1,2
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jl. William Iskandar Ps.V, Medan Estate,
Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 20371
e-mail: alliyahputri1409@gmail.com1, defiantika6@gmail.com2
Corresponding author: alliyahputri1409@gmail.com
Abstrak: Penggunaan teori polya dalam proses pemebelajaran masih menjadi hal yang jarang digunkan,
dikarenakan butuh pemahaman dan ketelitian yang tinggi. Tujuan penellitian ini adalaah untuk menegetahui
keberhasilan penerapan teori polya pada materi simetri lipat secara optimal. Penelitian ini menggunakan Teknik
pengumpulan data menggunakan data kuantitatif yang relevan dan data terkumpul menggunakan wawancara dan
observasi yang dianalisis menggunakan analisis kualitatif yang termasuk dalam kategori data kualitatif. Objek
kajiannya adalah siswa SD/MI. Analisis data di lakukan dengan mengkaji subtansi dan materi penerapan teori polya
pada materi simetri lipat. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan teori polya pada materi simetri lipat ini
sudah berljalan dengan baik.
Abstract : The use of polya theory in the learning process is still something that is rarely used, because it requires
high understanding and precision. The aim of this research is to find out the success of optimally applying polya
theory to fold symmetry materials. This research uses data collection techniques using relevant quantitative data
and data collected using interviews and observations which are analyzed using qualitative analysis which is
included in the qualitative data category. The object of study is elementary/MI students. Data analysis was carried
out by examining the substance and material of applying polya theory to fold symmetry materials. The results of the
research state that the application of polya theory to fold symmetric materials has gone well.
adalah dengan menerapkan pendekatan polia. Siswa strategi tersebut, dan mencermati kembali merupakan
dapat dimanfaatkan dengan cara diberikan pertanyaan- langkah awal dalam proses penyelesaian masalah.
pertanyaan dalam bentuk cerita atau bentuk lainnya
(Milatun Nadifa, 2018). METODE PENELITIAN
Dengan memahami hipotesis pembelajaran yang Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian
ada, pendidik diharapkan memiliki pilihan untuk deskriptif kualitatif dengan metode studi kepustakaan.
merencanakan dan melaksanakan pengalaman Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
pendidikan di kelasnya dengan lebih baik karena mereka mendeskripsikan data apa adanya, menjelaskan data atau
bergantung pada spekulasi pembelajaran sebagai sumber kejadian dengan kalimat-kalimat penjelas dengan cara
perspektif. Yang ingin Anda ingat adalah bahwa setiap kualitatif, Sementara studi kepustakaan merupakan
hipotesis pembelajaran saat ini memiliki kelebihan dan pengumpulan data dengan mengadakan studi
kekurangannya masing-masing. Pendidik harus cerdas penelaaahan buku-buku, literature-literatur, catatan-
dalam memilih spekulasi pembelajaran yang sesuai catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan
dengan kondisi dan lingkungan ekologi masing-masing masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian,
(Subandi, 2018). penelitian ini dapat mendeskripsikan barisan bilangan
Seperti yang diungkapkan Komalasari, berpikir terkait dengan Al-Quran Surah As-Shaf ayat 4. Untuk itu,
kritis adalah metode yang digunakan dalam menerapkan pengecekan data pada penelitian ini dilakukan dengan
informasi yang telah diperoleh. Kapasitas ini tercermin menggunakan bahan referensi. Data diperoleh melalui
dalam proklamasi Branca bahwa mengatasi masalah karya ilmiah yang membahas tentang matematika dalam
numerik adalah salah satu tujuan penting dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dengan data
pembelajaran matematika. Padahal inti matematika lain yang relevan dari berbagai buku, artikel atau karya
adalah prosedur penyelesaian masalah matematika. ilmiah lain yang membahas tentang matematika dalam
sebelum memasuki keadaan asing Pentingnya al-Qur’an.
kepemilikan (Shopia Atika Dwi, dkk, 2017). George
HASIL DAN PEMBAHASAN
Polya juga berpendapat bahwa definisi pemecahan
masalah menurut Polya adalah berusaha mencari jalan Pembahasan
keluar dari sesuatu yang dianggapnya sulit guna George Polya adalah seorang ahli matematika yang
menerima bahwa berpikir kritis adalah upaya mencari
mencapai tujuannya (Shafira Hidayah, dkk, 2023).
jalan keluar dari suatu masalah untuk mencapai suatu
Menurut Saiful, dengan menggunakan langkah tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera (Wirdah,
Polya, siswa akan terbiasa mengerjakan soal-soal yang dkk,2014). Menurut Utari, pemecahan masalah bisa
mengandalkan daya ingat yang baik, namun juga percaya berupa munculnya konsep, metode, atau produk baru.
bahwa siswa dapat menghubungkannya dengan keadaan Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai upaya
nyata yang ditemuinya. Selain itu, model polya mengatasi suatu tantangan guna mencapai suatu tujuan
memberikan struktur yang terorganisir dengan sempurna yang tidak serta merta bersifat langsung. Selain
mempunyai arti khusus dalam pendidikan matematika,
untuk mengatasi permasalahan yang kompleks sehingga
istilah “pemecahan masalah” dapat diartikan dengan
dapat membantu siswa dalam menangani permasalahan. berbagai cara, seperti menyelesaikan masalah cerita yang
Pada tataran persoalan tertentu, cara Polya di atas dapat tidak rutin dan menggunakan matematika dalam
diringkas menjadi empat tahapan, yaitu memahami kehidupan sehari-hari (Muhammad Saedi, dkk, 2011).
persoalan, membuat penyusunan tujuan, melaksanakan Adapun penjelasan setiap langkah dalam teori Polya
penyusunan dan memikirkan Kembali (Irma Diah (Dianti Purba, dkk, 2021) yaitu:
1. Memahami masalah, langkah ini meliputi mencari
Suryani, 2018).
tahu apa yang diketahui dan diungkapkan serta
Berdasarkan tulisan survey di atas, maka dapat memberikan data tentang penyelidikan apakah cukup
diasumsikan bahwa dalam menangani permasalahan, untuk mengetahui hal yang ditanyakan.
selain informasi numerik, diperlukan juga suatu sistem 2. Merencanakan solusi terhadap masalah memerlukan
yang dapat diterapkan pada pertanyaan atau identifikasi masalah terlebih dahulu dan kemudian
permasalahan numerik. Memahami permasalahan, menentukan tindakan terbaik.
menyusun strategi penyelesaiannya, menjalankan 3. Eksekusi berpikir kritis, peserta didik menyelesaikan
berpikir kritis sesuai dengan yang telah disusun
hingga mendapat tanggapan.
14
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024
f. Analis menawarkan kesempatan kepada siswa Pada tahap selanjutnya yakni pelaksanaan
lain untuk menjawab laporan pekerjaan rekannya. penyelesaian masalah peneliti melaksanakan semua
Memeriksa Kembali Hasil (Penilaian) hasil rancangan penyelesaian masalah yang sudah
Setelah peneliti melaksanakan kegiatan
peneliti siapkan. Dan pada tahap terakhi yakni tahap
penyelesaian masalah peneliti melakukan sesi
wawancara dengan kelima siswa: memeriksa kembali hasil (Penilaian) peneliti mendapati
1. Siswa pertama bernama Salsa yang menyatakan “aku dari hasil wawancara setiap siswa menyatakan bahwa
sukak belajar kalau pakai media bangun datar dengan merasa mudah dalam memahami materi simetri lipat
kertas karton, jadi bisa cepet fahamnya, apalagi kakak dikarena menggunkan metode pembelajaran yang tepat
juga banyak ngasi permainan seru (ice breaking) jadi dan penggunaan media yang tepat dan mereka juga
buat kami gak bosa”. sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti
2. Siswa kedua bernama Adel yang menyatakan “enak
siapkan yakni teka teki silang (TTS).
kali belajar sama kakak seru, apalagi kakak juga
banyak ngasih kami permainan seru (ice breaking) DOKUMENTASI
jadi buat kami gak bosan, media pembelajarannya
juga menarik, dan materi pembelajarannya juga seru
apalagi saya suka mata pelajaran matematika”.
3. Siswa ketiga bernama Humairah yang menyatakan
“aku sukak medianya yang buat aku cepat faham kak,
trus soal TTS nya juga seru.
4. Siswa keempat bernama Pina yang menyatakan
“belajarnya enak kak, kita banyak main mainnya (ice
breaking) jadi kami gak merasa bosan saat belajar,
media sama soal TTS nya juga bagus kak jadi makin
seru”.
5. Siswa kelima bernama Siti yang menyatakan “adek
suka lah belajar sama kakak pelajarannya juga seru
karena ada media yang bagus dan penggunaan soal Gambar 3. Proses Penerapan Teori Polya
TTS juga buat kami jadi makin seru dalam belajar”.
Dari hasil wawancara diatas di dapati bahwa setiap
siswa merasa mudah dalam memahami materi simetri
lipat dikarenakan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat dan penggunaan media yang tepat dan mereka
juga sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti
siapkan yakni teka-teki silang (TTS).
16
Jurnal Pendidikan Matematika (AL KHAWARIZMI), 4 (1), Januari 2024
17