didalam Yesus Kristus pada kayu
salib adalah Allah yang selalu memihak penderitaan yang tak perduli siapapun mereka atau
darimanapun asalnya.
Dari berbagai persentasi yang ada, baik Ijem Khiem yang dan juga dengan Teolog Jepang yaitu Kitamori
memandang bahwa salib itu adalah merupakan aplikasi daripada derita hidup manusia ditengah-tengah
keperbagaian kemiskinan Iman dari manusia itu yang diperhadapkan kepada tamggung jawab dari
manusia itu ditengah-tengah eksistensinya selaku yang menderita akibat ulahnya dan itu merupakan
suatu realitas yang tidak bisa disangkal serta dihindari.
Melalui berbagai pendapat yang telah disebutkan maka dapat dilihat suatu hakekat bahwa peranan salib
jikalau dihubungkan dengan salib orang-orang yang menderita, dapat diambil suatu yang terpenting
didalamnya bahwa aspek kerinduan didalam kelepasan dari penderitaan adalah dapat mewujudkan
suatu kehidupan yang nyata didalam suatu aspek keadilan yang jelas.
Makna penderitaan dan kemiskinan yang diperankan melalui salib pada dasarnya harus dapat dilihat
pada konteks dimasa kini menjadi suatu makna kebebasan di dalam ketabahan dan keuletan daripada
manusia itu untuk menuntut terhadap dirinya mampu untuk berjuang didalam pengharapan oleh karena
Imannya kepada Sipenderita dan yang menjadi penebus didalam dirinya. H.A. Oppusunggu,
menyebutkan semaksimal manapun penderitaan itu harus mampu diselesaikan berdasarkan Iman
didalam ketabahan yang akan mengakibatkan pembebasan.
Dari semua itu peran salib dapat menjadi peran kemerdekaan didalam hidup kita, sekalipun maknanya
adalah perjuangan didalam penderitaan akan tetapi menurut ketahahan menuju aspek keselamatan
yang hakiki dan selamanya.

5.     KESIMPULAN
    Dari berbagai hal yang penulis sebutkan dalam pengertian dan makna salib didalam berhagai aspek
kehidupan Umat Tuhan dapat disimpulkan bahwa arti dan peranan salib didalam makna yang
sesungguhnya adalah merupakan kebebasan kemerdekaan melalaui Allah didalam Yesus Kristus yang
menderita dan menuntut suatu ketabahan oleh umat Tuhan yang sekaligus mereplekasikannya didalam
keperbagaian hidup umat Tuhan.
Sekalipun disebutkan bahwa salib didalam maknanya adalah merupakan penderitaan, namun pada
hakikatnya menciptakan nuansa hidup baru yang selama-lamanya didalam Allah oleh Kristus Tuhan yang
menjadi sang penyelamat hidup manusia dan dunia. Hal itu hanya dapat diungkapkan melalui, ungkapan
perendahan diri sebagaimana Kristus merendahkan diriNya.
    Yang perlu kita hayati bersama pada kouteks masa kini apakah makna salib didalam perannya dan
oleh penderitaanku pada saat ini ???.

KEPUSTAKAAN:
1. J.R.W. Stoot, “Karya Kristus Bagi Kita”, Jakarta, Bpk-GM 1984
2.      P.L. Cross (Editor), “The Oxford Dictionary of The Christian Church”,.
3.     G.C. Van Niftrik dan B.J. Bollannd, “Dogmatika Masa Kini, Bpk-GM, Jakarta,  1987
4.     Jurgen Moitmann, The Crucified God, Herper and Row Publishes, 1973,
5.    E.N. Daney, The Fourth Gospel,
6.      Sigfrid Estrborn, The Christian Doctrine of salvation,
7.    Paul Tillich, Systematic Theology, Vol 2
8.    L. Oranje, Petanggung Jawab Pengharapan, BPK GM, Jakarta.
9.    James Hasting, Dictionary of The Bible, Edinburgh 1963
10.    K. Riedel, Tafsiran Alkitab Kepada jemaat Korintus II, BPK. G.M.
11.    Allan Richardson, A Theological World Book of The Bible. New York 1962,
12..    S. Van Der Linde, Tafsiran Surat Kiriman Repada Jemaat Roma, Bpk G.M, Jakarta 1954
13.    William Sandy, Crtitical and Exegetical Commentary on The Epistle to The Romans, Edinburgh 1964
14..    H.C. Kee clan F.W. Jung, Understand The New Testament USA, 1959,
15.    M.H. Bolkestein, Surat Kiriman Kepada Jemaat Kolose,
16. Paul Althaus, The Theology of Marthin Luthur-, Fortress Press Philodephia, 1981
17.    Duiter Becker, Pedoman Dogmatika, Jakarta, Bpk G.M. 1996
18.    Choan Seng Song, Allah Yang Turut Menderita Jakarta, Bpk G.M. 1997
19. H.A. Oppusunggu, Setia Sampai Mati, OMF, Jakarta,    1999

Anda mungkin juga menyukai