Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR DAN PSIKOLOGI PESAN

Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa
komunikasi interaksi yang terjalin terasa sia-sia. Berhasilnya semua komunikasi ditentukan
dari bagaimana pesan itu disampaikan oleh seorang komunikator kepada audiens. Berbicara
mengenai komunikator, maka kita akan berbicara mengenai bagaimana keadaan seorang
komunikator ketika akan menuampaikan pesan. Ini berarti kita akan berbicara mengenai
psikologi komunikato. Psikologi komunikator artinya, ketika seorang komunikator
berkomunikasi dengan komunikan yang berpengaruh tidak hanya apa yang ia katakan,
tetapi juga memerlukan penampilan. Dalam konsep psikologi komunikator, proses
komunikasi sukses apabila berhasil menunjukkkan source credibility atau menjadi sumber
kepercayaan bagi komunikan. Aristoteles menyebutkan bahwa karakter komunikator
sebagai Ethos, terdiri atas pikiran yang baik (good sense), akhlak yang baik (good moral
character), dan maksud yang baik (good will). Tak hanya psikologi komunikator, psikologi
pesan juga menentukan apakah sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik atau malah
sebaliknya. Psikologi pesan adalah sebuah psikologi yang berhubungan dengan konsep
berupa teknik pengendalian perilaku orang lain yang disebut bahasa. Bahasa adalah pesan
dalam bentuk kata-kata dan kalimat , yang disebut linguistik. Indonesia adalah negara yang
terdiri dari banyak suku budaya yang memiliki ribuan bahasa. Dan setiap orang memiliki
cara tersendiri untuk menyampaikannya. Cara-cara tersebut adalah pesan paralinguistic.
Tetapi manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa,
misalnya dengan isyarat : ini kita sebut sebagai pesan ekstralinguistik. Kita akan
membicarakan pesan linguistik dengan menguraikan ihwal bahasa, hubungan bahasa
dengan persepsi dan berfikir, makna dari teori general sematic dari Korzyski yang
menganalisa proses penyandian (encoding). Pesan merupakan salah satu unsur yang
penting dalam berkomunikasi, sehingga makna dari pesan itu sendiri memperlancar
interaksi sosial antar manusia. Sementara tujuan dari komunikasi akan tercapai bila makna
pesan yang disampaikan komunikator sama dengan makna yang diterima komunikan.
A. PSIKOLOGI KOMUNIKATOR
1. Dimensi-dimensi Ethos
Ethos diartikan sebagai sumber kepercayaan (source credibility) yang ditunjukkan oleh
seorang orator (komunikator) bahwa ia memang pakar dalam bidangnya, sehingga oleh
karena seorang ahli, maka ia dapat dipercaya. Diatas telah kita uraikan bahwa ethos atau
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi,
dan kekuasaan. Ketiga dimensi ini berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang
ditimbulkannya. Menurut Herbert C. Kelman (1957) pengaruh komunikasi kita pada orang
lain berupa tiga hal : internalisasi (internalization), identifikasi (identification), dan
ketundukan (compliance).
1. Internalisasi ( Internalization )
Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang dianjurkan itu
sesuai dengan system nilai yang dimilikinya, kita menerima gagasan, pikiran, atau anjuran
orang lain, karena gagasan, pikiran, atau anjuran tersebut berguna untuk memecahkan
masalah, penting dalam menunjukkan arah, atau dituntut oleh system nilai kita. Internalisasi
terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar rasional. Kita menghentikan rokok
atas saran dokter, karena kita ingin memelihara kesehatan kita atau karena merokok tidak
sesuai dengan nilai – nilai yang kita anut. Dimensi ethos yang paling relevan di sini ialah
kredibilitas, keahlian komunikator atau kepercayaan kita pada komunikator.
2. Identifikasi ( Identification )
Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok
lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara
memuaskan (satisfying self-defining relationship) dengan orang atau kelompok itu,
hubungan yang mendefinisikan diri artinya konsep diri. Dalam identifikasi, individu
mendefinisikan peranannya sesuai dengan peran orang lain. “He attempts to be like or
actually to be the other person,” ujar Kelman. Ia berusaha seperti atau benar-benar menjadi
orang lain. Dengan mengatakan pa yang iakatakan, melakukan apa yang ia lakukan,
mempercayai apa yang ia percayai.individu mendefinisikan sesuai dengan yang
mempengaruhinya. Dimensi ethos yang paling relevan dengan identifikasi adalah atraksi
(attractiviness)–daya tarik komunikator.
4. Ketundukan (compliance)
Ketundukan (compliance) terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang atau
kelompok lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang atau
kelompok tersebut. Ia ingin mendapatkan ganjaran atau menghindari hukuman dari pihak
yang mempengaruhinya. Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang di anjurkan
bukan karena mempercayainya, tetapi Karena perilaku tersebut membantunya untuk
menghasilkan efek social yang memuaskan. Kredibilitas, Atraksi, dan kekuasaan kan kita
perinci pada bagian berikutnya.

B. KREDIBILITAS

Dalam konsep Psikologi komunikator, proses komunikasi sukses apabila berhasil


menunjukkan source credibility atau menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. 
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam
definisi ini terkandung dua hal: (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate, tidak inheren
dalam diri komunikator; (2) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang
selanjutnya akan seseorang sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas, Karena
kredibilitas itu masalah persepsi.  Kredibilitas berubah bergantung pada pelaku persepsi
(komunikate), topik yang dibahas, dan situasi.
Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikate tentang komunikator sebelum ia
berlakukan komunikasinya disebut priorethos (Andersen,1972:82). Sumber komunikasi
memperoleh priorethos karena berbagai hal, seseorang membentuk gambaran tentang diri
komunikator dari pengalaman langsungdengan komunikator atau dari pengalaman
wakilan(vicarious experiences). misalnya, karena sudah lama bergaul dengan dia dan sudah
mengenal integritas kepribadiannya atau karena seseorang sudah sering melihat atau
mendengarnya dalam media masa. Contohnya. Dengan sahabat kita tentu kita sudah
mengetahui tentang kepribadiannya dalam arti sifat, sikap, kebiasaan dan lain-lain. begitu
juga sebaliknya sahabat kita mengenal diri kita.
Dua komponen kredibilitas yang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan.
Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam
hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dianggap tinggi pada
keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih.
Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan
wataknya. Koehler, Annatol, dan Applbaum (1978: 144-147) menambahkan empat
komponen lagi :
1.Dinamisme
Komunikator memiliki dinamisme, bila ia dipandang sebagai bergairah, bersemangat,
aktif, tegas dan berani. Sebaliknya, komunikator yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu-
ragu, lesu dan lemah. Dinamisme umumnya berkenaan dengan cara berkomunikasi. Dalam
komunikasi, dinamisme memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan.
2. Sosiabilitas
Sosiabilitas adalah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang
periang dan senang bergaul.
3. Kooreientasi
Koorientasi merupakan kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang
mewakili kelompok yang seseorang senangi, yang mewakili nilai-nilai seseorang.
4. Karisma
Karisma digunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang dimiliki
komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti magnet.

C. Atraksi
Atraksi (Atrractiveness) adalah daya tarik komunikator yang bersumber dari fisik. Seorang
komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui
mekanisme, daya tarik (fisik), misalnya komunikator disenangi atau dikagumi yang
memungkinkan komunikan menerima kepuasan. Daya tarik fisik adalah salah satu yang
dapat menyebabkan pihak lain (komunikate) merasa tertarik kepada komunikator. Misalnya,
kita menyenangi orang-orang yang cantik atau tampan, atau mungkin kita akan menyenangi
orang-orang yang memiliki banyak kesamaan dengan kita,atau mungkin juga kita akan
menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kita. Hal-hal itu
terkait dengan daya tarik fisik,ganjaran,kesamaan,dan kemampuan. Komunikator yang
menarik secara fisik akan memiliki daya tarik tersendiri yang memungkinkan ia memiliki
pesona persuasif. Menurut Everett M. Rogers membedakan antara kondisi atraksi
homophily dan heterophily. Pada kondisi homophily,komunikator dan komunikan merasa
ada kesamaan dalam status sosial ekonomi, pendidikan, sikap, dan kepercayaan. Sedangkan
pada kondisi heterophily terdapat perbedaan sosial ekomoni, pendidikan, sikap, dan
kepercayaan antara komunikan dan komunikator. Komunikasi akan lebih efektif pada
kondisi homophily daripada kondisi heterophily. Karena itulah komunikator yang ingin
mempengaruhi orang lain. Sebaiknya memulai dengan menegaskan kesamaan antara
dirinya dengan komunikate. Seseorang dapat mempersamakan dirinya dengan komunikate
dengan menegaskan persamaan dalam kepercayaan, sikap, maksud, dan nilai-nilai
sehubungan dengan suatu persoalan. Kesamaan dengan komunikate cenderung
berkomunikasi lebih efektif : pertama, Kesamaan mempermudah penyandibalikkan
(decoding), yakni proses penerjemahan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-
gagasan. Kedua, kesamaan membantu membangun premis yang sama. Ketiga, komunikate
tertarik pada komunikator. Seperti telah berulang kali seseorang sebutkan, seseorang
cenderung menyukai orang-orang yang memiliki kesamaan disposisional dengan seseorang.
Keempat, kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.

D. KEKUASAAN (POWER)

Kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukkan. Ketundukkan timbul dari interaksi


antara komunikator dan komunikan.Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi
antara komunikator dan komunikan. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator “memaksakan”
kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya penting (Critical Resources). Atas
dasar kekuasaan French dan Raven menyebut 5 (lima) jenis kekuasaan, yaitu:

a) Kekuasaan Koersif

b) Kekuasaan Keahlian

c) Kekuasaan Informasional

d) Kekuasaan Rujukan

e) Kekuasaan Legal

1. Kekuasaan Koersif (Coersive Power)

Kekuasaan yang menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau


mendatangkan hukuman bagi komunikan. Misalnya: Hukuman yang bersifat personal: benci atau
kasih sayang atau impersonal (kenaikan pangkat atau pemecatan). Ketika seorang ibu mengatakan
kepada anaknya, “ayo mandi; bila tidak mau, aku tidak membawamu ke rumah Nenek,” ia
menggunakan kekuasaan koersif. Begitu pula dosen yang berkata, “Serahkan tugas Saudara sebelum
tanggal 15 bulan ini. Lebih lambat dari tanggal itu, saya nyatakan saudara tidak lulus.”

2) Kekuasaan Keahlian (Expert Power)

Kekuasaan yang berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang
dimiliki komunikator. Misalnya: Seorang dosen memiliki kekuasaan keahlian, sehingga ia dapat
menyuruh mahasiswanya menafsirkan suatu teori sesuai dengan pendapatnya.
3) Kekuasaan Informasional (Informational Power)

Kekuasaan yang berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh
komunikator. Misalnya: Seorang ahli mesin dapat menyarankan manajernya untuk membeli mesin;
jenis/keluaran baru yang lebih baik cara kerjanya.

4) Kekuasaan Rujukan (Referen Power)

Komunikan menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya.Misalnya:


menjadikan komunikator sebagai teladan, karena perilakunya yang baik.

5) Kekuasaan Legal (Legitimate Power)

Kekuasaan yang berasal dari seperangkat aturan atau norma yang menyebabkan komunikator
berwewenang untuk melakukan suatu tindakan.Misalnya: seorang manajer bisa saja mengeluarkan
pegawainya yang melanggar aturan.Penelitian psikologis tentang penggunaan kekuasaan
menunjukkan bahwa orang memilihjenis kekuasaan yang dimilikinya tidak secara rasional. Orang
menggunakan kekuasaan koersif sering hanya karena ingin memenuhi kepuasan diri atau menunjang
harga diri. Berikut ini disampaikan berbagai hasil penelitian yang berkenaan dengan penggunaan
kekuasaan dalam mempengaruhi perilaku orang lain:

1) Komunikan akan lebih baik diyakinkan untuk malakukan perilaku yang tidak disukai dengan
dijanjikan ganjaran daripada diancam dengan hukuman. Ancaman yang kuat bahkan dapat
menimbulkan efek bumerang – alih-alih tunduk malah melawan (Heilman dan Garner, 1975).

2) Efektivitas ancaman dapat ditingkatkan bila komunikator memberikan alternatif perilaku


ketundukan, sehingga komunikan masih dapat melakukan pilihan walaupun terbatas (Heilman dan
Garner, 1975)

3) Kekuasaan informasional sering kali digunakan bila komunikator memandang prestasi komunikan
yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya motivasi (Kipnis, 1974).

4) Bila atasan melihat bahwa prestasi jelek bawahannya disebabkan kekurangan kemampuannya, ia
akan menggunakan kekuasaan keahlian (Kipnis, 1974)

5) Kekuasaan koersif umumnya digunakan bila pemimpin (komunikator) menganggap komunikan


tidak melakukan anjuran dengan baik karena ia bersikap negatif atau mempunyai kecenderungan
melawan pemimpin (Goodstadt dan Hjelle, 1973)

6) Kekuasaan koersif juga sering digunakan oleh komunikator yang kurang percaya pada diri sendiri,
yang merasa tidak berdaya (good-stadt dan Hjelle, 1973), atau oleh orangorang yang merasa
tertekan, tertindas, dan teraniaya (Raven, 1974). Tetapi apapun jenis kekuasaan yang dipergunakan,
ketundukan adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan identifikasi dan internalisasi.
Dengan begitu, kekuasaan sepatutnya digunakan setelah kredibilitas dan atraksi komunikator. Lagi
pula, komunikasi mungkin masih belum efektif, bila komunikator tidak memperhatikan pesan yang
disampaikannya.

E. pesan verbal

Pesan verbal atau pesan linguistik adalah pesab yang digunakan dalam komunikasi yang
menggunakan bahasa sebagai media. Pesan verbal di transmisikan melalui kombinasi bunyi-bunyi
bahasa dan di gunakan untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud. Dengan kata lain, pesan
verbal adalah pesan yang di ungkapkan melalui bahasa yang menggunakan kata-kata sebagai media
penyimpanan gagasan, ide, dan informasi.
Bahasa memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan kita untuk menjadi
(code) peristiwa-peristiwa dan objek – objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, kita dapat
mengabstraksikan pengalaman kita, dan mengomunikasikan kebanyakan pemikiran kita kepada
orang lain dan menerima pemikiran lainnya.

Pesan Linguistik

Psikolingustik adalah psikologi yang mempelajari bagaimana maksud komunikator diubah menjadi
pesan dalam lambang yang diterima secara cultural dan bagaimana signal-signal ini diubah menjadi
penafsiran komunikator.Pesan paralinguistik adalah pesan non verbal yang berhubungan dengan
cara mengucapkan pesan verbal.pesan paralinguistik terdiri atas nada yang yang dapat
mengungkapkan gairah,ketakutan,kesedihan dan sebagainya.

Ada dua cara untuk mendefinisikan bahasa yaitu:

1. Fungsional : melihat bahasa dari segi fungsinya bahasa dapat diartikan sebagai alat yang dimiliki
bersama untuk mengungkapkan gagasan.

2. Dan formal: dalam definisi ini menyatakan bahwa bahasa merupakan sebagai semua kalimat yang
terbayangkan yang dapat dibuat menurut peraturan kata bahasa.

F. Pesan Non Verbal

Komunukasi non verbal merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Ada fakta bahwa anak penyandang retasdasi mental mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dan pada umumnya mengalami kesulitan dalm menerima pesan verbal. Hal
inoi disebabkan penderita mengalami keterbelakanganmental yang menyebabkan fungsi intelektual
dibawah rata-rata disertai dengan kemampuan beradaptasi terhadap tuntunan lingkungan dan
bicara yang sangat terbatas. Mereka dengan segala keterbatasanya dalam berkomunikasi, akan
lenbih banyak menerima komunikasi non verbal untuk dapat membantu memahami makna pesan
yang diberikan oleh pengajar dalm proses pembelajaran. Hal tersebut berarti pesan-pesan dalam
komunikasi non verbal memang peranan penting dalam komunikasi. Pesan-pesan non verbal sangat
berpengaruh dalam komunikasi. Bayangkan jikalau anda menggunakan jaket di alun-alun,
berlambangkan palu arit dibelakang jaket anda, yang merupakan lambang komunis, pasti tak lama
kemudian anda akan dihampiri oleh polisi, yang kemudian akan menagkap anda.

Sebagimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terkait oleh
budaya, jadi dipelajari bukan bawaan. Sedikit sekali bahasa nonverbal yang merupakan bawaan. Kita
lahir dan mengetahui bagaimana cara tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa dimana,
kapan, dan kepada siapa, kita menunjukkannya, dipelajari oleh karenanya di pengaruhi oleh konteks
dan budaya. Kita belajar bagaimana memakai parfum, menyentuh berbagai bagian tubuh orang lain,
bahkan kapan kita harus diam. Perilaku nonverbal kita bersifat spontan, ambigu, sering berlangsung
cepat, dan diluar kesadaran, dan kendali kita. Oleh sebab itu Edward T. Hall menyebutnya “silent
language”, atau bahasa diam dan “hidden dimension”, atau dimensi tersembunyi, suatu budaya.
Disebut demikian karena pesan nonverbal tertanam dalam konteks komunikasi. Selain isyarat
situasional dan relaasional dalam transaksi komunikasi, pesan nonverbal memberi kita isyarat-isyarat
kontekstual bersama isyarat verbal dan isyarat konsteksual, pesan nonverbal membantu kita
menafsirkan seluruh makna pengalaman komunikasi.
Liliweri (1994: 89) mengunkapkan bahwa “komunikasi non verbal seringkali dipergunakan untuk
menggambarkan perasaan atua emosi. Jika pesan yang diterima melalui sistem verbal tidak
menunjukkan kekuatan pesan makna anda dapat menerima tanda-tanda non verbal lainnya sebagai
pendukung.”

Selain itu pesan non verbal mempunyai fungsi yang sangat penting dalm hubungannya dengan pesan
verbal yang lebih penting diketahui adalah tinjauan psikologi terhadap peranan pesan non verbal
dalm perilaku komunikasi. Dale G. Leather (1976: 4-7) penulis Nonverbal Communication System
menyebutkan enam alasan mengapa pesan non verbal sangat penting, diantaranya:

Faktor-faktor non verbal sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal.

Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non verbal ketimbang pesan verbal.

Pesan non verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, ditorsi, dan
kerancuan.

Pesan non verbal mempunya fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang sangat berkualitas tinggi. Metakomunkatif arrtinya memberikan informasi
tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan.

Pesan non verbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.

Pesan non verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, salah satu mengapa komunikasi non verbal sangat penting
adalah karena pesan non verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mecapai komunikasi yang sangat berkualitas tinggi. Mark L, Knapp (1979: 9-12) menyebutkan lima
fungsi pesan nonverbal dalam hubungannya dengan bahasa, yakni:

Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal

Substitusi, yaitu menggatikan lambang-lambang verbal

Kontadiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal

Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal

Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya

Senyuman, isyarat tangan, dan pengaturan suara atau paraliguistic merupakan jenis-jenis pesan non
verbal yang sulit dipisahkan dalam proses komunikasi yang terjadi antara pengajar dan si anak.
Komunikasi non verbal diklarifikasikan dalam beberapa jenis yang dikemukakan oleh Duncan dalam
Psikologi Komunikasi, yaotu:;

Kinesik atau gerak tubuh

Pesan kinestik terdiri dari 3 komponen yaitu pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Pesan paralinguistik

Pesan paralinguistik merupakan pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan
pesan verbal. Suatu persan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan
dengan cara yang berbeda. Para bahasa atau vokalika, merujuk pada aspek-aspek suara selain
ucapan yang dapat dipahami misalnya kecepatan berbicara, nada (tinggi atau rendah), intensitas
(volume) suara, intonasi, dialek, suara erputus-putus, suara yang gemetar, siulan, suitan, gumaman,
desahan, dan lain sebagainya. Setiap karakterristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan fikiran
kita.

Proksemik

Pesan proksemik diisampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umunya dengan mengatur jarak
kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

Sensifitas kulit

Sentuhan adalah suatu perilaku multimakna dapat mengantikan seribu makna. Sentuhan tidak
bersifat acak, melainkan suatu strategi komunikasi.

Artifaktual

Artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian, dan kosmetik. Setiap orang punya
persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya dan juga ornamen lain.

Daya tarik penampilan fisik

Daya tarik fisik seseorang menjadi penyebab utama atraksi personal, kita senang terhadap orang-
orang yang cantik dan tampan. Mereka pada gilirannya sangat mudah mendapatkan simpati dan
perhatian dari orang lain.

Busana

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntunan (tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan tujuan
pencitraaan, sema itu mempengaruhi cara kita berdandan.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan orang atas pakaian mencerminkan kepribadiannya,
apakah ia orang yang religius, modern, atau berjiwa muda. Tidak dapat pula dibantah bahwa
pakaian, seperti rumah, kendaraan, dan perhiasan digunakan untuk memproyeksikan citra tertentu
yang di iginkan pemakainya.

Karakteristik fisik

Seorang pria berwajah klimis boleh jadi bertanya kepada pria lain yanng berjenggot “mengapa anda
berjenggot?” padahal pertanyaan “menagapa anda berwajah klimis” sama sahnya untuk diajukan
kepadanya. Pria muslim berjenggot sering dipersepsi sebagai fanatik dan fundamentalis, tetapi
tahukah anda bahwa wajah klimis konon melambangkan wajah-wajah atletik yunani. Karakteristik
fisik seperti dayatarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik jelas dapat
mengkomunikasikan sesuatu.

Ekspresi wajah

Saat berkomunikasi, ekspresi wajag seseorang adalah hal pertama yang akan terlihat, bahkan
sebelum kita mendengarkan apa yang akan lawan bicarakan. Dari ekspresi wajah, ada banyak sekali
informasi yang bisa didapatkan.

Tatapan mata

Tatapan mata pun sering dijadikan patokan untuk menentukan apakan seseorang sedang berkata
jujur atau tidak. Kontak mata yang normal dan stabil sering dianggap sebagai tanda bahwa
seseeorang mengatakan kebenaran dan dapat dipercaya.
G. Organisasi, Struktur, Dan Imbauan Pesan

Organisasi pesan adalah:pesan yang memiliki struktur lengkap mulai dari pesan Deduktif-
induktif,kronologis,spasial,topikal dan psikologis.

Pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah dimengerti daripada pesan yang tidak tersusun
baik (Beighley)

Orang lebih mudah mengingat pesan yang tersusun,walaupun organisasi pesan kelihatan tidak
mempengaruhi kadar perubahan sikap(Thompson)

Menurut para peneliti menyimpulkan bahwa penyajian pesan tersusun lebih efektif daripada
penyajian pesan yang tidak tersusun,dengan kata lain,tidak ada satu penelitian pun yang
membuktikan bahwa pesan yang tidak tersusun baik mempunyai pengaruh yang lebih efektif dari
pesan yang tersusun baik .

Sejak lama retorika menunjukkan cara cara menyusun pesan mengikuti pola yang disarankan
aristoteles retorika mengenal enam macam organisasi pesan yaitu:

Deduktif: Gagasan utama yang menjelaskan dengan keterangan penunjang,penyimpulan dan bukti.

Induktif: Pesan yang disampaikan dengan mengemukakan rincian yang dapat menarik kesimpulan.

Kronologis: Pesan yang disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa.

Logis: Pesan yang disusun berdasarkan sebab ke akibat atau sebalikya.

Spasial: Pesan yang disusun berdasarkan tempat.

Topikal: Pesan yang disusun berdasarkan pembicara:klasifikasinya dari yang penting kepada yang
kurang penting,dari yang mudah kepada yang sukar,dari yang dikenal kepada yang asing.

Sesudah urutan-urutan pesan diatas,psikologi komunikasi menambahkan lagi satu urutan yang boleh
kita sebut sebagai urutan psikologis. Urutan ini mengikuti sistem berfikir manusia seperti yang
dipolakan oleh John Dewey.

Alan H. Monroe pada akhir tahun 1930-an menyarankan Lima langkah dalam penyusunan atau yang
lebih dikenal dengan motivated sequence ,adapun lima langkah dalam penyususnan pesan yaitu:

Attention (perhatian)

Need (kebutuhan)

Satisfaction (pemuasan)

Visualization (visualisasi)

Action (tindakan)
Bila ingin mempengaruhi orang lain,rebutlah terlebih dahulu perhatianya,bangkitkan
kebutuhanya,brikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu,gambarkan dalam
pikiranya kerugian dan keuntungan apa yang akan diperolehnya bila ia menerapkan atau tidak
menerapkan gagasan tersebut, dan akhirnya doronglah ia untuk bertindak.

Struktur Pesan

Struktur pesan: Pesan yang disampaikan kepada khalayak dimana pesan tidak sepaham dengan
kita,dan sebagai komunikator kita harus bisa menentukan bagian bagian yang penting dari pesan
yang dapat kita terima tersebut.

Berikut ini kesimpulan dari Koehler et al (1978: 170-171),dengan mengutip Cohen penelitian
tersebut sebagai berikut:

Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan,tidak ada keuntungan untuk pembicara yang pertama
karena berbagai kondisi yang akan menentukan pembicara yang paling berpengaruh.

Penempatan persoalan

Penempatan gagasan

Mengubah posisi yang akan membuat orang kelihatan tidak kosisten,mudah dipengaruhi dan
bahkanbisa dibilang tidak jujur.

Urutan pro-kontra lebih efektif daripada urutan kontra pro bila digunakan oleh sumber yang dimiliki
otoritas dan dihormati oleh khalayak.

Argumen yang didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu yang cukup lama diantara dua
pesan dan penguji segera terjadi setelah pesan kedua.

Imbauan Pesan

Pesan yang disampaikan untuk mempengaruhi orang lain,sehingga pesan yang dibuat harus
menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku.Dengan kata lain secara psikologis
menghimbau khalayak untuk menerima dan melaksanakan gagasan itu,Imbauan pesan tersebut
terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut:

Imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti.

Imbauan emosional biasanya menggunakan bahasa yang menyentuh emosi komunikan dari
pengalaman sebelumnya.

Imbauan takut biasanya menggunakan pesan yang mencemaskan,mengancam atau meresahkan.

Imbauan ganjaran pesan yang biasanya menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate
sesuatu yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan.
Imbauan motivasional pesan yang menggunakan imbauan motif yang menyentuh kondisi intern
dalam diri manusia.

Kesimpulan

Dalam konsep psikologi komunikator akan berhasil menjadi sumber kepercayaan bagi
komunikan.apabila seorang komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dengan
menggunakan struktur pesan,organisasi pesan dam menyampaikan pesan kepada khalayak agar
pesan tersebut dapat diterima dengan baik.pengaruh komunikasi kita pada orang lain Herbert
C.Kelman mengemukakan 3 hal yaitu: Internalisasi,identifikasi, dan ketundukan.

Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berkomunikasi,sehingga sehingga makna
dari pesan itu sendiri memperlancar interaksi sosial antara manusia.Karakteristik makna pesan
meliputi: makna ditentukan oleh komunikator,makna yang disampaikan lewat pesan verbal dan
nonverbal tidak lengkap,makna bersifat unik,makna yang mencangkup makna dekoratif dan
konotatif ,makna harus didasarkan pada konteks.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/ressalinq.wordpress.com/2014/06/16/psikologi-komunikator-dan-
psikologi-pesan/amp/

1. https://ressalinq.wordpress.com/2014/06/16/psikologi-komunikator-dan-psikologi-pesan/

2. http://rosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Psikologi-Komunikator-
pesan-Ummi-dkk.doc

Anda mungkin juga menyukai