Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi bermain akan diterapkan karena pendapat dasar jika anak anak bisa berkomunikasi
dengan baik lewat permainan dibandingkan dengan ekspresi verbal sebagai cara menghilangkan
beban pikiran. Dengan terapi bermain ini, perawat bisa melihat perkembangan, status emosional,
hipotesa diagnostik dan juga melakukan intervensi untuk mengatasi masalah klien.
Prinsip terapi bermain adalah membina hubungan agar lebih hangat, merefleksikan perasaan
anak lewat permainan, mempercayai jika anak bisa menyelesaikan masalah dan
menginterpretasikan perilaku. Terapi bermain ini diindikasikan untuk seseorang yang mengalami
depresi, mengalami ansietas atau korban dari penganiayaan baik untuk anak dan juga orang
dewasa yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dan klien yang
mengalami penganiayaan.
Sampai sekarang tidak ada macam macam terapi modalitas jiwa yang sanggup untuk
digunakan dalam semua masalah gangguan jiwa pada klien. Kombinasi terapi modalitas sangat
penting untuk dilakukan sehingga perawat juga memiliki peran penting agar bisa
mengkombinasikan beberapa terapi modalitas agar tujuan bisa didapat dengan optimal. Untuk
mendapatkan tujuan tersebut, maka kemampuan perawat juga harus selalu ditingkatkan dalam
melakukan berbagai strategi terapi modalitas tersebut dan belajar berkelanjutan menjadi hal yang
harus dilakukan untuk setiap perawat jiwa.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral, dan bermain dengan terapi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
b. Meningkatkan ketrampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap ketrampilan tertentu
d. Memberi kesenangan dan kepuasan

1.3 Manfaat Terapi Bermain


a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana sekitar
b. sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bermain


Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak
untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan umtuk meningkatkan kesejahteraan mental
dan sosial anak
bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan.
bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial.
Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi, anak yang mengalami
ansietas, atau sebagai korban penganiayaan (abuse). Bahkan juga terapi bermain ini dianjurkan
untuk klien dewasa yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas, disosiatif dan klien
yang mengalami penganiayaan

2.2 Tujuan Terapi Bermain


a. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
b. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi
c. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
d. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

2.3 Fungsi Terapi bermain


Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
a. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. Perkembangan intelektual
anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan
sekitar.
b. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan
sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
c. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
d. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-
peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
e. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas
segala tindakan yang telah dilakukan.
2.4 Proses Bermain

No Tahap Waktu Kegiatan Media

1. Pembukaan 5 menit · Memberikan salam -


· Menjelaskan proses bermain
2. Pelaksanaan 20 menit· Menanyakan apakah anak pernah kertas
mewarnai gambar dan suka bergambar,
melakukannya pensil warna
· Menjelaskan aturan bermain.
· Membagikan kertas bergambar, pensil
warna
· Membimbing anak mewarnai gambar
3. Penutup 5 menit · Evaluasi -
· Memberi reinforcement positif
· Memberi salam penutup

2.5 Jenis Permainan Yang Cocok


a. Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain. Contoh: Anak memerankan
sebagai ayah atau ibu.

b. Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang lain, tetapi tidak
terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas.
Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing.

c. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan pimpinan permainan
jelas Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.

2.6 Tahap Kerja Terapi Bermain


a. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasir
bersama- sama.
b. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakat
anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
c. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle,
bermain bola.
2.7 Contoh Terapi Bermain Pada Gangguan Jiwa

a. Melakukan Latihan Senam Berirama


Salah satu contoh terapi bermain pada gangguan jiwa adalah dengan melakukan
gerakan senam ringan, dengan irama musik yang rileks. Hal ini dapat dilakukan perlahan dan
juga beramai ramai, tujuannya agar pasien merasakan gerakan motorik pada anggota tubuh.
Dan juga salah satu cara untuk berinteraksi dengan sesama, dapat juga melatih suasana hati
yang riang, gembira dan tertawa.

b. Melakukan Latihan Gerakan Tangan


Berikut ini metode latihan yang menarik bagi terapi gangguan jiwa adalah dengan
latihan pergerakan tangan. Dengan mengikuti gerakan tangan yang berliuk dapat
melonggarkan persedian, serta melatih gerak tangan yang lentur dan fungsinya secara normal.
Hal ini dapat dilakukan dengan instruktur terlatih dan juga dalam waktu terapi yang sudah
ditentukan.

c. Terapi Dengan Latihan Musik


Metode berikut ini patut untuk dicoba, dapat dilakukan secara perorangan atau juga
secara bersama – sama. Contoh cara terapi bermain pada gangguan jiwa yang tentu dapat
memberikan satu latihan rasa, pikiran, latihan gerak, melatih kepercayaan diri dan masih
banyak lagi. Terapi musik dapat disesuaikan alat musik apa yang sesuai dengan yang
diharapkan. Tentu terapis akan melakukan beberapa instruksi yang akan diikuti oleh pasien.

d. Terapi Dengan Bermain Bola


Bermain bola merupakan salah satu latihan bermain yang cukup asyik dan juga
bermanfaat bagi pasien gangguan jiwa. Dengan terapi ini tentu semua fisik, perasaan ikut
bermain. Keseruan, kegembiraan, serta tertawa dan latihan bola akan membuat pasien merasa
senang, dan mengeluarkan aura buruk yag dapat disalurkan dengan bermain bola. Untuk terapi
dapat dilakukan atas petunjuk instruktur atau terapis.

e. Bermain Dengan Memukul Alat


Cara lain untuk melatih psikologi dan juga fisik pasien gangguan jiwa yaitu dengan
alat bantu. Alat bantu bisa berupa drum, kayu yang aman, atau palu yang terbuat dari bahan
yang aman pula. Hal tersebut dilakukan dengan cara memukul – mukul alat tersebut sesuai
dengan aba – aba terapis, hal ini mampu membuat motorik dan juga perasaan pasien menjadi
rileks dan juga mengekspresikan kondisi psikisnya. Nah, hal tersebut sebagai contoh terapi
bermain pada gangguan jiwa yang dapat dilakukan.
f. Bermain Dengan Melukis
Berikut latihan yang dapat dilakukan pada pasien gangguan jiwa yaitu dengan
melukis. Latihan melukis dapat menjadi terapi untuk mengeluarkan aura negatif,
mengembangkan ekspresi gembira, melatih indera, juga melatih kepekaan dalam melukis.
Dengan panduan terapis pasien dapat melalukan kegiatan ini secara rutin.

g. Bermain Dengan Bernyanyi


Selanjutnya contoh terapi latihan bermain pada gangguan jiwa yaitu dengan
bernyanyi. Bernyanyi merupakan cara yang mudah untuk dilakukan, setiap orang suka
menyanyi. Dengan bernyanyi maka pasien akan merasa gembira, berekpresi dan juga
meluapkan emosi yang terpendam bersama secara beramai – ramai. Hal ini tentu melalui
petunjuk terapis yang berpengalaman.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja
bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi dan idenya untuk mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara
efektif terhadap stress karena sakit.

3.2 Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di Rumah
Sakit juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di
rumah dan di rumah sakit.
Daftar Pustaka

Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC


Staf Pengajar IKA FKUI. (2004). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol.3. Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai