Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

COMBUSTIO

Disusun Oleh :
TEGUH ARI WIBOWO
NIM : 202120729161

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHPRINGSEWU
LAMPUNG 2021/2022
KASUS 3

Tn. P, usia 49 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan wiraswasta masuk IGD pada tanggal 12

Februari 2022 pkl. 08 WIB diantar oleh warga karena mengalami luka bakar. Data yang

didapatkan : Tingkat kesadaran kompos mentis, pasien mengeluh nyeri akibat luka bakar. Luka

bakar terjadi di rambut, wajah, leher, tangan kanan dan kiri, dada dan perut, punggung atas, kaki

kanan anterior. Salah satu warga mengatakan bahwa pasien terjebak dalam satu ruangan saat

terjadi kebakaran, dan dievakuasi oleh warga. Pasien mengatakan kesulitan bernapas, terasa berat

bila bernapas, bunyi napas stridor, lemas, nadi teraba cepat dan kecil/lemah. Luka bakar terdapat

bullae, warna dasar luka kemerahan. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi

napas 28 x/menit, suhu 36,8 ℃. Saat dikaji pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti

hipertensi, asma , DM, tidak memiliki riwayat alergi obat. Ny. D mengatakan di dalam anggota

keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan.

K. Data fokus

Data subyektif

 Pasien mengatakan kesulitan bernapas,

 Pasien mengatakan terasa berat bila bernapas

 pasien mengatakan nyeri akibat luka bakar.

 Pasien mengatakan Luka bakar terjadi di rambut, wajah, leher, tangan kanan dan kiri,

dada dan perut, punggung atas, kaki kanan

 Pasien mengatakan warna luka dasar kemerahan

 Pasien mengatakan lemas

Data obyektif
 bunyi napas stridor, lemas, nadi teraba cepat dan kecil/lemah.

 Luka bakar terdapat bullae, warna dasar luka kemerahan.

 TD 90/60 mmHg,

 frekuensi nadi 110 x/menit,

 frekuensi napas 28 x/menit,

 suhu 36,8 ℃.

 Tingkat kesadaran kompos mentis,

 pasien mengeluh nyeri akibat luka bakar.

 Luka bakar terjadi di rambut, wajah, leher, tangan kanan dan kiri, dada dan perut,

punggung atas, kaki kanan anterior.

L. ANALISA DATA

No Data fokus Masalah Etiologi

1 Data subyektif Ketidakefektifanbersihan Obstruksi jalan nafas

 Pasien mengatakan jalannafas

kesulitan bernapas,

 Pasien mengatakan terasa

berat bila bernapas

Data obyektif

 frekuensi napas 28 x/menit,

 Bunyi nafas stridor

2 Data subyektif Nyeri akut agen cedera (luka

 pasien mengatakan nyeri bakar)


akibat luka bakar.

 Pasien mengatakan warna

luka dasar kemerahan

Data obyektif

 nadi teraba cepat dan

kecil/lemah

 pasien mengeluh nyeri

akibat luka bakar.

 Luka bakar terjadi di

rambut, wajah, leher,

tangan kanan dan kiri, dada

dan perut, punggung atas,

kaki kanan anterior.

 frekuensi nadi 110 x/menit,

3 Data subyektif Kerusakan integritas kulit Agen cidera

 Pasien mengatakan warna

luka dasar kemerahan

 Pasien mengatakan Luka

bakar terjadi di rambut,

wajah, leher, tangan kanan

dan kiri, dada dan perut,

punggung atas, kaki kanan

Data obyektif
 Luka bakar terdapat

bullae, warna dasar luka

kemerahan.

 Luka bakar terjadi di

rambut, wajah, leher,

tangan kanan dan kiri,

dada dan perut,

punggung atas, kaki

kanan anterior.

Data subyektif Kekurangan volume Kehilangan cairan aktif

 Pasien mengatakan lemas cairan

Data obyektif

 TD 90/60 mmHg,

 frekuensi nadi 110

x/menit,

M. Diagnosa keperawatan

 Ketidakefektifan berihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas

 Nyeri akut b.d agen cidera (luka bakar)

 Kerusakan integritas kulit b.d agen cidera

 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif


 PERENCANAAN
Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Airway suction


bersihan jalan keperawatan status  Pastikan kebutuhan
nafas respirasi terjadinya oral/tracheal suctionic
berhubungan kepatenan jalan nafas dengan  Auskultasi suara
dengan adanya kriteria hasil: nafas sebelum dan
obstruksi jalan a. Mendemonstrasikan sesudah suctioning
nafas batuk efektif dan  Berikan O2 dengan

suara nafas yang menggunakan nasal


untuk memfasilitasi
bersih, ada sianosis
dan dispneu (mampu suction nasotrakeal
mengeluarkan sputum,  Gunakan alat yang steril
mampu setiap
bernafas dengan mudah, melakukan tindakan
tidak ada pursed lips)
 Anjurkan pasien untuk
b. Menunjukkan jalan
istirahat dan nafas dalam
nafas yang paten
setelah kateter
c. Mampu
dikeluarkan dari
mengidentifikasi dan
mencegah factor nasotrakeal
yang dapat  Monitor status oksigen
menghambat jalan pasien
nafas
 Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suction
Airway management
 Buka jala nafas,
gunakan teknik chinlift
atau jaw thrust bila perlu

 Posisikan pasien untuk


memaksimalkanventilasi
 Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
 Lakukan fisioterapi dada
bila perlu
 Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
 Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara
nafas tambahan
 Berikan broncodilator
bila perlu
 Monitor respirasi dan
status O2

2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan  Lakukan pengkajian


berhubungan keperawat tingkat nyeri secara
dengan agen kenyamanan pasien komprehensif (PQRST)
cedera (mis, meningkat dengan kriteria  Kaji tanda-tanda vital
biologis, zat hasil:  Observasi reaksi non
 Melaporkan nyeri
kimia, verbal dari
berkurang / hilang (skala
fisi ketidaknyamanan
0-3)
kpsikologi)  Berikan posisi yang
 Tanda-tanda vital
nyaman
dalam batas normal
 Anjurkan pasien untuk
(TD: 120/80mmHg,
mengalihkan perhatian
nadi: 80x/I, suhu: 360C,  Ajarkan tentang teknik
P: 20x/i) non farmakologi
 Frekuensi nyeri  Tingkatkan istirahat
berkurang / hilang  Kolaborasi pemberian
 Ketegangan otot analgetic untuk
berkurang / hilang mengurangi nyeri
 Dapat istirahat
 Skala nyeri berkurang
/ menurun
3. Kerusakan Setelah dilakukan  Kaji/catat ukuran,
integritas tindakan keperawatan warna, kedalaman
kulit diharapkan menunjukkan luka, perhatikan

berhubungan regenerasi jaringan jaringan nekrotik dan

dengan agen dengan kriteria hasil: kondisi sekitar luka

cedera  Lakukan perawatan luka


bakar yang tepat dan
tindakan control infeksi.
 Pertahankan penutupan
luka sesuaiindikasi
 Tinggikan area graft
bila mungkin/tepat
 Pertahankan posisi yang
diinginkan dan
imbolisasi area bila
diindikasikan
 Pertahankan balutan
diatas area graft baru
dan sisi donor sesuai
indikasi

4 Kekurangan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Cairan


volume cairan keperawatan terjadi  Monitor diare atau
berhubungan peningkatan muntah
dengan keseimbangan cairan  Awasi tanda-tanda
kehilangan dengan kriteria hasil: hipovolenik (oliguria,
cairan aktif  Mempertahankan urin abdominal pain,
output sesuai dengan bingung)
 Monitor balance
usia dan BB, BJ urin
cairan
normal, HT normal
 Monitor pemberian
 Tanda-tanda vital
cairan parental
dalam batas normal
 Monitor BB jika terjadi
 Tidak ada tanda- tanda
penuruna BB drastic
dehidrasi, elastisitas
 Monitor tanda-tanda
turgor kulit baik,
dehidrasi
membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa  Monitor tanda-tanda

haus yangberlebihan vital


 Berkan cairan peroral
sesuai kebutuhan
 Kolaborasi pemberian
terapi
DAFTAR PUSTAKA

Amin, dkk. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-
NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.

Brunner, Suddarth. 2010. Textbook of medical surgical nursing. Edisi ke- 1.USA: Lippincott.

Darma, E. 2017. Analisis Praktik Klinik Keperawatan dengan Intervensi Inovasi Pemberian
Aromaterapi Mawar dan Terapi Murottal Al-Quran Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur
pada Pasien An. D dengan Combustio di Ruang Picu RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Tahun
2017.https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/251/KIAN.pdf?sequence=1&is
Allowed=y. Diakses 20 oktober 2019. .

Hardi, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC
NOC. Yogyakarta : Media Action.

Leong M, Philips LG. 2012. Wound Healing. Dalam : Townsend CM, Beauchamp RD, evers
BM, Mattox KL, Sabiston textbook of surgery. Edisi ke 19. Canada : Elsevier

Majid Abdul, Prayogi. 2013. Buku pintar perawatan pasien luka bakar.Yogyakarta : Gosyem
Publishing.

Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC.

Mesche AL. 2016. Sistem Integumen. Dalam : Teks dan Atlas Histologi Dasar Junquiera. 309–
24.

Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) Program Studi Ners Stikes Panakkukang
Makassar

Purwandari, A. 2008. Konsep Keperawatan : Sejarah & Profesionalisme, Jakarta : EGC.

Raihanah, S., & Andrayani, D. E. 2017. Tata Laksana Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar Listrik. 1
–13

Ulima, L., Wulan, J.r., & Prabowo, A. Y. 2017. Pengaruh Binahong terhadap Luka Bakar
Derajat II.

Vidianka, R. 2015. Potency Of Honey In Treatment Of Burn Wounds.Lampung University.

Wilkinson, Skinner. 2007. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai