Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

“NCP KASUS DIET HIPERTENSI”

DISUSUN OLEH :

Ajeng Kusumawardani P07223119051

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
2021
KASUS

Seorang ibu Ny. Ay berusia 61 tahun memiliki berat badan 52 kg dan


tinggi badan 165 cm. masuk rumah sakit dan dirawat inap selama 2 minggu karena
menderita sesak nafas. Selama 10 tahun terakhir ibu ini telah menderita hipertensi
tetapi tidak berobat secara teratur. Ibunya meninggal 5 tahun yang lalu karena
serangan stroke pada usia 60 tahun. Ny. Ay tidak pernah berolah raga karena merasa
berat. Berdasarkan pemeriksaan diatas, dokter mendiagnosa pasien ini infark miocard
dan Setelah mendapat perawatan dokter tekanan darah ibu sudah mengalami
penurunan. Saat masuk rumah sakit tekanan darahnya 200/100 mmHg, kemudian
mengalami penurunan menjadi 160/90 mmHg setelah mendapat perawatan intensif.
Saat ini nafsu makan pasien masih kurang. Secara fisik dan klinis kondisi pasien
masih lemah walaupun pasien sudah dapat makan sendiri tanpa bantuan penunggu
pasien. Sesak nafas sudah berkurang. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
semua dalam batas normal yaitu pemeriksaan HB, Lekosit, Ureum, hematokrit,
natrium, kalium, kalsium dan klorida. Data pemeriksaan rontgen menunjukkan aorta
menonjol, bendungan positif. Pemeriksaan lain yang mendukung diagnose
memperlihatkan denyut jantung 140 x/menit. Simpulan hasil pemeriksaan EKG :
adanya infark pada dinding posterior dari myocardium. Berdasarkan pemeriksaan
diatas, dokter mendiagnosa pasien ini infark miocard dan hipertensi berat.
Tindakan yang dilakukan adalah pasien harus istirahat ditempat tidur dan mobilisasi
secara bertahap. Setiap hari Ny. Ay makan 3 kali dengan selingan 2 kali. Hasil
anamnesa diet menunjukkan rata-rata asupan energi Ny. Ay 2700 kkal per hari.
Prosentase karbohidrat 50%, protein 15% dan lemak 35%. Ny. Ay sangat menyukai
makanan dan jajanan gorengan, mie instan (3-4 kali/minggu), telur (1-2 butir/hari),
daging/ayam (4-5 kali/minggu) ikan segar (3-4 kali/minggu), ikan asin (1-2
kali/minggu), tahu/tempe goreng (setiap hari), jarang makan sayur dan buah.
PAGT/NCP

NAMA : Ny. Ay JENIS KELAMIN : Perempuan


UMUR : 61 Thn NO. REGRISTASI :-
ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH
CH (Client History)
 Umur : 61 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Diagnosa : Infark miocard
dan hipertensi berat
 Orang tua pasien (ibunya)
juga menderita Stroke
FH
 Makan 3 kali dengan selingan
2 kali
 Sangat menyukai makanan  FH 1.2.2.2 Jenis  NB 1.2 Perilaku dan  E 1.1 Pendidikan Gizi  FH 1.2.2.2 Jenis
dan jajanan gorengan, mie Makanan suka kepercayaan yang salah terkait konsumsi makan- Makanan seimbang
instan (3-4 kali/minggu), telur (1-2 mengonsumsi terkait dengan makanan makanan yang
butir/hari), daging/ayam (4-5 makanan yang dan zat gizi berkaitan bergizi
kali/minggu) ikan segar (3-4 mengandung lemak dengan kebiasaan makan seimbang.
kali/minggu), ikan asin (1-2 jenuh dan jarang tidak untuk memenuhi  C 1.1 Kognitif
kali/minggu), tahu/tempegoreng mengonsumsi sayur kebutuhan zat gizi perilaku, perubahan
(setiap hari), jarang makan sayur dan dan buah ditandai dengan suka perilaku dan
buah. mengonsumsi makanan kepercayaan tentang
 Hasil anamnesa diet yang mengandung lemak kebiasaan makan
menunjukkan rata-rata jenuh dan jarang yang tidak memenuhi
asupan: mengonsumsi sayur dan kebutuhan gizi
- Energi 2700/1925,24 kkal x100% buah
= 140 % (Lebih)  NI 2.2 Kelebihan asupan  FH 1.1.1.1 Perkiraan
- Karbohidrat (50%) 337,5/288,78  FH 1.1.1.1 oral berkaitan dengan  ND 1.2.2 Modifikasi asupan energy dalam
gr x 100% = Perkiraan asupan kurangnya nilai dan energidiet 24 jam = normal
117 % (Normal) energy dalam 24 perubahaan kebiasaan (penyesuaian sesuai  FH 1.5.3.1.1 Perkiraan
- Protein (15%) 101,25/72,19gr x jam 140 % (↑) ditandai dengan asupan kebutuhan) asupan protein dalam 24
100% = 140% (Lebih)  FH 1.5.3.1.1 energi 140 % (↑), protein jam = normal
- Lemak (35%) 105/53,48gr x Perkiraan asupan 140% (↑) dan lemak  ND 1.2.3 Modifikasi  FH 1.5.1.1.1 Perkiraan
100% = 193% (Lebih) protein dalam 24 193% (↑) proteindiet asupan lemak dalam 24
jam (normal)
jam 140% (↑) (penyesuaian sesuai
kebutuhan)
 Tidak pernah berolah raga  FH 1.5.1.1.1  ND 1.2.5 Modifikasi lemak
karena merasa berat Perkiraan asupan diet (penyesuaian sesuai
lemak dalam 24 jam kebutuhan)
193% (↑)
 FH 7.3.1 Riwayat  NB 2.1 Aktifitas fisik  E 1.1 Pendidikan gizi  FH 7.3.1
aktifitas fisik tidak kurang, berkaitan dengan mengenai pentingnya aktifitas Riwayat
perna berolah raga kepercayaan dan sikap fisik aktifitas
yang berbahaya mengenai  C 1.1 Kognitif perilaku, fisik:
aktifitas fisik ditandai perubahan perilaku dan melakukan
dengan tidak pernah kepercayaan tentang olahraga
berolah raga menerapkan aktifitas fisik secara rutin
secara teratur
AD
 BB : 61 kg
 TB : 165 cm
 BBI : 58,5 kg
 IMT : 19,10 kg/m2 (Normal)
BD
 HB = 12–15 g/dL (Normal)
 Leukosit = 5.000–10.000 mcL
(Normal)
 Ureum = 6-21 mg/dL
(Normal)
 Hematokrit = 38–46%
(Normal)
 Natrium = 13 –145 mmol/l
(Normal)
 Kalium = 3,5-5,0 mmol/l
(Normal)
 Kalsium = 9-11 mg/dL
(Normal)
 Klor = 100-106 mmol/L
(Normal)
PD
 Secara fisik dan klinis kondisi  PD 1.4.4 Otot dan  NC 2.2 Perubahan  RC 1.4 Kolaborasi dengan  PD 1.4.4 Otot
pasien masih lemah walaupun tulang: tubuh pasien nilai laboratorium tenaga kesehatan lain dan tulang:
pasien sudah dapat makan masi terasa lemah terkait gizi berkaitan  E 1.1 Pendidikan gizi tubuh pasien
sendiri tanpa bantuan  Ada aorta menonjol dengan adanya penyakit berkaitan dengan kondisi tidak terasa
dan bendungan positif
lemah
 Tidak ada aorta
penunggu pasien Infark miocard dan akibat penyakit Infark menonjol
hipertensi berat ditandai miocard dan hipertensi berat dan
 Data pemeriksaan rontgen
dengan merasakan pasien bendungan
menunjukkan aorta menonjol,
merasa lemah dan rontgen negatif
bendungan positif.
menunjukkan aorta
 Nafsu makan pasien masih
menonjol, bendungan
kurang.
positif.
 Saat masuk rumah sakit
 NI 5.5.2 Kelebihan intake  ND 1.2.9 Modifikasi diet  PD 1.1.5
tekanan darahnya 200/100  PD 1.1.5 Sistem
lemak, berkaitan dengan untuk makanan khusus Sistem
mmHg (tinggi), kemudian pencernaan: Nafsu
perubahan dalam rasa dan penyakit Infark miocard, pencernaan:
mengalami penurunan makan berkurang
nafsu makan, ditandai hipertensi berat dan DASH Nafsu makan
menjadi 160/90 mmHg  PD 1.1.9 Tanda-
dengan nafsu makan  ND 1.2.1 Modifikasi bentuk normal
(tinggi) setelah mendapat tanda vital: tekanan
berkurang, tekanandarah makanan lunak  PD 1.1.9 Tanda-
perawatan intensif (normal = darah saat masuk
saat masuk rumah sakit tandavital:
90/60 -120/80 mmHg) rumah sakit 200/100
200/100 mmHg (↑), tekanan darah
 Sesak nafas sudah berkurang. mmHg (↑), tekanan
tekanan darah setelah normal (90/60 -
darah setelah
mendapat perawatan 120/80 mmHg)
mendapat perawatan
intensif 160/90 mmHg (↑)
intensif 160/90
dan sesak nafas berkurang  PD 1.1.3 Sistem
mmHg (↑)
pernafasan tidak
sesak nafas
PD 1.1.3 Sistem
pernafasan sesak nafas
berkurang
A. INTERVENSI DIET
a. Tujuan Intervensi
1) Mempertahankan status gizi optimal.
2) Menurunkan tekanan darah.
3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan.
b. Prinsip Diet
1) Diet DASH (Rendah Natrium)
2) Bentuk Lunak
c. Syarat Diet
1) Energi cukup, yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu 1925,24 Kkal
2) Protein cukup, menyesuaikan dengan kebutuhan pasien yaitu 72,2 gr
3) Karbohidrat cukup, menyesuaikan dengan kebutuhan pasien yaitu
288,78 gr
4) Lemak diberikan 25% dari total kebutuhan itu 53,48 gr, dengan
membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
5) Asupan Natrium dibatasi <2300 mg/hari, jika penurunan tekanan darah
belum mencapai target dibatasi hingga mencapai 1500 mg/hari.
6) Konsumsi kalium 4700 mg/hari, terdapat hubungan antara peningkatan
asupan kalium dan penurunan asupan rasio Na—K dengan penurunan
tekanan darah
7) Memenuhi kebutuhan asupan kalsium harian sesuai usia untuk
membantu penurunan tekanan darah, asupan kalsium >800 mg/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 4 mmHg dan 2
mmHg tekanan darah diastolik".
8) Asupan magnesium memenuhi kebutuhan harian (DRI) serta dapat
ditambah dengan suplementasi magnesium 240-1000 mg/hari dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 1,0—5,6 mmHg.
9) Pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta lainnya, seperti
penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis atau sirosis hati maka
syarat dan prinsip diet harus dimodifikasi/disesuaikan dengan kondisi
penyakit.
10) Bahan makanan yang dianjurkan yaitu karbohidrat gandum utuh, aot,
beras, kentang, singkong,. Protein dianjurkan ikan, daging unggas
tanpa kulit, telur maksimal 1 btr/hr, kacang-kacangan segar. Lemak
minyak kepala sawit dan margarin tanpa garam. Semua sayuran dan
buah-buahan segar. Minuman teh dan jus buah dengan pembatasan
gula, air putih, susu rendah lemak. Bumbu rempah-rempah, bumbu
segar, garam dapur dengan penggunaan terbatas
11) Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah biskuit yang diawetkan
dengan natrium, nasi uduk, daging merah bagian lemak, ikan kaleng,
kornet, sosis, ikan asap, ampela, ati, olahan daging dengan natrium,
olahan kacang yang diawetkan dan mendapat campuran natrium,
sayuran dan buah-buahan kaleng dan mendapat campuran natrium,
asinan dan manisan sayuran dan buah, margarin, mentega, mayonaise,
minuman dengan pewarna tambahan dan pengawet, bumbu vetsin,
kecap, saus, dan bumbu instan.

d. Perhitungan Kebutuhan Gizi


Usia : 61 tahun
BB : 52 kg
TB : 165 cm
BBI : 58,5 kg
Rumus Harris Benedict:
 BEE = 655,1 + (9,56 × BBI) + (1,85× TB) – (14,88 × U)
= 655,1 + (9,56 × 58,5 ) + (1,85 × 158) – (14,88 × 61)
= 655,1 + 559,26 + 305,25 - 285,48
= 1234,13 kkal
 TEE = BMR × AF × FS
= 1234,13 × 1,3 × 1,2
= 1925,24 Kkal (± 10% = 1732,72 ~ 2117,76 kkal)
Protein = (15% × 1925,24) : 4
= 72,2 gr (± 10% = 64,98 ~ 79,42 gr)
Lemak = (25% × 1925,24) : 9
= 53,48 gr (± 10% = 48,13 ~ 58,83 gr)
KH = (60% × 1925,24) : 4
= 288,78 gr (± 10% = 259,9 ~ 317,66 gr)

Kebutuhan Cairan (Holliday-Segar)


1500 ml + (20 ml × (BB – 20)
1500 ml + (20 ml × (52– 20)
1500 ml + (20 ml × 32)
1500 ml + (960 ml)
= 2140 ml
B. INTERVENSI EDUKASI / KONSELING
1. Tujuan
Memberikan informasi mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi pasien hipertensi maupun keluarga yang bertujuan
menunjang perubahan perilaku yang diperlukan agar mencapai
keadaan sehat optimal, penyesuaian keadaan psikologik dan kualitas
hidup yang lebih baik.
2. Materi
a. Gizi Seimbang dan Aktifitas Fisik

1) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan Kualitas atau mutu gizi dan
kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang
dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin
mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi. Oleh karena itu konsumsi
anekaragam pangan merupakan salah satu anjuran penting dalam
mewujudkan gizi seimbang. Cara menerapkan pesan ini adalah dengan
mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.
Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis
untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran
dan buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik.

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya. Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain
keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang,
dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.
Contohnya, saat ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-
buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya.
2) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan Kualitas atau mutu gizi dan
kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang
dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin
mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi. Oleh karena itu konsumsi
anekaragam pangan merupakan salah satu anjuran penting dalam
mewujudkan gizi seimbang. Cara menerapkan pesan ini adalah dengan
mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan.
Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis
untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran
dan buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis
zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya. Yang dimaksudkan beranekaragam
dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk
proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan secara teratur. Contohnya, saat ini dianjurkan
mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan dibandingkan
dengan anjuran sebelumnya.
3) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan. Secara umum sayuran
dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat
pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan
buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat
dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga menyediakan
karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa.
4) Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
5) Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok.
6) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak. Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi
Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk
Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa konsumsi gula
lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok
teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang
per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan
serangan jantung.
7) Biasakan Sarapan. Sarapan sehat setiap pagi dapat diwujudkan dengan
bangun pagi, mempersiapkan dan mengonsumsi makanan dan minuman
pagi sebelum melakukan aktifitas harian. Sarapan yang baik terdiri dari
pangan karbohidrat, pangan lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan dan
minuman. Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi dan kudapan
siang, porsi makanan saat sarapan sekitar sepertiga dari total makanan
sehari.
8) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman. Air diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sehingga keseimbangan
air perlu dipertahankan dengan mengatur jumlah masukan air dan
keluaran air yang seimbang.
9) Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
10) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir.
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang


melakukan latihan fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari
atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik
yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik sehari-hari seperti
berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun
tangga dan lain-lain. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu,
aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam
tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas
fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari
dan yang masuk ke dalam tubuh.
b. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka
kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
atau kronis dalam waktu yang lama (Saraswati, 2009). Seseorang
dikatakan mengalami hipertensi, berarti tekanan darahnya melebihi
batas normal, yakni lebih dari 140/90 mmHg (Sudewo, 2004).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang
tingginya tergantung individu yang terkena. Tekanan darah
berfluaksi dalam batas– batas tertentu, tergantung posisi tubuh,
umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi juga sering
digolongkan sebagai ringan, sedang, berat, berdasarkan tekanan
diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95–104
mmHg, hipertensi sedang tekanan diastole-nya 105–114 mmHg,
sedangkan hipertensi berat diastole-nya >115 mmHg. Hipertensi
dengan peningkatan sistole tanpa disertai peningkatan diastole
sering terjadi pada lansia. Sedangkan hipertensi peningkatan
tekanan diastole tanpa disertai peningkatan sistole lebih sering
terdapat pada dewasa muda (Tambayong, 2000).

Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
banyak dipengaruhi oleh pola hidup, misalnya makan yang tidak
sehat, kurang olahraga, dan minum minuman yang beralkohol.
Sedangkan hipertensi sekunder
disebabkan oleh penyakit lain. Penyakit lain hipertensi
sekunder antara lain penyakit ginjal, tiroid, dan paratiroid. Namun
para ahli telah mengungkapkan bahwa paling tidak ada dua faktor
yang memudahkan seseorang terkena hipertensi, yakni faktor yang
tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol (Subarjo,
2008)
Gejala Hipertensi
Dari beberapa penelitian ada beberapa gejala yang
dirasakan oleh sebagian orang. Gejala – gejala tersebut bervariasi,
antara lain: sakit kepala, pusing, migrain, suka tidur, sesak nafas,
cepat marah, telinga berdenging, tengkuk terasa berat, dan
sebagainya.
Bahan Makanan yang dianjurkan untuk Hipertensi
Bahan makanan yang dianjurkan yaitu karbohidrat gandum
utuh, aot, beras, kentang, singkong,. Protein dianjurkan ikan,
daging unggas tanpa kulit, telur maksimal 1 btr/hr, kacang-
kacangan segar. Lemak minyak kepala sawit dan margarin tanpa
garam. Semua sayuran dan buah- buahan segar. Minuman teh dan
jus buah dengan pembatasan gula, air putih, susu rendah lemak.
Bumbu rempah-rempah, bumbu segar, garam dapur dengan
penggunaan terbatas.
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan untuk Hipertensi
Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah biskuit yang
diawetkan dengan natrium, nasi uduk, daging merah bagian lemak, ikan
kaleng, kornet, sosis, ikan asap, ampela, ati, olahan daging dengan
natrium, olahan kacang yang diawetkan dan mendapat campuran natrium,
sayuran dan buah-buahan kaleng dan mendapat campuran natrium,
asinan dan manisan sayuran dan buah, margarin, mentega, mayonaise,
minuman dengan pewarna tambahan dan pengawet, bumbu vetsin,
kecap, saus, dan bumbu instan.
3. Waktu : Saat visit pasien ke ruangan 30-35 menit
4. Tempat : Ruang rawat inap pasien
5. Alat peraga : Alat tulis, poster penyakit Diabetes dan tentang
gizi seimbang serta buku makanan
Bahan Energi Protein (g) Lemak HA
Waktu Menu Berat
Makanan (Kcal) Hewani Nabati (g) (g)
Nasi Bubur
makan pagi Ayam Beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5
Ayam 55 166,1 10,0 0,0 13,8 0,0
Telur ayam 50 81,0 6,4 0,0 5,8 0,4
Minyak
kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Susu Susu kedele 150 61,5 0,0 5,3 3,8 7,5
Pisang
Buah ambon 100 99,0 0,0 1,2 0,2 25,8

Sub Total 632,7 16,4 9,9 28,8 73,1


Bubur
Kacang
Snack Pagi Hijau Kacang ijo 35 120,8 0,0 7,8 0,4 22,0
Gula pasir 15 54,6 0,0 0,0 0,0 14,1
Susu kental
manis 20 67,2 1,6 0,0 2,0 11,0

Sub Total 242,6 1,6 7,8 2,4 47,1


Nasi Bubur
Makan Siang Ayam beras giling 35 126,0 0,0 2,4 0,2 27,6
Ikan
Bumbu
Kuning Ikan mas 50 43,0 8,0 0,0 1,0 0,0
Sayur Sup Sawi 30 6,6 0,0 0,7 0,1 1,2
Wortel 20 8,4 0,0 0,2 0,1 1,9
Kol
merah/putih 20 4,8 0,0 0,3 0,0 1,1
Kentang 50 41,5 0,0 1,0 0,1 9,6
Buah Apel 100 58,0 0,0 0,3 0,4 14,9

Sub Total 288,3 8,0 4,9 1,9 56,2


pisang
Sanck Sore pure pisang ambon 75 74,3 0,0 0,9 0,2 19,4
susu kental
manis 35 117,6 2,9 0,0 3,5 19,3
Sub Total 191,9 2,9 0,9 3,7 38,6
Makan Nasi Bubur
Malam Ayam beras giling 35 126,0 0,0 2,4 0,2 27,6
Ayam
Kecap
Jamur Ayam 55 166,1 10,0 0,0 13,8 0,0
Jamur kuping
segar 25 3,8 0,0 1,0 0,2 0,2
Tempe
kedele murni 25 37,3 0,0 4,6 1,0 3,2
Sayur
Bening Bayam 30 10,8 0,0 1,1 0,2 2,0
Tauge
kacang ijo 20 4,6 0,0 0,6 0,0 0,8
Wortel 20 8,4 0,0 0,2 0,1 1,9
Labu siam 20 5,2 0,0 0,1 0,0 1,3
Jagung segar
kuning 50 70,0 0,0 2,4 0,7 16,6
Buah Melon 180 15,5 1,1 0,0 0,7 13,0
Semangka 190 53,2 0,0 1,0 0,4 13,1

Sub Total 500,8 11,1 13,2 17,2 79,6


Snack
Malam Jus Buah Alpukat 80 68,0 0,0 0,7 5,2 6,2
Gula pasir 15 54,6 0,0 0,0 0,0 14,1
Susu kental
manis 10 33,6 0,8 0,0 1,0 5,5

Sub Total 156,2 0,8 0,7 6,2 25,8


Total Asupan 2012,4 78,2 60,1 320,4

Anda mungkin juga menyukai