BANJAR
Oleh:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul " PERJUANGAN DEMANG LEHMAN DALAM PERANG
BANJAR " dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi orang yang
membacanya.
Penulis
2
Page
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3
Page
Abstract
Belanda datang ke Banjarmasin pada awal abad 17, hal tersebut dikarenakan daerah ini banyak
menghasilkan lada dan batu bara. Sejak itulah terjadi hubungan dagang antara orang Banjar
dengan Belanda. Belanda memonopoli perdagangan lada, bahkan ingin menguasai wilayah
kerajaan Banjar dengan politik devide et impera.
Pada tanggal 14 Februari 1606, kapal dagang VOC Belanda datang di bawah pimpinan Gillis
Michieszoon. Setibanya di Banjarmasin anak buahnya berbuat hal-hal yang menyinggung
perasaan orang Banjar, dan semua awak kapal yang naik ke darat dibunuh oleh orang Banjar.
Setelah kejadian tersebut, Belanda segera mengirimkan armada perang menuju Banjarmasin,
mereka membakar kota, kapal-kapal yang berlabuh di bandar, dan keraton Banjar yang tidak
jauh dari sungai juga turut menjadi sasaran pembakaran. Setelah peristiwa tersebut, rakyat
Banjar menjadi anti terhadap Belanda di
tanah Banjar. Belanda terus campur tangan dalam urusan kerajaan, ekonomi, dan sosial
keagamaan. Pada tahun 1857 Belanda menobatkan Pangeran Tamjidillah sebagai sultan secara
sepihak dengan mengabaikan surat wasiat Sultan Adam yang menghendaki Pangeran
Hidayatullah sebagai pengganti ayahnya Sultan Muda Abdurrahman.
Ia merupakan Panakawan dari Pangeran Hidayatullah, oleh karena kesetiaan, kecakapan, dan
jasa besarnya maka ia diangkat Pangeran Hidayatullah menjadi Kepala Distrik di Riam Kanan.
Pada saat Perang Banjar meletus, Demang Lehman mendapat tugas dari Pangeran Antasari
untuk memimpin perlawanan di daerah Martapura dan Tanah Laut bersama Kiai Langkang dan
Penghulu Buyasin.
Di mata Belanda, Demang Lehman termasuk pejuang Banjar yang sangat ditakuti dan
berbahaya dalam menggerakkkan kekuatan rakyat sebagai tangan kanan Pangeran Antasari dan
Pangeran Hidayatullah.
BAB I
PENDAHULUAN
4
Page
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perang Banjar tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai gerakan perjuangan terhadap
penjajah Belanda yang berlangsung antara tahun 1859-1905. Pangeran Antasari muncul sebagai
salah satu tokoh utama dalam perang di tanah Borneo ini.
Disebut juga Perang Banjar-Barito, peperangan ini terjadi di wilayah Kesultanan Banjar yang
dulu memiliki area kekuasaan meliputi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan
Tengah.Perang Banjar memunculkan sejumlah tokoh seperti Pangeran Hidayatullah dan
Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, serta Aling (Panembahan Muning) yang merupakan
tokoh perjuangan dari pedalaman Borneo.
pada 1817 Sultan Sulaiman al-Mutamidullah (1801-1825) selaku pemimpin Kesultanan Banjar
meneken perjanjian dengan Belanda.
Isi perjanjian tersebut adalah penyerahan wilayah Kesultanan Banjar yaitu Dayak, Sintang,
Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir Kutai, dan Beran
kepada Belanda.
Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam Al-Watsiq Billah (1825-1857), penerus Sultan Sulaiman, juga
melakukan perjanjian dengan Belanda dengan menyisakan wilayah Kesultanan Banjar yaitu
Hulu Sungai, Martapura, dan Banjarmasin.Wilayah yang semakin sempit ini menjadi masalah
dalam kehidupan sosial ekonomi Kesultanan Banjar. Kematian mendadak putra mahkota, Abdul
Rakhman, pada 1852, menambah runyam persoalan tersebut.
Sepeninggal Sultan Adam yang wafat pada 1857, ada tiga kandidat penerus takhta Kesultanan
Banjar, yaitu Pangeran Hidayatullah II, Pangeran Anom, dan Pangeran Tamjidillah II.
Pangeran Hidayatullah II didukung pihak istana dan sudah mengantongi surat wasiat dari Sultan
Adam, Pangeran Anom dijagokan sebagai Mangkubumi (perdana menteri), dan Tamjidillah II
didukung oleh Belanda.
dalam penyerangan terhadap Belanda di Benteng Oranye Nassau. Agar pembahasan menjadi
Page
lebih terarah maka permasalahan dirumuskan dalam pernyataan pernyataan sebagai berikut :
1.Siapakah Demang Lehman...?
2.Bagaimana hubungan kerajaan Banjar dengan Belanda hingga meletus Perang ...?
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori yang digunankan dalam makalah ini adalah teori peranan social.adalah studi sosiologis
tentang pengembangan peran yang objek kajiannya berkaitan dengan penjelasan tentang kekuatan apa
6
yang menyebabkan orang mengembangkan harapan mereka sendiri dan perilaku orang lain. Menurut
Page
sosiolog Bruce Biddle (1986), lima model utama teori peran meliputi:
1. Teori Peran Fungsional , meneliti peran sosial yang penting untuk norma sosial bersama.
2. Teori Peran Interaksi Simbolik, berfokus pada dampak interpretasi individu terhadap
respons terhadap perilaku pada peran sosial.
3. Teori Peran Struktural, menggunakan model matematika untuk menguji pengaruh
masyarakat secara keseluruhan pada peran
4. Teori Peran Organisasi, meneliti pengembangan peran dalam organisasi
5. Teori Peran Kognitif, menguji hubungan antara harapan dan perilaku
Dalam penjambaran atas teoriris ini perilaku seseorang adalah konteks yang spesifik
berdasarkan faktor-faktor seperti posisi sosial. Misalnya, peran sosial seorang tukang listrik,
dokter, psikolog, ibu, kakek semuanya berbeda satu sama lain.Ketika kita telah mencapai status
sebagai dokter, kita diharapkan untuk memainkan peran sosial untuk dapat memberikan
pengobatan untuk penyakit, berpengetahuan luas, dapat meresepkan obat yang diperlukan dan
sebagainya.
Dalam realita kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok selalu terkait satu dengan
yang lain ketika terjadi interaksi sosial, karena itu peran setiap individu sangat mempengaruhi
komunitas di mana seseorang berada. Peran adalah kumpulan dari perilaku yang secara relatif
homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang yang menempati posisi sosial
yang diraihnya ataupun diberikan dalam konteks hidup bermasyarakat.1 Ralph Linton
berpendapat bahwa peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia
menjalankan suatu peranan. Dengan demikian antara peranan dan kedudukan keduanya tidak
dapat dilepas pisahkan karena saling ketergantungan satu dengan lainnya. Tidak ada peran
tanpa kedudukan atau sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peran. 2 Setiap individu
mempunyai serangkaian peran yang berasal dari berbagai pola dalam pergaulan hidupnya.
Hal ini menunjukan bahwa peran menentukan apa yang diperbuat bagi masyarakat dan apa
yang bisa diharapkan dari masyarakat. Menurut Ely Chinoy dalam Soerjono Soekanto
menjelaskan bahwa pentingnya peranan karena hal tersebut mengatur perilaku seseorang yang
menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan
orang lain, sehingga yang bersangkutan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan
komunitasnya.
Paul B. Horton dan Robert L. Horton, mendefinisikan peran sebagai satu perilaku yang
Page
diharapkan dari dalam beberapa status tertentu.4 Misalnya, jika dia seorang perempuan,
pakaian yang dimiliki, cara berjalan dan berbicara, jenis pekerjaan, minatnya mengarah pada
kesan masingmasing masyarakat yang mendefinisikan sebagai perilaku perempuan. Selanjutnya
mereka mendefinisikan status secara umum sebagai kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok masyarakat atau sistem sosial. Status mengacu pada satu posisi yang disandang,
bukan orang atau pelaku yang sesungguhnya. Mungkin posisi dalam kelompok tertentu, seperti
dalam satu keluarga, kelompok, klub atau lingkungan, atau mungkin posisi yang diakui oleh
orang lain pada umumnya.5 Masing-masing pribadi memiliki sejumlah status yang berbeda
dibandingkan pada pribadi lainnya. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan
dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat
merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat.
Peranan lebih banyak menunjukan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Bruce J. Biddle, berpendapat bahwa peran adalah pusat perilaku dari pribadi dalam konteks.7
Peran terjadi dalam kehidupan setiap hari pada suatu masyarakat dan masing-masing
memamerkan perannya dengan cara yang berbeda-beda. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa
peran bukan hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi perhatian bagi orang-
orang yang melakukannya, tetapi juga digambarkan dalam novel dan teater.
Sehingga banyak yang kita ketahui tentang kehidupan di masa sebelumnya diperoleh melalui
penggambaran dramatis peran. Setiap orang mempunyai macam-macam peran dalam
kehidupan sosial masyarakat karena itu setiap peran yang dilakoni seseorang selalu saja
mengandung harapan. Dalam peran terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-
harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang
peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat
atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau
kewajiban-kewajibannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Kesultanan Banjar merupakan kelanjutan dari kerajaan Daha yang bercorak Hindu. Masuknya
9
Islam di Kesultanan Banjar terjadi pada sekitar akhir abad 15 berkat peran dari Kerajaan
Page
Demak.Kesultanan ini memiliki wilayah kekuasaan di sekitar Kalimantan Selatan dan sebagian
Kalimantan Tengah.Dalam perkembangannya, Kesultanan Banjar memiliki wilayah yang
strategis dalam jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan
dan Jazirah Arab.
Selain itu, Kesultanan Banjar juga memiliki hasil sumber daya alam emas, intan, lada, rotan dan
damar yang melimpah. Kondisi kekayaan Kesultanan Banjar tersebut mendorong Belanda
untuk menguasai Kesultanan Banjar.interaksi antara Belanda dan Kesultanan Banjar mulai
terjadi pada sekitar 1840-an.
Belanda melakukan campur tangan di beberapa wilayah Kesultanan Banjar dan memadamkan
sengketa-sengketa dalam negeri Kesultanan Banjar.Atas jasa tersebut, Belanda mendapatkan
hak khusus untuk mencampuri urusan dalam negeri Kesultanan Banjar.Interaksi antara Belanda
dan Kesultanan Banjar menimbulkan banyak permasalahan yang nantinya memuncak pada
perlawanan Antasari dalam Perang Banjar.
3. Sikap sewenang-wenang dari Tamjidillah yang ditunjuk Belanda sebagai Sultan Banjar
Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah II memimpin perlawanan terhadap Belanda pada
1859. Pangeran Antasari memimpin penyerangan terhadap benteng Belanda dan tambang
batubara di wilayah Pengaron.Dalam serangan tersebut tentara Belanda dapat dilumpuhkan
dan pasukan pangeran Antasari dapat menguasai tambang batubara di Pengaron.
Dalam buku Pegustian dan Temanggung : Akar Sosial, Politik, Etnis dan Dinasti, Perlawanan di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 1859-1906 (2014) karya Helius Sjamsudin, Pihak
Belanda membalas serangan Pangeran Antasari dengan menawan keluarga Pangeran
Hidayatullah II dan meminta Hidayatullah II untuk keluar dari persembunyiannya.
menuju ke Cianjur.
Page
Pasca ditinggal Hidayatullah II, Pangeran Antasari tetap melanjutkan perlawanan. Wilayah
perlawanan Pangeran Antasari meliputi daerah-daerah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah.
Perang Banjar mulai meredup ketika Pangeran Antasari mengidap penyakit paru-paru dan
cacar. Meskipun dalam keadaan sakit keras, keinginan Pangeran Antasari untuk menjadikan
Kesultanan Banjar sebagai wilayah berdaulat tidak meredup.Pangeran Antasari meninggal pada
Oktober 1862 dan menitipkan pesan kepada para pengikutnya untuk terus berjuang hingga titik
darah penghabisan.
Lehman terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar Munggu Dayor. Belanda menilai tentang
Page
Demang Lehman sebagai musuh yang paling ditakuti dan paling berbahaya dan menggerakkan
kekuatan rakyat sebagai tangan kanan dari Pangeran Hidayat. Demang Lehman menyerbu
Martapura dan melakukan pembunuhan terhadap pimpinan militer Belanda di kota Martapura.
mempertahankan benteng Gunung Lawak dengan gagah berani, akhirnya mengorbankan lebih
dari 100 gugur dalam pertempuran ini. Belanda sangat bangga dengan kemenangannya ini
sehingga dilukiskannya sebagai salah satu pertempuran yang indah pada tahun 1859. Kekalahan
ini tidak melemahkan semangat pasukan Demang Lehman, sebab mereka yakin bahwa
berperang melawan Belanda adalah perang sabil, dan mati dalam perang adalah mati syahid.
Bahkan pasukan yang dipimpin Kolonel Augustus Johannes Andresen banyak korban dalam
perjalanan naik perahu ketika menuju ke Banjarmasin, bahkan A.J. Andresen sendiri hampir
tewas dalam serangan mendadak ini.
Mendatangkan senjata
Pangeran Antasari dan Demang Lehman mencoba mendatangkan senjata dengan cara
mengirim utusan ke Kesultanan Kutai, Paser dan Pagatan. Tetapi rupanya sudah diketahui oleh
Belanda, sehingga Belanda menekan semua raja-raja yang membantu Pangeran Antasari dan
Demang Lehman. Meskipun demikian Demang Lehman memperoleh sebanyak 142 pucuk
senapan dan beberapa buah meriam kecil (lila), tetapi sayang ketika senjata ini dalam
perjalanan diangkut dengan perahu dirampas oleh Belanda di tengah laut.
cara:
Page
****Narasumber tidak jelas, paragrap di bawah ini merupakan kutipan dari sebuah buku
terbitan, perlu kajian fakta lebih lanjut****
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Kalimantan Selatan. Sejarah
Kerajaan Banjar dimulai sejak tahun 1526 Masehi dan berakhir pada 1905 Masehi. Awalnya,
Kesultanan Banjar terletak di wilayah Banjarmasin. Namun, dalam perjalanannya, kerajaan
Islam ini berpindah-pindah ibu kota hingga ke Martapura.
Kasultanan Banjar mempunyai pengaruh kultural yang kuat terhadap sendi-sendi kehidupan
Masyarakat Banjar hingga hari ini, mulai dari religi, bahasa, seni hingga sistem kemasyarakatan.
16
Page
Sejarah Kerajaan Banjar
Di akhir abad ke-15, Kalimantan Selatan masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Daha yang
dipimpin oleh Raja Sukarama, raja keempat Kerajaan Daha.Kala itu, terjadi perebutan takhta
Nagara Daha antara dua orang anak Raja Sukarama, yakni Pangeran Mangkubumi dan Pangeran
Tumenggung.
Akan tetapi, Raja Sukarama berwasiat agar penerusnya ialah cucunya, Raden Samudera, anak
dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari. Ayah dari Raden Samudera adalah Raden Manteri Jaya,
putra dari Raden Begawan, saudara Maharaja Sukarama.Wasiat Raja Sukarama membuat
nyawa Raden Samudera terancam. Pasalnya, Pangeran Tumenggung sudah sangat berambisi
untuk menjadi penguasa Daha.Sadar bahwa keselamatannya terancam, Raden Samudera
kemudian memilih untuk meninggalkan istana dan menyamar menjadi nelayan di pesisir Pantai
Serapat, Kuin Belandian dan Banjar.
Saat Raden Samudera beranjak dewasa, dia bertemu dengan Patih Masih, seorang penguasa
Bandar yang sudah memeluk ajaran agama Islam.Selanjutnya, Patih Masih berunding dengan
Patih Balit, Patih Balitung, dan patih Kuin. Hasil dari perundingan itu adalah adanya
kesepakatan untuk mengangkat Raden Samudera menjadi Raja Banjar pada tahun 1526 di
Banjarmasin. Pengangkatan ini menjadi titik balik perjuangan Raden Samudra. Dia sukses
membangun kekuatan politik baru sebagai tandingan untuk mendapatkan haknya sebagai Raja
di Nagara Daha.
Di sisi lain, Pangeran Tumenggung yang mendengar kabar ada kerajaan baru di Banjarmasin,
marah besar dan tak mau tinggal diam.Dia pun menyiapkan armada perang dan
mengirimnya ke Sungai Barito dan Ujung Pulau Lalak untuk menyerang Raden
Samudera.Untuk menghadapi serangan tersebut, Raden Samudera meminta saran dari
Patih Masih, mengingat armada Kerajaan Banjar masih belum mampu melawan
pasukan Pangeran Tumenggung.
Sang Patih kemudian menyarankan kepada Raden Samudera untuk meminta bantuan
kepada Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Sultan Trenggana.Kerajaan
Demak bersedia membantu Kerajaan Banjar asalkan Raja beserta rakyatnya bersedia
memeluk agama Islam.Raden Samudera pun menyanggupi syarat tersebut dan
Kerajaan Demak mengirimkan seribu pasukan bersenjata serta penghulu bernama
Khatib Dayaan untuk mengislamkan masyarakat Banjar.
berdiri dan daerah-daerah lain mulai tunduk. Sementara Raden Samudera diberi gelar
Sultan Suriansyah.
Page
Masa jaya Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar mengalami masa kejayaan pada abad ke-17, yakni di masa
pemerintahan Sultan Mustasin Billah (1595-1620).Kala itu, Banjarmasin yang
merupakan Ibu Kota Kesultanan Banjar, berkembang menjadi bandar perdagangan
yang besar. Mengingat wilayah tersebut letaknya sangat strategis serta memiliki
sumber daya alam yang melimpah.Kondisi ini membuat para saudagar dari berbagai
daerah datang ke Banjarmasin untuk mencari barang dagangan, mulai dari lada hitam,
rotan, dammar, emas, intan, madu hingga kulit binatang.
Lada hitam sendiri menjadi komoditas yang memiliki nilai tinggi di pasaran
internasional.Tak ayal, nama Banjarmasin pun mulai masyhur. Belanda pun
mengirimkan ekspedisi untuk menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Banjar
pada 1603 Masehi. Hanya saja, kesan buruk yang diterima pedagang Banjar membuat
usaha Belanda itu gagal.Kegagalan itu tak serta merta membuat Belanda menyerah,
mereka justru sangat berambisi untuk menjalin hubungan dagang dan menguasai
Kesultanan Banjar.
Berulang kali ekspedisi yang dikirim Belanda pada tahun 1606 dan 1612 selalu berakhir
gagal, kendati Belanda sempat memporak-porandakan pusat pemerintahan Kasultanan
Banjar di Banjarmasin, hingga Sultan Multasin harus memindahkan ibu kota ke
Martapura.Ambisi Belanda untuk menguasai Kesulatanan Banjar baru berhasil setelah
Sultan Hamidullah/Sultan Kuning, raja ke-12 Kesultanan Banjar wafat pada tahun
1734.Kemangkatan Sultan Kuning memunculkan pertentangan perebutan kekuasaan
antara Pangeran Aminullah, selaku putra mahkota Kesultanan Banjar dengan adik
Sultan Kuning, Tamjidillah I.
Perebutan kekuasan terjadi karena Pangeran Aminullah belum dewasa pada saat
Sultan Hamidullah wafat.Situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh Belanda. Mereka
menawarkan bantuan kepada Tamjidillah I agar dapat menjadi penguasa Kesultanan
Banjar.Berkat bantuan Belanda, Sultan Tamjidillah I berhasil mengusir Pangeran
Aminullah dari Istana Banjar.Sebagai bentuk balas budi, Sultan Tamjidillah I
menandatangani perjanjian perdagangan dengan Belanda pada tahun 1747 Masehi
dan mendirikan Kota di Tabanio.
2. Sultan Rahmatullah
3. Sultan Hidayatullah
5. Sultan Inayatullah
6. Sultan Ratu
7. Sultan Rakyatullah
13. Sultan Tamjidillah I
14. Sultan Muhammadillah
18. Sultan Tamjidillah II
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebelum terjadinya Perang Banjar, wilayah kerajaan Banjar mengalami kemajuan yang
cukup pesat dalam bidang ekonomi karena daerah ini memiliki kekayaan alam yang
sangat banyak berupa Batu bara dana Lada. Kehidupan masyarakat Banjar baik dari
segi Politik, Sosial, dan Keagamaan juga dalam keadaan tentram dan damai. Rakyat
tidak pernah merasa kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hasil
bumi yang berada di Banjar digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok
mereka. Kekayaan alam yang menjadi sumber kegiatan ekonomi mereka Dengan
suasana damai tersebut tidak heran banyak orang yang datang ke Banjar untuk
berdagang, dan menetap disana. Suasana berubah ketika Belanda datang dan ikut
campur dalam urusan Ekonomi, Politik, Sosial, dan Keagamaan masyarakat Banjar.
Demang Lehman sebenarnya hanyalah rakyat biasa yang dipercaya oleh Pangeran
Hidayatullah untuk memimpin daerah Riam Kanan. Ketika penderitaan rakyat semakin
menjadi, serta Kewenangan - wenangan Belanda terjadi dimana mana maka ia bangkit
untuk memimpin. Belanda menginginkan urusan Ekonomi, Politik, Sosial, dan
Keagamaan berada di genggamannya. Intervensi Belanda dalam segala bidang
membuat masyarakat Banjar marah dan membenci Belanda. Intervensi tersebut tidak
membawa keuntungan untuk Masyarakat Banjar, tapi malah sebaliknya hal itu malah
merugikan Masyarakat Banjar, karena adanya Intervensi tersebut, masyarakat menjadi
sangat terkekang, dan sangat dirugikan. Orang - orang Belanda menajdi sewenang-
wenang terhadap masyarakat Banjar.
Hal itulah yang menimbulkan niat Masyarakat Banjar untuk melakukan perlawanan
terhadap Belanda. Perlawanan rakyat Banjar itulah yang akan di kenal dengan sebutan
"Perang Banjar". Demang Lehman yang memiliki tanggung jawab besar terhadap
rakyat ikut bergabung dengan Pangeran Antasari untuk mempertahankan tanah Banjar
serta mengusir Belanda dari Tanah Banjar.
Demang Lehman adalah pemimpin perang yang sejati, meskipun ia hanya berasal dari
rakyat biasa tetapi ia masuk orang yang di takuti Belanda dalam Perang Banjar.
20
4.2 Saran
Perlu ditegaskan pada bagian ini bahwa pokok-pokok kesimpulan di atas bukanlah merupakan
suatu hasil kesimpulan yang pasti dan bersifat final. Sebagai dari pokok kesimpulan di atas di
dasarkan atas tafsiran terhadap sejumlah data yang kadang-kadang kurang begitu tegas
kepastiannya.Oleh karena itu, hasil akhir penulisan ini sesungguhnya masih terbuka untuk
dicocokkan dengan data terbaru,atau menurut cara pandang yang berlainan. Namun demikian
kekurangan-kekurangan yang ada di dalam hasil makalah ini menjadi tanggung jawab
sepenuhny adari penulis.
Penilaian serta pelacakan terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Selatan dalam melawan
Belanda, khususnya Perjuangan Demang Lehman masih membutuhkan penelitian dan
pengkajan lebih lanjut.Oleh karena itu, kepada para pembaca disarankan menelaah kembali
dengankritis.
Selanjutnya, penulis berharap para generasi Islam sekarang dan yang akan datang dapat
mewarisi semangat perjuangan serta melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh para pejuang
Islam terdahulu sesuai konteks zamannya untuk mempertahankan Islam di bumi pertiwi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (1981) karya M.C Ricklefs
https://dosensosiologi.com/peran-sosial/
https://barki.uma.ac.id/2020/09/17/kisah-demang-lehman-panglima-perang-melawan-
belanda-yang-jarang-dikenal/#:~:text=Demang%20Lehman%20semula%20merupakan
%20seorang,lalawangan%2Fkepala%20Distrik%20Riam%20Kanan
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1087/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://barki.uma.ac.id/2020/09/17/kisah-demang-lehman-panglima-perang-melawan-
belanda-yang-jarang-dikenal/
https://voi.id/memori/40993/kerajaan-banjar-sejarah-pendiri-masa-jaya-dan-raja
21
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/26/103913569/perang-banjar-1859-1905?
page=all
Page
https://id.wikipedia.org/wiki/Demang_Lehman
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran I
DEMANG LEHMAN
22
Lampiran II
Page
PETA PERANG BANJAR