Sistem Pelayanan Keperawatan Di Indonesia
Sistem Pelayanan Keperawatan Di Indonesia
A. PENDAHULUAN
Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor yang kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi suatu
kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat
pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984).
Ada beberapa hal masalah yang terkait dengan system pelayanan kesehatan di
Indonesia, yang terkandung di dalamnya yaitu: konsep dasar sistem, konsep dasar kesehatan,
sistem pelayanan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia dikaitkan dengan
pelayanan kesehatan, peran pelayanan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia
dan tantangan-tantangan pelayanan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia.
1. Pengertian sistem
Pengertian sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup
penting adalah:
a. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses
atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.
b. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang
diinginkan secara efektif dan efisien.
c. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Ciri-ciri sistem
Sesuatu disebut sistem apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem. Ciri-ciri pokok
yang dimaksud banyak macamnya yang apabila disederhanakan dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Ciri-ciri sistem menurut Elias M.Awad (1979).
1) Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruang hampa, melainkan selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Tergantung dari pengaruh interaksi dengan
lingkungan tersebut, sistem dapat dibedakan atas dua macam:
a) Sistem bersifat terbuka, dikatakan terbuka apabila sistem tersebut
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pada sistem yang bersifat
terbuka berbagai pengaruh yang diterima dari lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh sistem untuk menyempurnakan sistem yang ada.
Pemanfaatan seperti ini memang memungkingkan karena di dalam sistem
terdapat mekanisme penyesuaian diri, yang antara lain karena adanya unsur
umpan balik (feed back)
b) Sistem bersifat tertutup, dikatakan tertutup apabila sistem tersebut dalam
berinteraksi dengan lingkungannya tidak dipengaruhi.
2) Sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri, yang antara lain juga
disebabkan karena di dalam sistem terdapat umpan balik (feed back).
3) Sistem terbentuk dari dua atau lebih subsistem, dan setiap subsistem terdiri dari
dua atau lebih subsistem lain yang lebih kecil, demikian seterusnya.
4) Antara satu subsistem dengan subsistem lainnya terdapat hubungan yang saling
tergantung dan saling mempengaruhi. Keluaran subsistem misalnya, menjadi
masukan bagi subsistem lain yang terdapat dalam sistem
5) Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang ingn dicapai. Pada dasarnya tercapai
tujuan atau sasaran ini adalah sebagai hasil kerja sama dari berbagai subsistem
yang terdapat dalam system.
2. Landasan SKN
SKN yang merupakan wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan
adalah bagian dari Pembangunan Nasional. Dengan demikian landasan SKN adalah sama
dengan landasan Pembangunan Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut adalah:
a. Landasan idiil yaitu Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:
1) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.
2) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang.
3) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
4) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat.
5) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
a. Perikemanusiaan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan yang dijiwai,
digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip
kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak diskriminatif serta selalu menerapkan
prinsip-prinsip perikemanusiaan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
e. Kemitraan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan. Pembangunan kesehatan
harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara
pemerintah dan masyarakat termasuk swasta, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki.
Kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama lintas
sektor dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil- guna
dan berdaya-guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
4. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna dan
berdaya-guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
5. Kedudukan SKN
a. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan
berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Subsistem SKN
Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN adalah upaya kesehatan.
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi Bangsa
Indonesia. Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut memerlukan dukungan dana,
sumber daya manusia, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN.
Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan kesehatan yang semakin penting
dalam menentukan kinerja SKN. Mengingat kompleksnya pembiayaan kesehatan, maka
pembiayaan kesehatan merupakan subsistem kedua SKN.
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia yang mencukupi
dalam jumlah, jenis dan kualitasnya sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Oleh
karenanya sumberdaya manusia kesehatan juga sangat penting dalam meningkatkan kinerja
SKN dan merupakan subsistem ketiga dari SKN. Sumber daya kesehatan lainnya yang
penting dalam menentukan kinerja SKN adalah sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.
Permasalahan obat dan perbekalan kesehatan sangat kompleks karena menyangkut
aspek mutu, harga, khasiat, keamanan, ketersediaan dan keterjangkauan bagi konsumen
kesehatan. Oleh karena itu, obat dan perbekalan kesehatan merupakan subsistem keempat dari
SKN. Selanjutnya, SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai obyek pembangunan
kesehatan, melainkan juga sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan
kesehatan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan
kesehatan. Sehubungan dengan itu, pemberdayaan masyarakat merupakan subsistem kelima
SKN.
Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya- guna,
diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi,
sinkronisasi serta penyerasian upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat. Berhasil atau tidaknya pembangunan kesehatan ditentukan
oleh manajemen kesehatan. Oleh karena itu, manajemen kesehatan merupakan subsistem
keenam SKN. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem,
yakni:
a. Subsistem Upaya Kesehatan
b. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
c. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan
d. Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan
e. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
f. Subsistem Manajemen Kesehatan
a. Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana,
dan rujukan operasional.
b. Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini
terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu:
rujukan penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.