Anda di halaman 1dari 13

PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME PRISMA DENGAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Nur Fadlilah
nurfadlilah07@yahoo.com,

Abstrak

Topik volume prisma merupakan topik yang penting untuk dipelajari.


Mempelajari topik volume prisma memungkinkan siswa untuk menghubungkan
matematika dengan lingkungan yang dapat mengembangkan kemampuan dan
mental siswa. Pada kenyataannya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, pemahaman konsep siswa pada materi volume prisma masih kurang.
Hal ini menyebabkan terjadi kesalahan-kesalahan pada penyelesaian masalah
yang berkaitan. Oleh karena itu serangkaian aktivitas pembelajaran didesain
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) yang sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan pada
kurikulum 2013 yaitu menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
serta nilai-nilai baru yang diperlukan dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan PMRI terhadap pamahaman
konsep siswa pada materi volume prisma. Dalam penelitian ini, the One-Shot
Case Study dipilih sebagai jenis penelitian yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Sakatiga, Indralaya.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Volume Prisma, PMRI

Abstrak

Topics prism volume is an important topic to be studied. Study topics prism


volume allows students to connect mathematics with an environment that can
develop mental abilities and students. In fact, based on the research that has
been done before, understanding the concept of students in the material volume
of the prism is still lacking. This causes errors occur on problem solving related.
Therefore, a series of learning activities designed using learning approach
Indonesian Realistic Mathematics Education (PMRI) in accordance with the
intended learning in the curriculum in 2013 that find themselves the facts,
concepts, and new values are needed in life. This study aimed to investigate the
effect of applying the concept pamahaman PMRI against students on the material
volume of the prism. In this study, the One-Shot Case Study selected as the type
of research that is appropriate to achieve these objectives. The research was
conducted in MTs Sakatiga, Indralaya.

Keywords: Understanding Concepts, Volume Prisma, PMRI

PENDAHULUAN
Topik volume prisma merupakan satu topik matematika yang harus dikuasai
topik yang penting. Hal ini ditunjukkan dalam PISA 2012 adalah pengukuran yang
dalam PISA 2012 Assessment and Analitycal termasuk di dalamnya pengukuran volume
Framework yang menyatakan bahwasalah prisma. Selain itu, dalam New Jersey
Mathematics Curriculum Framework, pencarian pengetahuan. Peserta didik
kemampuan mengukur, seperti mengukur diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
volume prisma, memungkinkan siswa untuk fakta, membangun konsep, serta nilai-nilai
menghubungkan matematika dengan baru yang diperlukan untuk kehidupannya
lingkungan. Dalam hal ini, untuk dan fokus pembelajarannya diarahkan pada
mengajarkan konsep-konsep geometri pengembangan keterampilan siswa dalam
termasuk topik pengukuran, Usiskin (dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
Gonzalez dan Herbzt, 2006) berpendapat mengembangkan sendiri fakta, konsep dan
bahwa pembelajaran dapat dilakukan dengan nilai-nilai yang diperlukan (Kemendikbud,
membiarkan siswa untuk menghubungkan 2013). Hal tersebut tersebut sesuai dengan
antara geometri dengan dunia nyata karena karakteristik Pendekatan Pendidikan
dapat mengembangkan kemampuan dan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
mental siswa. Lebih khusus, Curry dan Zulkardi (2010) menyebutkan ada tiga
Outhred (dalam Nurlatifah, 2013) karakteristik PMRI: (1) menemukan kembali
menyatakan bahwa pengukuran volume dapat dengan bimbingan dan fenomena yang
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode bersifat didaktik (guided reinvention and
filling (mengisi) dan packaging didactical phenomenology), hal ini berarti
(membungkus). siswa diharapkan menemukan kembali
Pada kenyataannya, pembelajaran konsep matematika dengan pembelajaran
mengenai volume yang telah dilakukan oleh yang dimulai dengan masalah kontekstual dan
Kohar dkk. (2012) dimulai dengan situasi yang diberikan mempertimbangkan
menanamkan pengertian volume kepada siswa, kemungkinan aplikasi dalam pembelajaran
misal dengan membandingkan dua benda dan sebagai titik tolak matematisasi; (2)
dengan menanyakan mana yang lebih besar, matematisasi progresif (progressive
kemudian dilanjutkan dengan menginvestigasi matematization), siswa diberi kesempatan
bagaimana menemukan volume bangun ruang mengalami proses bagaimana konsep
seperti kubus satuan sebagai pembentuk matematika ditemukan; (3) mengembangkan
sebuah bangun. Berhubungan dengan model sendiri (self develop models), model
pentingnya pemahaman konsep pada materi dibuat sendiri oleh siswa selama pemecahan
volume prisma, Sunarsi (2009) menemukan masalah. Dengan melihat keterkaitan
bahwa ketidakpahaman akan konsep prisma tersebut, maka PMRI merupakan pendekatan
menjadi salah satu penyebab kesalahan- yang cocok digunakan dalam pembelajaran
kesalahan pada penyelesaian masalah yang matematika pada kurikulum 2013.
berkaitan. Di samping itu, dalam penelitiannya,
Ambarsari (2012) menyatakan bahwa dengan
Pembelajaran matematika dalam
menggunakan pendekatan PMRI kemampuan
kurikulum 2013 menekankan pada proses
penalaran maematika siswa tergolong baik.
Selain itu Sari (2013) juga menemukan membandingkan besarannya dengan suatu
bahwa dengan menggunakan PMRI dalam besaran objek lain sebagai unit satuan (Walle,
pebelajaran matematika, kemampuan dalam Nurlatifah, 2013). Selain itu, Martin
representasi matematis siswa menjadi lebih menyatakan bahwa pengukuran meliputi
baik. Sari (2010) juga mengatakan bahwa kuantitas pada konsep yang berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan keruangan maupun non keruangan (Martin,
pendekatan PMRI tergolong baik. 2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa Istilah volume dapat digunakan
inovasi dalam pembelajaran matematika sebagai kapasitas suatu wadah, namun dapat
khususnya volume prisma sangat penting. juga digunakan untuk ukuran suatu bangun
Sehubungan dengan itu, peneliti melakukan ruang (Walle, 2008). Menurut Curry dan
penelitian dalam pembelajaran materi volume Outred (dalam Revina, 2011) penentuan
prisma dari tahap informal ke tahap formal volume dapat dilakukan dengan dua metode,
sesuai dengan pendekatan PMRI yang yaitu filling (pengisian) dan packaging
merupakan pendekatan pembelajaran yang (pembungkusan). Metode filling yaitu metode
memenuhi tuntutan kurikulum 2013. Dalam menentukan volume suatu bangun ruang
penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan cara mengisi bengun ruang tersebut
filling (pengisian)dengan konteks “pembuatan dengan menggunakan suatu zat cair hingga
kue lapis” dengan cetakan berbentuk prisma penuh. Pada metode packaging, penentuan
segitiga, segiempat dan segienam. Oleh karena volume dilakukan dengan menyusun kubus-
itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh kubussatuan secara berulang hingga
penerapan pendekatan PMRI terhadap membentuk bangun tiga dimensi. Pada hal ini,
kemampuan pemahaman konsep matematika kubus satuan adalah satuan yang merupakan
siswa kelas VIII pada materi volume prisma. besaran bagi bangun ruang yang ingin
ditentukan volumenya.

KAJIAN TEORI 2. Pemahaman Konsep


Kajian teori ini membahas tentang Pemahaman konsep terdiri dari dua
pembelajaran pengukuran volume prisma kata pokok, yaitu pemahaman dan konsep.
dengan pendekatan PMRI. Pada bagian ini Menurut Sudijono (dalam Nurfarikhin, 2010),
akan dibahas mengenai pengukuran volume pemahaman adalah kemampuan seseorang
prisma, pendekatan PMRI, serta bagaimana untuk mengerti atau memahami sesuatu
kemampuan pemahaman konsep terkait setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
dengan volume prisma tersebut. Sedangkan konsep adalah buah pemikiran
1. Pengukuran Volume seseorang atau sekelompok orang yang
Pengukuran merupakan suatu proses dinyatakan dalam definisi sehingga
menentukan besaran suatu objek engan cara melahirkan produk pengetahuan meliputi
prinsip, hukum dan teori (Sagala, 2010). 2. Memberikan contoh dan non contoh dari
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak konsep
yang memungkinkan siswa untuk 3. Memberikan konsep dalam berbagai
mengelompokkan dan mengklasifikasikan bentuk representasi matematis
objek/kejadian (Wardani, dalam Nurfarikhin, 4. Mengembangkan syarat perlu dan cukup
2010). suatu konsep
Dalam proses pembelajaran 5. Menggunakan, memanfaatkan, dan
matematika, pemahaman konsep merupakan memilih prosedur atau operasi tertentu
landasan yang sangat penting untuk berpikir 6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
dalam menyelesaikan masalah matematika pemecahan masalah.
maupun permasalahan sehari-hari. Zulkardi 3. Kemampuan Pemahaman Konsep pada
(2010) menyatakan bahwa “pelajaran Materi Volume Prisma
matematika menekankan pada pemahaman Dalam kaitannya dengan materi
konsep”, artinya dalam mempelajari prisma, berikut ini adalah gambaran
matematika, siswa harus memahami konsep pemahaman konsep siswa terhadap materi
matematika terlebih dahulu agar dapat prisma berdasarkan indikator-indikator di atas.
menyelesaian soal-soal dan mampu a. Kemampuan menyatakan ulang sebuah
mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam konsep, merupakan kemampuan siswa
dunia nyata (Herawati, 2010). Senada dengan untuk mengungkapkan kembali konsep
itu, Mohd Sholeh Abu menyatakan apabila yang telah dikomunikasikan kepadanya.
pemahaman konsep dalam pembelajaran Misal, pada saat siswa mempelajari
matematika tidak tercapai, maka akan tentang pengertian prisma dan unsur-
mengurangi minat peserta didik dalam unsurnya, siswa dapat mengemukakan
pembelajaran matematika itu sendiri dan kembali pengertian prisma dan unsur-
peserta didik akan menganggap matematika itu unsurnya.
susah (Yahaya, 2010). b. Mengklasifikasi objek-objek menurut
Pemahaman konsep merupakan sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam konsepnya).
memahami konsep dan dalam prosedur yang Misal, ketika siswa dapat
luwes, akurat, efisien dan tepat. Indikator mengelompokkan mana objek yang
pemahaman kosep menurut Shadiq (2009: 13) berupa prisma, dan mana yang bukan
adalah sebagai berikut: prisma.
Menyatakan ulang sebuah konsep c. Kemampuan memberi contoh dan non
1. Mengklasifikasi objek-objek menurut contoh dari suatu konsep, yaitu
sifat-sifat tertentu (sesuai dengan kemampuan siswa dalam memberikan
konsepnya) contoh dan membedakan dengan bukan
contoh dari konsep yang telah dipelajari.
Misal, siswa telah mampu menyebutkan merupakan syarat perlu dalam
bahwa akuarium segienam dan sarang menemukan volume prisma dan volume
lebah merupakan contoh prisma, prisma merupakan syarat cukup dari luas
sedangkan celengan berbentuk tabung alas prisma.
bukanlah sebuah contoh dari prisma. f. Kemampuan menggunakan,
d. Kemampuan menyajikan konsep dalam memanfaatkan, dan memilih prosedur
berbagai bentuk representasi atau operasi tertentu, maksudnya
matematika, merupakan kemampuan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
siswa dalam memaparkan konsep secara soal.
berurutan yang bersifat matematis serta g. Kemampuan mengaplikasikan konsep
dapat memaparkan konsep dalam bentuk atau algoritma pemecahan masalah,
gambar, tabel, grafik, dan sebagainya, kemampuan siswa dalam menggunakan
juga mampu menuliskan kalimat konsep atau prosedur dalam
matematika dari suatu konsep. menyelesaikan soal yang berhubungan
Misal, pada proses menemukan rumus dengan konsep sehari-hari.
volume yang berupa luas alas dikalikan Dalam penelitian ini, untuk mengukur
dengan tingginya, siswa menggunakan indikator kemampuan menyatakan ulang
tabel dalam mengumpulkan data sebuah konsep, siswa diminta untuk
pengukuran volume untuk menyatakan ulang sebuah konsep yang telah
mempermudah siswa dalam menemukan dipelajari dengan menggunakan bahasa
keterkaitan antara luas alas dengan sendiri, dan siswa juga dapat diminta untuk
tinggi prisma. menyebutkan nama-nama dari konsep yang
e. Mengembangkan syarat perlu dan cukup ditunjukkan melalui gambar. Pada kemampuan
suatu konsep. memberikan contoh dan non contoh, siswa
Jika terdapat pernyataan A dan dapat diminta untuk menyebutkan dan
pernyataan B, syarat perlu dapat menuliskan contoh yang lain atau dengan
dimisalkan dengan pernyataan B menyebutkan contoh yang benar dan contoh
merupakan syarat perlu dari pernyataan yang salah. Pada kemampuan menyajikan
A, jika B mutlak diperlukan untuk konsep dalam berbagai bentuk representasi
terjadinya A atau dengan kata lain matematika, siswa dapat diminta memaparkan
mustahil ada A tanpa B. Sedangkan suatu objek dalam bentuk gambar, bisa juga
syarat cukup dapat dinyatakan dengan A dengan meninta siswa untuk menuliskan
merupakan syarat cukup dari B, jika A kalimat matematika dari suatu konsep.
terjadi, maka terjadi B. Kemampuan menggunakan,
Misal, untuk mencari volume prisma, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
maka harus menemukan luas alas prisma dapat dilihat pada saat siswa mengerjakan soal
tersebut. Dalam hal ini luas alas prisma dengan benar dengan langkah-langkah yang
tepat. Dan dalam kemampuan kontekas, (2) menggunakan model, (3)
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada menggunakan kontribusi siswa, (4)
pemecahan masalah, dapat dilihat pada saat interaktivitas dan (5) terintegrasi dengan topik
siswa mengerjakan soal, apakah siswa telah lain (Zulkardi, 2010).
menggunakan konsep pada materi serta
menggunakan langkah-langkah yang tepat METODE PENELITIAN
dalam menyelesaikan soal yang berkaitan Sasaran penelitian ini adalah siswa
dengan kehidupan sehari-hari. kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian
4. Pendidikan Matematika Realistik eksperimen semu dengan menggunakan
Indonesia (PMRI) rancangan the one shot-case study yang
Pendidikan Matematika Realistik bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika
dalam pendidikan matematika di Indonesia Realistik Indonesia (PMRI) terhadap
yang menggunakan pendekatan relistik dalam kemampuan pemahaman konsep siswa pada
penerapannya. PMRI merupakan pendekatan materi volume prisma di kelas VIII.
yang diadopsi dari RME (Realistic Rancangan penelitian ini adalah dengan
Mathematics Education) yang dikembangkan memberikan treatment (perlakuan) dan
oleh Freudenthal (1997) yang menurutnya selanjutny diobservasi hasilnya.
matematika harus dihubungkan dengan Cara pengumpulan data dalam
kenyataan, berada dekat dengan siswa dan penelitian ini adalah dengan menggunakan tes
relevan dengan kehidupan masyarakat agar yang digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki nilai manusiawi atau sering disebut terdapat pengaruh penerapan pendekatan
realistic. Dalam hal ini, realistik yang PMRI terhadap kemampuan pemahaman
dimaksudkan tidak hanya berhubungan dengan konsep siswa pada materi terkait. Tes
dunia nyata saja, akan tetapi juga menekankan diberikan setelah dilakukan pembelajaran
pada masalah yang dapat dibayangkan oleh dengan pendekatan PMRI.
siswa (to imagine). Kata “to imagine” dalam Penelitian ini melibatkan 33 siswa
bahasa Belanda disebut sebagai “zich Realise- kelas VIII.5 MTs Negeri Sakatiga, Indralaya.
ren” yang menyatakan penekanan pada Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014.
membuat suatu masalah itu menjadi nyata Sebelum melakukan penelitian, peneliti
dalam pikiran siswa. menyusun bahan ajar berupa Rancangan
Berikut merupakan prinsip dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
karakteristik PMRI yang dijadikaan acuan Aktivitas Siswa (LAS) yang telah divalidasi
dalam penerapan pembelajaran matematika di oleh dosen senior dan diujicobakan pada 5
kelas. Prinsip; (1) Menemukan kembali, (2) orang siswa yang bukan merupakan sample
Femomena didaktik, dan (3) pengenbangan penelitian dan telah dilakukan analisis
model sendiri. Karakteristik: (1) menggunakan
validitas dan reabilitas instrumen terhadap soal bahwa peneliti ingin mengetahui pakah
yang digunakan dalam tes. terdapat pengaruh positif penerapan
Pada penelitian ini, didesain sebuah pendekatan PMRI terhadap kemampuan
perangkat pembelajaran yang berupa LAS pemahaman kosep pada materi volume prisma.
sesuai dengan prinsip dan karakteristik PMRI Pengujian hipotesis yang digunakan adalah
dengan menggunakan konteks “pembuatan H0 :μ≤0
kue lapis”. LAS memuat pertanyaan yang H1 : μ> 0
menggiring siswa untuk menemukan sendiri (Sudjana, 2005:228)
cara mengukur volume prisma (formula H0 : Tidak ada pengaruh penerapan
volume prisma), disertai beberapa soal dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan
topik yang berkaitan sebagai latihan. pemahaman konsep matematika siswa pada
Penelitian ini menggunakan metode materi
packaging, dengan bantuan alat peraga yang
telah disiapkan peneliti untuk digunakan guru
dalam pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, guru dan no.10Gambar 1.
Pertanyaan dan jawaban siswa pada
peneliti menetapkan metode diskusi yang LAS no.7
volume prisma di kelas VIII
diharapkan akan memunculkan karakteristik
Ha : Ada pengaruh positif penerapan
intaraktivitas, baik sesame siswa maupun
antara guru dengan siswa. pendekatan PMRI terhadap kemampuan

Nilaiakhir akan dihitungdengan pemahaman konsep matematika siswa pada


materi volume prisma di kelas VIII
menjumlahkan skor yang diperoleh siswa
berdasarkan rubrikpenskoran yang telah dibuat
dengan memunculkan indikator dan deskriptor HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada masing-masing indikator pemahaman
konteks pembuatan kue lapis mampu
konsep dengan menggunakan aturan sebagai
meningkatkan pemahaman konsep volume
berikut:
𝐽𝑆 prisma. Rangkaian kegiatan yang memiliki
T= x 100 ,
𝑆𝑀
tujuan pembelajaran yang berkesinampbungan
dengan T = tes, JS = jumlah skor dan SM =
dengan konteks ini mampu menghantarkan
skor maksimum.
siswa memahami satuan pengukuran volume
(Djaali dan Muljono, 2008: 103)
dengan metode packaging dan menemukan
Dalam penelitian ini,dilakukan uji
kembali rumus volume prisma.
normalitas terhadap data yang didapatkan.
Pembelajaran dengan pendekatan
Setelah itu dilakukan uji hipotesis. Hipotesis
PMRI dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menggunakan uji pihak kanan one sample t
menggiring siswa dalam memahami konsep
test karena sesuai dengan tujuan penelitian
materi yang dipelajari, yaitu volume prisma.
Pemahaman konsep matematika siswa dapat
dilihat dari beberapa indicator, yaitu 1) Gambar 2 menunjukkan pertanyaan
menyatakan ulang sebuah konsep, 2) dan jawaban siswa pada LAS no.8. Pertanyaan
mengklasifikasi objek-objek menurut sifat- no.8 bertujuan menggiring siswa untuk
sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), 3) menemukan bahwa volume prisma
memberikan contoh dan non contoh dari berhubungan dengan tinggi prisma. Masalah
konsep, 4) memberikan konsep dalam disajikan dengan membandingkan antara
berbagai bentuk representasi matematis, 5) adonan dalam cetakan yang masih utuh
mengembangkan syarat perlu dan cukup suatu dengan adonan yang telah dikurangi. Dan dari
konsep, 6) menggunakan, memanfaatkan, dan gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa siswa
memilih prosedur atau operasi tertentu, dan 7) menentukan adonan yang masih tetap
mengaplikasikan konsep atau algoritma mememerlukan adonan yang lebih banyak
pemecahan masalah. (Shadiq, 2009: 13) daripada adonan yang telah dikurangi.
Beberapa pertanyaan yang menggiring
siswa untuk menemukan kembali rumus Gambar 3 menunjukkan pertanyaan
volume, berikut jawaban siswa: dan jawaban siswa pada LAS no.10.
Gambar 1 tersebut merupakan pertanyaan bertujuan untuk menggiring siswa
pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.7. untuk menemukan bahwa volume prisma
Pertanyaan bertujuan untuk menggiring siswa
menemukan bahwa volume prisma
berhubungan dengan luas alas prisma. Dari
gambar 1, siswa menemukan bahwa cetakan
yang membutuhkan adonan paling banyak
pada penuangan pertama adonan adalah
Gambar 4.
prisma segienam karena bentuk alasnya paling Pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS
lebar dibandingkan dengan cetakan-cetakan
yang lain. memiliki hubungan dengan luas alas dan
tinggi prisma tersebut. Jawaban yang
disebutkan siswa sesuai dengan yang peneliti
harapakan muncul untuk pertanyaan tersebut.

Gambar 4 menunjukkan pertanyaan dan

Gambar2.
jawaban siswa pada LAS no. 11. Pertanyaan
Pertanyaan dan jawaban siswa pada yang diajukan bertujuan untuk menggiring
LAS no.8
siswa agar dapat menyimpulkan bahwa
volume prisma merupakan jumlah layer-layer
yang memenuhi tinggi cetakan yang telah

Gambar 3.
Pertanyaan dan jawaban siswa
pada LAS no.10
disediakan, atau dengan kata lain, volume 5 karakteristik dalam pelaksanaannya;
prisma dapat dicari dengan mengalikan luas menggunakan konteks, menggunakan
alas dengan tinggi prisma. Jawaban yang model, menggunakan kontribusi siswa,
ditunjukkan pada gambar 4 sesuai dengan apa
interaktivitas dan intertwining (Zulkardi,
yang diharapkan oleh peneliti.
2010).
Dari kegiatan pembelajaran yang
Setelah dilakukan penelitian,
dilakukan, muncul semua prinsip dan
diperoleh data dari nilai kemampuan
karakteristik PMRI dan dapat mengukur
pemahaman konsep berupa latihan dan posttest
kemampuan pemahaman konsep
dari kelas treatment dengan 33 siswa sebagai
siswa.Pembelajaran PMRI memiliki 3
berikut: mean 68.7, median 69.2, modus
prinsip; menemukan kembali, fenomena 73.65, nilai tertinggi 87.9 dan nilai terendah
terdidik, pengembangan model sendiri dan 53.7, dan simpangan baku sebesar 8.91.

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Rata-rata Latihan dan Posttest Materi Volume Prisma
Kategori Pemahaman Rentang Nilai Frekuensi Persentase
Konsep
Kurang 40,0 – 55,9 3 9.09 %

Cukup 56,0 - 65,9 10 30.30 %

Baik 66 – 79,9 17 51.52 %

Sangat Baik 80 – 100,00 3 9.09 %

Jumlah 33 100 %

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa dan pada kategori kurang terdapat 3 orang
setelah menggunakan pendekatan PMRI dalam siswa atau sebesar 9.09%.
pembelajaran matematika, siswa yang Pada sebagian besar siswa yang
memiliki kemampuan pemahaman konsep termasuk dalam kategori cukup, saat
matemaatika dalam kategori sangat baik pembelajaran mereka kurang mengikuti dan
sebanyak 3 siswa dari 33 siwa atau sebesar memperhatikan apa yang didiskusikan dan
9.09%, pemahamn konsep dalam kategori baik sebagian lain tidak mengerjakan soal nomor 6
memiliki frekuensi terbanyak yaitu 17 orang yang memiliki bobot paling banyak
atau sebesar 51.52%, pada kategori cukup dibandingkan soal-soal lainnya.
terdapat 10 orang siswa atau sebesar 30.30%
Hal tersebut juga dialami oleh 6 siswa Adapun persentase kemunculan
dalam kategori kurang. Selain itu, 6 siswa masing-masing deskriptor pemahaman konsep
tersebut tidak mengerjakan soal no.1 tentang siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
menyatakan ulang konsep volume prisma dan
tidak menyebutkan contoh dari konsep volume
prisma dengan tepat.

Tabel 2. Persentase Kemunculan Masing-masing Deskriptor Pemahaman Konsep


% Kemunculan Rata-
Deskript Latihan Posttest rata Kategori
No Indikator
or persenta
se
1 Kemampuan menyatakan ulang A 49 76 62.5 Cukup
sebuah konsep
B 49 76 62.5 Cukup

2 Kemampuan memberi contoh A 45 58 51.5 Kurang


dan bukan contoh
B 40 50 45.5 Kurang

3 Kemampuan mengklasifikasi A 100 97 98.5 Sangat baik


ojek menurut sifat-sifat tertentu
B 100 89 94.5 Sangat baik
sesuai dengan konsep

4 Kemampuan menyajikan A 58 85 71.5 Baik


konsep dalam berbagai bentuk
B 62 71.2 66.6 Baik
representasi matematis

5 Kemampuan mengembangkan A 41 73.2 57.1 Cukup


syarat perlu dan syarat cukup
B 41 73 57 Cukup
dari suatu konsep
6 Kemampuan menggunakan, A 100 86 93 Sangat baik
memanfaatkan dan memilih
B 92 84.1 88.05 Sangat baik
prosedur tertentu

7 Kemampuan mengaplikasikan A 68 66.3 67.15 Baik


konsep/algoritma ke pemecahan
B 68 50.4 59.2 Cukup
masalah

Persentase rata-rata keseluruhan deskriptor 65.21 73.9 69.56 Baik


Apabila tiap indikator di atas dirata- siswa pada materi volume prisma di kelas VIII
ratakan persentase kemunculannya, maka MTs, Negeri Sakatiga.
indikator kemampuan menyatakan ulang Penggunaan konteks pembuatan kue
sebuah konsep memiliki rata-rata 62.5% lapis, adanya inteaksi antara siswa maupun
dengan kategori cukup, kemampuan antara guru dengan siswa ketika diskusi, dan
memberikan contoh dan bukan contoh sebesar pemanfaat model mampu menghantarkan
48.5% dengan kategori kurang, kemampuan siswa memahami konsep volume prisma. Pada
megklasifikasi objek menurut sifat-sifat akhir pembelajaran, siswa mampu
tertentu sesuai konsep sebesar 91.5% dengan menyimpulkan bahwa volume prisma
kategori sangat baik, kemampuan menyajikan derhubungan dengan luas alas dan tingginya,
konsep dalam berbagai bentuk representasi dan volume prisma dapat dicari dengan
matematis sebesar 69.05% dengan kategori mengalikan luas alas prisma dengan tinggi.
baik, kemampuan mengembangkan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 57.05% dengan kategori baik, Kesimpulan
kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
memilih prosedur tertentu sebesar 90.53% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
dengan kategori sangat baik, dan kemampuan pengaruh penerapan pendekatan Pendidikan
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
pemecahan masalah sebesar 63.18% dengan terhadap kemampuan pemahaman konsep
kategori cukup. Dengan demikian secara matematika siswa pada materi volume prisma
keseluruhan persentase rata-rata kemunculan di kelas VIII MTs Negeri Sakatiga. Hal ini
indikator-indikator pemahaman konsep adalah dapat dilihat dari hasil analisis data yang
69.56% dengan kategori baik. diperoleh, yaitu nilai thitung = 44.29 > ttabel =
Setelah dilakukan uji normalitas, data 1.70. Kesimpulan yang diperoleh yaitu H0
yang diperoleh adalah data normal, sehingga ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti terdapat
dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan pengaruh penerapan pendekatan PMRI
t test. Dari perhitungan, dapat dilihat bahwa terhadap kemampuan pemahaman konsep
nilai thitung = 44.29, sedangkan dari tabel matematika pada materi volume prisma.
distribusi pada signifikan 0.05 dengan derajat Saran
kebebasan (df) = 32 diperoleh nilai tabel 1.70, 1. Guru, diharapkan agar dapat menyusun
hal ini berarti thitung> ttabel. Oleh karena itu, H0 RPP dan bahan ajar yang disesuaikan
ditolak dan Ha diterima. Jadi, dari uji hipotesis dengan pendekatan PMRI agar dapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat menggiring siswa untuk
pengaruh dalam penerapan pendekatan PMRI mengoptimalkan kemampuan
terhadap pemahaman konsep matematika pemahaman konsep matematika siswa,
serta menggunakan media pembelajaran
agar dapat meningkatkan aktivitas siswa (Peminatan) Melalui Pendekatan
dan guru. Saintifik. Jakarta: Kemendikbud.
2. Peneliti lain, agar dapat menyusun
Nilawati, Umi. 2012. Kemampuan
instrumen penelitian yang dapat melatih
Pemahaman Konsep Siswa pada
kemampuan pemahaman konsep siswa.
Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Realistik Indonesia (PMRI) di Kelas
Ambarsari, Shinta. 2012. Kemampuan
VIII SMP Negeri 01 Indralaya Utara.
Penalaran Matematika Siswa dengan
Skipsi. Indralaya: FKIP Universitas
Menggunakan Pendekatan PMRI di
Sriwijaya
Kelas VII SMP N 6 Palembang.
Nurfarikhin, Fuad. 2010. Hubungan
Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas
Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Sriwijaya
Kemampuan Penalaran dengan
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar
Kemampuan Pemecahan Masalah
Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua.
pada Materi Bangun Ruang Sisi
Jakarta: Bumi Aksara
Lengkung Peserta Didik Kelas IX
Djaali, dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran MTs. NU Darul Ulum Pidodo Kulon
Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Petebon Kendal. Skripsi. Semarang:
PT Grasindo. IAIN Walisongo.

Herawati, Oktiana Dwi Putra. 2010. Pengaruh Nurlatifah, Aris Hadiyan Wijaksaan dan
Pembelajaran Problem Posing Wardani Rahayu. 2013.
Terhadap Kemampuan Pemahaman Mengembangkan Kemampuan
Konsep Matematika Siswa Kelas XI Penalaran Spasial Siswa SMP pada
IPA SMA N 9 Palembang. Jurnal Konsep Volume dan Luas Permukaan
Pendidikan Matematika. Vol.4, no (1) dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia.
Indriati, Madina, Abas Kaluku dan Yamin
Makalah dipresentasikan dalam
Ismail. 2013. Pengaruh Penggunaan
Seminar Nasional Matematika dan
Metode Pembelajaran Inkuiri
Pendidikan Matematika pada tanggal
Terhadap Kemampuan Pemecahan
9 November 2013 di Jurusan
Masalah Matematika. Skripsi.
Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Gorontalo: Universitas Negeri
Penguatan Peran Matematika untuk
Gorontalo Kemendikbud. 2013.
Indonesia yang Lebih Baik . ISBN :
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
978 – 979 – 16353 – 9 – 4
Mata Pelajaran Matematika
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and
Analytical Framework: Mathematics, Zulkardi dan Ratu Ilma. 2010. Pengembangan
Reading, Science, Problem Solving, Blog Support untuk Membantu Siswa
Financial Literacy. OECD Publising. dan Guru Matematika Indonesia
Belajar Pendidikan Matematika
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna
Realistik Indonesia (PMRI).
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
JIPPBalitbang.
Sari, Rala Novita. 2013. Pembelajaran Materi
Perbandingan Menggunakan
Pendekatan PMRI untuk Mengetahui
Kemampuan Representasi Matematis
Siswa Kelas VII SMP. Skripsi.
Palembang: FKIP Universitas
Sriwijaya

Sari, Reny Shinta. 2010. Penerapa Pendekatan


PMRI dalam Pembelajaran
Matematika di Kelas VII SMP N 19
Palembang. Skripsi: FKIP Universitas
Sriwijaya

Sudjana. 2005. Metoda Statistika Edisi 6.


Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sunarsi, Anis. 2009. Analisis Kesalahan


dalam Menyelesaikan Soal Pada
Materi Luas Permukaan Serta Volume
Prisma dan Limas Pada Siswa Kelas
VIII Semester Genap SMP Negeri 2
Karanganyar. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret

Yahaya, Azizi. 2010. Kepentingan


Kepahaman Konsep dalam
Matematik. Malaysia: Universiti
Teknologi Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai