Oleh:
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020
Oleh:
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Pembimbing/Penguji 1,
iii
PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN
INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA
ABSTRAK
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
NIM : 201711020
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberi nikmat, rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Prediksi kebutuhan tempat tidur
Atas tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Fatchur Rohman, dr., SP. KFR-K selaku ketua STIKES Yayasan Rumah Sakit
Kemahasiswaan
3. Widi Astuti, drg., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
4. Letnan Kolonel Ckm dr. Raden Indra, Sp. An.,M.Kes selaku Pimpinan direktur
v
8. Rachmad Djamaludin, SH.,M.Hum selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah
10. Orang tua saya yang sangat saya cintai yaitu ayah saya Joko Sutrisno S. ST (alm)
dan ibu saya Dyah Wahyu Kartikaningtyas, serta kedua adik saya yaitu Favian
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
4.4 Kerangka Operasional ...................................................................... 35
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 36
4.6 Instrumen Penelitian ......................................................................... 39
4.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 39
4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data ................................................ 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 33
5.1 Profil Rumah Sakit............................................................................ 33
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 47
5.3 Pembahasan....................................................................................... 61
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 65
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 65
6.2 Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. 1 Indikator Pemakaian TT Menurut Standar Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI) .................................................................... 3
1. 2 Data Jumlah Pasien Lama dan Baru Tahun 2017-2019 ................................. 4
1. 3 Data TT di Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019 .......................................... 4
1. 4 Efisiensi Pemanfaatan TT Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019 .................. 5
4. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................................... 34
4. 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................... 36
5. 1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta Jumlah Hari Perawatan
tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Tahun 2017-2019 ......................................................................................... 47
5. 2 Jumlah Tempat Tidur tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ........................................................ 48
5. 3 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017 ..................................... 49
5. 4 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2018 ..................................... 50
5. 5 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2019 ..................................... 51
5. 6 Analisa Kunjungan Pasien Rawat Inap Ruang Tulip Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ..................................... 56
5. 7 Hasil Prediksi Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022 ................................................... 57
5. 8 Analisa Hari Perawatan Ruang Tulip Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ........................................................ 58
5. 9 Hasil Prediksi Hari Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022 ........................................................ 59
5. 10 Hasil Prediksi Kebutuhan TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2020-2022 ......................................................................... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. 1 Identifikasi Penyebab Masalah ........................................................................ 6
2. 1 Grafik Sumbu X dan Y .................................................................................. 23
2. 2 Grafik BOR .................................................................................................... 25
2. 3 Grafik BTO .................................................................................................... 27
2. 4 Grafik Barber Johnson................................................................................... 28
3. 1 Kerangka Konseptual ..................................................................................... 31
4. 1 Kerangka Operasional .................................................................................... 35
5. 1 Struktur Organisasi Tingkat III Brawijaya Surabaya ..................................... 47
5. 2 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijay Surabaya
Tahun 2017 .................................................................................................... 52
5. 3 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Tahun 2017 .................................................................................................... 53
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017 ..................................................................... 69
2. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2018 ..................................................................... 70
3. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2019 ..................................................................... 71
4. Surat balasan pengambilan data awal ............................................................... 72
5. Surat balasan ijin penelitian ............................................................................. 74
6. Lembar Konsultasi ...................................................................................... ….74
xii
DAFTAR SINGKATAN
AD : Angkatan Darat
ALOS : Average Leghth Of Stay
BOR : Bed Occupancy Rate
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BTO : Bed Turn Over
Denkesyah : Detasemen Kesehatan Wilayah
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kesdam : Kesehatan Daerah Militer
KMKB : Kendali Mutu dan Kendali Biaya
Kodim : Komando Distrik Militer
PENDAHULUAN
2009 Pasal 1 ayat 1 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa: “Rumah Sakit adalah
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.”. Agar rumah sakit dapat
Rekam Medis adalah salah satu penunjang dan pendukung yang diperlukan oleh
Rumah Sakit.
menyatakan bahwa: “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.”. Rekam Medis merupakan
bukti tertulis yang berisikan mengenai catatan medis tentang tindakan pelayanan
1
2
pelayanan kesehatan yang lebih optimal, setiap rumah sakit diwajibkan memiliki
rumah sakit, untuk itu harus ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan
dan menanggulangi masalah yang timbul. Pelayanan rekam medis yang baik dan
bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Salah satu yang
menjadi pusat perhatian penilaian dari rumah sakit salah satunya adalah pelayanan
rawat inap. Maka dari itu, pengelolaan penggunaan tempat tidur (TT) pasien
macam arti, salah satunya adalah “angka”. Angka dapat diambil dari laporan,
penelitian, atau sumber catatan medik. Statistik rumah sakit merupakan tindak
diberikan oleh rumah sakit. Statistik kesehatan digunakan sebagai tolak ukur
kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit juga dapat digunakan sebagai
menghitung berbagai indikator grafik Barber Johnson antara ain BOR (Bed
Occupancy Rate), ALOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan
Menurut Sudra (2010), Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang
BOR 60-85 %
dukungan kesehatan bagi satuan yang melaksanakan latihan, tugas operasi, Petugas
Keamanan (PAM) VVIP atau kegiatan lapangan lainnya. Rumah Sakit Tingkat III
kelas rawat inap, yaitu kelas I, Kelas II, Kelas III, VIP, VVIP, Isolasi, dan
4
Observasi. Menurut data awal yang telah didapatkan, 4 (empat) parameter indikator
grafik Barber Johnson yaitu BOR, ALOS, TOI, dan BTO masih dibawah standar
Berikut ini adalah data sekunder laporan tahunan yang didapatkan dari
1 2017 4.863
2 2018 4.870
3 2019 5.308
Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pasien dari tahun 2017-2019
meningkat tiap tahunnya. Tahun 2017 sebanyak 4863 pasien, lalu pada tahun 2018
sebanyak 4870 pasien, dan pada tahun 2019 sebanyak 5308 pasien.
Tahun Total
OBSER
VVIP VIP KELAS I KELAS II KELAS III
VASI
2017 2 6 20 38 29 8 103
2018 2 6 20 38 29 8 103
2019 2 6 20 38 29 8 103
Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Pada Tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa jumlah TT di ruang rawat inap
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada tahun 2017 - 2019 sebanyak 103
5
buah. Efisiensi pemanfaatan TT ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III
2017 56 3 3 47
2018 57 3 3 47
2019 59 4 3 50
Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
TT ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada tahun
2017-2019 yaitu nilai BOR tahun 2017-2019, ALOS 2017-2019 belum sesuai
dengan Standar Depkes. Sedangkan TOI 2017-2019, BTO 2017-2019 sudah sesuai
dengan Standar Depkes. Dari nilai indikator efisiensi pemanfaatan TT tahun 2017-
2019 yang masih dibawah Depkes, peneliti ingin melakukan analisis grafik Barber
Tingkat III Brawijaya Surabaya 3 (tiga) tahun kedepan yaitu untuk tahun 2020-
2022, sehingga diharapkan dapat membantu pihak Manajemen Rumah Sakit dalam
upaya pengembangan dan peningkatan mutu Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya.
6
MAN
1. Pasien
2. Kualitas petugas
3. Pengetahuan
]\\ petugas
MONEY
1. Anggaran
2. Tarif Pelayanan
Ranap
MACHINE
Komputer
MATERIAL
1. Periode waktu
2. Hari perawatan
3. Lama dirawat
4. \
Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
5. Jumlah TT yang
tersedia
belum efisiensinya nilai BOR dan ALOS sesuai standar Depkes, yaitu :
data
5. Material, yaitu periode waktu, hari perawatan, lama dirawat, jumlah pasien
adalah belum efisiennya nilai BOR rata-rata tahun 2017-2019 mencapai 57,33%
Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah terhadap permasalahan yang
dihadapi sehingga pembahasan tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan yang
dicapai, maka ditetapkan batasan masalah yaitu mengetahui data BOR, ALOS, TOI,
dan BTO pada tahun 2017-2019 untuk menilai efisiensi pemanfaatan TT dan
mendatang
8
grafik Barber Johnson pada Tahun 2020-2022 di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya?”
indikator Barber Johnson pada Tahun 2020-2022 di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya
2. Untuk menghitung BOR, ALOS, BTO, TOI ruang rawat inap di Rumah
suatu masalah
program studi (D-III) Rekam Medis STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.
Soetomo Surabaya
Rawat Inap
3. Sebagai bahan evaluasi bagi Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
KAJIAN PUSTAKA
“Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
pelatian medik.”
tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.”
Dari dua pengertian mengenai rumah sakit diatas, dapat disimpulkan bahwa
10
11
penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Tugas rumah sakit
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
RI) Nomor 269 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1 tentang rekam medis, menyatakan
bahwa: “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
12
telah diberikan kepada pasien. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, rekam
penting karena merupakan sumber utama data pasien yang menjadi acuan dalam
kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, tidak akan tercapai tata tertib administrasi rumah sakit
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujaun
pelayanan kesehatan
2. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hokum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hokum atas dasar
keadilan, dalam rangka menegakkan hokum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan
13
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
keuangan
5. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena berisi
mengenai catatan yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai Pendidikan karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis
dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pengajaran di bidang profesi pemakai.
7. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
Kegunaan Rekam Medis secara umum adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap
dan penelitian
f. Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter serta
Menurut Patria Jati (2009), Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah
sakit dimana penderita tinggal mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan
kesehatan lain.
Data yang diolah di Unit Rawat Inap disesuaikan dengan kebutuhan dan
2. Data Rujukan;
3. Data Pembayaran;
Data diatas diperoleh dari pencatatan yang ada di ruang rawat inap seperti :
pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat ianp.
Kegunaanya yaitu:
yang digunakan pasien untuk menghitung dan merekap pasien rawat inap
pasien untuk menghitung dan merekap pasien rawat inap selama sebulan
lain :
a. Mengetahui jumlah pasien dirawat selama periode satu bulan dan satu
triwulan
triwulanan
dilaporkan
16
4. Laporan Triwulan
rawat inap, maka data diolah dalam bentuk pemantauan bulanan, triwulan,
2.4 Statistik
Statistik berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti kata state (Bahasa
Inggris) atau staat (Bahasa Belanda) yang artinya adalah negara. Menurut Hatta
dituangkan dalam angka. Angka dapat diambil dari laporan, penelitian, atau sumber
catatan medik.”
melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu (time
series).”
program kesehatan. Salah satu contohnya adalah Statistika Rumah Sakit (jumlah
berjudul “Statistik Untuk Penelitian”, bahwa ada beberapa peranan statistik dalam
1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc
parameter yang dipadukan tersebut yaitu BOR, ALOS, TOI dan BTO. Perpaduan
keempat parameter tersebut lalu diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya
menunjukkan bahwa discharges dan deaths per available bed (BTO ) semakin
tinggi jumlahnya.
3. Jika rata-rata turn over interval tetap, tetapi length of stay berkurang, maka
darurat (the level and pattern of emergency bed requirements). Turn over
Pada SHRI selain dihitung jumlah pasien yang masih ada dihitung juga jumlah
pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus.
sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapapun asalkan jam sensus yang
dipilih tersebut harus tetap konsisten/tetap dan seragam pada semua unit
petugas lainnya.
2. Suasana umumnya lebih nyaman, tidak panas seperti pada siang hari.
3. Suasana umumnya lebih santai, tidak sedang sibuk seperti pada jam kerja.
4. Sensus akan lebih identik dengan periode waktu 24 jam dalam pengertian hari,
Dalam SHRI, yang dilaporkan bukan hanya pasien yang masih dirawat namun
2. Jumlah pasien transfer (jumlah pasien yang pindah dari unit/bangsal lain ke
bangsal tersebut dan jumlah pasien yang dipindahkan dari bangsal tersebut ke
bangsal lain).
3. Jumlah pasien yang keluar/pulang dari bangsal tersebut (hidup ataupun mati).
4. Jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari
Dari SHRI kita dapat menghitung angka BOR, LOS, TOI dan BTO yang
akan digunakan dalam grafik Barber Johnson dengan perincian sebagai berikut:
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan ambaran
BOR yang ideal menurut Depkes yaitu antara 60%-85%. BOR dihitung dengan cara
membandingkan jumlah TT yang terpakai (O) dari jumlah TT yang tersedia (A).
Semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang
ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak
pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan. Pada
akhirnya BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kerja tim
medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Dan semakin rendah
nilai BOR maka dengan kata lain jumlah pasien yang dirawat hanya sedikit dan
hal-hal diatas maka perlu adanya suatu nilai ideal yang menyeimbangkan kualitas
medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien dan aspek pendapatan ekonomi bagi
seorang pasien. Indikator ini selain bisa memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Nilai ALOS yang ideal menurut
kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Dari aspek
ekonomis, semakin panjang ALOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
Semakin besar angka TOI, berarti semakin lama saat kosongnya TT. Hal ini
berarti TT tidak produktif. Kondisi ini tidak menguntungkan dari segi ekonomi
rumah sakit. Dan semakin kecil angka TOI berati semakin singkat saat TT
menunggu pasien berikutnya. ini menguntungkan dari segi ekonomi. Tapi sangat
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempa tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Standar ideal BTO menurut Depkes RI yaitu antara 40-50 kali.
kualitas medis.
23
adalah TOI (Turn Over Interval) dan Y – ordinat adalah ALOS (Average Length
Of Stay)
titik (1,1).
Penjelasan :
Keterangan :
selama setahun
L = O x 365/D
= ½ A x 365/D
T = (A – O) x 365/D
= (A – ½ A) x 365/D
= ½ A x 365/D
Jadi, jika O = 50%, maka L sama dengan T. Dengan kata lain grafik
Percentage BOR = 50% adalah garis penghubung antara titik (0,0) dan titik
(1,1).
25
c. Gambar garis BOR = 80% dengan rumus yang sama akan menghasilkan
d. Gambar garis BOR = 90%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan
a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu bentuk garis (12 1/6, 12 1/6)
Keterangan :
Rumus ALOS :
26
L = O x 365/D
L = 12 1/6 hari
D = 30 pasien
Rumus TOI :
T = (A – O) x 365/D
= 12 1/6 hari
D = 30 tahun
b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis
c. Gambar garis BTO = 15 pasien dengan cara yang sama membentuk garis
d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien dengan cara yang sama membentuk garis
Daerah yang efisien dibatasi garis TOI = 1 dan TOI = 3 serta garis BOR 75%.
Pada gambar diatas adalah posisi LOS = 12 dan TOI = 3 dengan BOR = 80%. Titik
Untuk membaca grafik Barber Johnson, lihatlah posisi titik Barber Johnson
terhadap daerah efisien. Apabila titik Barber Johnson terletak di dalam daerah
Sebaliknya, apabila titik Barber Johnson masih berada diluar daerah efisien berarti
analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya
tidak.”
Metode Least Square adalah metode garis linier secara bebas (Free Hand
bergerak (Moving Average methode), dan methode kuadrat terkecil (Least Square
Y = a + bX
Keterangan :
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. Bila
(+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis menurun
Untuk mencari besarnya nilai a dan b, dapat menggunakan rumus dibawah ini :
(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
a=
𝑛Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2
𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
b=
𝑛Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2
KERANGKA KONSEP
1. Penilaian
MAN
1. Menghitung : efisiensi
1. Pasien a. BOR pemanfaatan TT
2. Kualitas petugas b. ALOS berdasarkan
3. Pengetahuan petugas c. TOI grafik Barber
d. BTO Jonhson
MONEY 2. Menghitung 2. Prediksi
1. Anggaran prediksi jumlah kebutuhan TT 3
2. Tarif peayanan Ranap kunjungan pasien (tiga) tahun yang
rawat inap akan datang
METHODE
Prosedur pencatatan
SHRI
MACHINE
Komputer
MATERIAL
31
32
periode waktu, hari perawatan, lama dirawat, jumlah pasien keluar (hidup + mati),
jumlah TT yang teredia. Kemudian pada tahap proses, peneliti menghitung BOR,
ALOS, TOI, dan BTO sesuai rumus dan juga menghitung prediksi jumlah
kunjungan pasien rawat inap. Dari hasil perhitungan, lalu membuat Grafik Barber
Jonshon dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Lalu pada Output,
(tiga) tahun yang akan datang di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
dimaksud retrospektif ini adalah penelitian yang data-datanya diambil atau berasal
dari data yang sudah diolah (data tahun sebelumnya). Dumber data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari instalasi rekam medis Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk di
33
34
Minggu Ke -
No Kegiatan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
1. Penyusunan
Proposal
2. Pengambilan data
awal
3. Perbaikan proposal
4. Seminar proposal
5. Perbaikan proposal
6. Pengambilan data
7. Verifikasi data
8. Analisis data
9. Penyusunan
Laporan penelitian
seluruh ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Sampel Penelitian yaitu data sekunder laporan bulanan pasien rawat inap
Sumber data :
Variabel penelitian terdapat
9 indikator 1. Data rekapitulasi SHRI tahun
2017-2019
1. Observasi
2. Dokumentasi
Pengolahan Data
Variabel Penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi
yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable (Notoadmojo, 202:103).
a. Indikator
yang
memberikan
Indikator
gambaran
Barber
mengenai
Jonhson : Dikelompokk
presentase
naik an menjadi :
maupun Observasi di
a. BOR turunnya lapangan a. Efisien Nominal
(Bed penggunaan b. Tidak
Occupan TT dalam Efisien
cy Rate) jangka
waktu
1 tertentu
sesuai
dengan hari
perawatan
b. Rata-rata
lama
dirawat Dikelompokk
b. ALOS
pasien Observasi di an menjadi :
(Average
rawat inap lapangan a. Efisien
Length Of Nominal
berdasarka
Stay) b. Tidak
n dengan
hari Efisien
perawatan
37
c. Rata-rata
penggunaan Dikelompokk
c. TOI tempat tidur Observasi di an menjadi :
(Turn tidak terisi lapangan a. Efisien
Over Nominal
sampai terisi
Interval ke saat terisi b. Tidak
) berikutnya Efisien
d. Frekuensi
penggunaan
tempat tidur Dikelompokk
d. BTO yang berarti Observasi di an menjadi :
(Bed beberapa lapangan Nominal
a. Efisien
Turn kali dalam
b. Tidak
Over) satu satuan
Efisien
waktu
tertentu
Dikelompokk
an menjadi 2
(dua)
kategori,
Indikator untuk yaitu :
mengukur
Grafik efisiensi a. Efisien, jika
Observasi di berada di
3. Barber penggunaan Nominal
lapangan daerah
Johnson tempat tidur
dalam bentuk efisien
grafik b.Tidak
efisien, jika
berada di
luar daerah
efisien
38
Banyaknya
pasien yang
Sebagai salah
keluar rumah
Jumlah satu data
sakit baik daam
pasien untuk
keadaan hidup Observasi di
4. keluar perhitungan Nominal
maupun mati lapangan
(hidup + indikator
yang telah
mati) Barber
mendapatkan
Johnson
perawatan di
rumah sakit
Jumlah hari
Sebagai salah
efektif dalam
satu data
pada ruang
untuk
Periode rawat inap di Observasi di
5 perhitungan Nominal
Waktu (t) Rumah Sakit lapangan
indikator
Tingkat III
Barber
Brawijaya
Johnson
Surabaya
Sebagai salah
Banyaknya satu data
Hari beban merawat untuk
Observasi di
6. Perawatan pasien dalam perhitungan Nominal
lapangan
(HP) jangka waktu indikator
tertentu Barber
Johnson
7.
Lamanya Sebagai salah
seorang pasien satu data
Lama dirawat pada untuk
Observasi di
Dirawat satu episode perhitungan Nominal
lapangan
(LD) perawatan indikator
(selama 24 Barber
jam) Johnson
Perkiraan
banyaknya Menghitung
kebutuhan menggunaka Jumlah
Prediksi tempat tidur n metode kebutuhan
9 kebutuhan berdasarakn least square: TT 3 (tiga) Rasio
TT indikator tahun ke
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Barber Jonhson depan
pada masa
mendatang
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
1. Data Sekunder berupa formulir rekapitulasi sensus harian pasien rawat inap tiap
2. Microsoft Office Excel untuk membuat grafik Barber Johnson untuk melihat
tingkat efisiensi pemanfaatan tempat tidur di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
Metode pengumpulan data dalam hal ini, peneliti menggunakan sumber data
sekunder ialah :
1. Observasi (Pengamatan), yaitu data berupa laporan bulanan pasien rawat inap
menyajikan dari data parameter tersebut berupa grafik Barber Johnson dengan
menggunakan program Microsoft Office Excel, dari grafik ini dapat dilakukan
pengamatan dari data-data sekunder tiap ruang rawat inap Rumah Sakit
rekapitulasi SHRI pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya tahun
menggunakan metode Least Square untuk prediksi jumlah kunjungan pasien rawat
inap. Setelah itu menganalisa hasil perhitungan untuk predksi kebutuhan TT 3 (tiga)
Pada tahun 1951 mulailah disusun organisasi kesehatan yang diberi nama
Kes Kendali mutu dan Kendali Biaya (KMKB) dan membentuk unit-unit Kesehatan
sebagai berikut:
1. Tempat Perawatan Tentara (TPT) terletak di Jl. Spesiman Straat Surabaya (Jl.
1. Tempat Perawatan Tentara (TPT) dipindahkan dari Jl. Spelman Straat Surabaya
2. Tempat Perawatan Keluarga (TPK) dipindahkan dari Jl. Djoko Dolok Surabaya
Distrik Militer (Kodim) 0830. Pada tahun 1969 dibentuk Korem 084/ Baskara Jaya
tanggal 5-5-1969 pada saat itu Kesehatan Kodim 0830 menjadi Detasemen
Kesehatan Korem 084. Tempat perawatan Tentara (TPT) saat itu juga berubah
1. Poliklinik gigi dan poliklinik umum yang berada di Jl.Gubeng Pojok No. 27
Surabaya pindah ke Jl. Tamrin No. 66 Surabaya sehingga Rumah Sakit di Jl.
Surabaya saat itu juga di tingkatan bagian bersalin dan penyakit kandungan dan
Adityawarman Surabaya
44
4. Pada tanggal 10-5-1980 Rumah Sakit Tingkat III 05.06.01 Surabaya dari
1. Pengertian
rumah sakit TNI AD dibawah Denkesyah 05.04.04 Surabaya yang beralamat di Jl.
prajurit, PNS dan keluarganya, melaksanakan dukungan kesehatan bagi satuan yang
melaksanakan latihan, tugas operasi, Pam VVIP atau kegiatan lapangan lainnya,
pembiayaan kesehatan.
Visi :
45
“Visi Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya adalah Mewujudkan Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Menjadi Rumah Sakit Terpercaya Bagi Prajurit, PNS beserta keluarga,
Misi :
Motto :
yang prima.
46
Johnson rawat inap tahun 2017-2019 pada masing-masing tahun dan masing-
Tabel 5. 1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta Jumlah Hari Perawatan
tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun
2017-2019
Bougenville
6 220 218 233 763 692 790
(VIP)
Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Berdasarkan Tabel 5.1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta jumlah
hari perawatan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari 6 ruang rawat inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya jumlah pasien keluar (hidup dan mati)
tertinggi yaitu pada tahun 2019 berjumlah 6.231 pasien, sedangkan jumlah pasien
48
keluar ( hidup dan mati) terendah yaitupada tahun 2018 berjumlah 5.264 pasien.
Dan untuk jumlah hari perawatan tertinggi yaitu pada tahun 2017 berjumlah 17979
hari, sedangkan jumlah hari perawatan terendah yaitu pada tahun 2018 yaitu
Tabel 5. 2 Jumlah Tempat Tidur tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Tempat Tidur
No. Ruang
2017 2018 2019
1. Bougenvile 8 8 8
2. Nusa Indah 25 25 25
3. Dahlia 27 27 27
4. Tulip 23 23 23
5. Anggrek 12 12 12
6. ICU 8 8 8
Sumber : Data TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Berdasarkan Tabel 5.2 jumlah tempat tidur Rumah Sakit Tingkat III
pengurangan TT.
Hasil Perhitungan Nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Tabel 5. 3 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017 sebagai berikut :
BOR ALOS TOI BTO
No Ruang A D HP t O
(%) (hari) (hari) (kali)
3 Nusa Indah 25 1.500 5.631 365 15,43 67,80 3,75 2,00 60,00
Bougenville
6 8 220 763 365 2,09 56,00 3,47 7,40 28,90
(VIP)
Total 103 5.270 18.368 365 50,32 56,06 3,36 3,96 47,08
Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.3 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada
Tahun 2017 ruang Nusa Indah, dan ruang ICU telah memenuhi standar Depkes
Depkes. Belum ada ruangan yang memenuhi ALOS Standar Depkes yaitu 6-9 hari.
Nilai TOI yang tidak memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang Anggrek, ruang Tulip,
ruang Dahlia, dan ruang Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya sudah
memenuhi standar. Dan untuk nilai BTO ruangan yang belum memenuhi Standar
Depkes 40-50 kali yaitu ruangan Bougenville (VIP), ruang Anggrek, ruang ICU
dan ruang Nusa Indah, sedangkan ruangan lainnya sudah memenuhi Standar
Depkes.
50
Tabel 5. 4 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2018 sebagai berikut :
3 Nusa Indah 25 1.387 5.345 365 14,64 68,56 3,85 2,76 55,48
Bougenville
6 8 218 692 365 1,89 32,30 3,17 9,22 27,25
(VIP)
Total 103 5.264 17.237 365 50,21 57,09 3,19 3,71 47,00
Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 5.4 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada
Tahun 2018 ruangan yang memenuhi standar Depkes yaitu sebesar 60%-85% yaitu
ruang Nusa Indah, dan Ruang Dahlia sedangkan ruangan lain belum memenuhi
standar. Untuk Nilai ALOS belum ada ruangan yang memenuhi standar Depkes
yaitu 6-9 hari. Nilai TOI yang tidak memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang
Anggrek, ruang Tulip, dan ruang Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya
sudah memenuhi standar. Dan untuk nilai BTO ruangan yang memenuhi standar
40-50 kali yaitu ruangan Anggrek, Dan Ruang Tulip sedangkan ruangan lainnya
Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2019 sebagai berikut :
3 Nusa Indah 25 1.388 5.068 365 13,88 64,30 3,65 2,92 55,52
Bougenville
6 8 233 790 365 2,16 39,69 3,39 9,14 29,12
(VIP)
Total 103 6.231 17.979 365 49,23 59,06 4,26 3,87 50,81
Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2019
Berdasarkan Tabel 5.5 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada
Tahun 2019 ruangan yang memenuhi standar Depkes yaitu sebesar 60%-85% yaitu
ruang ICU, sedangkan ruangan lain belum memenuhi standar. Nilai ALOS yang
tidak memenuhi standar 3-12 hari yaitu Ruang Anggrek, Ruang Tulip, ruang
Dahlia sedangkan ruangan lain sudah memenuhi standar. Nilai TOI yang tidak
memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang Anggrek, ruang Tulip, dan ruang
untuk nilai BTO ruangan yang memenuhi standar kurang dari 30 kali yaitu ruangan
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada
Tahun 2017-2019 nilai BOR tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar 59%,
sedangkan nilai BOR terendah yaitu pada tahun 2017 sebesar 56%, dan dari ketiga
52
tahun itu tidak ada yang memenuhi standar Depkes yaitu 60%-85%. Nilai ALOS
tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebanyak 4 hari, sedangkan nilai ALOS tahun 2017
dan 2018 sama yaitu sebanyak 3 hari. Nilai TOI dari tahun 2017-2019 sama yaitu
sebanyak 3 hari. Nilai BTO tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebanyak 50 kali,
sedangkan nilai BTO tahun 2017 dan 2018 sama yaitu sebanyak 47 kali.
Tahun 2017-2019
BOR BOR
30 90% 80% BOR
ANGGREK
27 2017
DAERAH EFISIEN
21
BOR NUSA
18 INDAH
BTO 2017
ALOS
15
15
BOR
12 DAHLIA
BTO BOR 2017
9 20 50%
BOR ICU
2017
6
BTO
3 30
BOR
BOUGENVI
0 LLE (VIP)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2017
TOI
Gambar 5. 2 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2017
53
Keterangan :
: Daerah Efisien
tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP)
BOR BOR
30 90% 80% BOR
ANGGREK
27 2018
DAERAH EFISIEN
24 BOR
BOR
70% TULIP
BTO
21 2018
12,5
18
BOR
BTO NUSA
ALOS
15 15 INDAH
2018
12
BOR
BTO BOR DAHLIA
9 20 50% 2018
6
BOR ICU
BTO 2018
3 30
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOI
: Daerah Efisien
54
tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP)
BOR BOR
90% 80%
30
27
DAERAH EFISIEN
24 BOR BOR
BTO 70% ANGGREK
21 12,5 2019
BOR TULIP
2019
18
BTO BOR NUSA
ALOS
15 INDAH 2019
15
BOR DAHLIA
12 2019
BTO BOR
20 BOR ICU
9 50%
2019
BOR
6 BOUGENVILL
BTO
E (VIP) 2019
30
3
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOI
Gambar 5.4 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2019
Keterangan :
: Daerah Efisien
55
ruangan yaitu ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang
dahlia, dan ruang bougenville (VIP) Tahun 2019 berada di luar daerah efisien.
inap, prediksi hari perawatan dan prediksi jumlah kebutuhan TT 3 (tiga) tahun yang
akan datang, maka harus mengetahui laporan rawat inap di Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Surabaya 3 (tiga) tahun yang lalu meliputi jumlah kunjungan pasien
rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019,
Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Tahun 2017-2019, serta
1. Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 3 (tiga) tahun yang akan datang
a. Jumlah kunjungan pasien rawat inap 3 (tiga) tahun, serta menentukan nilai
X dan Y
Berikut ini merupakan analisa kunjungan pasien rawat inap ruangan tulip di
Tabel 5. 6 Analisa Kunjungan Pasien Rawat Inap Ruang Tulip Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Tahun Kunjungan Pasien X XY X2
2018 898 0 0 0
Total 3.125 0 -3 2
(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
𝛼= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2
(3125)(2)−(0)(−3)
𝛼= (3)(2)−(0)2
6250−0
𝛼= 6−0
𝛼 = 1.041,6
𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑏= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2
(3)(−3)−(0)(3125)
𝑏= (3)(2)−(0)2
−9−0
𝑏= 6−0
𝑏 = −1,5
Y = 𝛼 + 𝑏𝑋
Y = 1041,6+(-1,5)(2)
Y = 1.038,6
57
dilakukan diatas dapat diketahui bahwa hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap
di ruang Tulip pada tahun 2020 yaitu sebanyak 1.038 pasien, sedangkan pada tahun
berikutnya dapat menggunakan perhitungan yang sama seperti cara diatas, sehingga
dapat diketahui hasil dari prediksi kunjungan pasien rawat inap untuk 3 (tiga) tahun
yang akan dating. Perhitungan ini juga dapat dilakukan untuk menghitung prediksi
Tabel 5. 7 Hasil Prediksi Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022
Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap tiap ruang
rawat inap Tahun 2020-2022 pada Ruang Anggrek, Ruang Tulip. Ruang ICU, dan
kunjungan pasien rawat inap semakin meningkat. Sedangkan pada ruang Nusa
Indah dan ruang Dahlia Tahun 2020-2022 mengalami penurunan, yang artinya
2. Prediksi Hari Perawatan pada 3 (tiga) tahun yang akan dating yaitu Tahun
2020-2022
a. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 3 (tiga) Tahun yang akan datang
Tabel 5. 8 Analisa Hari Perawatan Ruang Tulip Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Kunjungan X2
Tahun X XY
Pasien
2017 3.707 -1 -3.707 1
2018 3.522 0 0 0
(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
𝛼= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2
(11714)(2)−(0)(−3)
𝛼= (3)(2)−(0)2
22348−0
𝛼= 6−0
𝛼 = 3.904,6
𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑏= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2
(3)(778)−(0)(11714)
𝑏= (3)(2)−(0)2
2334−0
𝑏= 6−0
𝑏 = 389
59
Y = 𝛼 + 𝑏𝑋
Y = 3904,6+(389)(2)
Y = 4.682,2
dilakukan diatas diketahui bahwa hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap di
ruang Tulip pada Tahun 2020 yaitu 4.682 hari, sedangkan pada tahun 2021 dan
2022 dapat menggunakan perhitungan yang sama seperti cara diatas, sehingga dapat
diketahui hasil dari prediksi kunjungan pasien rawat inap untuk 3 (tiga) tahun yang
akan datang. Perhitungan ini juga dapat dilakukan untuk menghitung prediksi
Tabel 5. 9 Hasil Prediksi Hari Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022
Tahun Prediksi Jumlah Hari Perawatan Pasien Rawat Inap tiap ruang
rawat inap Tahun 2020-2022 pada Ruang Tulip, Ruang ICU, dan Ruang
kunjungan pasien rawat inap semakin meningkat. Sedangkan pada ruang Anggrek,
60
ruang Nusa Indah dan ruang Dahlia Tahun 2020-2022 mengalami penurunan, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dari indicator Baarber Johnson yaitu
dengan BOR dengan standar Depkes 60%-85%. Apabila BOR minimal yang akan
dicapai adalah 60% untuk kebutuhan tempat tidur minimal yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut :
𝑂
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
𝐴
4682⁄365
60% = 𝑋 100%
𝐴
13
𝐴= 𝑋 100% = 22 TT
75
kebutuhan TT di Ruang Tulip pada tahun 2020 yaitu 22 TT. Pada tahun selanjutnya
dapat menggunakan perhitungan yang sama, sehingga dapat diketahui hasil dari
prediksi kebutuhan tempat tidur untuk 3 (tiga) tahun yang akan datang. Perhitungan
lainnya.
61
2019 12 23 25 27 8 8
2020 5 22 22 17 14 4
2021 7 25 21 16 15 4
2022 6 26 19 13 19 4
2020-2022 pada ruang tulip, dan ruang ICU mengalami kenaikan, sedangkan pada
jumlah pasien yang akan di rawat inap akan semakin sedikit sehingga pqerlu
5.3 Pembahasan
5.3.1 Analisis Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO serta Gambaran Tingkat
dapat dilihat melalui pelayanan rawat inap suatu rumah sakit. Pelayanan Rawat Inap
dapat dinilai dari pengelolaan data statistik melalui perhitungan BOR, AOS, TOI,
dan BTO. Keempat indikator itu bisa dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan mutu dan efisiensi pelayanan rawat inap di Rumah Sakit tersebut.
karena sesuai dengan data yang didapatkan dari rumah sakit sehingga untuk peneliti
62
tiap kelasnya.
kunjungan pasien, jumlah pasien keluar (hidup dan mati), periode waktu, jumlah
tempat tidur, serta jumlah hari perawatan. Berdasarkan hasil dari pengambilan data
dan perhitungan data ada beberapa ruangan yang belum memenuhi standar depkes,
yaitu BOR 60%-80%, ALOS 6-9 hari, TOI = 1-3 hari, dan BTO = 40-50 kali.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO ruang rawat inap
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya tahun 2017-2019 masih ada yang
ALOS, TOI, dan BTO dari hasil rekapitulasi SHRI tahun 2017-2019, diketahui
bahwa masih ada beberapa ruangan yang belum mencapai Standar Depkes RI
(2005), Untuk Nilai BOR yang sesuai Standar Depkes yaitu 60-85%.
dan kebutuhan TT tidak linier. Pada tabel hasil prediksi kunjungan pasien rawat
inap yang bertambah yaitu pada ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, ruang dan
ruang bougenville (VIP), sedangkan pada tabel hasil prediksi hari perawatan yang
63
bertambah yaitu pada ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, dan ruang bougenville
(VIP) sedangkan pada tabel hasil prediksi kebutuhan TT yang naik dan konstan
Pada ruang nusa indah, dan ruang dahlia prediksi jumlah hari perawatan
mengalami penurunan, pada ruang anggrek, ruang nusa indah, ruang ruang dahlia,
dan ruang bougenvile (VIP) kebutuhan TT mengalami penurunan. Pada ruang nusa
indah, dan ruang dahlia prediksi kunjungan pasien rawat inap mengalami
penurunan. Dilihat dari perbandingan data jumlah kunjungan pasien rawat inap,
jumlah hari perawatan pasien rawat inap, dan jumlah TT merupakan hal yang
disebabkan dari hasil prediksi hari perawatannya yang bertambah. Sedangkan hasil
prediksi hari perawatan yang bertambah bukan karena prediksi kunjungan pasien
yang bertambah melainkan ditunjukan oleh derajat keparahan dari suatu penyakit
2012).
jumlah TT. Jika jumlah TT yang tersedia melebihi kebutuhan, maka TT tersebut
tidak terpakai. Hal itu akan mengakibatkan pemborosan biaya, bila tidak digunakan.
1. Jika jumlah tempat tidur kurang dan jumlah pasien bertambah pada tahun
berikutnya sebaiknya tempat tidur ditambah, tetapi pada saat pasien berkurang
maka sebaiknya jumlah tempat tidur ikurangi atau tetap sesuai dengan
sebelumnya.
2. Realokasi tempat tidur sesuai dengan kebutuhan
3. Pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan
standar pelayanan minimal
inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya. Jadi diharapkan pemanfaatan
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO di Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019, belum ada ruangan yang
memiliki nilai BOR yang ideal sesuai dengan standar Depkes yaitu 60%-85%
2. Identifiksi nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya tertinggi yaitu pada Tahun 2019 yang memiliki nilai BOR 59%, nilai
ALOS 4 hari, nilai TOI hari, dan nilai BTO 49 kali. Sedangkan nilai BOR,
ALOS, TOI, dan BTO yang terendah yaitu pada tahun 2017 yang memiliki nilai
BOR 56%, nilai ALOS hari, nilai TOI 3 hari, dan nilai BTO 47 kali.
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya, pada tahun 2017 dari titik pertemuan 4
daerah efisien. Pada tahun 2015, dari titik pertemuan dari 4 (empat) indikator
Pada tahun 2019 dari titik pertemuan 4 (emat) indikator Barber Johnson masing-
jumlah hari perawatan, dan jumlah kebutuhan TT untuk 3 (tiga) tahun yang akan
65
66
a. Hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap tahun 2020-2022 ruangan yang
mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang anggrek, ruang tulip, ruang
b. Hasil prediksi hari perawatan tahun 2020-2022 yang mengalami kenaikan setiap
tahunnya ruangan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang tulip,
ruang ICU, dan ruang bougenville (VIP). Sedangkan ruangan yang mengalami
penurunan yaitu ruang anggrek, ruang nusa indah, dan ruang dahlia.
tahunnya ruangan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang tulip,
dan ruang ICU. Sedangkan ruangan yang mengalami penurunan yaitu ruang
anggrek, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP).
6.2 Saran
1. Rumah sakit perlu melengkapi analisis indikator Barber Johnson BOR, ALOS,
TOI, dan BTO dengan membuat grafik Barber Johnson dan melakukan evaluasi
serta memonitor secara berkala dalam pelayanan rawat inap agar dapat
tertentu.
3. Dari hasil perhitungan ini, maka pihak Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
TOI bisa dilakukan dengan cara memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah
ada. Dengan meningkatkan nilai parameter BTO bisa dilakukan dengan cara
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2017
70
Lampiran 2
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2018
71
Lampiran 3
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2019
72
Lampiran 4
Lembar Konsultasi
73
74
Lampiran 5
Surat balasan pengambilan data awal
75
Lampiran 6
Surat balasan ijin penelitian