Kelompok :
1. Faishal Muhammad Farhan
2. Ilyas Musyaffa Ramadhan
3. M.Fadhil Abdullah
4. Meisya Paulina
Puji Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang
berjudul "Menganalisis Struktur Novel Sejarah" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Mohamad Sofyandi S.pd pada XII MIPA 7 Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Sofyandi S.pd selaku
guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia XII MIPA 7 yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, Makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan Makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………. 2
2.1 Struktur Novel Perang Makassar………………… 2
2.1.1 Orientasi………………………………. 2
2.1.2 Urutan Peristiwa………………………. 4
2.1.3 Komplikasi……………………………. 5
2.1.4 Resolusi……………………………….. 6
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengungkapkan sesuatu secara luas mengenai berbagai kejadian di dalam
kehidupan yang dialami oleh tokoh cerita merupakan gejala kejiwaan.
1. Apa Struktur Pada Novel “Perang Makassar: Prahara Benteng Somba Opu “
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Orientasi
I Makkuruni. Ia adalah seorang perwira muda yang berasal dari Kampung Bira.
Namanya mulai tersohor di seantero Kerajaan Gowa ketika berhasil
menenggelamkan lima buah kapal milik VOC/Belanda. Hal tersebut ia lakukan
karena VOC sengaja melakukan blokade jalur perdagangan laut yang
2
mengakibatkan kerajaan Gowa merugi dan Bira, kampung I Makkuruni juga
terkena imbasnya.
3
sedari dulu memiliki dendam tersendiri pada Kerajaan Gowa begitu bersemangat
menyambut tugas ini.
Alasan :
Berisi penjelasan Pengenalan tokoh dan latar waktu serta suasana yaitu ketika I
Makkuruni Perang Di Makassar
2.1.2 Urutan Peristiwa
A. Perang pertama terjadi di Laut Masalembo, mempertemukan armada
Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Kapal Gallek Karaenta, dalam rangka
menghadang armada kapal VOC yang dipimpin Kapal De Leuwin dalam
jalur pelayaran menuju Benteng Fort Rotterdam dari Batavia. Sedangkan
perang kedua terjadi di laut Banda mempertemukan armada Kerajaan
Gowa yang dipimpin oleh dua kapal perang Gallek Karaenta dan
Tunipallangga yang berusaha menghadang Armada VOC beserta sekutu-
sekutunya yang dipimpin oleh Kapal Van Hoyer.
B. Pada 10 Juni 1669, armada kapal Gowa itu menghadang 200 armada kapal
Belanda yang dipimpin oleh Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape
bergelar Sultan Hasanuddin. Johan van Dam didampingi oleh seorang
perwira yang cakap yakni Kolonel Marco de Bosch dan Kapten de
Larssen. Tak hanya itu, beberapa sekutu lainnya ikut menemani antara lain
raja Admiral Johan van Daam. Dia adalah seorang pemipin yang pernah
menghadapi langsung I Mallombassi Kerajaan Bone Latenritatta
Aruppalakka, hingga perwakilan dari armada Buton dan Ambon. Para
pembesar itu berdiskusi ringan di atas kapal induk “Van Hoyer”. “Bagi
4
orang-orang Bone, Admiral, menghadapi Gowa sendirian pun kami bisa
mengalahkan.
C. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Semua kapal siaga. Van Dam merasa
terkurung. Strateginya mulai berjalan, beberapa kapal mulai dibelokkan ke
arah Selatan untuk mengurung pasukan Gowa. Tapi itu tak berlangsung,
sebab kapal rombongan Tunipalangga yang berpisah dengan Gallek
Karaengta sejak di laut Selayar lebih dulu berbelok menghadang dari arah
belakang.
D. Lalu tibalah saatnya, meriam “anak Makassar” di ledakkan. Suaranya
menggelegar memenuhi laut Banda yang diguyur hujan deras. Meriam itu
sangat dikenal dan ditakuti oleh Kompeni. Daya jangkau ledakannya
sangat jauh dan pelurunya sangat besar. Pasukan Belanda tak menyangka
jika “anak Makassar” akan dibawa serta ke lautan, karena keberadaannya
sebelumnya adalah di dinding benteng Somba Opu pusat utama kerajaan
Gowa sebagai tameng pelindung.
Alasan :
Pada bagian ini penulis menyajikan Peristiwa Kewalahannya belanda pada
Perang pertama dan Perang kedua Makassar. Karena perang ini lah yang
menjadi penyebab munculnya permasalahan selanjutnya.
2.1.3 Komplikasi
Perang ketiga adalah perang di Laut Banda. Perang ini dipicu oleh kemarahan
VOC di Batavia akibat penyergapan Kerajaan Gowa atas kapal-kapal VOC di
Massalembo yang dianggap sebagai deklarasi perang terhadap VOC. Apalagi
setelah mengetahui bahwa Lubbers tewas. Dalam perang ini VOC dipimpin oleh
Admiral John Van Dam yang memiliki reputasi tangguh dan pengalaman yang
5
banyak dalam perang-perang melawan Kerajaan Gowa di laut. Karena keberadaan
Van Dam inilah, pasukan Gowa mengikutsertakan meriam keramat andalan
Kerajaan Gowa bernama “Anak Makassar” buatan para arsitek Prancis yang
sangat ditakuti VOC karena ketepatan bidikan dan efek yang ditimbulkannya
terhadap sasaran.
Awalnya, Raja Gowa keberatan mengizinkan meriam ini dibawa serta, karena
meriam ini adalah tameng utama Somba Opu. Dalam perang ini, Karaeng Intang,
Panglima Perang Kerajaan Gowa, menjadi komandan utama, sementara wakilnya
adalah Karaeng Issong, sang putra raja.
Alasan :
Peristiwa yang diungkapkan pada Bagian ini merupakan peristiwa yang akan
menyebabkan terjadinya konflik-konflik berkepanjangan dalam novel.
2.1.4 Resolusi
Detik-detik terakhir keruntuhan Somba Opu sungguh memilukan. Pusat
Kerajaan Gowa itu dicabik-cabik dan dibumihanguskan pasukan kompeni
6
Belanda yang dibantu bala tentara Bone, Buton, dan Ambon. Demi martabat dan
harga diri, segenap prajurit dan perwira Kerajaan Gowa berjuang
mempertahankan benteng Somba Opu dengan gagah perkasa, hingga tetes darah
terakhir.
Alasan :
Penyelesaian Masalah atau konflik Di Makassar dengan kekalahan Kerajaan
Somba Opu Oleh Belanda yang dibantu pasukan tentara Bone, Buton, dan
Ambon.
2.1.5 Koda
Perkataan di atas adalah sebuah ekspresi yang keluar dari sesuatu jiwa heroik,
radikal, tetapi dalam pengertian lain begitu nelangsa, karena, diucapkan ditengah-
tengah nuansa yang sangat berkabung oleh I Malombassi Daeng Mattawang
Karaeng Bontomangape yang kemudian marak dikenal dengan gelar Sultan
Hasanuddin kira-kira sekitar abad ke-17 atau tepatnya 1669 pasca jatuhnya
benteng Somba Opu yang dengan demikian berarti pula kekalahan Kerajaan
Gowa di tangan pasukan gabungan VOC-Bone-Ternate.
7
Alasan :
8
9
10