TENTANG
KEBIJAKAN AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT SYUHADA’ HAJI
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit
Syuhada’ Haji dan untuk menjamin pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat maka diperlukan ketentuan khusus yang
mengatur pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Syuhada’
Haji.
b. Bahwa Rumah Sakit Syuhada’ Haji menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan kontinyu berfokus
kepada kebutuhan pasien;
c. Bahwa dalam upaya mewujudkan pelayanan yang kontinyu
diperlukan akses yang terstruktur di Rumah Sakit Syuhada’ Haji
Blitar;
d. Bahwa sehubungan dengan maksud yang tersebut pada point a
, b dan c konsideran menimbang diatas, maka perlu ditetapkan
dengan keputusan Direktur tentang akses ke rumah sakit dan
kontinuitas pelayanan pasien di RS Syuhada’ Haji;
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Blitar
Pada Tanggal : 20 juli 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT SYUHADA’ HAJI BLITAR
11. Rumah Sakit mengupayakan pengelolaan alur pasien yang efektif di IGD agar
tidak terjadi penumpukan pasien melalui :
a. Koordinasi aktif antara petugas TPP dengan semua petugas ruang rawat inap
untuk memastikan ketersediaan tempat tidur rawat inap.
b. Pasien setelah dari ruang admisi atau dari IGD segera ditransfer ke ruang
rawat inap dengan alokasi :
1. Perawatan umum :
a. Ruang Jeddah ( interne )
b. Ruang Muzdalifah ( Bedah )
c. Ruang Bir Ali ( VIP )
d. Ruang Madinah ( anak )
2. Perawatan Obstetri dan Gynekologi di ruang Siti Hajar.
3. Perawatan Intensif di Ruang ICU
4. Perawatan Neonatus :
a. Perinatal resiko rendah ( level I) di ruang Siti Hajar
b. Perinatal resiko sedang( kelompok II ) di ruang ICU.
c. Rumah Sakit mengelola dan mengerahkan sumber daya manusia yang dimiliki
dan menyediakan fasilitas tambahan apabila terjadi kejadian luar biasa
seperti kejadian bencana yang menyebabkan penumpukan pasien dibeberapa
lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di unit gawat darurat ;
d. Alur pelayanan pasien Rumah Sakit Syuhada’ Haji :
1. Pelayanan Unit Rawat Inap :
a. Pasien membawa pengantar rawat inap :
Dilakukan skrining dan triage, ketempat pendaftaran, ketempat admisi
pasien rawat inap, ke ruang rawat inap.
b. Pasien tanpa pengantar rawat inap :
Dilakukan skrining dan triage, ketempat pendaftaran, ke IGD, ketempat
admisi pasien rawat inap, ke ruang rawat inap.
2. Pelayanan Laboratorium :
a. Pasien membawa pengantar Laboratorium :
Pasien ketempat pendaftaran, ke ruang laboratorium, ke Kasir, ambil
hasil laborat.
b. Pasien tidak membawa pengantar laboratorium :
Pasien ketempat pendaftaran, ke IGD atau poli untuk minta pengantar
dokter, ke ruang laboratorium, ke kasir, ambil hasil laborat .
3. Pelayanan Kamar Operasi :
a. Pasien membawa pengantar tindakan :
Pasien ketempat pendaftaran, ke IGD, ke kamar operasi, ke Kasir.
b. Pasien tidak membawa pengantar tindakan :
Pasien ketempat pendaftaran, ke IGD, ke kamar operasi, ke Kasir.
4. Pelayanan Radiologi :
a. Pasien membawa pengantar Radiologi :
Pasien ketempat pendaftaran, ke ruang radiologi, ke Kasir, ambil hasil
radiologi
b. Pasien tidak membawa pengantar Radiologi :
Pasien ketempat pendaftaran, ke IGD atau poli untuk minta pengantar
dokter, ke ruang radiologi, ke kasir, ambil hasil radiologi .
e. Rumah sakit mengatur efisiensi pelayanan non klinis penunjang asuhan dan
tindakan kepada pasien ( pelayanan kerumahtanggaan dan transportasi ).
f. Pelayanan ke rawat inap diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien .
g. Rumah sakit menyediakan akses pelayanan yang bersifat mendukung
( seperti pekerja sosial, keagamaan ( Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha
) sehingga kebutuhan spiritual pasien terpenuhi dengan selayaknya .
12. Pasien dengan indikasi khusus dirawat di ruang intensif (ICU, NICU)
13. Kriteria prioritas diagnostik parameter obyektif , criteria berbasis fisiologi dan kualitas
hidup pasien di tentukan oleh staff yang kompeten dan berwenang di unit intensif
14. Rumah sakit melatih staf untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar criteria dan
mendokumantasikan kedalam rekam medis.
15. Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien
(discharge planning ) dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan criteria
pasien yang membutuhkan discharge planning.
16. Rumah sakit menunjuk MPP untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan
dirumah sakit dan koordinasi diantara Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di:
32. Proses rujukan dilaksanakan dan dicatat dalam rekam medis pasien. Informasi
tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin
kesinambungan asuhan.
33. Rumah sakit mengelola transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau
pemulangan pada pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan
pasien meliputi :
a. Asesmen kebutuhan transportasi dan alat kesehatan sesuai dengan kondisi
pasien ,termasuk pasien rawat jalan.
b. Kebutuhan obat , bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan peralatan
medis sesuai dengan kondisi pasien.
c. Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI.
d. Penanganan pengaduhan dalam proses rujukan.
Ditetapkan di : Blitar
Pada Tanggal : 20 Juli 2018