Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PBSI/ 1C
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul
‘Makalah Sejarah Sastra Melayu : Syair Perang Mengkasar’ ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Dalam kesempatan ini, kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memotivasi dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan laporan
ini, yaitu:
1. Bapak Jamal D. Rahman dan Ibu Rosida Erowati, M.Hum Selaku Dosen kami
2. Bapak/Ibu Wali atau orang tua kami
3. Semua yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat lebih
sempurna di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
Kesimpulan .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Karena tak lama setelah jatuhnya Gowa, Heather Sutherland memaparkan bahwa
masyarakat Melayu yang ada segera menghambur ke daerah lain, di Spermonde,
Masalembo, Sabutung, Maros, Mandar, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Ambon—kota
yang ditengarai sebagai tempat Enci’ Amin merampungkan syair tersebut lantaran SPM
lebih banyak ditemukan dan tersebar di Maluku. Berdasarkan catatan Speelman, ada 33
pria Melayu yang masih bermukim di Makassar begitu perang usai.
Orang-orang Melayu yang ada di Makassar ketika itu memiliki dua peran, yaitu
membawa jaringan dan pengetahuan dagang yang luas. Tradisi dagang inilah yang juga
menyertakan pengajaran agama di kalangan masyarakat Gowa. Ketika raja-raja di
Sulawesi Selatan memeluk Islam di awal 1600-an, orang Melayu kemudian memegang
peranan semakin besar. Bukan saja menjadi konsultan dan rekan dagang, tapi juga
sebagai pendidik agama Islam bagi anak-anak bangsawan Gowa dan Tallo.
2 R.n ium.n dpsiusp bdd.h buiu rldh tujuh pdm.i.l.h dp Gddun eus.t Kd p.t.n edndlpt.n nh.s, 27-29
Oitrbdg 2010.w eg.n.l. : https://s.pntjpmpd.wblr sprt.wcrm/2010/08/mdnc.gp-a.n -hpl.n -d.l.m-sa.pg-
pdg.n .whtml
5
2. Isi Syair Perang Mengkasar
6
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang
7
Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana
8
Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.
9
Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh seperti tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar
10
Tambah lagi Sula’ dengan Burne
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Syair Perang Mengkasar karya Encik Amin adalah sebuah karya sastra yang dicipta
kan dengan pondasi emosional. Kualitas emo sional yang muncul sangat terkait dengan posisi
Encik Amin sebagai pengarang yang berada dalam struktur politik penting kerajaan Gowa.
Kekuatan emosional dalam teks Syair Perang Mengkasar juga menunjukkan keterlibatan
psikologis langsung Encik Amin sebagai pengarang dengan prosesi terjadinya perang
Makassar. Pada sisi lain, situasi emosional yang dimunculkan dalam teks Syair Perang
Mengkasar menunjukkan eksistensi historis yang sangat kuat komunitas Melayu di kerajaan
Gowa. Teks Syair Perang Mengkasar adalah sebuah objek emosional yang lebih bersifat in-
ferior dari komunitas Melayu, terutama dalam perspektif orang Melayu memandang kerajaan
Islam Gowa dan perlakuan istimewa kerajaan Gowa terhadap komunitas Melayu. Terlepas
dari reaksi emosional yang tertuang dalam. Syair Perang Mengkasar tersebut, sastra telah
membuktikan kekuatan reaksi yang berbeda terhadap sebuah peristiwa. Sastra bisa menjadi
sebuah "perang" yang lebih manusiawi.
Bagi orang Makassar, teks Syair Perang Mengkasar adalah penanda estetik dari
runtuh nya sebuah spirit sekaligus menjadi "penjaga" spirit itu sendiri. Kehadiran teks Syair
Perang Mengkasar menunjukkan pentingnya Kerajaan Gowa sebagai sebuah kekuatan Islam
atau kesultanan Islam ternama pada abad ke XVII. Posisi teks Syair Perang Mengkasar juga
me nunjukkan peran besar komunitas Melayu di Kerajaan Gowa pada rentang abad XVI
hingga abad XVII. Namun, kualitas emosi dan subjekti vitas yang menonjol dalam
keseluruhan teks Syair Perang Mengkasar membuat posisi objek tivitas nilai dan standar
kebaikan dan keburu kan tokoh-tokoh di dalamnya tidak dapat dijadi kan sebagai referensi
nilai secara historis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar Anwar, 2009. Jurnal “Syair Perang Mengkasar: Antara otentas sejarah,
tranformasi emosi, dan eksistensi komunitas melayu di Gowa”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Syair_Perang_Mengkasar
https://saintjimpe.blogspot.com/2010/08/mencari-yang-hilang-dalam-syair-
perang.html
13