Anda di halaman 1dari 95

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN

INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI


RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAYASAN RS. Dr.SOETOMO
SURABAYA 2020
PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN
INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAYASAN RS. Dr.SOETOMO
SURABAYA 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN


INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA

Telah layak untuk diujikan sebagai persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan

Oleh :
Jessica Maulidya Wisudaningrum
NIM. 201711020

Disetujui pada tanggal : 20 Juni 2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN


INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Telah diuji pada tanggal : 23 Juni 2020

Dosen Pembimbing/Penguji 1,

Widi Astuti, drg., M.Kes

iii
PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN
INDIKATOR GRAFIK BARBER JOHNSON PADA TAHUN 2020-2022 DI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA SURABAYA

Jessica Maulidya Wisudaningrum, Widi Astuti, Rachmad Djamaludin, Denis


Setya Huda Pratama

ABSTRAK

Pelayanan rekam medis merupakan bagian dari program pengendalian mutu


rumah sakit, untuk itu harus ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan
dan menanggulangi masalah yang timbul. Salah satu yang menjadi pusat perhatian
penilaian dari rumah sakit diantaranya adalah pelayanan rawat inap. Dan salah satu
penilaian dari pelayanan rawat inap yaitu efesiensinya kebutuhan tempat tidur yang
ada pada tiap ruangan rawat inap.
Bertambahnya pasien yang di rawat di ruang rawat inap, maka hari
perawatan pun juga bertambah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
kebutuhan tempat tidur 3 (tiga) tahun yang akan datang yaitu tahun 2020-2022 di
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya, dengan menggunakan perhitungan
4 (empat) indikator Barber Johnson. Jenis penelitian yang digunakan untuk
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 4 (empat) indikator Barber
Johnson, yaitu BOR, ALOS, TOI, dan BTO belum sesuai dengan Standar Depkes
yang ada. Pada tahun 2017 BOR sebesar 56%, tahun 2018 BOR sebesar 57%, dan
pada tahun 2019 BOR sebesar 59%.
Jadi dapat disimpulkan ada beberapa ruangan yang mengalami penambahan
atau pengurangan tempat tidur, ini bertujuan untuk meningkatkan keefesiensian
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya guna untuk
meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan yang lebih baik dalam rangka
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat khususnya di lingkungan TNI AD,
dan masyarakat pada umumnya.
Kata kunci : Pelayanaan rekam medis, Indikator Barber Johnson, BOR, Kebutuhan
tempat tidur.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jessica Maulidya Wisudaningrum

NIM : 201711020

Menyatakan dengan sebenarnya dan sungguh-sungguh bahwa Karya Tulis Ilmiah


yang berjudul “Prediksi kebutuhan tempat tidur berdasarkan indikator Grafik
Barber Johnson pada tahun 2020-2022 Di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya” benar-benar merupakan hasil karya sarya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini merupakan hasil jiplakan atau ada pihak yang mengajukan gugatan, maka saya
bersedia menerima seluruh sanksi atau hukuman atas perbuatan itu, termasuk
pembatalan ijazah yang saya peroleh dari STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.
Soetomo Surabaya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.

Surabaya, 23 Juni 2020


Yang membuat pernyataan,

Jessica Maulidya Wisudaningrum

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberi nikmat, rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Prediksi kebutuhan tempat tidur

berdasarkan indikator Grafik Barber Johnson pada tahun 2020-2022 Di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya”

Atas tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Fatchur Rohman, dr., SP. KFR-K selaku ketua STIKES Yayasan Rumah Sakit

Dr. Soetomo Surabaya.

2. H. Soehardjono, S.KM selaku Wakil Ketua Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan

3. Widi Astuti, drg., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

penulisan Karya Tulis Ilmiah hingga selesai

4. Letnan Kolonel Ckm dr. Raden Indra, Sp. An.,M.Kes selaku Pimpinan direktur

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

5. Mayor Ckm Gunawan Bagus Handoko, A. Md Selaku Kepala Instalasi Rekam

Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

6. Titin Wahyuni, S.KG., M.Kes. selaku Kaprodi D3 Rekam Medis STIKES

Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.

7. Sulistiyoadi, Drs., MM selaku ketua koordinator Karya Tulis Ilmiah STIKES

Yayasan Rumah Sakit Dr. Setomo Surabaya

v
8. Rachmad Djamaludin, SH.,M.Hum selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah

9. Denis Setya Huda Pratama, A. Md.RMIK selaku pembimbing lapangan Instalasi

Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

10. Orang tua saya yang sangat saya cintai yaitu ayah saya Joko Sutrisno S. ST (alm)

dan ibu saya Dyah Wahyu Kartikaningtyas, serta kedua adik saya yaitu Favian

Maulana Raisa dan Ardelia Bryna Apsari

11. Teman-teman seperjuangan di STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo

yang mensupport saya

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan

guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surabaya, 23 Juni 2020


Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ..................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Penyebab Masalah .......................................................... 6
1.3. Batasan Masalah ................................................................................ 7
1.4. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 10
2.1 Rumah Sakit ...................................................................................... 10
2.2 Rekam Medis .................................................................................... 11
2.3 Rawat Inap ........................................................................................ 14
2.4 Statistik ............................................................................................. 16
2.5 Grafik Barber Johnson ..................................................................... 17
2.6 Analisis Regresi Linier ..................................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 31
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 31
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ...................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 33
4.1 Jenis dan rancangan penelitian.......................................................... 33
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 33
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 35

vii
4.4 Kerangka Operasional ...................................................................... 35
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 36
4.6 Instrumen Penelitian ......................................................................... 39
4.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 39
4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data ................................................ 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 33
5.1 Profil Rumah Sakit............................................................................ 33
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 47
5.3 Pembahasan....................................................................................... 61
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 65
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 65
6.2 Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. 1 Indikator Pemakaian TT Menurut Standar Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI) .................................................................... 3
1. 2 Data Jumlah Pasien Lama dan Baru Tahun 2017-2019 ................................. 4
1. 3 Data TT di Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019 .......................................... 4
1. 4 Efisiensi Pemanfaatan TT Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019 .................. 5
4. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................................... 34
4. 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................... 36
5. 1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta Jumlah Hari Perawatan
tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Tahun 2017-2019 ......................................................................................... 47
5. 2 Jumlah Tempat Tidur tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ........................................................ 48
5. 3 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017 ..................................... 49
5. 4 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2018 ..................................... 50
5. 5 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2019 ..................................... 51
5. 6 Analisa Kunjungan Pasien Rawat Inap Ruang Tulip Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ..................................... 56
5. 7 Hasil Prediksi Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
III Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022 ................................................... 57
5. 8 Analisa Hari Perawatan Ruang Tulip Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 ........................................................ 58
5. 9 Hasil Prediksi Hari Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022 ........................................................ 59
5. 10 Hasil Prediksi Kebutuhan TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2020-2022 ......................................................................... 61

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. 1 Identifikasi Penyebab Masalah ........................................................................ 6
2. 1 Grafik Sumbu X dan Y .................................................................................. 23
2. 2 Grafik BOR .................................................................................................... 25
2. 3 Grafik BTO .................................................................................................... 27
2. 4 Grafik Barber Johnson................................................................................... 28
3. 1 Kerangka Konseptual ..................................................................................... 31
4. 1 Kerangka Operasional .................................................................................... 35
5. 1 Struktur Organisasi Tingkat III Brawijaya Surabaya ..................................... 47
5. 2 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijay Surabaya
Tahun 2017 .................................................................................................... 52
5. 3 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
Tahun 2017 .................................................................................................... 53

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017 ..................................................................... 69
2. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2018 ..................................................................... 70
3. Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2019 ..................................................................... 71
4. Surat balasan pengambilan data awal ............................................................... 72
5. Surat balasan ijin penelitian ............................................................................. 74
6. Lembar Konsultasi ...................................................................................... ….74

xii
DAFTAR SINGKATAN

AD : Angkatan Darat
ALOS : Average Leghth Of Stay
BOR : Bed Occupancy Rate
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BTO : Bed Turn Over
Denkesyah : Detasemen Kesehatan Wilayah
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kesdam : Kesehatan Daerah Militer
KMKB : Kendali Mutu dan Kendali Biaya
Kodim : Komando Distrik Militer

Korem : Komando Resor Militer


Permenkes RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
PAM : Pasukan Keamanan
Pangdam : Panglima Kodam
PNS : Pegawai Negeri Sipil
RSHRI : Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap
SHRI : Sensus Harian Rawat Inap
TBC : Tuberculosis
TNI : Tentara Nasional Indonesia
TPK : Tempat Perawatan Keluarga

TPT : Tempat Perawatan Tentara

TOI : Turn Over Interval


TT : Tempat tidur
VVIP : Very Very Important Person
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) nomor 44 Tahun

2009 Pasal 1 ayat 1 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa: “Rumah Sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.”. Agar rumah sakit dapat

memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu, maka penyelenggaraan

Rekam Medis adalah salah satu penunjang dan pendukung yang diperlukan oleh

Rumah Sakit.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 pada Pasal 1 tentang Rekam Medis

menyatakan bahwa: “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.”. Rekam Medis merupakan

bukti tertulis yang berisikan mengenai catatan medis tentang tindakan pelayanan

yang diberikan tenaga medis kepada pasien.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes

RI) No. 377/Menkes/PER/III/2007 tentang Standar Profesi Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan dinyatakan bahwa: “Salah satu kompetensi Perekam Medis

yaitu Statistik kesehatan dengan deskripsi kompetensi Perekam medis mampu

menggunakan statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan

1
2

(forecasting) yang bermutu sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan

di bidang pelayanan kesehatan. Maka dari itu , guna menunjang terselenggaranya

pelayanan kesehatan yang lebih optimal, setiap rumah sakit diwajibkan memiliki

statistik yang up to date.

Pelayanan rekam medis merupakan bagian dari program pengendalian mutu

rumah sakit, untuk itu harus ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan

dan menanggulangi masalah yang timbul. Pelayanan rekam medis yang baik dan

bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Salah satu yang

menjadi pusat perhatian penilaian dari rumah sakit salah satunya adalah pelayanan

rawat inap. Maka dari itu, pengelolaan penggunaan tempat tidur (TT) pasien

membutuhkan perhatian dari manajer rumah sakit.

Menurut Hatta (2013:215), kata statistik dapat diartikan dalam berbagai

macam arti, salah satunya adalah “angka”. Angka dapat diambil dari laporan,

penelitian, atau sumber catatan medik. Statistik rumah sakit merupakan tindak

lanjut kegiatan pelaporan dari masing-masing kegiatan pelayanan yang telah

diberikan oleh rumah sakit. Statistik kesehatan digunakan sebagai tolak ukur

kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit juga dapat digunakan sebagai

pembanding pelayanan yang lalu dan sekarang. Statistik digunakan untuk

menghitung berbagai indikator grafik Barber Johnson antara ain BOR (Bed

Occupancy Rate), ALOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan

BTO (Bed Turn Over).


3

Menurut Sudra (2010), Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang

dapat dengan jelas menganalisa dan sekaligus menyajikan efisiensi penggunaan

tempat tidur baik dari segi mutu medis maupun ekonomis.

Indikator Standar Depkes

BOR 60-85 %

ALOS 6-9 hari

TOI 1-3 hari

BTO 40-50 kali

Sumber : Depkes RI, 2005.

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) V

Surabaya merupakan Rumah Sakit TNI AD Tipe C dibawah Detasemen Kesehatan

Wilayah (Denkesyah) 05.04.04 Surabaya. Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

mempunyai tugas dalam menyelenggarakan pelayananan kesehatan dan dukungan

kesehatan di wilayah Komando Resor Militer (Korem) 084/Baskara Jaya dengan

tugas dan kewajiban melaksanakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

kesehatan prajurit, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya, melaksanakan

dukungan kesehatan bagi satuan yang melaksanakan latihan, tugas operasi, Petugas

Keamanan (PAM) VVIP atau kegiatan lapangan lainnya. Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya juga melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya memiliki beberapa klasifikasi

kelas rawat inap, yaitu kelas I, Kelas II, Kelas III, VIP, VVIP, Isolasi, dan
4

Observasi. Menurut data awal yang telah didapatkan, 4 (empat) parameter indikator

grafik Barber Johnson yaitu BOR, ALOS, TOI, dan BTO masih dibawah standar

yang telah ditetapkan oleh Depkes.

Berikut ini adalah data sekunder laporan tahunan yang didapatkan dari

laporan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) :

Tabel 1. 1 Data Jumlah Pasien Lama dan Baru Tahun 2017-2019

No Tahun Jumlah Pasien Lama dan Baru di ruang rawat inap

1 2017 4.863

2 2018 4.870

3 2019 5.308

Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pasien dari tahun 2017-2019

meningkat tiap tahunnya. Tahun 2017 sebanyak 4863 pasien, lalu pada tahun 2018

sebanyak 4870 pasien, dan pada tahun 2019 sebanyak 5308 pasien.

Tabel 1. 2 Data TT di Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019


Jumlah TT

Tahun Total
OBSER
VVIP VIP KELAS I KELAS II KELAS III
VASI

2017 2 6 20 38 29 8 103

2018 2 6 20 38 29 8 103

2019 2 6 20 38 29 8 103

Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

Pada Tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa jumlah TT di ruang rawat inap

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada tahun 2017 - 2019 sebanyak 103
5

buah. Efisiensi pemanfaatan TT ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. 3 Efisiensi Pemanfaatan TT Ruang Rawat Inap Tahun 2017-2019


BOR ALOS TOI BTO
Tahun
(%) (Hari) (Hari) (Kali)

2017 56 3 3 47

2018 57 3 3 47

2019 59 4 3 50

Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

Pada Tabel 1.4 dapat disimpulkan bahwa indikator efisiensi pemanfaatan

TT ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada tahun

2017-2019 yaitu nilai BOR tahun 2017-2019, ALOS 2017-2019 belum sesuai

dengan Standar Depkes. Sedangkan TOI 2017-2019, BTO 2017-2019 sudah sesuai

dengan Standar Depkes. Dari nilai indikator efisiensi pemanfaatan TT tahun 2017-

2019 yang masih dibawah Depkes, peneliti ingin melakukan analisis grafik Barber

Johnson sebagai indikator penggunaan dan perencanaan TT di Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya 3 (tiga) tahun kedepan yaitu untuk tahun 2020-

2022, sehingga diharapkan dapat membantu pihak Manajemen Rumah Sakit dalam

perencanaan kebutuhan TT berdasarkan indikator grafik Barber Johnson sebagai

upaya pengembangan dan peningkatan mutu Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya.
6

1.2. Identifikasi Penyebab Masalah

MAN

1. Pasien
2. Kualitas petugas
3. Pengetahuan
]\\ petugas

MONEY
1. Anggaran
2. Tarif Pelayanan
Ranap

METHODE Belum efisiennya Nilai BOR


Prosedur pencatatan rata-rata tahun 2017-2019
SHRI mencapai 57,33% dan nilai
ALOS rata-rata 3,33 hari

MACHINE
Komputer

MATERIAL

1. Periode waktu
2. Hari perawatan
3. Lama dirawat
4. \
Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
5. Jumlah TT yang
tersedia

Gambar 1. 1 Identifikasi Penyebab Masalah


7

Dari data tersebut, kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkan

belum efisiensinya nilai BOR dan ALOS sesuai standar Depkes, yaitu :

1. Man, yaitu banyaknya pasien mempengaruhi tingkat efesiensi indikator rawat

inap, kualitas petugas dan pengetahuan petugas akan pentingnya pembuatan

statistik yang up to date.

2. Money, yaitu kurang tersedianya anggaran untuk pemeliharaan komputer, serta

kebutuhan rekam medis lainnya yang berkaitan dengan statistik

3. Methode, yaitu kurang sosialisasinya mengenai pencatatan SHRI

4. Machine, yaitu komputer yang error akan mempengaruhi proses pengolahan

data

5. Material, yaitu periode waktu, hari perawatan, lama dirawat, jumlah pasien

keluar (hidup + mati), jumlah TT yang tersedia.

Berdasarkan Gambar 1.1 Identifikasi penyebab utama yang diidentifikasi

adalah belum efisiennya nilai BOR rata-rata tahun 2017-2019 mencapai 57,33%

dan nilai ALOS rata-rata 3,33 hari

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah terhadap permasalahan yang

dihadapi sehingga pembahasan tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan yang

dicapai, maka ditetapkan batasan masalah yaitu mengetahui data BOR, ALOS, TOI,

dan BTO pada tahun 2017-2019 untuk menilai efisiensi pemanfaatan TT dan

sebagai indikator perencanaan kebutuhan TT untuk 3 (tiga) tahun yang akan

mendatang
8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah

yang diangkat adalah : “Bagaimana prediksi kebutuhan TT berdasarkan indikator

grafik Barber Johnson pada Tahun 2020-2022 di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya?”

1.5. Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis prediksi kebutuhan TT berdasarkan perhitungan

indikator Barber Johnson pada Tahun 2020-2022 di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya

1.5.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO di Rumah

Sakit Tigkat III Brawijaya Surabaya

2. Untuk menghitung BOR, ALOS, BTO, TOI ruang rawat inap di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

3. Untuk menganalisis grafik Barber Jonhson ruang rawat inap di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

4. Untuk menghitung prediksi jumlah kunjungan pasien rawat inap dan

prediksi kebutuhan TT pada ruangan rawat inap untuk 3 (tiga) tahun

yang akan datang


9

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Bagi Peneliti

1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam menelitI

suatu masalah

2 Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir Pendidikan

program studi (D-III) Rekam Medis STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.

Soetomo Surabaya

1.6.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit

1. Sebagai masukan yang positif untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Rawat Inap

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan perencanaan

kebutuhan TT di ruang rawat inap

3. Sebagai bahan evaluasi bagi Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

mengenai pelayanan rawat inap

1.6.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

1. Menambah referensi sebagai tambahan informasi mengenai rekam medis

2. Sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa:

“Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), pencegahan

penyakit (preventif), dan penyembuhan penyakit (kuratif) kepada masyarakat.

Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

pelatian medik.”

Berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1

tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.”

Dari dua pengertian mengenai rumah sakit diatas, dapat disimpulkan bahwa

rumah sakit adalah tempat / institusi pelayanannpemberi fasilitas kesehatan kepada

masyarakat yag berguna untuk pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan

derajat masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan

10
11

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi dan terpadu dengan

peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Tugas rumah sakit

umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna

danberhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan nda pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta

pelaksanaan upaya rujukan. Untuk menjalankan tugasnya, Rumah Sakit

mempunyai beberapa fungsi.

Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 pasal 5 tentang fungsi

rumah sakit, fungsi rumah sakit yaitu :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka penngkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan tentang
kesehatan
2.2 Rekam Medis

2.2.1 Pengertian Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) Nomor 269 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1 tentang rekam medis, menyatakan

bahwa: “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
12

telah diberikan kepada pasien. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, rekam

medis menjadi hal yang sangat

penting karena merupakan sumber utama data pasien yang menjadi acuan dalam

setiap pelayanan kesehatan.”

2.2.2 Tujuan Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:13), Tujuan rekam medis adalah menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis

yang baik dan benar, tidak akan tercapai tata tertib administrasi rumah sakit

sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu

faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2.2.3 Manfaat dan Kegunaan Rekam Medis

Berdasarkan Depkes RI Tahun 2006 pasal 13, menyatakan bahwa kegiatan

rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujaun
pelayanan kesehatan
2. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hokum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hokum atas dasar
keadilan, dalam rangka menegakkan hokum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan
13

4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
keuangan
5. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena berisi
mengenai catatan yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai Pendidikan karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis
dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pengajaran di bidang profesi pemakai.
7. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
Kegunaan Rekam Medis secara umum adalah :

a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil

bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit

dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien

e. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan Pendidikan

dan penelitian

f. Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter serta

tenaga kesehatan lainnya

g. Sebagai dasar didalam penghitungan biaya pembayaran pelayanan medik


14

h. Sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan

2.3 Rawat Inap

2.3.1 Pengertian Rawat Inap

Menurut Patria Jati (2009), Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah

sakit dimana penderita tinggal mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan

dari pelaksanaan pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksanaan pelayanan

kesehatan lain.

2.3.2 Indikator Statistik Rawat Inap

Data yang diolah di Unit Rawat Inap disesuaikan dengan kebutuhan dan

informasi oleh manajemen maupun kebutuhan laporan ke instansi diatasnya

(Depkes RI), misalnya:

1. Data Kunjungan Pasien;

2. Data Rujukan;

3. Data Pembayaran;

4. Data Tindakan Pasien.

Data diatas diperoleh dari pencatatan yang ada di ruang rawat inap seperti :

1. Sensus Harian Rawat Inap

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) adalah kegiatan perhitungan

pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat ianp.

Kegunaanya yaitu:

a. Mengetahui jumlah pasien masuk, jumlah pasien keluar (hidup+mati)

b. Mengetahui tingkat penggunaan TT


15

c. Menghitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan Kesehatan

2. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap

Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap (RSHRI) yaitu formulir

yang digunakan pasien untuk menghitung dan merekap pasien rawat inap

setiap hari yang diterima dari masing-masing bangsal rawat inap.

Kegunaanya antara lain :

a. Mengetahui jumlah pasien di rawat pada hari yang bersangkutan

b. Mengetahui tingkat penggunaan TT

c. Merupakan data dasar mengeahui pasien dirawat pada hari yang

bersangkutan yang harus dikirim kepada Manajemen Rumah Sakit di

bidang perawatan dan unit lain yang membutuhkan.

3. Rekapitulasi Bulanan Rawat Inap

Rekapitulasi Bulanan Rawat Inap yaitu formulir yang digunakan

pasien untuk menghitung dan merekap pasien rawat inap selama sebulan

yang diterima dari masing-masing bangsal rawat inap. Kegunaanya antara

lain :

a. Mengetahui jumlah pasien dirawat selama periode satu bulan dan satu

triwulan

b. Mengetahui tingkat penggunaan TT selama periode bulanan dan

triwulanan

c. Merupakan data dasar mengenai pasien rawat inap yang perlu

dilaporkan
16

4. Laporan Triwulan

Laporan Triwulan digunakan untuk mengetahui pelayanan unit

rawat inap, maka data diolah dalam bentuk pemantauan bulanan, triwulan,

bahkan tahunan sesuai dengan kebutuhan Manajemen Rumah Sakit

maupun pelaporan kepada Dinas Kesehatan.

2.4 Statistik

2.4.1 Pengertian Statistik

Statistik berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti kata state (Bahasa

Inggris) atau staat (Bahasa Belanda) yang artinya adalah negara. Menurut Hatta

(2013:215), menyatakan bahwa: “Statistika adalah gambaran suatu keadaan yang

dituangkan dalam angka. Angka dapat diambil dari laporan, penelitian, atau sumber

catatan medik.”

2.4.2 Statistik Kesehatan

Menurut Budiarto (2001), menyatakan bahwa: “Statistika kesehatan adalah

data atau informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan.nstatistika kesehatan

sangat bermanfaat untuk kepentngan administratif, seperti merencanakan program

pelayanan kesehatan, menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan

melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu (time

series).”

Statisika kesehatan adalah ilmu terapan dari statistik yang membahas

masalah-masalah yang ada di dalam bidang kesehatan. Statistika kesehatan ini

membutuhkan data yang menjurus pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian


17

program kesehatan. Salah satu contohnya adalah Statistika Rumah Sakit (jumlah

pasien, periode waktu, lama dirawat, hari perawatan, dan lain-lain).

2.4.3 Fungsi dan Peranan Statistika

Menurut Prof. Dr. Sugiyono, (2011:20), menyebutkan di dalam bukunya yang

berjudul “Statistik Untuk Penelitian”, bahwa ada beberapa peranan statistik dalam

suatu penelitian, yaitu:

1. Alat untuk menghigung besarnya anggota samel yang diambil dari


suatu populasi. Dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan lebih
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Alat untuk menguji vaiditas dan reabilitas instrumen sebelum instrumen
digunakan untuk penelitian, maka harus diuji validitas dan reabilitasnya
terlebih dahulu
3. Teknik-teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif.
Teknik-teknik penyajian data ini antara lain: tabel, grafik diagram
lingkaran, dan pictogram.
4. Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang
diajukan. Dalam hal ini statistik yang digunakan antara lain: korelasi,
regresi, T-test, anova, dan lain-lain.
2.5 Grafik Barber Johnson

2.5.1 Pengertian Grafik Barber Johnson

Menurut Rano Indradi Sudra (2010:54), menyatakan bahwa “Pada tahun

1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc

berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan

menilai tingkat efisiensi penggunaan TT untuk bangsal perawatan pasien. Keempat

parameter yang dipadukan tersebut yaitu BOR, ALOS, TOI dan BTO. Perpaduan

keempat parameter tersebut lalu diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya

dikenal sebagai grafik Barber-Johnson (BJ).”


18

2.5.2 Manfaat Grafik Barber Johnson


Menurut Ery Rustiyanto (2010), Grafik Barber Johnson bisa dimanfaatkan untuk:

1. Sebagai alat bantu perbandingan


Membandingkan perkembangan pelayanankesehatan rumah sakit dari tahun
ke tahun yang dapat dilihat dari BOR, ALOS, TOI, BTO, dan bidang
efisiensi.
2. Sebagai alat bantu untuk menganalisa
a. Mengetahui dengan cepat efisiensi suatu fasilitas kesehatan dengan
melihat posisinya terhadap bidang (daerah) efisiensi, yaitu BOR 75%, TOI
minimal 1 hari dan maksimal 3 hari.
b. Membandingkan efisiensi suatu rumah sakit (fasilitas kesehatan yang satu
dengan yang lain).
3. Sebagai alat bantu menyajikan laporan rumah sakit.
4. Sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

2.5.3 Makna Grafik Barber Johnson

1. Semakin dekat titik/garis percentage bed occupancy dengan sumbu Y, maka

percentage bed occupancy semakin tinggi.

2. Semakin dekat garis throughput dengan perpotongan sumbu X dan Y, maka

menunjukkan bahwa discharges dan deaths per available bed (BTO ) semakin

tinggi jumlahnya.

3. Jika rata-rata turn over interval tetap, tetapi length of stay berkurang, maka

percentage bed occupancy-nya akan menurun (Benjamin dan Perkins, 1961).

4. Apabila turn over interval tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi

yang kurang baik, kurangnya permintaan (demand) akan TT atau kebutuhan TT

darurat (the level and pattern of emergency bed requirements). Turn over

interval yang tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan organisasi,

tanpa mempengaruhi length of stay.

5. Bertambahnya length of stay disebabkan karena kelambanan administrasi

(administrative delays) di rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam


19

memberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling) atau kebijaksanaan

di bidang medis (medical policy).

2.5.4 Indikator yang digunakan untuk membuat Grafik Barber Johnson

Pembuatan grafik Barber Johnson yaitu menggunakan data pada SHRI.

Pada SHRI selain dihitung jumlah pasien yang masih ada dihitung juga jumlah

pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus.

Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah malam (menjelang jam 24.00).

sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapapun asalkan jam sensus yang

dipilih tersebut harus tetap konsisten/tetap dan seragam pada semua unit

pelaksanaan sensus. Kebiasaan penetapan jam pelaksanaan sensus harian

menjelang tengah malam ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :

1. Suasana umumnya lebih tenang, tidak banyak pengunjung/keluarga pasien dan

petugas lainnya.

2. Suasana umumnya lebih nyaman, tidak panas seperti pada siang hari.

3. Suasana umumnya lebih santai, tidak sedang sibuk seperti pada jam kerja.

4. Sensus akan lebih identik dengan periode waktu 24 jam dalam pengertian hari,

tidak memenggal hari

Dalam SHRI, yang dilaporkan bukan hanya pasien yang masih dirawat namun

meliputi Jumlah pasien awal di unit tersebut pada periode sensus.

1. Jumlah pasien baru yang masuk.


20

2. Jumlah pasien transfer (jumlah pasien yang pindah dari unit/bangsal lain ke

bangsal tersebut dan jumlah pasien yang dipindahkan dari bangsal tersebut ke

bangsal lain).

3. Jumlah pasien yang keluar/pulang dari bangsal tersebut (hidup ataupun mati).

4. Jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari

pelaksanaan sensus di bangsal tersebut.

5. Jumlah akhir/sisa pasien yang masih dirawat di unit tersebut.

6. Bayi aru lahir dihitung tersendiri/ terpisah dalam laporan perinatologi.

2.5.5 Indikator Rawat Inap Menurut Barber Johnson

Dari SHRI kita dapat menghitung angka BOR, LOS, TOI dan BTO yang

akan digunakan dalam grafik Barber Johnson dengan perincian sebagai berikut:

1. BOR (Bed Occupancy Rate)

Berdasarkan Depkes RI (2005), BOR merupakan presentase pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan ambaran

mengenai tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan TT rumah sakit. Nilai parameter

BOR yang ideal menurut Depkes yaitu antara 60%-85%. BOR dihitung dengan cara

membandingkan jumlah TT yang terpakai (O) dari jumlah TT yang tersedia (A).

Perbandingan ini ditunjukan dalam bentuk presentase. Jadi rumus untuk

menghitung BOR yaitu:

(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡)


𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
(jumlah TT x jumah hari dalam satu periode)
21

Semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang

ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak

pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan. Pada

akhirnya BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kerja tim

medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Dan semakin rendah

nilai BOR maka dengan kata lain jumlah pasien yang dirawat hanya sedikit dan

menimbulkan kesulitan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Dengan memperhatkan

hal-hal diatas maka perlu adanya suatu nilai ideal yang menyeimbangkan kualitas

medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien dan aspek pendapatan ekonomi bagi

pihak rumah sakit.

2. ALOS (Average Length Of Stay)

Berdasarkan Depkes RI (2005), ALOS merupakan rata-rata lama rawat

seorang pasien. Indikator ini selain bisa memberikan gambaran tingkat efisiensi,

juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Nilai ALOS yang ideal menurut

standar ideal Depkes yaitu 6-9 hari.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡


𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐴𝐿𝑂𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)

Dari aspek medis, semakin panjang ALOS maka menunjukkan kinerja

kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Dari aspek

ekonomis, semakin panjang ALOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya

harus dibayar oleh pasien.


22

3. TOI ( Turn Over Interval)

Berdasarkan Depkes RI (2005), TOI merupakan rata-rata hari dimana

tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini

bisa memberikan gambaran mengenai tingkat efisiensi penggunaan TT. Standar

ideal TOI menurut Depkes yaitu antara 1-3 hari.

(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 ) − 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑇𝑂𝐼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑀𝑎𝑡𝑖)

Semakin besar angka TOI, berarti semakin lama saat kosongnya TT. Hal ini

berarti TT tidak produktif. Kondisi ini tidak menguntungkan dari segi ekonomi

rumah sakit. Dan semakin kecil angka TOI berati semakin singkat saat TT

menunggu pasien berikutnya. ini menguntungkan dari segi ekonomi. Tapi sangat

merugikan bagi pasien karena TT tidak sempat disiapkan secara baik.

4. BTO ( Bed Turn Over)

Berdasarkan Depkes RI (2005), BTO merupakan frekuensi pemakaian

tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempa tidur dipakai dalam satu satuan

waktu tertentu. Standar ideal BTO menurut Depkes RI yaitu antara 40-50 kali.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟(𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑀𝑎𝑡𝑖)


𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐵𝑇𝑂 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇

Semakin tinggi BTO, maka TT semakin sering digunakan bergantian.

Kondisi ini mudah menimbulkan ketidakpuasan pasien, bisa menurunkan kinerja

kualitas medis.
23

2.5.6 Cara Membuat Grafik Barber Johnson

Menurut Soejadi (1996), ketentuan-ketentuan yang harus diingat waktu

membuat grafik Barber Johnson yaitu :

1. Grafik I, Grafik II, Grafik III

Gambar sumbu horizontal X – absis dan sumbu vertical Y – ordinat. X – absis

adalah TOI (Turn Over Interval) dan Y – ordinat adalah ALOS (Average Length

Of Stay)

Gambar 2. 1 Grafik Sumbu X dan Y


24

1. Grafik BOR pada grafik Barber Johnson

a. Grafik percentage BOR = 50%, dengan menghubungkan titik (0,0) dan

titik (1,1).

Penjelasan :

Rumus ALOS (L) : O x 365/D

Rumus TOI (T) : (A – O) x 365/D

Jika Average of Occupied Bed (O) = 50%, maka O = ½ A

Keterangan :

365 : Jumlah hari dalam setahun

O : Rata-rata TT yang terisi (Average Of Occupied Bed)

D : Jumlah pasien yang keluar dalam keadaan hidup maupun meninggal

selama setahun

A : Rata-rata TT yang siap dipakai (Average Of Available Bed)

L = O x 365/D

= ½ A x 365/D

T = (A – O) x 365/D

= (A – ½ A) x 365/D

= ½ A x 365/D

Jadi, jika O = 50%, maka L sama dengan T. Dengan kata lain grafik

Percentage BOR = 50% adalah garis penghubung antara titik (0,0) dan titik

(1,1).
25

Gambar 2. 2 Grafik BOR


b. Gambar garis BOR = 70% dengan rumus yang sama akan menghasilkan

3 L = 7 T dengan titik (0,0) dan titik titik (3,7).

c. Gambar garis BOR = 80% dengan rumus yang sama akan menghasilkan

L = 4 T dengan titik (0,0) dan titik (1,4).

d. Gambar garis BOR = 90%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan

L = 9 T dengan titik (0,0) dan titik (1,9).

2. Garis BTO pada Grafik Barber Johnson

a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu bentuk garis (12 1/6, 12 1/6)

Keterangan :

Rumus ALOS :
26

L = O x 365/D

L = 12 1/6 hari

O = 1 TT, karena throughput adalah banyaknya jumlah pasien yang keluar

per TT selama setahun.

D = 30 pasien

Rumus TOI :

T = (A – O) x 365/D

= 12 1/6 hari

A – O = 1 TT, karena throughput adalah banyaknya jumlah pasien yang

keluar per TT selama setahun.

D = 30 tahun

b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis

dengan titik (18 ¼ , 18 ¼ ).

c. Gambar garis BTO = 15 pasien dengan cara yang sama membentuk garis

dengan titik (24 1/3, 24 1/3).

d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien dengan cara yang sama membentuk garis

dengan titik (29 1/5, 29 1/5).


27

Gambar 2. 3 Grafik BTO


2. Lalu gambarlah keempat parameter grafik Barber Johnson, yaitu:

a. BOR (Bed Occupancy Rate)

b. ALOS (Average Length Of Stay)

c. TOI (Turn Over Interval)

d. BTO (Bed Turn Over)


28

Gambar 2. 4 Grafik Barber Johnson

Daerah yang efisien dibatasi garis TOI = 1 dan TOI = 3 serta garis BOR 75%.

Pada gambar diatas adalah posisi LOS = 12 dan TOI = 3 dengan BOR = 80%. Titik

tersebut berada dalam daerah yang efisien.

2.5.7 Cara Membaca Grafik Barber Johnson

Untuk membaca grafik Barber Johnson, lihatlah posisi titik Barber Johnson

terhadap daerah efisien. Apabila titik Barber Johnson terletak di dalam daerah

efisien berarti penggunaan TT pada periode yang bersangkutan sudah efisien.

Sebaliknya, apabila titik Barber Johnson masih berada diluar daerah efisien berarti

penggunaan TT pada periode tersebut masih belum efisien.


29

2.6 Analisis Regresi Linier

Menurut Sugiyono (2017:260), menyatakan bahwa: “manfaat dari hasil

analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya

variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau

tidak.”

2.6.1. Metode Least Square

Metode Least Square adalah metode garis linier secara bebas (Free Hand

Methode), metode setengah rata-rata (Semi Average Methode), Methode rata-rata

bergerak (Moving Average methode), dan methode kuadrat terkecil (Least Square

Methode).Rumus umum persamaan garis linier, yaitu :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang di prediksikan

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. Bila
(+) arah garis naik, dan bila (-) arah garis menurun

X = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu


30

Untuk mencari besarnya nilai a dan b, dapat menggunakan rumus dibawah ini :

(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
a=
𝑛Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2

𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
b=
𝑛Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2

Dengan syarat Σ𝑋 = 0, dan nilai n sama dengan jumlah data


BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

INPUT PROSES OUTPUT

1. Penilaian
MAN
1. Menghitung : efisiensi
1. Pasien a. BOR pemanfaatan TT
2. Kualitas petugas b. ALOS berdasarkan
3. Pengetahuan petugas c. TOI grafik Barber
d. BTO Jonhson
MONEY 2. Menghitung 2. Prediksi
1. Anggaran prediksi jumlah kebutuhan TT 3
2. Tarif peayanan Ranap kunjungan pasien (tiga) tahun yang
rawat inap akan datang
METHODE
Prosedur pencatatan
SHRI

MACHINE
Komputer

MATERIAL

1. Periode waktu Keterangan :


2. Hari perawatan
= Diteliti
3. Lama dirawat
4. Jumlah pasien
keluar (hidup + = Tidak diteliti
mati)
5. Jumlah TT yang
tersedia

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual

31
32

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, input dalam penelitian ini adalah

periode waktu, hari perawatan, lama dirawat, jumlah pasien keluar (hidup + mati),

jumlah TT yang teredia. Kemudian pada tahap proses, peneliti menghitung BOR,

ALOS, TOI, dan BTO sesuai rumus dan juga menghitung prediksi jumlah

kunjungan pasien rawat inap. Dari hasil perhitungan, lalu membuat Grafik Barber

Jonshon dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Lalu pada Output,

akan muncul gambaran grafik Barber Jonshon, untuk penilaian efisiensi

pemanfaatan TT berdasarkan grafik Barber Jonhson dan Prediksi kebutuhan TT 3

(tiga) tahun yang akan datang di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan rancangan penelitian

4.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitaif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tingkat efisiensi penggunaan TT berdasarkan perhitungan indikator

Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

4.1.2. Rancangan penelitian

Rancangan Penelitian yang digunakan adalah metode retrospektif, yang

dimaksud retrospektif ini adalah penelitian yang data-datanya diambil atau berasal

dari data yang sudah diolah (data tahun sebelumnya). Dumber data yang digunakan

adalah data sekunder yang diperoleh dari instalasi rekam medis Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk di

analisis, dihitung, lalu disajikan dengan menggunakan grafik Barber Johnson.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April Tahun 2020 di

Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya.

33
34

Minggu Ke -

No Kegiatan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

1. Penyusunan
Proposal

2. Pengambilan data
awal

3. Perbaikan proposal

4. Seminar proposal

5. Perbaikan proposal

6. Pengambilan data

7. Verifikasi data

8. Analisis data

9. Penyusunan
Laporan penelitian

10. Seminar KTI

Tabel 4. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian


35

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi Penelitian yaitu data sekunder berupa laporan bulanan pasien di

seluruh ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel Penelitian yaitu data sekunder laporan bulanan pasien rawat inap

di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya (Total Sampling)

4.4 Kerangka Operasional

Data Rekapitulasi SHRI tahun 2017-2019

Melakukan pendekatan kuantitatif

Sumber data :
Variabel penelitian terdapat
9 indikator 1. Data rekapitulasi SHRI tahun
2017-2019

Menyusun instrument penelitian :

1. Observasi
2. Dokumentasi

Pengolahan Data

Penyajian hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 4. 1 Kerangka Operasional


36

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi

Operasional adalah seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa

yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable (Notoadmojo, 202:103).

Tabel 4. 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


No
Penelitian Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur

a. Indikator
yang
memberikan
Indikator
gambaran
Barber
mengenai
Jonhson : Dikelompokk
presentase
naik an menjadi :
maupun Observasi di
a. BOR turunnya lapangan a. Efisien Nominal
(Bed penggunaan b. Tidak
Occupan TT dalam Efisien
cy Rate) jangka
waktu
1 tertentu
sesuai
dengan hari
perawatan

b. Rata-rata
lama
dirawat Dikelompokk
b. ALOS
pasien Observasi di an menjadi :
(Average
rawat inap lapangan a. Efisien
Length Of Nominal
berdasarka
Stay) b. Tidak
n dengan
hari Efisien
perawatan
37

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


No
Penelitian Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur

c. Rata-rata
penggunaan Dikelompokk
c. TOI tempat tidur Observasi di an menjadi :
(Turn tidak terisi lapangan a. Efisien
Over Nominal
sampai terisi
Interval ke saat terisi b. Tidak
) berikutnya Efisien

d. Frekuensi
penggunaan
tempat tidur Dikelompokk
d. BTO yang berarti Observasi di an menjadi :
(Bed beberapa lapangan Nominal
a. Efisien
Turn kali dalam
b. Tidak
Over) satu satuan
Efisien
waktu
tertentu

Banyaknya Sebagai salah


tempat tidur satu data
yang tersedia untuk
Jumlah TT Observasi di
2. dan siap pakai perhitungan Nominal
tersedia lapangan
di suatu indikator
ruangan rawat Barber
inap Johnson

Dikelompokk
an menjadi 2
(dua)
kategori,
Indikator untuk yaitu :
mengukur
Grafik efisiensi a. Efisien, jika
Observasi di berada di
3. Barber penggunaan Nominal
lapangan daerah
Johnson tempat tidur
dalam bentuk efisien
grafik b.Tidak
efisien, jika
berada di
luar daerah
efisien
38

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


No
Penelitian Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur

Banyaknya
pasien yang
Sebagai salah
keluar rumah
Jumlah satu data
sakit baik daam
pasien untuk
keadaan hidup Observasi di
4. keluar perhitungan Nominal
maupun mati lapangan
(hidup + indikator
yang telah
mati) Barber
mendapatkan
Johnson
perawatan di
rumah sakit

Jumlah hari
Sebagai salah
efektif dalam
satu data
pada ruang
untuk
Periode rawat inap di Observasi di
5 perhitungan Nominal
Waktu (t) Rumah Sakit lapangan
indikator
Tingkat III
Barber
Brawijaya
Johnson
Surabaya

Sebagai salah
Banyaknya satu data
Hari beban merawat untuk
Observasi di
6. Perawatan pasien dalam perhitungan Nominal
lapangan
(HP) jangka waktu indikator
tertentu Barber
Johnson

7.
Lamanya Sebagai salah
seorang pasien satu data
Lama dirawat pada untuk
Observasi di
Dirawat satu episode perhitungan Nominal
lapangan
(LD) perawatan indikator
(selama 24 Barber
jam) Johnson

Perkiraan Menghitung Sebagai salah


banyaknya menggunaka
Prediksi satu data
pasien yang n metode
jumlah untuk
mendaatkan least square:
8. kunjungan perhitungan Rasio
perawatan di
pasien indikator
ruang rawat 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
rawat inap Barber
inap pada masa
Johnson
mendatang
39

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


No
Penelitian Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur

Perkiraan
banyaknya Menghitung
kebutuhan menggunaka Jumlah
Prediksi tempat tidur n metode kebutuhan
9 kebutuhan berdasarakn least square: TT 3 (tiga) Rasio
TT indikator tahun ke
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Barber Jonhson depan
pada masa
mendatang

4.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

1. Data Sekunder berupa formulir rekapitulasi sensus harian pasien rawat inap tiap

ruangan (tiap kelas) di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

2. Microsoft Office Excel untuk membuat grafik Barber Johnson untuk melihat

tingkat efisiensi pemanfaatan tempat tidur di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat

III Brawijaya Surabaya

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam hal ini, peneliti menggunakan sumber data

sekunder ialah :

1. Observasi (Pengamatan), yaitu data berupa laporan bulanan pasien rawat inap

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya tahun 2017-2019. Jenis

penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif


40

Setelah dilakukan pemeriksaan nilai 4 (empat) parameter, yaitu BOR,

ALOS, TOI, dan BTO kemudian dilanjutkan dengan menampilkan dan

menyajikan dari data parameter tersebut berupa grafik Barber Johnson dengan

menggunakan program Microsoft Office Excel, dari grafik ini dapat dilakukan

pengamatan dari data-data sekunder tiap ruang rawat inap Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya tahun 2017-2019 dan selanjutnya dilakukan

analisis untuk mengetahui efisiensi penggunaan dan perencanaan TT yaitu

pada tahun 2017-2019.

2. Dokumentasi, pada periode pengumpulan data ini peneliti menggunakan

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya, yaitu data rekapitulasi SHRI tahun 2017-2019.

4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data

4.8.1. Metode Penyajian

Data yang sudah diperoleh peneliti adalah data sekunder laporan

rekapitulasi SHRI pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya tahun

2017-2019 dikelompokkan ke dalam bentuk tabel, lalu dianalisis dan dimasukkan

ke dalam grafik Barber Johnson untuk mendapatkan gambaran prediksi kebutuhan

TT untuk 3 (tiga) tahun yang akan datang.

4.8.2. Analisis Data

Penelitian ini dilakukan analisa secara deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif dan menghitung indikator Barber Johnson menggunakan rumus yang

sudah ditetapkan, sedangkan untuk menentukan tingkat keefesiensian penggunaan

TT yaitu menggunakan grafik Barber Johnson.


41

Cara mengitung data SHRI pada Tahun 2017-2019 yaitu dengan

menggunakan metode Least Square untuk prediksi jumlah kunjungan pasien rawat

inap. Setelah itu menganalisa hasil perhitungan untuk predksi kebutuhan TT 3 (tiga)

tahun yang akan datang yaitu tahun 2020-2022.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Rumah Sakit

5.2.1 Sejarah Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

Pada tahun 1951 mulailah disusun organisasi kesehatan yang diberi nama

Kes Kendali mutu dan Kendali Biaya (KMKB) dan membentuk unit-unit Kesehatan

sebagai berikut:

1. Tempat Perawatan Tentara (TPT) terletak di Jl. Spesiman Straat Surabaya (Jl.

Tamrin No. 66 Surabaya).

2. Tempat Perawatan Keluarga (TPK) terletak dijalan Djoko Dolok Surabaya.

3. Poliklinik Tengah di jalan peregolan No. 6 Surabaya.

4. Poliklinik Utara di jalan Jakarta No. 5 Surabaya Utara.

5. Poliklinik Selatan di jalan Gunung Sari no. 48 Surabaya.

6. Poliklinik Gigi di jalan Ondomohen No. 75 Surabaya.

7. Poliklinik Keluarga di jalan Karang Menjangan Surabaya.

8. Sanatorium TBC di Tretes

Pada tahun 1954 Instansi Kesehatan KMKB mengalami

pemindahan dan penyempurnaan sebagai berikut:

1. Tempat Perawatan Tentara (TPT) dipindahkan dari Jl. Spelman Straat Surabaya

( Jl. Tamrin No. 66 Surabaya) ke Jl. Bali No. 19 Surabaya.


43

2. Tempat Perawatan Keluarga (TPK) dipindahkan dari Jl. Djoko Dolok Surabaya

ke jl. Gubeng Pojok No. 21 Surabaya.

Pada Tahun 1962 Kesehatan KMKB berubah menjadi Kesehatan Komando

Distrik Militer (Kodim) 0830. Pada tahun 1969 dibentuk Korem 084/ Baskara Jaya

berdasarkan Surat Keputusan Pangdam V/ Brawijaya Nomor : 38/II/51969

tanggal 5-5-1969 pada saat itu Kesehatan Kodim 0830 menjadi Detasemen

Kesehatan Korem 084. Tempat perawatan Tentara (TPT) saat itu juga berubah

menjadi Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Korem 084/BJ dan alamat

mengalami pemindahan antara lain :

1. Staf Denkes di Jl. Pregolan Bunder No. 48 Surabaya.

2. Poliklinik Peregolan No. 6 surabaya pindah ke Jl. Gubeng Pojok No. 27

Surabaya jadi satu dengan staf Rumah Sakit 05.06.01 Surabaya

Pada tahun 1974-1977 terjadi perubahan dan pemindahan markas.

1. Poliklinik gigi dan poliklinik umum yang berada di Jl.Gubeng Pojok No. 27

Surabaya pindah ke Jl. Tamrin No. 66 Surabaya sehingga Rumah Sakit di Jl.

Tamrin No. 66 lengkap dengan sarana penunjang.

2. Tempat Perawatan Keluarga disingkat (TPK) di Jl. Gubeng Pojok No. 21

Surabaya saat itu juga di tingkatan bagian bersalin dan penyakit kandungan dan

disebut Rumah Sakit Tingkat III 05.06.01 Surabaya.

3. Poliklinik Gigi di jalan Ondomohen No. 75 Surabaya pindah ke Jl.

Adityawarman Surabaya
44

4. Pada tanggal 10-5-1980 Rumah Sakit Tingkat III 05.06.01 Surabaya dari

Jl. Tamrin No. 66 Surabaya, Poliklinik Selatan, Poliklinik gigi, Jl.

Adityawarman pindah bergabung menjadi satu ke Jl. Kesatrian No. 27

Surabaya dengan nama Rumah Sakit Tingkat III 05.06.01 Surabaya.

5.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

1. Pengertian

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Kesdam V / Brawijaya merupakan

rumah sakit TNI AD dibawah Denkesyah 05.04.04 Surabaya yang beralamat di Jl.

Kasatrian No. 17 Sawunggaling Wonokromo Surabaya. Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya mempunyai tugas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan

dukungan kesehatan di wilayah Korem 084/Baskara Jaya dengan tugas dan

kewajiban melaksanakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan

prajurit, PNS dan keluarganya, melaksanakan dukungan kesehatan bagi satuan yang

melaksanakan latihan, tugas operasi, Pam VVIP atau kegiatan lapangan lainnya,

Rumkit Tingkat III Brawijaya Surabaya sebagai instansi kesehatan juga

melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Rumkit Tingkat III

Brawijaya bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebagai badan penjaminan

pembiayaan kesehatan.

2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Visi :
45

“Visi Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya adalah Mewujudkan Rumah Sakit Tingkat

III Brawijaya Menjadi Rumah Sakit Terpercaya Bagi Prajurit, PNS beserta keluarga,

dan Masyarakat Umum”.

Misi :

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya mempunyai misi sebagai berikut:

a) Menyelenggarakan pengobatan dan perawatan kesehatan bermutu.

b) Mengembangkan profesionalitas Sumber Daya Manusia.

c) Menciptakan suasan nyaman berazazkan kekeluargaan.

d) Peduli terhadap pengguna jasa pelayanan dan lingkungan

Motto :

“Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun”.

3. Tujuan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.

Adapun tujuan didirikannya Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya, adalah :

a) Meningkatkan derajat kesehatan prajurit dan keluarganya dalam rangka

mendukung tugas pokok komando.

b) Meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada masyarakat

umum di wilaayah Surabaya. Meningkatkan kemampuan rumah sakit secara

terencana dan berkesinambungan dalam upaya mencapai pelayanan Kesehatan

yang prima.
46

5.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya


47

Gambar 5. 1 Struktur Organisasi Tingkat III Brawijaya Surabaya


5.2 Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan hasil perhitungan dari indikator grafik Barber

Johnson rawat inap tahun 2017-2019 pada masing-masing tahun dan masing-

masing ruangan yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 5. 1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta Jumlah Hari Perawatan
tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun
2017-2019

Σ Pasien Keluar (H+M) Σ Hari Perawatan


No Ruang
2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 Anggrek 686 611 731 1.499 566 1.371

2 Tulip 1.049 991 1.920 3.707 3.522 4.485

3 Nusa Indah 1.500 1.387 1.388 5.631 5.345 5.068

4 Dahlia 1.371 1.493 1.376 4.090 4.479 3.646

5 ICU 444 564 583 1.900 2.633 2.619

Bougenville
6 220 218 233 763 692 790
(VIP)

Total 5.270 5.264 6.231 17.590 17.237 17.979

Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019

Berdasarkan Tabel 5.1 Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) serta jumlah

hari perawatan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari 6 ruang rawat inap di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya jumlah pasien keluar (hidup dan mati)

tertinggi yaitu pada tahun 2019 berjumlah 6.231 pasien, sedangkan jumlah pasien
48

keluar ( hidup dan mati) terendah yaitupada tahun 2018 berjumlah 5.264 pasien.

Dan untuk jumlah hari perawatan tertinggi yaitu pada tahun 2017 berjumlah 17979

hari, sedangkan jumlah hari perawatan terendah yaitu pada tahun 2018 yaitu

berjumlah 17.237 pasien.

Tabel 5. 2 Jumlah Tempat Tidur tiap ruangan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019

Tempat Tidur
No. Ruang
2017 2018 2019

1. Bougenvile 8 8 8

2. Nusa Indah 25 25 25

3. Dahlia 27 27 27

4. Tulip 23 23 23

5. Anggrek 12 12 12

6. ICU 8 8 8

Total 103 103 103

Sumber : Data TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019

Berdasarkan Tabel 5.2 jumlah tempat tidur Rumah Sakit Tingkat III

Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019 tidak mengalami penambahan atau

pengurangan TT.

5.2.1 Hasil Perhitungan Nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO

Hasil Perhitungan Nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya, yaitu :


49

Tabel 5. 3 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017 sebagai berikut :
BOR ALOS TOI BTO
No Ruang A D HP t O
(%) (hari) (hari) (kali)

1 Anggrek 12 686 1.499 365 4,10 39,50 2,18 4,10 53,70

2 Tulip 23 1.049 3.707 365 10,15 46,60 3,53 4,17 43,61

3 Nusa Indah 25 1.500 5.631 365 15,43 67,80 3,75 2,00 60,00

4 Dahlia 27 1.371 4.090 365 11,20 51,50 2,98 4,10 40,77

5 ICU 8 444 1.900 365 5,20 65,00 4,28 2,10 55,50

Bougenville
6 8 220 763 365 2,09 56,00 3,47 7,40 28,90
(VIP)

Total 103 5.270 18.368 365 50,32 56,06 3,36 3,96 47,08

Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 5.3 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada

Tahun 2017 ruang Nusa Indah, dan ruang ICU telah memenuhi standar Depkes

yaitu sebesar 60%-85%, sedangkan ruangan lainnya belum memenuhi standar

Depkes. Belum ada ruangan yang memenuhi ALOS Standar Depkes yaitu 6-9 hari.

Nilai TOI yang tidak memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang Anggrek, ruang Tulip,

ruang Dahlia, dan ruang Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya sudah

memenuhi standar. Dan untuk nilai BTO ruangan yang belum memenuhi Standar

Depkes 40-50 kali yaitu ruangan Bougenville (VIP), ruang Anggrek, ruang ICU

dan ruang Nusa Indah, sedangkan ruangan lainnya sudah memenuhi Standar

Depkes.
50

Tabel 5. 4 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2018 sebagai berikut :

BOR ALOS TOI BTO


No Ruang A D HP t O
(%) (hari) (hari) (kali)

1 Anggrek 12 611 1.566 365 4,29 32,92 0,93 6,24 50,00

2 Tulip 23 991 3.522 365 9,65 52,82 3,55 4,92 43,09

3 Nusa Indah 25 1.387 5.345 365 14,64 68,56 3,85 2,76 55,48

4 Dahlia 27 1.493 4.479 365 12,27 65,80 3,00 3,60 55,29

5 ICU 8 564 2.633 365 7,21 90,17 4,67 0,51 67,50

Bougenville
6 8 218 692 365 1,89 32,30 3,17 9,22 27,25
(VIP)

Total 103 5.264 17.237 365 50,21 57,09 3,19 3,71 47,00

Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 5.4 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada

Tahun 2018 ruangan yang memenuhi standar Depkes yaitu sebesar 60%-85% yaitu

ruang Nusa Indah, dan Ruang Dahlia sedangkan ruangan lain belum memenuhi

standar. Untuk Nilai ALOS belum ada ruangan yang memenuhi standar Depkes

yaitu 6-9 hari. Nilai TOI yang tidak memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang

Anggrek, ruang Tulip, dan ruang Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya

sudah memenuhi standar. Dan untuk nilai BTO ruangan yang memenuhi standar

40-50 kali yaitu ruangan Anggrek, Dan Ruang Tulip sedangkan ruangan lainnya

belum memenuhi standar.


51

Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rawat Inap di Rumah
Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2019 sebagai berikut :

BOR ALOS TOI BTO


No Ruang A D HP t O
(%) (hari) (hari) (kali)

1 Anggrek 12 731 1.371 365 3,75 51,50 1,87 4,11 60,92

2 Tulip 23 1.920 4.485 365 12,29 55,80 2,33 2,03 83,47

3 Nusa Indah 25 1.388 5.068 365 13,88 64,30 3,65 2,92 55,52

4 Dahlia 27 1.376 3.646 365 9,98 54,90 2,65 4,51 50,96

5 ICU 8 583 2.619 365 7,17 88,17 5,49 0,51 72,87

Bougenville
6 8 233 790 365 2,16 39,69 3,39 9,14 29,12
(VIP)

Total 103 6.231 17.979 365 49,23 59,06 4,26 3,87 50,81

Sumber : Data Rekapitulasi Sensus Harian Rwat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 5.5 hasil perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada

Tahun 2019 ruangan yang memenuhi standar Depkes yaitu sebesar 60%-85% yaitu

ruang ICU, sedangkan ruangan lain belum memenuhi standar. Nilai ALOS yang

tidak memenuhi standar 3-12 hari yaitu Ruang Anggrek, Ruang Tulip, ruang

Dahlia sedangkan ruangan lain sudah memenuhi standar. Nilai TOI yang tidak

memenuhi standar 1-3 hari yaitu Ruang Anggrek, ruang Tulip, dan ruang

Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya sudah memenuhi standar. Dan

untuk nilai BTO ruangan yang memenuhi standar kurang dari 30 kali yaitu ruangan

Bougenville (VIP), sedangkan ruangan lainnya belum memenuhi standar.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata BOR, ALOS, TOI, dan BTO pada

Tahun 2017-2019 nilai BOR tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar 59%,

sedangkan nilai BOR terendah yaitu pada tahun 2017 sebesar 56%, dan dari ketiga
52

tahun itu tidak ada yang memenuhi standar Depkes yaitu 60%-85%. Nilai ALOS

tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebanyak 4 hari, sedangkan nilai ALOS tahun 2017

dan 2018 sama yaitu sebanyak 3 hari. Nilai TOI dari tahun 2017-2019 sama yaitu

sebanyak 3 hari. Nilai BTO tertinggi yaitu pada tahun 2019 sebanyak 50 kali,

sedangkan nilai BTO tahun 2017 dan 2018 sama yaitu sebanyak 47 kali.

5.2.1 Gambaran Tingkat Efisiensi Pemanfaatan Tempat Tidur Berdasarkan

Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

Tahun 2017-2019

Berikut merupakan hasil identifikasi grafik Barber Johnson peruangan di

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada Tahun 2017 :

BOR BOR
30 90% 80% BOR
ANGGREK
27 2017
DAERAH EFISIEN

24 BOR BOR TULIP


70% 2017

21
BOR NUSA
18 INDAH
BTO 2017
ALOS

15
15
BOR
12 DAHLIA
BTO BOR 2017
9 20 50%
BOR ICU
2017
6
BTO
3 30
BOR
BOUGENVI
0 LLE (VIP)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2017
TOI
Gambar 5. 2 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2017
53

Keterangan :

: Daerah Efisien

Berdasarkan Gambar 5.2, keenam ruangan yaitu ruang anggrek, ruang

tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP)

Tahun 2017 berada di luar daerah efisien.

Berikut ini merupakan hasil identifikasi grafik Barber Johnson peruangan

di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada Tahun 2018

BOR BOR
30 90% 80% BOR
ANGGREK
27 2018
DAERAH EFISIEN

24 BOR
BOR
70% TULIP
BTO
21 2018
12,5

18
BOR
BTO NUSA
ALOS

15 15 INDAH
2018
12
BOR
BTO BOR DAHLIA
9 20 50% 2018

6
BOR ICU
BTO 2018
3 30

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOI

Gambar 5. 3 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya


Surabaya Tahun 2017
Keterangan :

: Daerah Efisien
54

Berdasarkan Gambar 5.3, keenam ruangan yaitu ruang anggrek, ruang

tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP)

Tahun 2018 berada di luar daerah efisien.

Berikut ini merupakan hasil identifikasi grafik Barber Johnson peruangan

di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada Tahun 2019 :

BOR BOR
90% 80%
30

27
DAERAH EFISIEN

24 BOR BOR
BTO 70% ANGGREK
21 12,5 2019
BOR TULIP
2019
18
BTO BOR NUSA
ALOS

15 INDAH 2019
15
BOR DAHLIA
12 2019
BTO BOR
20 BOR ICU
9 50%
2019

BOR
6 BOUGENVILL
BTO
E (VIP) 2019
30
3

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOI

Gambar 5.4 Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya Tahun 2019
Keterangan :

: Daerah Efisien
55

Berdasarkan Gambar 5.4, ruangan nusa indah Tahun 2019 keenam

ruangan yaitu ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, ruang nusa indah, ruang

dahlia, dan ruang bougenville (VIP) Tahun 2019 berada di luar daerah efisien.

5.2.2. Perhitungan prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap, Prediksis

Jumlah Hari Perawatan dan Prediksi Jumlah Kebutuhan TT 3 (tiga) tahun

yang akan datang

Untuk melakukan perhitungan prediksi jumlah kunjungan pasien rawat

inap, prediksi hari perawatan dan prediksi jumlah kebutuhan TT 3 (tiga) tahun yang

akan datang, maka harus mengetahui laporan rawat inap di Rumah Sakit Tingkat

III Brawijaya Surabaya 3 (tiga) tahun yang lalu meliputi jumlah kunjungan pasien

rawat inap di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019,

Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Tahun 2017-2019, serta

Jumlah TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019.

1. Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 3 (tiga) tahun yang akan datang

yaitu Tahun 2017-2019

a. Jumlah kunjungan pasien rawat inap 3 (tiga) tahun, serta menentukan nilai

X dan Y

Berikut ini merupakan analisa kunjungan pasien rawat inap ruangan tulip di

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya pada tahun 2017-2019


56

Tabel 5. 6 Analisa Kunjungan Pasien Rawat Inap Ruang Tulip Rumah Sakit
Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019
Tahun Kunjungan Pasien X XY X2

2017 1.115 -1 -1.115 1

2018 898 0 0 0

2019 1.112 1 1.112 1

Total 3.125 0 -3 2

b. Menentukan nilai a dan b

(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
𝛼= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2

(3125)(2)−(0)(−3)
𝛼= (3)(2)−(0)2

6250−0
𝛼= 6−0

𝛼 = 1.041,6

𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑏= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2

(3)(−3)−(0)(3125)
𝑏= (3)(2)−(0)2

−9−0
𝑏= 6−0

𝑏 = −1,5

c. Menghitung prediksi jumlah kunjungan pasien rawat inap

Y = 𝛼 + 𝑏𝑋

Y = 1041,6+(-1,5)(2)

Y = 1.038,6
57

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Least Square yang telah

dilakukan diatas dapat diketahui bahwa hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap

di ruang Tulip pada tahun 2020 yaitu sebanyak 1.038 pasien, sedangkan pada tahun

berikutnya dapat menggunakan perhitungan yang sama seperti cara diatas, sehingga

dapat diketahui hasil dari prediksi kunjungan pasien rawat inap untuk 3 (tiga) tahun

yang akan dating. Perhitungan ini juga dapat dilakukan untuk menghitung prediksi

kunjungan pasien rawat inap ruangan lainnya.

Tabel 5. 7 Hasil Prediksi Kunjungan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022
Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap tiap ruang

Tahun Nusa Bougenville


Anggrek Tulip Dahlia ICU (VIP)
Indah

2020 1.038 1.038 1.245 1.233 338 216

2021 2.545 2.545 1.027 1.190 466 440

2022 3.824 3.824 861 1.080 520 722

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa prediksi kunjungan pasien

rawat inap Tahun 2020-2022 pada Ruang Anggrek, Ruang Tulip. Ruang ICU, dan

Ruang Bougenville (VIP) mengalami kenaikan yang artinya menandakan jumlah

kunjungan pasien rawat inap semakin meningkat. Sedangkan pada ruang Nusa

Indah dan ruang Dahlia Tahun 2020-2022 mengalami penurunan, yang artinya

menandakan jumlah kunjungan pasien rawat inap semakin menurun.


58

2. Prediksi Hari Perawatan pada 3 (tiga) tahun yang akan dating yaitu Tahun

2020-2022

a. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap 3 (tiga) Tahun yang akan datang
Tabel 5. 8 Analisa Hari Perawatan Ruang Tulip Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019

Kunjungan X2
Tahun X XY
Pasien
2017 3.707 -1 -3.707 1

2018 3.522 0 0 0

2019 4.485 1 4.485 1

Total 11.714 0 778 2

b. Menentukan Nilai a dan b

(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
𝛼= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2

(11714)(2)−(0)(−3)
𝛼= (3)(2)−(0)2

22348−0
𝛼= 6−0

𝛼 = 3.904,6

𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑏= 𝑛Σ𝑋 2 −(ΣX)2

(3)(778)−(0)(11714)
𝑏= (3)(2)−(0)2

2334−0
𝑏= 6−0

𝑏 = 389
59

c. Menghitung prediksi jumlah hari perawatan pasien rawat inap

Y = 𝛼 + 𝑏𝑋

Y = 3904,6+(389)(2)

Y = 4.682,2

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Least Square yang telah

dilakukan diatas diketahui bahwa hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap di

ruang Tulip pada Tahun 2020 yaitu 4.682 hari, sedangkan pada tahun 2021 dan

2022 dapat menggunakan perhitungan yang sama seperti cara diatas, sehingga dapat

diketahui hasil dari prediksi kunjungan pasien rawat inap untuk 3 (tiga) tahun yang

akan datang. Perhitungan ini juga dapat dilakukan untuk menghitung prediksi

kunjungan pasien rawat inap ruangan lainnya.

Tabel 5. 9 Hasil Prediksi Hari Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya Surabaya Tahun 2020-2022
Tahun Prediksi Jumlah Hari Perawatan Pasien Rawat Inap tiap ruang

Anggrek Tulip Nusa Indah Dahlia ICU Bougenville


(VIP)

2020 1.017 4.682 4.785 3.627 3.103 802

2021 1.435 5.389 4.506 3.473 3.255 871

2022 1.338 5.756 4.224 2.912 4.264 902

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa prediksi Hari Perawatan

rawat inap Tahun 2020-2022 pada Ruang Tulip, Ruang ICU, dan Ruang

Bougenville (VIP) mengalami kenaikan yang artinya menandakan jumlah

kunjungan pasien rawat inap semakin meningkat. Sedangkan pada ruang Anggrek,
60

ruang Nusa Indah dan ruang Dahlia Tahun 2020-2022 mengalami penurunan, yang

artinya menandakan jumlah kunjungan pasien rawat inap semakin menurun.

3. Prediksi Jumlah tempat Tidur 3 (tiga) tahun yang akan datang

Untuk menghitung prediksi kebutuhan TT 3 (tiga) tahun yang akan datang

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dari indicator Baarber Johnson yaitu

dengan BOR dengan standar Depkes 60%-85%. Apabila BOR minimal yang akan

dicapai adalah 60% untuk kebutuhan tempat tidur minimal yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut :

Perhitungaan prediksi kebutuhan TT di Ruang Tulip, yaitu :

𝑂
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
𝐴

4682⁄365
60% = 𝑋 100%
𝐴

13
𝐴= 𝑋 100% = 22 TT
75

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hasil prediksi

kebutuhan TT di Ruang Tulip pada tahun 2020 yaitu 22 TT. Pada tahun selanjutnya

dapat menggunakan perhitungan yang sama, sehingga dapat diketahui hasil dari

prediksi kebutuhan tempat tidur untuk 3 (tiga) tahun yang akan datang. Perhitungan

ini juga dapat dilakukan untuk menghitung prediksi kebutuhan TT di ruangan

lainnya.
61

Tabel 5. 10 Hasil Prediksi Kebutuhan TT Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya


Surabaya Tahun 2020-2022
Prediksi Jumlah TT

Tahun Nusa Bougenvill


Anggrek Tulip Dahlia ICU e (VIP)
Indah

2019 12 23 25 27 8 8

2020 5 22 22 17 14 4

2021 7 25 21 16 15 4

2022 6 26 19 13 19 4

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa prediksi kebutuhan TT tahun

2020-2022 pada ruang tulip, dan ruang ICU mengalami kenaikan, sedangkan pada

ruangan lainnya di tahun 2020-2022 mengalami penurunan yang menandakan

jumlah pasien yang akan di rawat inap akan semakin sedikit sehingga pqerlu

dilakukan pengurangan TT.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Analisis Perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO serta Gambaran Tingkat

Efisiensi Pemanfaatan TT Tahun 2017-2019

Kualitas Pelayanan di suatu instansi Kesehatan, seperti di Rumah Sakit

dapat dilihat melalui pelayanan rawat inap suatu rumah sakit. Pelayanan Rawat Inap

dapat dinilai dari pengelolaan data statistik melalui perhitungan BOR, AOS, TOI,

dan BTO. Keempat indikator itu bisa dipakai untuk mengetahui tingkat

pemanfaatan mutu dan efisiensi pelayanan rawat inap di Rumah Sakit tersebut.

Penelitian ini hanya membahas perhitungan kebutuhan TT tiap ruang saja

karena sesuai dengan data yang didapatkan dari rumah sakit sehingga untuk peneliti
62

selanjutnya disarankan menghitung secara lengkap dengan berdasarkan ruang dan

tiap kelasnya.

Pengambilan data di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya

didapatkan dari rekapitulasi SHRI Tahun 2017-2019 yang meliputi jumlah

kunjungan pasien, jumlah pasien keluar (hidup dan mati), periode waktu, jumlah

tempat tidur, serta jumlah hari perawatan. Berdasarkan hasil dari pengambilan data

dan perhitungan data ada beberapa ruangan yang belum memenuhi standar depkes,

yaitu BOR 60%-80%, ALOS 6-9 hari, TOI = 1-3 hari, dan BTO = 40-50 kali.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO ruang rawat inap

Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya tahun 2017-2019 masih ada yang

belum memenuhi Standar Depkes.

Berdasarkan hasil perhitungan 4 (empat) indikator Rumah Sakit yaitu BOR,

ALOS, TOI, dan BTO dari hasil rekapitulasi SHRI tahun 2017-2019, diketahui

bahwa masih ada beberapa ruangan yang belum mencapai Standar Depkes RI

(2005), Untuk Nilai BOR yang sesuai Standar Depkes yaitu 60-85%.

5.2.2. Analisis Perhitungan Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap,


Prediksi Jumlah Hari Perawatan dan Prediksi Jumlah Kebutuhan Tempat
Tidur untuk 3 (Tiga) Tahun Yang Akan Datang Yaitu Tahun 2020-2022

Berdasarkan Tabel prediksi kunjungan pasien rawat inap, hari perawatan

dan kebutuhan TT tidak linier. Pada tabel hasil prediksi kunjungan pasien rawat

inap yang bertambah yaitu pada ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, ruang dan

ruang bougenville (VIP), sedangkan pada tabel hasil prediksi hari perawatan yang
63

bertambah yaitu pada ruang anggrek, ruang tulip, ruang ICU, dan ruang bougenville

(VIP) sedangkan pada tabel hasil prediksi kebutuhan TT yang naik dan konstan

yaitu pada ruang tulip, dan ruang ICU.

Pada ruang nusa indah, dan ruang dahlia prediksi jumlah hari perawatan

mengalami penurunan, pada ruang anggrek, ruang nusa indah, ruang ruang dahlia,

dan ruang bougenvile (VIP) kebutuhan TT mengalami penurunan. Pada ruang nusa

indah, dan ruang dahlia prediksi kunjungan pasien rawat inap mengalami

penurunan. Dilihat dari perbandingan data jumlah kunjungan pasien rawat inap,

jumlah hari perawatan pasien rawat inap, dan jumlah TT merupakan hal yang

berbeda. Hasil prediksi kebutuhan TT mengalami kenaikan yang konstan itu

disebabkan dari hasil prediksi hari perawatannya yang bertambah. Sedangkan hasil

prediksi hari perawatan yang bertambah bukan karena prediksi kunjungan pasien

yang bertambah melainkan ditunjukan oleh derajat keparahan dari suatu penyakit

sehingga berpengaruh terhadap lamanya pasien dirawat. (Nopianto, Hasri, dkk,

2012).

Terdapat beberapa ruang yang perlu menambah jumlah TT atau mengurangi

jumlah TT. Jika jumlah TT yang tersedia melebihi kebutuhan, maka TT tersebut

tidak terpakai. Hal itu akan mengakibatkan pemborosan biaya, bila tidak digunakan.

Menurut Soejadi (1996), untuk memperoleh tingkat efisiensi pemakaian TT


dapat dilakukan dengan cara jalan perbaikan antara lain sebagai berikut :
64

1. Jika jumlah tempat tidur kurang dan jumlah pasien bertambah pada tahun
berikutnya sebaiknya tempat tidur ditambah, tetapi pada saat pasien berkurang
maka sebaiknya jumlah tempat tidur ikurangi atau tetap sesuai dengan
sebelumnya.
2. Realokasi tempat tidur sesuai dengan kebutuhan
3. Pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan
standar pelayanan minimal

Kebijakan penambahan atau pengurangan TT perlu didasari dengan adanya

prediksi kebutuhan TT berdasarkan Grafik Barber Johnson di setiap ruang rawat

inap Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya. Jadi diharapkan pemanfaatan

TT yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga efisiensi pelayanan

di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya dapat ditingkat


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO di Rumah Sakit

Tingkat III Brawijaya Surabaya Tahun 2017-2019, belum ada ruangan yang

memiliki nilai BOR yang ideal sesuai dengan standar Depkes yaitu 60%-85%

2. Identifiksi nilai BOR, ALOS, TOI, dan BTO Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya tertinggi yaitu pada Tahun 2019 yang memiliki nilai BOR 59%, nilai

ALOS 4 hari, nilai TOI hari, dan nilai BTO 49 kali. Sedangkan nilai BOR,

ALOS, TOI, dan BTO yang terendah yaitu pada tahun 2017 yang memiliki nilai

BOR 56%, nilai ALOS hari, nilai TOI 3 hari, dan nilai BTO 47 kali.

3. Identifikasi grafik Barber Johnson perruangan ada tahun 2017-2019 di Rumah

Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya, pada tahun 2017 dari titik pertemuan 4

(empat) indikator Barber Johnson, masing-masing ruangan masih berada di luar

daerah efisien. Pada tahun 2015, dari titik pertemuan dari 4 (empat) indikator

Barber Johnson masing-masing ruangan masih berada di luar daerah efisien.

Pada tahun 2019 dari titik pertemuan 4 (emat) indikator Barber Johnson masing-

masing ruangan masih ada berada di luar daerah efisien.

4. Berdasarkan hasil perhitungan prediksi jumlah kunjungan pasien rawat inap,

jumlah hari perawatan, dan jumlah kebutuhan TT untuk 3 (tiga) tahun yang akan

datang yaitu Tahun 2020-2022 sebagai berikut :

65
66

a. Hasil prediksi kunjungan pasien rawat inap tahun 2020-2022 ruangan yang

mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang anggrek, ruang tulip, ruang

ICU, dan ruang bougenville (VIP). Sedangkan ruangan yang mengalami

penurunan yaitu ruang nusa indah, dan ruang dahlia.

b. Hasil prediksi hari perawatan tahun 2020-2022 yang mengalami kenaikan setiap

tahunnya ruangan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang tulip,

ruang ICU, dan ruang bougenville (VIP). Sedangkan ruangan yang mengalami

penurunan yaitu ruang anggrek, ruang nusa indah, dan ruang dahlia.

c. Hasil prediksi kebutuhan TT tahun 2020-2022 yang mengalami kenaikan setiap

tahunnya ruangan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu ruang tulip,

dan ruang ICU. Sedangkan ruangan yang mengalami penurunan yaitu ruang

anggrek, ruang nusa indah, ruang dahlia, dan ruang bougenville (VIP).

6.2 Saran

1. Rumah sakit perlu melengkapi analisis indikator Barber Johnson BOR, ALOS,

TOI, dan BTO dengan membuat grafik Barber Johnson dan melakukan evaluasi

serta memonitor secara berkala dalam pelayanan rawat inap agar dapat

mengetahui tingkat efisiensi penggunaan TT dalam jangka beberaa waktu

tertentu.

2. Rumah sakit perlu melakukan prediksi kebutuhan TT berdasarkan grafik Barber

Johnson agar mengetahui tingkat efisiensi penggunaan TT sehingga dapat

dimanfaatkan secara optimal dan efisiensi pelayanan dapat ditingkatkan.


67

3. Dari hasil perhitungan ini, maka pihak Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya

Surabaya bisa mempertimbangkan rencana kebutuhan TT sebagai salah satu cara

pengambilan keputusan guna menjaga efisiensi penggunaan TT di setiap

ruangan rawat inap.

4. Untuk meningkatkan nilai parameter BOR bisa dilakukan dengan cara

meningkatkan promosi pemasaran Rumah Sakit baik dari segi pelayanan,

maupun perawatan sehingga dapat meningkatkan jumlah pasien. Untuk

meningkatkan nilai ALOS bisa dilakukan dengan cara memberikan pelayanan

kepada pasian secara maksimal baik melalui pemeriksaan penunjang yang

dibutuhkan sesuai dengan apa yang pasien butuhkan.untuk meningkatkan nilai

TOI bisa dilakukan dengan cara memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah

ada. Dengan meningkatkan nilai parameter BTO bisa dilakukan dengan cara

peningkatan kunjungan pasien rawat inap.


68

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Bandung: Penerbit Buku Kedokteran
Departemen Kesehatan RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 1410/MENKES/SK/X/2003. Sistem Informasi Rumah
Sakit. . Jakarta: Dirjen Pelayanan Medis.
Departemen Kesehatan RI Dirjen Yanmed. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Hatta, Gemala. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 377/Menkes/SK/III/2007.
Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/MENKES/PERIII/2008 tentang Rekam Medis.
Sabarguna, B.S. 2009. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit.
Jakarta: CV Sagung Seto
Soejadi. 1996. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber Johnson sebagai
salah satu indikator. Jakarta: Katiga Bina.
Sudra, Rano Indradi. 2010. Statistik Rumah Sakit (dari sensus pasien dan Grafik
Barber Johnson hingga statistik kematiandan otopsi). Jakarta: Graha Ilmu
Tjahyono, Aris Tri. 2017. Analisis Grafik Barber Johnson Sebagai Indikator
Penggunaan Dan Perencanaan Tempat Tidur Di Rumah Sakit Premier
Surabaya Tahun 2015-2017. KTI. Tidak Dipublikasikan. Program Studi
D3. STIKES Yayasan RS DR Soetomo. Surabaya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Jakarta : Kementerian
69

Lampiran 1
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2017
70

Lampiran 2
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2018
71

Lampiran 3
Laporan Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya
Surabaya pada Tahun 2019
72

Lampiran 4
Lembar Konsultasi
73
74

Lampiran 5
Surat balasan pengambilan data awal
75

Lampiran 6
Surat balasan ijin penelitian

Anda mungkin juga menyukai