Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024

PENERAPAN TEORI POLYA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI MI/SD

Alliyah Putri1, Defi Antika2

1,2
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jl. William Iskandar Ps.V, Medan Estate,
Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 20371
e-mail: alliyahputri1409@gmail.com1, defiantika6@gmail.com2
Corresponding author: alliyahputri1409@gmail.com

Abstrak: Penggunaan teori polya dalam proses pemebelajaran masih menjadi hal yang jarang digunkan,
dikarenakan butuh pemahaman dan ketelitian yang tinggi. Tujuan penellitian ini adalaah untuk menegetahui
keberhasilan penerapan teori polya pada materi simetri lipat secara optimal. Penelitian ini menggunakan Teknik
pengumpulan data menggunakan data kuantitatif yang relevan dan data terkumpul menggunakan wawancara dan
observasi yang dianalisis menggunakan analisis kualitatif yang termasuk dalam kategori data kualitatif. Objek
kajiannya adalah siswa SD/MI. Analisis data di lakukan dengan mengkaji subtansi dan materi penerapan teori polya
pada materi simetri lipat. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan teori polya pada materi simetri lipat ini
sudah berljalan dengan baik.

Kata Kunci: Teori, Polya, Simetri Lipat

Abstract : The use of polya theory in the learning process is still something that is rarely used, because it requires
high understanding and precision. The aim of this research is to find out the success of optimally applying polya
theory to fold symmetry materials. This research uses data collection techniques using relevant quantitative data
and data collected using interviews and observations which are analyzed using qualitative analysis which is
included in the qualitative data category. The object of study is elementary/MI students. Data analysis was carried
out by examining the substance and material of applying polya theory to fold symmetry materials. The results of the
research state that the application of polya theory to fold symmetric materials has gone well.

Keywords: Theory, Linear Symmetry, Polya

PENDAHULUAN Siswa diberi kesempatan untuk mengalami


Dorongan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi penciptaan ide dan alat matematika, serta penemuan hasil
menuntut SDM yang memiliki penguasaan dan sendiri dan formalisasi pemahaman dan strategi
kemampuan. Pengarahan merupakan suatu pekerjaan informasinya, sebagai bagian dari proses pembelajaran
untuk merencanakan SDM agar memiliki kemampuan matematika. Pemerolehan kemampuan-kemampuan
dan kapasitas tersebut. Dengan cara ini, pelatihan tersebut, tidak terlepas hubungannya dengan satu
memainkan peran penting dalam menghadapi kemajuan keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan membaca.
ilmu pengetahuan dan inovasi. Membaca merupakan kegiatan dalam memahami bahasa
Sains adalah salah satu mata pelajaran yang tulis yang disajikan (Ni Wayan Purwaningsih, 2021).
diajarkan di setiap tingkat sekolah, mulai dari pelatihan Penggunaan teori polia dalam menyelesaikan
dasar hingga perguruan tinggi. Salah satu renungan masalah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
mendasarnya adalah bahwa sains merupakan instrumen kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
untuk menciptakan perspektif yang mendasari matematika. Menurut teori polya, pemecahan masalah
peningkatan inovasi saat ini. Matematika sangat penting melibatkan pemahaman masalah, membacanya,
baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk membuat rencana, memilih strategi, melaksanakan
menghadapi kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan rencana tersebut, menyelesaikan masalah, dan
(I.G.E.P.Dewi Nitya,dkk, 2013). memeriksa Kembali (Netriwati, 2016). Salah satu cara
dalam menangani permasalahan dari materi numerik
13
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024

adalah dengan menerapkan pendekatan polia. Siswa strategi tersebut, dan mencermati kembali merupakan
dapat dimanfaatkan dengan cara diberikan pertanyaan- langkah awal dalam proses penyelesaian masalah.
pertanyaan dalam bentuk cerita atau bentuk lainnya
(Milatun Nadifa, 2018). METODE PENELITIAN
Dengan memahami hipotesis pembelajaran yang Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian
ada, pendidik diharapkan memiliki pilihan untuk deskriptif kualitatif dengan metode studi kepustakaan.
merencanakan dan melaksanakan pengalaman Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
pendidikan di kelasnya dengan lebih baik karena mereka mendeskripsikan data apa adanya, menjelaskan data atau
bergantung pada spekulasi pembelajaran sebagai sumber kejadian dengan kalimat-kalimat penjelas dengan cara
perspektif. Yang ingin Anda ingat adalah bahwa setiap kualitatif, Sementara studi kepustakaan merupakan
hipotesis pembelajaran saat ini memiliki kelebihan dan pengumpulan data dengan mengadakan studi
kekurangannya masing-masing. Pendidik harus cerdas penelaaahan buku-buku, literature-literatur, catatan-
dalam memilih spekulasi pembelajaran yang sesuai catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan
dengan kondisi dan lingkungan ekologi masing-masing masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian,
(Subandi, 2018). penelitian ini dapat mendeskripsikan barisan bilangan
Seperti yang diungkapkan Komalasari, berpikir terkait dengan Al-Quran Surah As-Shaf ayat 4. Untuk itu,
kritis adalah metode yang digunakan dalam menerapkan pengecekan data pada penelitian ini dilakukan dengan
informasi yang telah diperoleh. Kapasitas ini tercermin menggunakan bahan referensi. Data diperoleh melalui
dalam proklamasi Branca bahwa mengatasi masalah karya ilmiah yang membahas tentang matematika dalam
numerik adalah salah satu tujuan penting dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dengan data
pembelajaran matematika. Padahal inti matematika lain yang relevan dari berbagai buku, artikel atau karya
adalah prosedur penyelesaian masalah matematika. ilmiah lain yang membahas tentang matematika dalam
sebelum memasuki keadaan asing Pentingnya al-Qur’an.
kepemilikan (Shopia Atika Dwi, dkk, 2017). George
HASIL DAN PEMBAHASAN
Polya juga berpendapat bahwa definisi pemecahan
masalah menurut Polya adalah berusaha mencari jalan Pembahasan
keluar dari sesuatu yang dianggapnya sulit guna George Polya adalah seorang ahli matematika yang
menerima bahwa berpikir kritis adalah upaya mencari
mencapai tujuannya (Shafira Hidayah, dkk, 2023).
jalan keluar dari suatu masalah untuk mencapai suatu
Menurut Saiful, dengan menggunakan langkah tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera (Wirdah,
Polya, siswa akan terbiasa mengerjakan soal-soal yang dkk,2014). Menurut Utari, pemecahan masalah bisa
mengandalkan daya ingat yang baik, namun juga percaya berupa munculnya konsep, metode, atau produk baru.
bahwa siswa dapat menghubungkannya dengan keadaan Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai upaya
nyata yang ditemuinya. Selain itu, model polya mengatasi suatu tantangan guna mencapai suatu tujuan
memberikan struktur yang terorganisir dengan sempurna yang tidak serta merta bersifat langsung. Selain
mempunyai arti khusus dalam pendidikan matematika,
untuk mengatasi permasalahan yang kompleks sehingga
istilah “pemecahan masalah” dapat diartikan dengan
dapat membantu siswa dalam menangani permasalahan. berbagai cara, seperti menyelesaikan masalah cerita yang
Pada tataran persoalan tertentu, cara Polya di atas dapat tidak rutin dan menggunakan matematika dalam
diringkas menjadi empat tahapan, yaitu memahami kehidupan sehari-hari (Muhammad Saedi, dkk, 2011).
persoalan, membuat penyusunan tujuan, melaksanakan Adapun penjelasan setiap langkah dalam teori Polya
penyusunan dan memikirkan Kembali (Irma Diah (Dianti Purba, dkk, 2021) yaitu:
1. Memahami masalah, langkah ini meliputi mencari
Suryani, 2018).
tahu apa yang diketahui dan diungkapkan serta
Berdasarkan tulisan survey di atas, maka dapat memberikan data tentang penyelidikan apakah cukup
diasumsikan bahwa dalam menangani permasalahan, untuk mengetahui hal yang ditanyakan.
selain informasi numerik, diperlukan juga suatu sistem 2. Merencanakan solusi terhadap masalah memerlukan
yang dapat diterapkan pada pertanyaan atau identifikasi masalah terlebih dahulu dan kemudian
permasalahan numerik. Memahami permasalahan, menentukan tindakan terbaik.
menyusun strategi penyelesaiannya, menjalankan 3. Eksekusi berpikir kritis, peserta didik menyelesaikan
berpikir kritis sesuai dengan yang telah disusun
hingga mendapat tanggapan.
14
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024

4. Mengevaluasi hasilnya sekali lagi. Langkah ini


dilakukan untuk mengecek kembali apakah hasil yang
didapat sesuai dengan rencana dan tidak bertentangan
dengan yang ditanyakan.
Banyaknya lipatan yang dapat dibuat dengan
membagi bidang datar menjadi dua bagian yang sama
besar disebut soal simetri lipat (Tri Wida Astuti, 2018).
Dari segi ilmu geometri, geometri merupakan cabang
matematika tertua. Mempelajari geometri mengajarkan
banyak keterampilan dasar dan berkontribusi pada
pengembangan pemikiran logis, penalaran analitis, dan Gambar 1. Media bangun datar
keterampilan pemecahan masalah. Untuk materi
perhitungan yang akan dikonsentrasikan pada bangun 4. Merancang alat evaluasi (Teka-Teki Silang)
datar, gagasan tentang keseimbangan.
Mengkomunikasikan kemerataan adalah sebuah artikel
atau gambar yang mempunyai sisi-sisi yang dapat
digabungkan dengan baik dengan asumsi terbelah, itu
saja dan tidak kurang. Sisi-sisi benda bisa dari kiri dan
kanan atau antara atas dan alas serta dari samping atau
diagonal, termasuk salah satu hal yang akan dipelajari
tentang kemerataan tumpang tindih. Karena tidak semua
jenis bangun datar mempunyai sumbu simetri, bahkan
sumbu simetrinya tidak terbatas jumlahnya, sehingga
siswa harus mampu menguasai simetri lipat agar lebih
mudah memahaminya (Ratih Widuri, dkk, 2023).

Hasil Penelitian Gambar 2. Teka-Teki Silang (TTS)


Memahami Masalah
Peneliti memahami masalah yang berkaitan Pelaksanaan Penyelesaian Masalah
dengan materi simetri lipat dengan cermat, dan Setelah peneliti merencanakan penyelesaian
mengidentifikasi masalah pada materi simetri lipat dalam masalah, kemudian peneliti melaksanakan kegiatan
penyampaian materinya, dan didapati bahwa dalam penyelesaian masalah yakni:
mengajarkan materi simetri lipat di butuhkan media yang 1. Kegiatan Pendahuluan
berbentuk fakta dan tidak menyulitkan peneliti dan siswa Analis mengawali pembelajaran dengan
nantinya. mengenal secara baik, bertanya, melewati target
Merencanakan Penyelesaian Masalah pembelajaran dan membangkitkan siswa agar
Setelah peneliti memahami masalah yang berkaitan semangat dalam mengikuti penemuan yang akan
dengan materi simetri lipat dan didapati bahwa dalam dilakukan.
mengajarkan materi simetri lipat dibutuhkan media yang 2. Kegiatan Inti
berbentuk fakta dan tidak menyulitkan peneliti dan siswa Sarana untuk latihan belajar adalah sebagai berikut:
nantinya. Kemudian peneliti merancang perencanaan a. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa
pembelajaran yakni: untuk menggunakan metode tanya jawab yang
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). meliputi pembelajaran tentang simetri lipat.
2. Merancang metode pembelajaran (tanya jawab, b. Ilmuwan memahami materi kemerataan yang
diskusi, ceramah, menganalisis, dan penugasan). runtuh menggunakan media yang telah disusun
3. Merancang media pembelajaran yakni dengan analis menggunakan teknik Polya kepada siswa.
menggunakan media yang berbentuk bangun datar c. Para ahli memberikan tugas individu kepada
yang terbuat dari kertas karton. siswa dengan menggunakan teka-teki silang
(TTS).
d. Hasil karya siswa dibimbing, diawasi, dan dilihat
oleh peneliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar para ahli menyadari kesalahan yang
dilakukan oleh siswa.
e. Peneliti meminta siswa mendiskusikan secara
lisan atau tertulis hasil pekerjaannya setelah
waktu yang ditentukan habis.
15
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024

f. Analis menawarkan kesempatan kepada siswa Pada tahap selanjutnya yakni pelaksanaan
lain untuk menjawab laporan pekerjaan rekannya. penyelesaian masalah peneliti melaksanakan semua
Memeriksa Kembali Hasil (Penilaian) hasil rancangan penyelesaian masalah yang sudah
Setelah peneliti melaksanakan kegiatan
peneliti siapkan. Dan pada tahap terakhi yakni tahap
penyelesaian masalah peneliti melakukan sesi
wawancara dengan kelima siswa: memeriksa kembali hasil (Penilaian) peneliti mendapati
1. Siswa pertama bernama Salsa yang menyatakan “aku dari hasil wawancara setiap siswa menyatakan bahwa
sukak belajar kalau pakai media bangun datar dengan merasa mudah dalam memahami materi simetri lipat
kertas karton, jadi bisa cepet fahamnya, apalagi kakak dikarena menggunkan metode pembelajaran yang tepat
juga banyak ngasi permainan seru (ice breaking) jadi dan penggunaan media yang tepat dan mereka juga
buat kami gak bosa”. sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti
2. Siswa kedua bernama Adel yang menyatakan “enak
siapkan yakni teka teki silang (TTS).
kali belajar sama kakak seru, apalagi kakak juga
banyak ngasih kami permainan seru (ice breaking) DOKUMENTASI
jadi buat kami gak bosan, media pembelajarannya
juga menarik, dan materi pembelajarannya juga seru
apalagi saya suka mata pelajaran matematika”.
3. Siswa ketiga bernama Humairah yang menyatakan
“aku sukak medianya yang buat aku cepat faham kak,
trus soal TTS nya juga seru.
4. Siswa keempat bernama Pina yang menyatakan
“belajarnya enak kak, kita banyak main mainnya (ice
breaking) jadi kami gak merasa bosan saat belajar,
media sama soal TTS nya juga bagus kak jadi makin
seru”.
5. Siswa kelima bernama Siti yang menyatakan “adek
suka lah belajar sama kakak pelajarannya juga seru
karena ada media yang bagus dan penggunaan soal Gambar 3. Proses Penerapan Teori Polya
TTS juga buat kami jadi makin seru dalam belajar”.
Dari hasil wawancara diatas di dapati bahwa setiap
siswa merasa mudah dalam memahami materi simetri
lipat dikarenakan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat dan penggunaan media yang tepat dan mereka
juga sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti
siapkan yakni teka-teki silang (TTS).

SIMPULAN DAN SARAN


Dari uraian diatas peneliti penyimpulkan bahwa
penerapan teori polya pada materi simetri lipat ini sudah
berljalan dengan baik. Dalam penerapan teori polya
peneliti mermuskan pada tahap memahmi masalah
peneliti menyimpulkan dalam mengajarkan materi Gambar 4. Pengerjaan Soal TTS
simetri lipat di butuhkan media yang berbentuk fakta dan
tidak menyulitkan peneliti dan siswa nantinya. Pada DAFTAR RUJUKAN
tahap merencanakan penyelesaian masalah peneliti [1] Astuti, T. W. (2018). Penerapan Metode Demonstrasi
penyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Merancang metode pembelajaran (tanya jawab, diskusi, Pokok Simetri pada Siswa Kelas V SD Negeri Sayangan
No. 244 Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Ilmiah
ceramah, menganalisis, dan penugasan), Merancang Konseling, 18(1).
media pembelajaran yakni dengan menggunakan media [2] Isnaini, N., Ahied, M., Qomaria, N., & Munawaroh, F.
yang berbentuk bangun datar yang terbuat dari kertas (2021). Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Teori Polya pada Siswa Kelas VIII SMP ditinjau dari
katron, dan terakhir Merancang alat evaluasi (Teka Teki
Gender. Natural Science Education Research, 4(1).
Silang (TTS)).

16
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024

[3] Dwi, A., & Surya, E. (2017). Penerapan Langkah Polya


dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Aritmatika
Sosial di SMP. Jurnal Pendidikan Matematika.
[4] Hidayah, S., Purwoko, R. Y., & Ngazizah, N. (2023).
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Teori Polya Materi Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(1).
[5] Nadifa, M. (2018). Penerapan Pendekatan Polya untuk
Meningkatkan Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Bangun Ruang pada Siswa Kelas 5 SD. PTK A4
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
[6] Netriwati, N. (2016). Analisis Kemampuan Mahasiswa
dalam Pemecahkan Masalah Matematis menurut Teori
Polya. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2).
[7] Nitya, I. G. D., & Partadjaja, I. W. K. T. R. (2013).
Penerapan Model Polya untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal
Cerita pada Siswa Kelas V SD No. 2 Pemaron. Mimbar
PGSD Undiksha, 1(1).
[8] Purba, D., Nasution, Z., & Lubis, R. (2021). Pemikiran
George Polya Tentang Pemecahan Masalah. Jurnal
MathEdu (Mathematic Education Journal), 4(1), 25-31.
[9] Purwaningsih, N. W. (2021). Penerapan Pembelajaran
Tematik Berbantuan Teori Polya untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Siswa di Kelas III SD No. 2 Pangsan Tahun
Pelajaran 2019/2020. Jurnal Pendidikan Dasar Rare
Pustaka, 3(2), 1-9.
[10] Suryani, I. D. (2018). Pendekatan Pemecahan Masalah
Polya untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan
Soal Cerita Kelas III SDN Urang Agung. PTK A1 2018
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
[11] Subandi, S. (2018). Meningkatkan Kinerja Guru Kelas VI
dalam Pembelajaran Soal Cerita melalui Penerapan Teori
Polyadi SDN Uma Buntar Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
IKIP Mataram, 4(1), 1-11.
[12] Saedi, M., Mokat, S., & Herianto, H. (2011). Teori
Pemecahan Masalah Polya Dalam Pembelajaran
Matematika. Sigma: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1),
26-35.
[13] Pambudi, D. S., & Kristiana, A. I. (2014). Penerapan
Pendekatan Pemecahan Masalah Menurut Polya Materi
Persegi dan Persegi Panjang untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VII B Smp Negeri 10 Jember Tahun
Ajaran 2012/2013. KadikmA, 5(2).
[14] Widuri, R., Fuadiah, N. F., & Pratama, A. (2022). Desain
Didaktis Simetri Lipat untuk Siswa Kelas III Sekolah
Dasar. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan
Sains, 11(1), 1-10.

17

Anda mungkin juga menyukai