Pema Haman
Pema Haman
Nur Fadlilah
nurfadlilah07@yahoo.com,
Abstrak
Abstrak
PENDAHULUAN
Topik volume prisma merupakan satu topik matematika yang harus dikuasai
topik yang penting. Hal ini ditunjukkan dalam PISA 2012 adalah pengukuran yang
dalam PISA 2012 Assessment and Analitycal termasuk di dalamnya pengukuran volume
Framework yang menyatakan bahwasalah prisma. Selain itu, dalam New Jersey
Mathematics Curriculum Framework, pencarian pengetahuan. Peserta didik
kemampuan mengukur, seperti mengukur diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
volume prisma, memungkinkan siswa untuk fakta, membangun konsep, serta nilai-nilai
menghubungkan matematika dengan baru yang diperlukan untuk kehidupannya
lingkungan. Dalam hal ini, untuk dan fokus pembelajarannya diarahkan pada
mengajarkan konsep-konsep geometri pengembangan keterampilan siswa dalam
termasuk topik pengukuran, Usiskin (dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
Gonzalez dan Herbzt, 2006) berpendapat mengembangkan sendiri fakta, konsep dan
bahwa pembelajaran dapat dilakukan dengan nilai-nilai yang diperlukan (Kemendikbud,
membiarkan siswa untuk menghubungkan 2013). Hal tersebut tersebut sesuai dengan
antara geometri dengan dunia nyata karena karakteristik Pendekatan Pendidikan
dapat mengembangkan kemampuan dan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
mental siswa. Lebih khusus, Curry dan Zulkardi (2010) menyebutkan ada tiga
Outhred (dalam Nurlatifah, 2013) karakteristik PMRI: (1) menemukan kembali
menyatakan bahwa pengukuran volume dapat dengan bimbingan dan fenomena yang
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode bersifat didaktik (guided reinvention and
filling (mengisi) dan packaging didactical phenomenology), hal ini berarti
(membungkus). siswa diharapkan menemukan kembali
Pada kenyataannya, pembelajaran konsep matematika dengan pembelajaran
mengenai volume yang telah dilakukan oleh yang dimulai dengan masalah kontekstual dan
Kohar dkk. (2012) dimulai dengan situasi yang diberikan mempertimbangkan
menanamkan pengertian volume kepada siswa, kemungkinan aplikasi dalam pembelajaran
misal dengan membandingkan dua benda dan sebagai titik tolak matematisasi; (2)
dengan menanyakan mana yang lebih besar, matematisasi progresif (progressive
kemudian dilanjutkan dengan menginvestigasi matematization), siswa diberi kesempatan
bagaimana menemukan volume bangun ruang mengalami proses bagaimana konsep
seperti kubus satuan sebagai pembentuk matematika ditemukan; (3) mengembangkan
sebuah bangun. Berhubungan dengan model sendiri (self develop models), model
pentingnya pemahaman konsep pada materi dibuat sendiri oleh siswa selama pemecahan
volume prisma, Sunarsi (2009) menemukan masalah. Dengan melihat keterkaitan
bahwa ketidakpahaman akan konsep prisma tersebut, maka PMRI merupakan pendekatan
menjadi salah satu penyebab kesalahan- yang cocok digunakan dalam pembelajaran
kesalahan pada penyelesaian masalah yang matematika pada kurikulum 2013.
berkaitan. Di samping itu, dalam penelitiannya,
Ambarsari (2012) menyatakan bahwa dengan
Pembelajaran matematika dalam
menggunakan pendekatan PMRI kemampuan
kurikulum 2013 menekankan pada proses
penalaran maematika siswa tergolong baik.
Selain itu Sari (2013) juga menemukan membandingkan besarannya dengan suatu
bahwa dengan menggunakan PMRI dalam besaran objek lain sebagai unit satuan (Walle,
pebelajaran matematika, kemampuan dalam Nurlatifah, 2013). Selain itu, Martin
representasi matematis siswa menjadi lebih menyatakan bahwa pengukuran meliputi
baik. Sari (2010) juga mengatakan bahwa kuantitas pada konsep yang berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan keruangan maupun non keruangan (Martin,
pendekatan PMRI tergolong baik. 2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa Istilah volume dapat digunakan
inovasi dalam pembelajaran matematika sebagai kapasitas suatu wadah, namun dapat
khususnya volume prisma sangat penting. juga digunakan untuk ukuran suatu bangun
Sehubungan dengan itu, peneliti melakukan ruang (Walle, 2008). Menurut Curry dan
penelitian dalam pembelajaran materi volume Outred (dalam Revina, 2011) penentuan
prisma dari tahap informal ke tahap formal volume dapat dilakukan dengan dua metode,
sesuai dengan pendekatan PMRI yang yaitu filling (pengisian) dan packaging
merupakan pendekatan pembelajaran yang (pembungkusan). Metode filling yaitu metode
memenuhi tuntutan kurikulum 2013. Dalam menentukan volume suatu bangun ruang
penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan cara mengisi bengun ruang tersebut
filling (pengisian)dengan konteks “pembuatan dengan menggunakan suatu zat cair hingga
kue lapis” dengan cetakan berbentuk prisma penuh. Pada metode packaging, penentuan
segitiga, segiempat dan segienam. Oleh karena volume dilakukan dengan menyusun kubus-
itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh kubussatuan secara berulang hingga
penerapan pendekatan PMRI terhadap membentuk bangun tiga dimensi. Pada hal ini,
kemampuan pemahaman konsep matematika kubus satuan adalah satuan yang merupakan
siswa kelas VIII pada materi volume prisma. besaran bagi bangun ruang yang ingin
ditentukan volumenya.
Gambar2.
jawaban siswa pada LAS no. 11. Pertanyaan
Pertanyaan dan jawaban siswa pada yang diajukan bertujuan untuk menggiring
LAS no.8
siswa agar dapat menyimpulkan bahwa
volume prisma merupakan jumlah layer-layer
yang memenuhi tinggi cetakan yang telah
Gambar 3.
Pertanyaan dan jawaban siswa
pada LAS no.10
disediakan, atau dengan kata lain, volume 5 karakteristik dalam pelaksanaannya;
prisma dapat dicari dengan mengalikan luas menggunakan konteks, menggunakan
alas dengan tinggi prisma. Jawaban yang model, menggunakan kontribusi siswa,
ditunjukkan pada gambar 4 sesuai dengan apa
interaktivitas dan intertwining (Zulkardi,
yang diharapkan oleh peneliti.
2010).
Dari kegiatan pembelajaran yang
Setelah dilakukan penelitian,
dilakukan, muncul semua prinsip dan
diperoleh data dari nilai kemampuan
karakteristik PMRI dan dapat mengukur
pemahaman konsep berupa latihan dan posttest
kemampuan pemahaman konsep
dari kelas treatment dengan 33 siswa sebagai
siswa.Pembelajaran PMRI memiliki 3
berikut: mean 68.7, median 69.2, modus
prinsip; menemukan kembali, fenomena 73.65, nilai tertinggi 87.9 dan nilai terendah
terdidik, pengembangan model sendiri dan 53.7, dan simpangan baku sebesar 8.91.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Rata-rata Latihan dan Posttest Materi Volume Prisma
Kategori Pemahaman Rentang Nilai Frekuensi Persentase
Konsep
Kurang 40,0 – 55,9 3 9.09 %
Jumlah 33 100 %
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa dan pada kategori kurang terdapat 3 orang
setelah menggunakan pendekatan PMRI dalam siswa atau sebesar 9.09%.
pembelajaran matematika, siswa yang Pada sebagian besar siswa yang
memiliki kemampuan pemahaman konsep termasuk dalam kategori cukup, saat
matemaatika dalam kategori sangat baik pembelajaran mereka kurang mengikuti dan
sebanyak 3 siswa dari 33 siwa atau sebesar memperhatikan apa yang didiskusikan dan
9.09%, pemahamn konsep dalam kategori baik sebagian lain tidak mengerjakan soal nomor 6
memiliki frekuensi terbanyak yaitu 17 orang yang memiliki bobot paling banyak
atau sebesar 51.52%, pada kategori cukup dibandingkan soal-soal lainnya.
terdapat 10 orang siswa atau sebesar 30.30%
Hal tersebut juga dialami oleh 6 siswa Adapun persentase kemunculan
dalam kategori kurang. Selain itu, 6 siswa masing-masing deskriptor pemahaman konsep
tersebut tidak mengerjakan soal no.1 tentang siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
menyatakan ulang konsep volume prisma dan
tidak menyebutkan contoh dari konsep volume
prisma dengan tepat.
Herawati, Oktiana Dwi Putra. 2010. Pengaruh Nurlatifah, Aris Hadiyan Wijaksaan dan
Pembelajaran Problem Posing Wardani Rahayu. 2013.
Terhadap Kemampuan Pemahaman Mengembangkan Kemampuan
Konsep Matematika Siswa Kelas XI Penalaran Spasial Siswa SMP pada
IPA SMA N 9 Palembang. Jurnal Konsep Volume dan Luas Permukaan
Pendidikan Matematika. Vol.4, no (1) dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia.
Indriati, Madina, Abas Kaluku dan Yamin
Makalah dipresentasikan dalam
Ismail. 2013. Pengaruh Penggunaan
Seminar Nasional Matematika dan
Metode Pembelajaran Inkuiri
Pendidikan Matematika pada tanggal
Terhadap Kemampuan Pemecahan
9 November 2013 di Jurusan
Masalah Matematika. Skripsi.
Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Gorontalo: Universitas Negeri
Penguatan Peran Matematika untuk
Gorontalo Kemendikbud. 2013.
Indonesia yang Lebih Baik . ISBN :
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
978 – 979 – 16353 – 9 – 4
Mata Pelajaran Matematika
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and
Analytical Framework: Mathematics, Zulkardi dan Ratu Ilma. 2010. Pengembangan
Reading, Science, Problem Solving, Blog Support untuk Membantu Siswa
Financial Literacy. OECD Publising. dan Guru Matematika Indonesia
Belajar Pendidikan Matematika
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna
Realistik Indonesia (PMRI).
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
JIPPBalitbang.
Sari, Rala Novita. 2013. Pembelajaran Materi
Perbandingan Menggunakan
Pendekatan PMRI untuk Mengetahui
Kemampuan Representasi Matematis
Siswa Kelas VII SMP. Skripsi.
Palembang: FKIP Universitas
Sriwijaya