Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH UTILITAS BANGUNAN GEDUNG

SMART BUILDING

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Utilitas Bangunan Gedung
Program Studi D3 Teknik Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bandung

Disusun Oleh:

• Ilham Falah Nurrizal (191111047)


• M. Adek Putra (191111048)
• Yuda Prawira Dinata (191111063)

Kelompok 7

3B-KGE

D3 Teknik Konstruksi Gedung

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2021


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ‘‘Smart Building’’ dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Utilitas
Bangunan Gedung dari Program Studi Teknik Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung Serta sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa Jurusan Teknik sipil.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi
pengarahan, bimbingan serta dukungan moral. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua kami yang selalu memberikan dukungan baik secara materil ataupun
moril serta doa yang selalu diberikan kepada kami.
2. Bapak Rahmat Permana, SST., M.Eng selaku Dosen mata kuliah Utilitas Bangunan
Gedung.
3. Teman-teman kelas 3B-TKGE tercinta yang senantiasa membantu dan memberikan
dukungan serta masukannya kepada kami.
Kami selaku penulis menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan dan tata bahasa. Mohon maaf apabila ada kesalahan
baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik atau saran apapun
yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan evaluasi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat
dan berguna untuk kedepannya, terima kasih.

Bandung, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH UTILITAS BANGUNAN GEDUNG .................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 4

BAB I ......................................................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 5

1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 5

1.3 Manfaat........................................................................................................................ 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

2.1 Definisi Smart Building.................................................................................................... 6

2.2 Kategori-kategori Smart Building .................................................................................... 7

2.3 Detail Smart Building ....................................................................................................... 9

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Smart Building ................................................................... 13

2.4 Penerapan Smart Building .............................................................................................. 16

BAB III .................................................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 21

3.2 Saran ........................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

LAMPIRAN TANYA JAWAB ............................................................................................... 24


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 .............................................................................................................................. 7
Gambar 2. 2 ............................................................................................................................ 16
Gambar 2. 3 ............................................................................................................................ 17
Gambar 2. 4 ............................................................................................................................ 17
Gambar 2. 5 ............................................................................................................................ 18
Gambar 2. 6 ............................................................................................................................ 18
Gambar 2. 7 ............................................................................................................................ 19
Gambar 2. 8 ............................................................................................................................ 20
BAB I

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu gedung tentunya harus dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas guna
untuk memperlancar kegiatan yang ada di dalam bangunan tersebut sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan dapat menentukan klasifikasinya. Fasilitas dan utilitas
penunjang suatu bangunan gedung seperti : listrik, air, telepon, genset, toilet, elevator, Air
Conditioner, Fire Detection, pemeliharaan gedung dan keamanan. Selain kelengkapan,
keterintegritasiannya juga mendukung. Tidak hanya itu, penggunaan yang efisien dapat
memberikan nilai tambah bangunan.

Untuk menerapkan hal tersebut dapat direalisasikan melalui penerapan bangunan


gedung yang disebut Smart Building. Penerapan konsep ini bukanlah hal baru di dunia
konstruksi. Namun hingga saat ini masih banyak yang belum paham apa sebenarnya yang
dimaksud dengan Smart Building dan bagaimana penerapannya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Smart Building
2. Mengetahui kategori-kategori Smart Building
3. Mengetahui detail Smart Building
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan Smart Building
5. Mengetahui penerapan Smart Building

1.3 Manfaat
1. Dapat memahami pengertian Smart Building
2. Dapat memahami kategori-kategori Smart Building
3. Dapat memahami detail Smart Building
4. Dapat memahami kelebihan dan kekurangan Smart Building
5. Dapat memahami penerapan Smart Building
BAB II

2.1 Definisi Smart Building


Smart building merupakan konsep yang memadupadankan desain arsitektur, desain
interior dan mekanikal elektrikal agar dapat memberi kecepatan gerak/mobilitas serta
kemudahan kontrol juga akses dari arah mana pun dan waktu kapanpun dalam hal
otomatisasi dimana semua aktifitas yang terjadi pada sebuah bangunan atau gedung dapat
terjadi tanpa adanya interverensi manusia didalamnya, dalam artian biarpun tidak ada
orang didalamnya maka bangunan ini akan menjalankan perintah sesuai dengan program
yang telah kita buat dan kita tanamkan pada otak bangunan itu atau menggunakan Building
Automation System (BAS) atau disebut juga dengan Intelligent Building System (IBS).
IBS adalah teknologi dengan instalasi yang memungkinkan seluruh perangkat fasilitas
gedung untuk dapat dirancang dan diprogram sesuai kebutuhan, keinginan & kontrol
otomatis terpusat. Penggunaan sistem ini dapat menghemat banyak energi karena seluruh
peralatan dirancang agar dapat digunakan dengan lebih efektif, efisien juga meningkatkan
keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya.

Intelligent building terkait dengan kemampuan building dalam hal pengelolaan dan
pengontrolan operasional infrastruktur elektronik building secara terotomatisasi dan
terintegrasi termasuk ketersediaan layanan ICT seperti telekomunikasi, internet, Pay TV
dan layanan lainnya kepada para tenant. Kemudian melalui penambahan BEMS (Building
Energy Management System) yang merupakan aplikasi value added building dalam hal
pengontrolan konsumsi energy building, akan memudahkan sebuah intelligent building
menjadi green building.

Pada desain Infrastruktur Elektronik building yang konvensional, setiap subsistem


gedung masih terpisah-pisah. Seperti untuk design network telpon, komunikasi
data/internet, MATV, CCTV masih menggunakan teknologi analog.

Infrastruktur Smart Building dirancang untuk men-deliver layanan multiservices


(voice, video, data, picture, building automation and management system) dalam suatu
jaringan yang terintegrasi. Jaringan terintegrasi berbasis IP memungkinkan aplikasi
pengelolaan building yang terintegrasi pula (Integrated Building Management System)
dengan mudah dapat dijalankan.
Terdapatnya 9 sektor energi yang akan menjadikan target terhadap bangunan yang
dapat dikatakan smart building.

Gambar 2. 1

Sembilan ekor energi diatas dapat dihubungkan satu sama lain menjadi suatu bentuk
konsep bangunan yang mengungsung bangunan pintar atau biasa disebut dengan smart
building.

2.2 Kategori-kategori Smart Building


• Performance Based Definitions

Dengan mengoptimalkan performa bangunan yang dibuat untuk efisiensi lingkungan


dan pada saat itu juga mampu menggunakan dan mengatur sumber energi bangunan dan
meminimalkan life cost perangkat dan utilitas bangunan. Smart building menyediakan
efisiensi tinggi, kenyamanan dan kesesuaian dengan lingkungan dengan mengoptimalkan
penerapan struktur, sistem, servis dan manajemen. Smart building juga harus mampu
beradaptasi dan memberikan respon cepat dalam berbagai perubahan kondisi internal
maupun external dan alam menghadapi tuntutan users.
• Services Based Definitions

Dalam tujuan utamanya bangunan harus mampu menyediakan kualitas servis bagi
user. Japanese Intelligent Building Institute (JIBI) mendefinisikansmart building atau
intelligent building adalah sebuah bangunan dengan fungsi servis komunikasi,
otomatisasi bangunan dan mampu menyesuaikan dengan aktivitas user. Di Jepang 4
aspek layanan servis dibagi menjadi 4 sesuai dengan key issue smart building yaitu:

1. Layanan dalam menerima dan menghubungkan informasi serta mendukung


efisiensi control manajemen
2. Menjamin kepuasan dan kenyamanan user yang bekerja atau berada di dalamnya
3. Merasionalkan manajemen bangunan dalam menyediakan layanan administrasi
yang murah.
4. Perubahan yang cepat, fleksibel dan ekonomis dalam responnya terhadap
sosiologi lingkungan, komplektivitas dan bermacam-macamnya tuntutan
pekerjaan serta strategi bisnis.

• System Based Definitions

Smart building harus memiliki sebuah teknologi dan sistem teknologi yang
digabungkan. Chinese Intelligent Building Design Standard mengeluarkan standar yang
harus dimiliki smart building yaitu menyediakan otomatisasi bangunan, system jaringan
komunikasi, optimalisasi integrasi komposisi dalam struktur, sitem, servis, manajemen
dalam menyediakan efisiensi tinggi, kenyamanan dan ketenangan bagi users. Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan smart building atau intelligent building
haruslah memenuhi aspek-aspek perancangan seperti:

1. Menyediakan informasi dan mengoptimalkan performa building system


dan fasilitas.
2. Aktif dalam memonitor dan mendeteksi kesalahan dan kekurangan dalam building
systems.
3. Mengintegrasikan system untuk dalam kegiatan bisnis, real time report
dan manajemen operasi utilitas, energy dan kenyamanan users.
4. Menggabungkan tools, teknologi, sumber energy dan layanan
dalam mengkontribusikan konservasi energy dan sustainability atau
keberlanjutan lingkungan.
2.3 Detail Smart Building
1. FTTH (Fiber To The Home) GPON

FTTH GPON merupakan jaringan fiber optik yang menjadi single platform network akan
mendeliver semua layanan di dalam kawasan seperti layanan telpon, internet, TV/video,
dan termasuk aplikasi pengontrolan dan pengeloloaan gedung di kawasan yang terintegrasi
yaitu BAS, CCTV, Access Control, BEMS, IBMS dll. Melalui teknologi FTTH, maka
dapat menghemat biaya dan mampu mengurangkan biaya operasional serta memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

2. BAS (Building Automation System)

Building automation system (BAS) adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,


intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol sistem
dalam sebuah gedung BAS berbasis kontrol komputer untuk mengkoordinasi,
mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol subsistem pada gedung seperti keamanan,
kebakaran atau keselamatan, elevator, dan lain-lain. Proses pengontrolan dan pemonitoran
terhadap peralatan dapat dilakukan secara otomatis dan bersifat real time. Dengan BAS
menjadikan pengelolaan building menjadi efektif, cepat tanggap terhadap potensi risiko,
mudah dikontrol dan dapat menghemat biaya

3. IP-PBX (Internet Protocol Private Branch Exchange)

Internet Protocol Private Branch Exchange (IP PBX) adalah PABX yang menggunakan
teknologi IP (Internet Protocol), merupakan perangkat switching komunikasi telepon dan
data berbasis teknologi IP yang mengendalikan ekstension telepon analog (TDM) maupun
ekstension IP Phone. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan antara lain penyambungan,
pengendalian, dan pemutusan hubungan telepon, translasi protokol komunikasi, translasi
media komunikasi atau transcoding, serta pengendalian perangkat-perangkat IP Teleponi
seperti VoIP Gateway, Access Gateway, dan Trunk Gateway.

IP PBX juga mendukung multilayanan seperti Voicemail & Voice Conference, Interactive
Voice Response (IVR), Automatic Call Distribution (ACD), Computer Telephony
Integration (CTI), Unified Messaging System (UMS), Fax Server & Fax on Demand, Call
Recording System, Billing System, serta Web-based Management System.
4. IBS (Cellular Repeater Solution)

Kawasan sebagai kawasan bisnis membutuhkan infrastruktur penguat signal cellular


(indoor dan outdoor) yang dapat mengakomodasi berbagai platform operator. Untuk
memenuhi requirement tersebut akan disediakan Infrastruktur penguat signal.
Infrastruktur dibangun dengan teknologi single infrastructure multi operator, artinya
repeater antena selular (GSM, 3G, HSDPA) dan antenna CDMA akan dilayani dengan
menggunakan single infrastructure. Hal ini tentu akan sangat cost efficient pada investasi,
memudahkan operasi maintenance, dan meningkatkan estetika gedung di kawasan.
Layanan Penguat Signal mencakup elemen pelayanan sebagai berikut:

➢ Coverage and Signal Quality, menyediakan layanan perluasan coverage dengan


signal quality yang sesuai dengan SLA yang telah disepakati.
➢ Preventive Maintenance, berupa perawatan sederhana dengan melakukan
kunjungan rutin untuk memeriksa kondisi power supply (battery back up), cabling,
grounding system, dan supporting facilities yang lain.
➢ Network Management System (NMS), yang berfungsi sebagai sistem untuk
memantau setiap gangguan yang terjadi pada setiap site secara terus-menerus, 24
jam sehari 7 hari seminggu
➢ Trouble Shooting, memastikan bahwa setiap gangguan yang terjadi dapat segera
teratasi melalui mekanisme Complaint Handling dan Problem Solving
➢ Upgrade dan Reinstall, meliputi updating software dan penggantian hardware yang
telah keluar release / versi terbarunya.

5. IP-CCTV (Internet Protocol Closed Circuit Television)

Internet Protocol Closed Circuit Television (IP-CCTV) merupakan teknologi CCTV


baru untuk keamanan dan pengawasan yang memiliki banyak keuntungan yang unik.
Dengan teknologi IP maka kamera CCTV mengirim rekaman video langsung dari link
Ethernet.

Dengan IP-CCTV maka pengguna tidak perlu memberikan space dan mengeluarkan
budget tertentu untuk instalasi kabel. Pengguna dapat meletakkan kamera di lokasi
strategis dan tersembunyi. IP-CCTV yang memiliki fitur lain seperti VoIP yang
memungkinkan perangkat untuk mengirim dan menerima panggilan telepon – misalnya
menelepon otoritas atau badan keamanan. Hal-hal tersebut di atas yang menjadikan IP-
CCTV sebagai perangkat favorit sejumlah perusahaan atau individu, dalam rangka
meningkatkan keamanan.

6. Fire Alarm System

Fire Alarm System merupakan suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun
untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual
dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting System).

Sistem adalah suatu sistem wajib untuk perkantoran, gedung bertingkat maupun area
publik lainnya yang mana sistem ini adalah indikator awal dari terjadinya kebakaran.
Dengan menggunakan sistem ini dapat mencegah kebakaran yang dapat menghilangkan
asset materi maupun nyawa seseorang dengan mengetahui potensi kebakaran sejak dini.
Pengecekan rutin terhadap fungsi detector, fire alarm system.

7. Public Announcement (PA)

Public Announcmement merupakan infrastruktur sound system di gedung kawasan yang


terdeliver dalam bentuk speaker yang tersebar pada setiap sudut gedung di kawasan .

8. Access Control

Access Control merupakan infrastruktur untuk mengontrol jalur keluar masuk gedung
pada pintu masuk gedung, pintu pada ruangan-ruangan di dalam gedung, dan pengaturan
kontrol akses di elevator dan lokasi-lokasi kritikal lainnya

9. E-Office

E-Office adalah layanan Office Automation yang disediakan bagi pelanggan korporasi
melalui konsep Software as a Service (SaaS) sebagai layanan nilai tambah dari akses
jaringan. SaaS adalah metode pengiriman aplikasi yang menggunakan skema
pembayaran bulanan/berlangganan seperti berlangganan jasa telekomunikasi atau jasa
lainnya.
10. Hosted Contact Center

Produk layanan Hosted CC (HCC) adalah produk yang memberikan solusi dinamis
outsourcing teknologi Contact Center dengan ber-basis IP yang memungkinkan suatu
perusahaan/klien dapat membangun dan mengoperasikan unit call centernya dengan
investasi yang relatif minim dan melakukan layanan dimanapun dia berada.

11. Digital Signage

Digital signage ditampilkan di public area di kawasan dalam bentuk Digital signs seperti
LCD, LED, plasma displays atau projector. Manfaat dari digital signage disbanding
media promosi tradisional yang bersifat static (traditional static signs) adalah contentnya
dapat diupdate secara mudah, real time dan animasi, aplikasi multimedia dapat
ditampilkan.

Digital Signage akan menyajikan berbagai content yang terdiri dari:

➢ Information – menyediakan infrormasi yang diperlukan tenant &


penumpang seperti promosi, location guide, breaking news, Flight Schedule, take
off /departure, announcement dsb.
➢ Entertainment – Sarana hiburan untuk penumpang seperti video on
demand, movie trailers, Music JukeBox dsb.
➢ Branding – Media ini dapat digunakan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan
dengan mengirimkan pesan2 branding (branding messages).
➢ Advertisement – Menampilkan content komersial seperti advertorial content o
Live feed – menyajikan berita terkini dan berita yang terkait dengan informasi

Manfaat Layanan Digital Signage:

➢ Menyajikan content yang informatif, inovatif dan dapat menjadi media hiburan
(edutainment) bagi penumpang
➢ Mendapatkan revenue tambahan dari periklanan dan content komersial karena
lokasi dan penumpang merupakan target market premium

Perangkat yang diperlukan:

1. Streaming Multimedia Server


2. Content Server
3. Controlling dan Programing Serve
4. Network
5. LCD TV

12. BEMS (Building Energy Manajement Systems)

Building Energy Manajement System merupakan pemenuhan secara bersamaan


Intelligent Building dan Green Building. Dengan BEMS akan meningkatkan efisiensi
pemakaian dan cost pengeluaran energi building menuju Green Building.BEMS Solution
terdiri dari 2 bagian yaitu Facility dan Energy Management Solution.

Energy Management Solution meliputi:

➢ Control
➢ Meter Data Manager
➢ Analyzing Service
➢ Tenant Management

13. IBMS (Integrated Building Manajement System)

Dengan menggunakan IBMS (Integrated Building Management System) maka


perangkat-perangkat electronic yang terhubung dalam satu system dapat berkomunikasi
satu sama lain secara fungsi. Misal ketika fire alarm mendeteksi adanya kebakaran akan
menginstruksikan IP-CCTV untuk merekam kejadian, memerintahkan Acces Control
mengatur jalur evakuasi, menginstruksikan IP PBX untuk menghubungi pihak-pihak
terkait.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Smart Building


2.3.1 Kelebihan Smart Building

1. Cost Savings dan Reduced Lifecycle Costs.


Single IP Network dapat menghemat cost baik dari sisi Capex
(pembangunan infrastruktur) maupun pemeliharaan (O&M cost).
2. Generate Revenue Stream.
single IP Network dapat menjadi generator revenue dengan memberikan
layanan ICT kepada tenant, seperti telepon, layanan komunikasi data/internet
dan layanan TV/video.
3. Improved Health, Safety and Security.
Semua pihak yang berada pada gedung di kawasan seperti karyawan,
penghuni atau tenant akan merasakan perasaan yang aman karena seluruh
lingkungan mereka termonitor dan terkontrol 24/7/365. Mendapatkan manfaat
atas kemampuan monitoring secara remote pada seluruh sudut gedung di
kawasan yang menghasilkan pengontrolan maksimal dan efisien.
4. Enabling Workplace Productivity.
Personil manajeman gedung dapat dihemat dan berfokus pada pekerjaan-
pekerjaan lain karena kemampuan monitoring dan control dilakukan oleh
system dan dapat dipantau dari lokasi manapun.
5. Environmentally Responsible.
Dengan ketersedian teknologi integrated building management system
yang berbasis IP, dapat melakukan optimalisasi pengelolaan lighting dan HVAC
system sehingga lingkungan bisnis di kawasan menjadi hemat energi dan
mengurangi emisi karbon (Green area).

2.3.2 Kekurangan Smart Building

1. Modal pemasangan sistem smart building besar


Memasang teknologi rumah pintar membutuhkan modal yang cukup
besar, Pemasangan sistem nirkabelnya bisa menembus angka puluhan juta,
sementara sistem kabelnya akan menghabiskan belasan juta. Belum lagi harga
setiap perangkat yang akan di pakai nantinya, seperti lampu, kunci pintu digital,
kamera cctv, dan lainnya.

2. Daya listrik yang dibutuhkan sangat besar


Salah satu kelebihan teknologi rumah pintar yang kerap menjadi
perbincangan adalah penghematan energi. Pasalnya pengguna bisa mengatur
suhu maupun pencahayaan sesuai dengan kebutuhan. Namun di sisi lain,
perangkatnya membutuhkan daya listrik yang besar untuk beroperasi. Apabila
daya listrik bangunan rendah, tentu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
seluruh perangkat pintar yang ada. Oleh sebab itu, pastikan cukup daya listrik
yang akan di pakai dalam penerapan smart building
3. Beda merk beda sistem operasi
Kelemahan berikutnya, harus menggunakan produk dari produsen yang
sama agar dapat saling terintegrasi. Jika menggunakan dua merek yang berbeda.
Maka tentunya kamu membutuhkan dua aplikasi yang berbeda pula untuk
mengontrolnya. Akan tetapi kondisi ini sebenarnya bisa kamu atasi dengan
menggunakan sistem ketiga seperti Google Nest.

4. Tergantung pada Koneksi Internet


Kelemahan selanjutnya dari smart building adalah bergantungnya pada
koneksi internet. Pasalnya setiap perangkat harus terkoneksi dengan Wi-Fi
bangunan agar bisa beroperasi. Untuk negara Indonesia yang jaringannya kerap
tidak stabil, ini tentu menjadi hambatan terbesar. Misalnya saja di malam hari
jaringan internet rumah mati, bisa-bisa seluruh lampu pintar di rumah juga
menjadi offline.

5. Smart building memiliki resiko keamanan dan bug


Berikutnya, sistem bangunan pintar juga memiliki risiko keamanan
dan bug. Risiko keamanan dalam hal ini bukanlah kemalingan seperti di
kediaman pada umumnya. Namun merujuk pada keamanan digital pengguna
seperti akses perangkat hingga data pribadi. Ini karena di dunia maya ada
banyak black hacker yang sanggup meretas sistem smart building. Oleh sebab
itu pastikan untuk selalu melindungi perangkat dengan kata sandi yang kuat
serta enkripsi. Solusi terbaik adalah hanya menghubungkan perangkat krusial
pada satu penghuni saja.

6. Risiko Kegagalan Teknis


Terakhir, harus siap dengan adanya risiko kegagalan teknis pada
sistem smart building. Sebab, teknologi secanggih apapun pasti bisa rusak baik
secara fisik maupun sistem. Apalagi jika sudah menggunakannya untuk waktu
yang cukup lama dalam sebuah bangunan. Satu celah eror bisa jadi berbahaya
dan menganggu aktivitas penghuni nantinya. Misalnya saja jika memasang
kunci digital lalu sistemnya eror, ada kemungkinan penghuni terkunci di dalam
maupun luar bangunan.
2.4 Penerapan Smart Building
Dengan pesatnya kemajuan teknologi smart building ini maka banyak sekali
manfaat yang akan didapat apabila diterapkan pada suatu bangunan. Penerapan smart
building pada bangunan gedung saat ini semakin meluas. Bangunan-bangunan yang
sudah mulai menggunakan konsep smart building diantaranya:

1. Hotel dan Apartemen


2. Mall atau pusat perbelanjaan
3. Bandara dan Stasiun
4. Rumah Sakit
5. Institusi Pendidikan; sekolah dan perguruan tinggi
6. Rumah pintar atau biasa disebut smart home
Komponen yang biasa ditingkatkan supaya terintegrasi adalah CCTV, Smart
door lock untuk area khusus, Smart Door Lock dengan pengenal identitas, pengatur
kelembapan (AC), penerangan otomatis, serta tidak luput untuk keselamatan
menggunakan smoke/fire detector supaya mengantisipasi kebakaran dan dapat
memberikan rasa aman terhadap orang yang ada didalam gedung.

Berikut adalah contoh penerapan konsep smart building pada bangunan gedung:

1. 122 Leadenhall Street, London

Gambar 2. 2

Gedung yang dikenal juga dengan nama Cheesegrater ini memiliki tinggi 737
kaki atau sekitar 225 meter. Rancangan bangunan ini memiliki spesifikasi akan sebuah
gedung pintar karena telah mengadopsi beberapa teknologi pendukung, diantaranya
memiliki sistem canggih guna memantau penggunaan lampu. Begitu pula pada tiap
tujuh lantai yang telah terpasang sistem yang mengatur agar tiap sudut memiliki
sirkulasi udara tanpa hambatan. Hal ini mengurangi kebutuhan akan penggunaan sistem
pendingin (Air Conditionong) sehingga lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

2. Capital Tower, Singapura

Gambar 2. 3

Memiliki ketinggian 254 meter, gedung ini berada di urutan ke 133 sebagai yang
tertinggi di dunia. Dengan konstruksi yang selesai pada tahun 2000, bangunan ini
memiliki fasilitas yang disebut dengan Intelligent Building Management System
(IBMS) yang mengatur segala layanan maupun fasilitas yang tersedia. Gedung ini juga
memiliki manajemen parkir mobil cerdas yang menampilkan informasi ataupun status
yang ditampilkan secara real-time. Begitu pula pada lift yang mencapai 52 lantai, Anda
akan disuguhkan dengan berbagai informasi yang ditampilkan melalui dual LCE panel.

3. David Brower Centre, California

Gambar 2. 4
Seperti kebanyakan smart building lainnya, David Brower Centre di California
ini memiliki feature-feature penunjang guna meminimalisir penggunaan energi listrik.
Diantaranya dengan banyak menggunakan energi solar dengan memanfaatkan sinar
matahari guna mengontrol kebutuhan energi. Tiap ruang dirancang agar menerima
cahaya matahari lebih banyak sehingga meminimalisir penggunaan lampu.
Infrastruktur yang terpasang dengan sensor CO2 secara otomatis mengendalikan
kebutuhan udara yang lebih segar.

4. Bandara International Mineta San Jose

Gambar 2. 5

Bandara memang bisa dimasukkan ke dalam smart building berkat segala


fasilitas penunjangnya, namun Terminal B di Bandara Internasional Mineta San Jose
memiliki teknologi yang membuatnya ‘lebih pintar’ dibanding lainnya. Sebuah konsep
baru yang diperkenalkan oleh Fentress Architects adalah Air Chains, suatu stasiun
pengisian elektronik untuk penumpang serta sistem ventilasi yang memungkinkan
bandara untuk menghemat biaya penggunaan listrik.
5. Newyork Times, Newyork

Gambar 2. 6
Sebagai kantor pusat harian ternama The New York Times, gedung ini memiliki
bingkai yang terbuat dari baja hasil daur ulang yang ditempatkan di bagian luar dinding
dan memiliki jarak semakin besar dari bawah ke atas. Hal ini bertujuan agar bisa
memanfaatkan cahaya matahari dengan mengurangi penggunaan energi dari lampu.
Dinding tirainya ditutupi oleh kaca low-e yang memaksimalkan cahaya alami di dalam
gedung, sementara layar batang keramik menolak sinar matahari langsung dan
mengurangi beban pendinginan. Bayangan mekanik yang dikontrol oleh sensor
mengurangi banjir cahaya, sementara lebih dari 18.000 lampu fluoresen yang mampu
diredupkan menyediakan cahaya alami dan menghemat energi sebesar 30 persen.
Sebuah pembangkit listrik gas alam menyalurkan 40 persen kebutuhan listrik untuk
ruang The New York Times Company di gedung ini, dengan panas buangannya
digunakan untuk penghangatan dan pendinginan. Lantai yang ditempati The New York
Times Company memanfaatkan sistem lantai terangkat yang memungkinkan distribusi
udara di bawah lantai, sehingga membutuhkan pendinginan yang lebih sedikit daripada
sistem konvensional. Gedung ini juga memiliki pendinginan udara lepas yang
menyalurkan udara luar ketika suhunya lebih dingin daripada suhu dalam gedung,
sehingga menghemat energi tambahan.
6. Beijing Airport, China

Gambar 2. 7

Dibangun dalam rangka menyambut Olimpiade 2008, Bandara Internasional


Beijing memiliki fasilitas keamanan canggih yang dilengkapi dengan 25 ribu montior
dan sensor. Sebagai penunjang, bandara ini juga memiliki 10 workstation untuk
mengontrol air, pemanasan dan udara yang disediakan oleh IBM, menawarkan lebih
dari 3.000 DDC controller, lebih dari 900 set pengendali khusus dan lebih dari 1600
VAV unit koil kipas. Segala fasilitas penunjang tersebut diklaim menggunakan sumber
energi yang ramah lingkungan.
7. The Gate’s Home, Washington

Gambar 2. 8

Kediaman Bill Gates di Washington ini bisa dikategorikan sebagai salah satu
bangunan pintar yang pernah dibuat. Rumah tersebut telah dilengkapi dengan berbagai
teknologi yang berisi program yang bekerja secara otomatis dan mengatur berdasarkan
pilihan elemen yang tersedia seperti musik, pencahayaan, suhu, serta pengaturan
lainnya. Setiap pengunjung yang masuk ke dalam suatu ruangan maka sejumlah elemen
yang ada di ruangan tersebut akan menyesuaikan dan berubah sesuai dengan keinginan
Anda.
BAB III

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi bahasan yang sudah disampaikan tentang smart building, maka ditarik
kesimpulan :
a. Smart Building adalah penerapan konsep sistem pengaturan otomatis yang
terintegrasi terhadap sebuah bangunan, Dimana sistem telah diatur dengan
algoritma yang terstruktur secara rapih dan sempurna, guna memberikan manfaat
serta kenyamanan lebih terhadap pengguna
b. Terdapat 3 kategori smart building diantaranya, Performance Based Definition
yang mengoptimalkan performa bangunan untuk efisiensi lingkungan serta energi
terhadap bangunan dengan mengurangi life cost dan utilitas bangunan, Service
Based Definition yang bertujuan mampu menyediakan kualitas servis atau
pelayanan bagi pengguna terkait komunikasi, otomasi, serta aktivitas pengguna,
dan System Based Definition yang mengoptimalkan integrasi komposisi dalam
struktur, sistem, servis atau pelayanan, manajemen dengan efisiensi tinggi.
c. Dalam penerapan konsep smart building ini terdapat kelebihan diantaranya adalah
penghematan jangka panjang untuk infrastruktur, pemberian banyak manfaat
dalam aspek kenyamanan, kesehatan, serta kemudahanan bagi tenant atau
pengguna. dan juga dengan smart building ini memberikan efisiensi penggunaan
energi dan mengurangi emisi karbon (Green Area) yang akan berdampak baik
terhadap lingkungan. Akan tetapi terdapat beberapa kekurangan juga dalam
penerapan konsep smart building ini, yaitu modal pemasangan sistem yang besar,
daya listrik yang dibutuhkan besar, dan juga karena sistem yang digunakan sudah
terintegrasi maka ketika terjadi error maka akan berdampak besar terhadap gedung.
d. Penerapan konsep smart building pada bangunan saat ini telah banyak
dipergunakan, khususnya pada bangunan komersil seperti perkantoran, hotel,
apartemen, pusat perbelanjaan, rumah sakit, bandara, pusat pendidikan, dan rumah
atau bangunan tinggal pun saat ini sudah banyak yang menerapkan konsep smart
building
3.2 Saran
Setelah membahas banyak hal tentang konsep smart building, maka kami sebagai
penulis memberikan saran yang diharapkan dapat membantu kemajuan dari konsep
smart building ini, antara lain :

a. Untuk lebih memperluas penerapan dan juga pengetahuan masyarakat tentang


penerapan konsep smart building maka pemerintah yang terlibat, instansi terkait
serta mahasiswa dengan disiplin ilmu terkait harus banyak melakukan sosialisasi
tentang konsep smart building
DAFTAR PUSTAKA

http://www.alatuji.com/article/detail/754/smart-building-atau-sistem-bangunan-pintar-
754#.Ybnpr71BxPY

https://www.99.co/blog/indonesia/kekurangan-teknologi-smart-home/

https://123dok.com/document/q5poe93y-makalah-smart-building.html

https://manajemenproperti.com/perkembangan-smart-building-di-indonesia/

https://www.pcplus.co.id/
LAMPIRAN TANYA JAWAB

1. Sebutkan contoh penerapan smart building di Indonesia dan jelaskan apa yang
membuat bangunan tersebut dikatakan smart building (nanda)
Jawaban : Gedung yang menerapkan sistem smart building yang ada di Indonesia
yaitu Gedung Polresta Tangerang, gedung ini merupakan gedung smart building
pertama di indonesia, konsep gedung ini menggunakan sistem otomatisasi yang
mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Terdapat enam inovasi
yang akan diluncurkan, yakni Electronic Monitoring Anggaran Dana Desa (EM-ADD),
Electronic Crminial Justice System (E-CJS), Electrobic Penegakkan Hukum Terpadu
(E-Gakkumdu), Mobile Lantas (M-Lantas), Mobile Patroli Komando Sabhara (M-
Patko Sabhara) dan Banten Bersatu.
2. Apakah ada ketentuan suatu gedung agar bisa diterapkan sistem smart building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.
3. Disinggung pada slide 14, komponen yang ditingkatkan salah satunya cctv. Apa
perbedaan cctv untuk gedung biasa dengan smart building?
Jawaban : Pada CCTV biasa hanya merekam dalam bentuk rekaman atau
pengambilan gambar seperti kamera pada umumnya dan tersimpan di database yang
ada sedangkan pada smart building CCTV nya memiliki fitur yang lebih canggih sepeti,
adanya sistem sensorik yang utama ialah sistem sensorik iklim ruangan, yaitu sensor
suhu dan sensor cahaya. Sistem sensorik yang lain ialah sistem sensorik keamanan,
yaitu sensor panas dan api, sensor gerak dan jarak, CCTV dengan kemampuan thermal
(panas tubuh)dan pengenal wajah (face recocnition), dan sensor kartu gawai (RFID &
NFC Reader) dan juga CCTV langsung termonitor dan memiliki alarm jika terdeteksi
hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Suatu bangunan gedung bisa dikatakan sudah menerapakan smart building itu ketika
sudah menerapakan apa saja sih? Apakah ada faktor2 nya suatu gedung bisa di katakan
smart building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.
5. Detail smart building memiliki BEMS (BUILDING ENERGY MANAGEMENT
SYSTEM). Tapi pada kekurangannya, smart building menggunakan daya listrik yg
besar. Jadi energi yg dihemat itu energi apa saja? apakah tidak termasuk energi listrik?
Jawaban : untuk penghematan dalam segi energi listrik tidak akan terlalu terlihat
signifikan, pemanfaatan energi pada smart building dilakukan secara optimal oleh
sistem nya, dan juga apabila terjadi pemadaman listrik maka akan secara otomatis akan
tergantikan oleh energi yang tersimpan karena smart building dapat menyimpan energi
yang terbuang secara efektif. Energi juga dapat terhemat karena sedikitnya penggunaan
fasilitas yang ada didalam gedung karena dapat dilakukan dari jarak jauh
6. Aspek aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan gedung yang smart
building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai