Benedictus Arya Pradipta - XLL IPA 1 - Sake.
Benedictus Arya Pradipta - XLL IPA 1 - Sake.
A. DEFINISI SAKE
Sake adalah minuman beralkohol yang berasal dari Jepang yang sudah
dikenal sejak berabad-abad yang lalu.Kata lain untuk sake yang telah dikenal
umumnya adalah Nihonshuatau bahkan secara resminya nama lain untuk sake
adalah Seishu.
Sake pertama kali di buat sekitar 2000 tahun yang lalu, saat masyarakat
jepang mulai mempraktekkan budaya menanam padi di sawah. Sejak saat itu
sake mempunyai peranan penting dalam budaya dan sejarah jepang. Biasanya
minuman ini dikaitkan dengan berbagai matsuri pada masyarakat pertanian.
Orang jepang percaya bahwa sake mewarisi kesakralan padi sehingga selalu di
gunakan dalam ritual-ritual Shinto. Hal ini dari kepercayaan bahwa padi
dianugrahkan bagi masyarakat Jepang oleh dewi Ameterasu omikami.
a. Zaman Yayoi
b. Zaman Nara
Pada zaman ini sake diproduksi dengan menambahkan koji dalam proses
pembuatannya. Jamur beras dengan nama latin Aspergillus oryzae ini terbukti
mampu meningkatkan kualitas sake. Sake pada zaman Nara dapat dinikmati
oleh masyarakat kelas atas dan seiring meningkatnya sistem hukum dan
pemerintahan maka dibentuk suatu lembaga yang disebut sake no
tsukasa.Tugas lembaga ini adalah menjaga dan mengatur pembuatan sake
untuk kaisar dan peraturan negara.
c. Zaman Edo
Pada awal zaman Edo sake diproduksi lima kali dalam setahun. Para toji
memperhatikan bahwa diantara lima kali produksi ternyata yang mempunyai
kualitas sake yang terbaik adalah sake yang dibuat pada musim dingin. Hal ini
membuat para pembuat sake mengerti pentingnya untuk memastikan bakteri-
bakteri yang merugikan dalam sake.
Sake berbeda dengan anggur dan bir, karena memiliki kadar alkohol yang
relatif tinggi 15% hingga 20%, dan dibuat dengan air dan beras. Cara yang lebih
akurat untuk melihat semuanya adalah dengan mempertimbangkan bagaimana
ketiga minuman ini dibuat. Anggur dan sake adalah minuman yang dibuat dari
fermentasi.
1. Upacara pernikahan
3. Upacara jichinsai
6. Hinamatsuri
7. Hanami
8. Kagami biraki
1. Gyudong
1. Junmaishu
Sumber: data:image/jpeg;base64,/9j/4AA 1
3. Taruzake
Taruzaké adalah sake yang telah
disimpan atau berusia beberapa waktu di
tong kayu cedar, dan hampir selalu
memiliki rasa yang relatif kuat yang
diberikan oleh kayu, ini bukan rasa yang
Gambar 3. Taruzake
tidak enak, tetapi bisa sangat kuat.
Sumber: https://media.japanes 1
1. Memoles Beras
Setelah beras selesai dipoles sampai tingkat yang ditentukan, lalu beras
itu dicuci (senmai) untuk menghilangkan nuka, bubuk yang masih melekat pada
beras dari proses pemolesan. Kemudian direndam dalam air untuk
mempersiapkan proses pengukusan dengan meningkatkan kadar air. Proses ini
sangat penting, karena kadar air beras sebelum dikukus akan mempengaruhi
kondisi beras kukus yang dihasilkan, mempengaruhi kondisi koji, serta kakemai,
beras yang ditambahkan ke campuran fermentasi yang disebut moromi.
Beras untuk sake yang diproduksi secara massal dapat dengan mudah
dibuang secara massal ke dalam tong dan dibiarkan selama empat belas jam.
Beras untuk sake tingkat tinggi, biasanya direndam dalam kantong kecil tiga
puluh kilogram atau lebih, dan waktu yang dihabiskan untuk direndam dalam air
diukur dengan stopwatch.
3. Mengukus Beras
4 Produksi Koji
Aspergillus Oryzae atau dikenal dengan istilah "Jamur Ajaib". Koji adalah
sumber di balik saus kecap, shochu, mirin, miso, dan tentu saja, sake. Aslinya,
sake dibuat dengan mengunyah beras yang
dimasak, lalu meludahkannya ke dalam ember dan
membiarkannya berfermentasi. Enzim yang
terkandung dalam air liur dapat memecah pati beras
menjadi gula, yang pada akhirnya bisa berubah
menjadi alkohol. Di zaman modern ini, koji-lah
Gambar 3. Koji
yang memecah pati beras menjadi gula,
Sumber: https://cdn-japantimes.com/wp-c 1
membuatnya siap berfermentasi menjadi
alkohol,
5 Menambahkan Ragi
Moto kemudian dipindahkan ke tong yang lebih besar. Koji, dan air
ditambahkan biasanya tiga kali. Campuran fermentasi pada tahap ini dikenal
sebagai moromi. Proses pembuatan sake menggunakan tiga tambahan yang
dikenal sebagai Sandan Guikomi, dan biasanya dilakukan selama empat hari.
Satu penambahan dilakukan pada hari pertama, satu penambahan pada hari
yang ketiga, dan yang keempat. Hari kedua dikenal sebagai odori,
Penambahan kedua adalah sekitar dua kali lebih besar dari yang pertama,
dan yang ketiga sekitar dua kali lebih besar dari yang kedua. Ini semua adalah
generalisasi, dan formula untuk setiap sake dan kura masing-masing berbeda.
Setelah semua beras, air, dan koji ditambahkan, moromi berfermentasi dari
delapan belas hingga tiga puluh dua hari. Akhirnya, siklus hidup ragi berakhir,
dan mulai berfermentasi. Karena koji mengubah pati secara bertahap, ragi tidak
dihambat oleh kehadiran terlalu banyak gula, dan dapat terus menghasilkan
alkohol dan karbon dioksida. Ini memberikan kandungan alkohol dalam sake
hingga 20%, dan suhu fermentasi dan jenis ragi ada hubungannya dengan ini.
7. Menekan
Pada titik ini, sake siap untuk ditekan dan dipisahkan dari kasu (sisa-sisa
butiran beras yang difermentasi).Ditekan menggunakan mesin lar yang
menyerupai akordeon.
Gambar 4. Mesin lar atau assakuki Sumber:
data:image/jpeg;base64 1
8. Penyaringan (Roka)
9. Pasteurisasi (Hiire)
LEGAWA, GEDE ANDI. "Sake: Penghubung antara Dewa, Manusia, dan Alam."
(2015).
Hashimoto, Atsuko, and David J. Telfer. "From sake to sea urchin: Food and drink
festivals and regional identity in Japan." Food and wine festivals and events
around the world: Development, management and markets (2008): 249-78.
BIODATA PENULIS
Nomor : (+62)1381793367
Instagram : arr_dipta7