Diajukan Oleh:
(DESI HALIZA)
NIM : 1705033022
NIM : 1705033022
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik ini benar yang disusun
adalah hasil karya sendiri dengan kegiatan lapangan serta berdasarkan sumber-
sumber terlampir dan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Praktik Lapangan ini hasil
penjiplakan(plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
terseebut.
(Desi Haliza)
NIM. 1705033022
Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui:
Mengetahui:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas Nikmat dan Hidayah-nya
memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, kesehatan dan kesempatan
kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan laporan PKL ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul Pemeliharaan Catu Daya 110
VDC Bank 2 Di Gardu Induk Paya Pasir disusun sebagai salah satu persyaratan
akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Medan guna memperoleh derajat/gelar Ahli Madya. Selain memenuhi
persyaratan akademis, kegiatan Praktik Kerja Lapangan juga dilaksanakan guna
memperoleh ilmu yang diperoleh mahasiswa agar bermanfaat memacu mahasiswa
lebih inovatif, berkemampuan lebih tinggi, hingga menjadi sumber daya manusia
yang mampu memenuhi standar kerja yang dapat diandalkan dan dan
dipertanggung jawabkan didunia nyata.
1. Abdul Rahman, S.E., Ak, M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri Medan
2. Suparmono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro.
3. Nobert Sitorus, S.T., M.T. selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro.
4. Ir. Ashuri Arie Widianto, M.T. selaku Dosen Pembimbing PKL.
5. Bapak Rudi Hartono selaku Manager PT PLN (Persero) ULTG Paya Pasir.
6. Bapak Irvan Lewi selaku Supervisor Har PMO.
7. Seluruh Staf di PT PLN (Persero) ULTG Paya Pasir.
8. Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Listrik Politeknik Negeri Medan.
9. Teman-teman seangkatan 2017 dari Politeknik Negeri Medan.
iii
Demikian laporan ini ditulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun semua pihak yang membaca, terutama yang berkecimbung di dunia
pendidikan dalam bidang tenik elektro.
Desi Haliza
NIM : 1705033022
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
2.2 Sistem suplai DC Gardu Induk ..................................................................13
2.2.1 Instalasi Sistem DC ..............................................................................14
2.2.2 Pola instalasi sistem DC .......................................................................16
2.2.3 Peralatan Sistem DC ............................................................................17
2.2.4 Mode Operasi Pengisian pada Rectifier/Charger .................................21
2.2.5 Baterai ..................................................................................................21
2.2.5.1 Pengertian Baterai.........................................................................21
2.2.5.2 Kapasitas Baterai ..........................................................................22
2.2.5.3 Prinsip Kerja Baterai ....................................................................23
2.2.5.4 Tipe Baterai ..................................................................................24
2.2.5.5 Jenis-jenis Baterai .........................................................................24
2.2.5.6 Bagian Utama Baterai ...................................................................26
2.2.5.7 Tipe Baterai bedasarkan Karakteristik Pembebanan ....................29
2.3 Pemeliharaan dan pengujian 2 tahunan (Shutdown Testing Rectifier dan
Baterai) ...............................................................................................................29
2.3.1 Peralatan Kerja dan Material yang digunakan .....................................31
2.3.2 Prinsip Dasar Pengujian Baterai ..........................................................32
2.3.3 Proses Pemeliharaan dan Pengujian 2 tahunan ....................................33
2.4 Pembahasan ................................................................................................36
2.4.1 Spesifikasi Data Charger dan Baterai 110 V Bank 2 GI Paya Pasir ....36
2.4.2 Pengujian Kapasitas Baterai 110 VDC ................................................37
BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................40
LAMPIRAN ...........................................................................................................42
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1 Data Rectifier 110 VDC Ban 2 sebelum dan setelah pengujian ..........39
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
Gambar 24 Pengecekan Tegangan Per Sel Baterai ...............................................33
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2 Hasil Pemeliharaan dan Pengujian Baterai 110 VDC Bank 2 GI Paya
Pasir ........................................................................................................................43
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Tenaga listrik telah menjadi bagian dalam aktifitas manusia, hal ini dapat
terlihat sebagian besar alat penunjang kegiatannya menggunakan listrik.
Listrik juga sangat dibutuhkan dalam perindustrian, industri besar maupun
industri kecil, kantor, gedung pusat belanja, hotel dan lain sebagainya.
Kebutuhan energi listrik semakin hari akan semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya berbagai bidang yang bertambah pada masyarakat, maka
diperlukan Sistem Penyaluran Tenaga Listrik yang handal dan aman.Dalam
sistem tenaga listrik secara umum terdiri dari Pembangkit Listrik, saluran
transmisi dan Gardu induk, Jaringan Tegangan Menengah, Gardu distribusi
yang selanjutnya dialirkan ke jaringan tegangan menengah sebagai media
penyalur aliran energi listrik sampai ke konsumen yaitu 380 V dan 220 V.
Untuk menjaga listrik disalurkan secara optimal maka diperlukan suatu system
pengaman dan system pemeliharaan instalasi gardu induk yang baik. Hal
tersebut harus memperhatikan aspek teknis, ekonomi dan yang sesuai dengan
kondisi peralatan yang ada dilapangan. Dalam meningkatkan kualitas system
penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan perlunya pemeliharaan secara
jadwal dan rutin khususnya peralatan gardu induk. Dengan menjaga sumber
daya DC yang dihasilkan dari baterai 110 V dan 48 V maka peran baterai di
1
gardu induk sangat vital dalam pengoperasian sistem dan sebagai sumber
tenaga. Sumber tenaga untuk control selalu harus mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi .Untuk memenuhi keandalan ketersediaan dan
penyaluran energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai sangat
mutlak diperlukan. Kebutuhan catu daya sumber DC digunakan untuk
kebutuhan operasi relay proteksi, control, penerangan darurat, motor-motor
PMT dan PMS serta scadatel.
1.2 Pelaksanaan
1.3 Tujuan
2
5. Mengetahui tegangan saat pengosongan(discharging) untuk menguji
kemampuan baterai dan kapasitas baterai serta efisiensi baterai di GI
Paya Pasir
1.4 Manfaat
3
1.4.3 Manfaat Bagi Instansi
1.5 Sistopiktika
Bab I :Pendahuluan
Berisi gambaran umum mengenai perusahaan tempat PKL, visi dan misi
perusahaan, status kepemilikan, sejarah singkat, struktur organisasi, serta unit
kerja maupun deskripsi alat atau sistem yang diamati/observasi diperusahaan
tempat PKL serta penjelasan secara lengkap tentang tata cara kerja alat yang
diamati pada saat kerja praktik, pembahasan terhadap topik yang diamati
dengan suatu permasalahan yang diselesaikan dengan teori yang ada.
Memuat hasil dari PKL yang telah diamati yaitu Simpulan dan Saran.
4
BAB 2
PELAKSANAAN PKL
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
5
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan
umum.
6
Dalam melaksanakan tugasnya PT PLN(Persero) UIP3B Sumatera
menjalankan proses bisnis sesuai prinsip manajemen aset ISO 55001:2014
mulai dari tahapan perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan dan disposal
sesuai dengan konsep life cycle asset. Pengoperasian sistem tenaga listrik
dilakukan menggunakan mekanisme transaksi energy, melalui transaksi
energi memunginkan keuntungan dari selisih harga pembelian dari
pembangkit dengan penjualan energi listrik ke pihak konsumen distribusi.
Motto
Visi
Diakui sebagai penyaluran dan pusat pengatur sistem tenaga listrik dengan
tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul,
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani
Misi
7
2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu
petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero)
dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap
insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembanganzaman.
3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja
keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan
(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan
yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.
8
Seiring dengan terbitnya UU Nomor 30 Tahun 2009,PLN bukan lagi
sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara(BUMN)
dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Proses Bisnis ini secara garis besar meliputi proses bisnis utama dan
proses bisnis pendukung. Dimana Proses bisnis pendukung berperan
dalam mendukung terlaksananya seluruh kegiatan pada proses bisnis
utama. Proses Bisnis inti meliputi proses pengelolaan pemeliharaan sistem
penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi, pengelolaan pemeliharaan
peralatan SUTT dan GI, serta pengelolaan transaksi tenaga listrik
9
3. Merencanakan pengembangan dan perbaikan instalasi gardu induk,
jaringan dan proteksi.
4. Melaksanakan pengelolaan lingkungan dan eselamatan ketenagalistrikan.
5. Mengelola Right Of Way (ROW).
6. Mengelola hubungan masyarakat dan Program Partisipasi dan
Pemberdayaan Lingkungan(P3L).
7. Melaksanakan pembinaan kepada Sub Unit Pelasana(TRAGI).
PT PLN(Persero) UPT Medan memiliki lima ULTG sebagai Sub Unit Pelasana
yang menjadi ranah kerjanya, yaitu :
1. ULTG Glugur melayani GIS Glugur,GI Titi Kuning, GIS Listrik dan GI
Mabar.
2. ULTG Sei Rotan melayani GI Galang, GI Sei Rotan, GI Denai, GI
Kualanamu, GI Tamora, dan GI Perbaungan.
3. ULTG Binjai melayani GI Binjai, GI Namurambe, GI Pangkalan
Brandan, GI Paya Geli dan GI Pangkalan Susu.
4. ULTG Paya Pasir melayani GI KIM, GI Paya Pasir, GI Belawan, GI
Lamhotma dan GI Labuhan.
PT PLN(Persero) UPT Medan memiliki total aset 22 GI, 51 Trafo Daya dengan
daya 3950,18 MVA, Trafo IBT 2x250 dan 2x500, SUTT 52 sirkit/1405,78 KMS,
dan jumlah tower 2309.
10
2.1.6 Struktur Organisasi
11
2.1.7 Unit Kerja/Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
12
2.2 Sistem suplai DC Gardu Induk
Peranan sumber tenaga listrik sangat penting demi kelangsungan operasi gardu
induk. Dari tingkat kepentingan (urgency) tiap-tiap gardu induk berbeda
terhadap keandalan sistem menyebabkan terdapat sebuah gardu induk
memiliki lebih dari satu sistem catu daya.
a. Tegangan AC
Arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-ubah dimana
masing-masing terminal polaritasnya selalu bergantian.
b. Tegangan DC
Arus yang mengalir dalam arah yang tetap(konstan) dimana masing-
masing terminal selalu tetap polaritasnya.
c. Genset
Sebuah alat yang digunakan untuk memproduksi energi listri dengan
merubah energy mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip induksi elektomagnetik.
13
d. Rectifier
Alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi sumber arus searah (DC).
e. Baterai
Alat listrik yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik
(AC) menjadi sumber arus searah (DC).
f. Load Break Switch (LBS)
Alat yang berfungsi untuk memutus dan menyambung tegangan listrik
dalam keadaan berbeban.
g. Mini Circuit Breaker (MCB)
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang beerja secara
otomatis apabila ada arus/beban lebih yang melebihi kapasitas dari MCB
tersebut.
REL 20KV
TRAFO PS
RECTIFIER
BATERE
FUSE
REL DC
MCB
BEBAN DC
14
Instalasi sistem DC 250 volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 250
volt yang dipasok dari rectifier atau charger tiga fasa serta dihubungkan
dengan baterai untuk mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk
meliputi:
15
2.2.2 Pola instalasi sistem DC
Instalasi sistem DC terdiri dua pola, antara lain :
a. Pola 1
Pola 1 terdiri dari tranformator PS,2 charger, 2 baterai dan 1 bus DC.
Pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang
berbeda. Sistem operasinya sebagai berikut :
16
Pola 2 terdiri dari transformator PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus DC
pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang
berbeda. Pola 2 didesain untuk gardu induk 500 kV dimana dengan filosofi
redundant proteksi sehingga sistem operasi sebagai berikut:
Pada saar pemeliharaan sistem 1, MCB sistem 1 dilepas maa MCB kopel
akan masuk. Demikian sebaliknya jika yang dipelihara sistem 2.
a. Rectifier
Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus bolak-
balik menjadi arus searah (DC). Rectifier yang terpasang di gardu induk
berfungsi mengisi muatan baterai, memasok daya secara kontinu ke beban
daam menjaga baterai agar tetap dalam kondisi penuh.
b. Bagian Utama Rectifier
Bagian utama rectifier terdiri dari trafo utama, penyearah, AVR, Filter,
Rangkaian Voltage Dropper, dan sistem alarm.
c. Transformator Utama
Transformator utama yang terpasang pada rectifier biasanya merupakan
transformator step-down berfungsi sebagai penurun tegangan dari
tegangan AC 380/220 volt menjadi 110 /48 volt.Besar kapasitas arus
transformator utama harus disesuaikan dengan kapasitas baterai terpasang
(C5) dan beban sumber DC di Gardu Induk tersebut.
17
Gambar 8 Transformator Tenaga
d. Penyearah Thyristor
Berfungsi sebagai penyearah dan pengatur tegangan keluaran dari
transformator utama, penyearah ini dari bahan semi konduktor yang
dilengkapi dengan satu terminal kontrol untuk mengatur sudut penyalaan
Thyristor.
e. Filter(Penyaring)
18
Gambar 10 Rangkaian Filter
g. Alarm Unit
19
h. Rangkaian Voltage Dropper
Voltage dropper berfungsi untuk manjaga stabilitas tegangan output
rectifier ke arah beban pada saat rectifier beroperasi pada pengisian
Floating (baterai terpasang diatas 86 cell), Equalizing atau Boosting.
20
2.2.4 Mode Operasi Pengisian pada Rectifier/Charger
a. Floating Charge
b. Equalizing Charge
Equalizing adalah jenis pengisian yang bertujuan untuk
menyamakan atau meratakan tegangan setiap cell baterai. Untuk
baterai Alkali tegangan Equalizing adalah 1,5-1,6 VDC setiap sel
baterai. Arus equalizing adalah 0,2 x C.
c. Boosting Charge
Boosting adalah jenis pengisian cara cepat (high rate) yang
digunakan pada saat initial charge atau pengisian kembali setelah
baterai mengalami pengosongan yang besar atau setelah tes
kapasitas. Untuk baterai Alkali tegangan boosting adalah 1,65 - 1,7
VDC setiap sel baterai. Arus boosting adalah 0,1 – 0,2 x C.
2.2.5 Baterai
Sebuah baterai dalam kondisi penuh, seperti tangki air yang terisi penuh,
tidak mungkin untuk mengambil jumlah energi melebihi jumlah yang
dimasukkan.
21
Baterai atau akumulator merupakan sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan)
dengan efesiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses
elektrokimia reversible adalah didalam baterai dapat berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (Proses Pengisian),
pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan didalam sel.
Tiap sel baterai terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan yaitu
elektroda positif dan elektroda negative yang dicelupkan dalam suatu
larutan kimia.Menurut pemakaian baterai dapat digolongkan kedalam 2
jenis:
a. Stationary (tetap)
b. Portable (dapat dipindah-pindah)
2.2.5.2 Kapasitas Baterai
𝐶 = 𝐼 𝑥 𝑡 .................................................................................................(1)
I = Arus (ampere)
t = Waktu (jam)
22
3. Alat control
4. Penerangan darurat
5. Teleproteksi
b. Kapasitas baterai dengan harga tinggi. Besarnya kapasitas baterai dari
235-450 Ah,dengan lama pengosongan 5-8 jam pada suhu 25℃ baterai
ini sebagai sumber arus searah(DC) yaitu:
1. Penerangan darurat
2. Proteksi
23
Gambar 15 Reasi Elektrokimia Pada Sel Baterai(Charge)
a. Baterai Asam
Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang
(sulpuric acid=H2SO4). Didalam baterai asam elektroda-elektrodanya
terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO2 (lead peroxide) sebagai
anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (lead sponge) sebagai katoda
(kutub negatif).
24
Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut :
25
5. Tegangan pengisian secara cepat (equalizing) 1,50-1,60 volt.
6. Tegangan pengisian dengan harga tinggi (boosting) 1,65-1,70 volt.
7. Tegangan pengosongan akhir (end Voltage) per sel 1 volt.
c. Baterai Kering/Lithium
Baterai lithium adalah baterai yang digerakan oleh ion lithium. Anoda dan
katoda baterai lithium-ion terbuat dari karbon dan oksida
lithium.Sedangkan elektrolit terbuat dari garam lithium yang dilarutkan
dalam pelarut organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar merupakan
grafit sedangkan katoda terbuat dari salah satu bahan berikut: lithium kobalt
oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium oksida
mangan (LiMn2O4).Elektrolit yang umum digunakan adalah garam lithium
seperti lithium hexafluorophosphate (LiPF6), lithium tetrafluoroborate
(LiBF4), dan lithium perklorat (LiClO4) yang dilarutkan dalam pelarut
organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat.
Gambar 18 Lihium-ion
a. Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) elektroda, yaitu elektroda positif
dan negatif, direndam dalam suatu larutan kimia yang berfungsi
sebagai media perpindahan elektron pada saat berlangsung charge
discharge.Elektroda positif dan negatif tersusun dari beberapa Grid
yang berupa rangka besi berfungsi sebagai tempat material aktif.
26
Material aktif berfungsi sebagai material yang bereaksi secara kimia
untuk menghasilkan energi listrik.
a) Plat Grid
b) Material Aktif
c) Grid Rangka Besi
d) Terait Dalam Plastic Kontainer
b. Elektrolit
c. Sel Baterai
Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan
elektroda. Bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari :
1. Steel Container
27
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel
ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi
hubung singkat antar sel baterai dan hubung tanah.
2. Plastic Container
Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik
ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk
menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung
tanah apabila terjadi kerusakan/kebocoran elektrolit baterai.
d. Terminal dan Penghubung Baterai
28
e. Konduktor
Berfungsi menyalurkan daya listrik dengan menggunakan kabel
penghubung antara peralatan – peralatan di Gardu Induk seperti :
Rectifier, Baterai, Panel distribusi DC, Panel kontrol, panel relai dan
peralatan di Switch Yard.
29
b. Mengurangi resiko kegagalan atau alat saat operasi;
c. Meningkatkan efisiensi;
d. Meningkatkan keamanankerja(safety);
e. Mengurangi waktu padam;
f. Waktu pemulihan yang efektif;
g. Biaya pemeliharaan yang efisien dan ekonomis.
Pengujian dan pengukuran pada rectifier dan baterai dalam keadaan tidak
tersambung ke beban dan peralatan dalam keadaan off. Pada gardu induk
yang terpasang 2(dua) unit maka dapat dilakukan secara bergantian tetapi
apabila terpasang hanya satu unit maka harus menggunakan baterai dan
rectifier cadangan (Bank Battery).
Untuk mengetahui apakah baterai sudah terisi penuh dan dapat menyimpannya
dengan baik maka perlu dilaukan pengukuran kondisi baterai dengan cara
menguji secara simulasi beban yang dapat diatur, sehingga arusnya pun dapat
diatur pada arus yang tetap maa tegangan baterai akan turun nominalnya.
Waktu penurunan tegangan dibandingkan dengan karakteristik baterai tersebut
maa dapat diketahui kondisi baterai tersebut, katergori dinyatakan kondisi baik
yaitu >60%.
30
Penyebab kapasitas baterai menurun yaitu:
31
Gambar 23 Toolset dan Multimeter
32
2.3.3 Proses Pemeliharaan dan Pengujian 2 tahunan
33
c. Pemanuveran Beban dari DC bank 2 ke lainnya.
3
2
34
Cek tegangan masing-masing charger,Cek beban masing-
masing charger,
1. MCB Baterai Unit 2 masuk (di On-kan atau hidupkan) pada
DCDB 1,
2. MCB INC (incoming) 2 masuk (di On-kan atau hidupkan),
3. MCB PANEL COS masuk(di On-kan atau dihidupkan),
Cek beban apakah sudah berpindah dengan cara melihat
parameter di charger (voltmeter dan ampermeter),
4. Lepas MCB Load NC Unit 2 (di Off-kan atau dilepaskan),
5. Lepas MCB Baterai II (di Off-kan atau dilepaskan),
6. Laksanakan pemeliharaan tahunan Baterai Unit 2.
d. Pengecekan Kekencangan Mur Kontak Antar Pole Baterai
35
2.4 Pembahasan
2.4.1 Spesifikasi Data Charger dan Baterai 110 V Bank 2 GI Paya Pasir
Merk : UNICAD
Kapasitas : 250 AH
Elektrolit : Alkalin
36
2.4.2 Pengujian Kapasitas Baterai 110 VDC
2.000
T
1.500
E
G
A 1.000
N
G 0.500
A
N
0.000
SEL BATERAI
0 20 40 60 80
B
A -0.500
jam ke
T
0
E -1.000
jam ke
R 1
A jam ke
-1.500
I 2
jam ke
-2.000 3
37
Gambar diatas hasil pengukuran dalam bentuk grafik yaitu perjam tiap-tiap
sel dan terjadi drop tegangan yang sangat jauh dari sel baterai yang lainnya
pada sel 37 dan 82 yaitu mencapai -0,225 dan -1,455 sehingga terjadi titik
dimana sel baterai tersebut mengalami kerusakan polaritas sehingga
terdapat indikasi DC Ground pada Rectifier perlu pergantian sel baterai
yang baru.
c. Hasil Uji Kapasitas
Pada jam ke 03:15,Vstop pada 86,5 V yang artinya tidak mencapai sesuai
tertulis di data yaitu 86 V. namun hasl pengujian terahir dihasilkan
Kapasitsas baterai discharger yaitu 162,68 Ah
Sehingga, menghitung efisiensi baterai yaitu:
Diketahui kapasitas charger :250 Ah
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑟
Efisiensi Baterai =
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑟
𝑥 100 %
162,68
= 𝑥 100 %
250
= 65,072 %
Baterai masih diatas standar diatur pedoman 0520-2./DIR/2014 PLN yaitu
kondisi baik jika >60 % dan baterai 110 V Bank 2 tersebut masih dalam
kondisi baik namun perlu penggantiaan sel baterai yang mengalami
anomali. Dan melakukan penormalam kembali selama 5 jam juga.
38
d. Data Pemeliharaan dan Pengujian Kapasitas Baterai 110 VDC
Keterangan Sebelum Sesudah
39
BAB 3
3.1 Simpulan
1. Sistem DC pada gardu induk sangat penting karena semua peralatan proteksi
dan teleomunikasi yang digunakan di gerdu induk menggunakan sumber DC
diperoleh langung oleh catu daya searah.
2. Sebelum pemeliharaan dan pengujian 2 tahunan (Shutdown Testing Rectifier
and Baterai) pada baterai 110 VDC bank 2 harus terlebih dahulu melakukan
COS(Change Over Switch) agar beban pada bank 2 berpindah ke 110 VDC
bank 1 sehungga listrik tetap terjaga untuk menyuplai beban pada bank 2.
3. Dari hasil pemeliharaan dan pengujian kapasitas baterai diperoleh efisiensi
baterai sebesar 65,072% yang artinya dalam kondisi baik berdasarkan standar
yang ditetapkan oleh PLN, namun buruk jika hasil yang didapat ≤60%
4. Pada sel 37 dan 82 perlu penggatian karena terdapat anomali sehingga terdapat
indikasi DC Ground.
3.2 Saran
40
DAFTAR REFERENSI
Aslimeri, Ganefri, Hamdi Zaedel, 2008, Teknik Transmisi Tenaga Listrik, Jilid 1,
Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang
41
LAMPIRAN
42
Lampiran 2 Hasil Pemeliharaan dan Pengujian Baterai 110 VDC Bank 2 GI
Paya Pasir
43
44
45
Lampiran 3 Jurnal/Pelaksanaan Magang Mahasiswa Tahun 2019
46
47
Lampiran 4 Daftar Nilai Mahasiswa Dari Perusahaan
48