SMART BUILDING
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Utilitas Bangunan Gedung
Program Studi D3 Teknik Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bandung
Disusun Oleh:
Kelompok 7
3B-KGE
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ‘‘Smart Building’’ dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Utilitas
Bangunan Gedung dari Program Studi Teknik Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung Serta sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa Jurusan Teknik sipil.
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi
pengarahan, bimbingan serta dukungan moral. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua kami yang selalu memberikan dukungan baik secara materil ataupun
moril serta doa yang selalu diberikan kepada kami.
2. Bapak Rahmat Permana, SST., M.Eng selaku Dosen mata kuliah Utilitas Bangunan
Gedung.
3. Teman-teman kelas 3B-TKGE tercinta yang senantiasa membantu dan memberikan
dukungan serta masukannya kepada kami.
Kami selaku penulis menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan dan tata bahasa. Mohon maaf apabila ada kesalahan
baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik atau saran apapun
yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan evaluasi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat
dan berguna untuk kedepannya, terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 5
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat........................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
Gambar 2. 1 .............................................................................................................................. 7
Gambar 2. 2 ............................................................................................................................ 16
Gambar 2. 3 ............................................................................................................................ 17
Gambar 2. 4 ............................................................................................................................ 17
Gambar 2. 5 ............................................................................................................................ 18
Gambar 2. 6 ............................................................................................................................ 18
Gambar 2. 7 ............................................................................................................................ 19
Gambar 2. 8 ............................................................................................................................ 20
BAB I
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Smart Building
2. Mengetahui kategori-kategori Smart Building
3. Mengetahui detail Smart Building
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan Smart Building
5. Mengetahui penerapan Smart Building
1.3 Manfaat
1. Dapat memahami pengertian Smart Building
2. Dapat memahami kategori-kategori Smart Building
3. Dapat memahami detail Smart Building
4. Dapat memahami kelebihan dan kekurangan Smart Building
5. Dapat memahami penerapan Smart Building
BAB II
Intelligent building terkait dengan kemampuan building dalam hal pengelolaan dan
pengontrolan operasional infrastruktur elektronik building secara terotomatisasi dan
terintegrasi termasuk ketersediaan layanan ICT seperti telekomunikasi, internet, Pay TV
dan layanan lainnya kepada para tenant. Kemudian melalui penambahan BEMS (Building
Energy Management System) yang merupakan aplikasi value added building dalam hal
pengontrolan konsumsi energy building, akan memudahkan sebuah intelligent building
menjadi green building.
Gambar 2. 1
Sembilan ekor energi diatas dapat dihubungkan satu sama lain menjadi suatu bentuk
konsep bangunan yang mengungsung bangunan pintar atau biasa disebut dengan smart
building.
Dalam tujuan utamanya bangunan harus mampu menyediakan kualitas servis bagi
user. Japanese Intelligent Building Institute (JIBI) mendefinisikansmart building atau
intelligent building adalah sebuah bangunan dengan fungsi servis komunikasi,
otomatisasi bangunan dan mampu menyesuaikan dengan aktivitas user. Di Jepang 4
aspek layanan servis dibagi menjadi 4 sesuai dengan key issue smart building yaitu:
Smart building harus memiliki sebuah teknologi dan sistem teknologi yang
digabungkan. Chinese Intelligent Building Design Standard mengeluarkan standar yang
harus dimiliki smart building yaitu menyediakan otomatisasi bangunan, system jaringan
komunikasi, optimalisasi integrasi komposisi dalam struktur, sitem, servis, manajemen
dalam menyediakan efisiensi tinggi, kenyamanan dan ketenangan bagi users. Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan smart building atau intelligent building
haruslah memenuhi aspek-aspek perancangan seperti:
FTTH GPON merupakan jaringan fiber optik yang menjadi single platform network akan
mendeliver semua layanan di dalam kawasan seperti layanan telpon, internet, TV/video,
dan termasuk aplikasi pengontrolan dan pengeloloaan gedung di kawasan yang terintegrasi
yaitu BAS, CCTV, Access Control, BEMS, IBMS dll. Melalui teknologi FTTH, maka
dapat menghemat biaya dan mampu mengurangkan biaya operasional serta memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Internet Protocol Private Branch Exchange (IP PBX) adalah PABX yang menggunakan
teknologi IP (Internet Protocol), merupakan perangkat switching komunikasi telepon dan
data berbasis teknologi IP yang mengendalikan ekstension telepon analog (TDM) maupun
ekstension IP Phone. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan antara lain penyambungan,
pengendalian, dan pemutusan hubungan telepon, translasi protokol komunikasi, translasi
media komunikasi atau transcoding, serta pengendalian perangkat-perangkat IP Teleponi
seperti VoIP Gateway, Access Gateway, dan Trunk Gateway.
IP PBX juga mendukung multilayanan seperti Voicemail & Voice Conference, Interactive
Voice Response (IVR), Automatic Call Distribution (ACD), Computer Telephony
Integration (CTI), Unified Messaging System (UMS), Fax Server & Fax on Demand, Call
Recording System, Billing System, serta Web-based Management System.
4. IBS (Cellular Repeater Solution)
Dengan IP-CCTV maka pengguna tidak perlu memberikan space dan mengeluarkan
budget tertentu untuk instalasi kabel. Pengguna dapat meletakkan kamera di lokasi
strategis dan tersembunyi. IP-CCTV yang memiliki fitur lain seperti VoIP yang
memungkinkan perangkat untuk mengirim dan menerima panggilan telepon – misalnya
menelepon otoritas atau badan keamanan. Hal-hal tersebut di atas yang menjadikan IP-
CCTV sebagai perangkat favorit sejumlah perusahaan atau individu, dalam rangka
meningkatkan keamanan.
Fire Alarm System merupakan suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun
untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual
dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting System).
Sistem adalah suatu sistem wajib untuk perkantoran, gedung bertingkat maupun area
publik lainnya yang mana sistem ini adalah indikator awal dari terjadinya kebakaran.
Dengan menggunakan sistem ini dapat mencegah kebakaran yang dapat menghilangkan
asset materi maupun nyawa seseorang dengan mengetahui potensi kebakaran sejak dini.
Pengecekan rutin terhadap fungsi detector, fire alarm system.
8. Access Control
Access Control merupakan infrastruktur untuk mengontrol jalur keluar masuk gedung
pada pintu masuk gedung, pintu pada ruangan-ruangan di dalam gedung, dan pengaturan
kontrol akses di elevator dan lokasi-lokasi kritikal lainnya
9. E-Office
E-Office adalah layanan Office Automation yang disediakan bagi pelanggan korporasi
melalui konsep Software as a Service (SaaS) sebagai layanan nilai tambah dari akses
jaringan. SaaS adalah metode pengiriman aplikasi yang menggunakan skema
pembayaran bulanan/berlangganan seperti berlangganan jasa telekomunikasi atau jasa
lainnya.
10. Hosted Contact Center
Produk layanan Hosted CC (HCC) adalah produk yang memberikan solusi dinamis
outsourcing teknologi Contact Center dengan ber-basis IP yang memungkinkan suatu
perusahaan/klien dapat membangun dan mengoperasikan unit call centernya dengan
investasi yang relatif minim dan melakukan layanan dimanapun dia berada.
Digital signage ditampilkan di public area di kawasan dalam bentuk Digital signs seperti
LCD, LED, plasma displays atau projector. Manfaat dari digital signage disbanding
media promosi tradisional yang bersifat static (traditional static signs) adalah contentnya
dapat diupdate secara mudah, real time dan animasi, aplikasi multimedia dapat
ditampilkan.
➢ Menyajikan content yang informatif, inovatif dan dapat menjadi media hiburan
(edutainment) bagi penumpang
➢ Mendapatkan revenue tambahan dari periklanan dan content komersial karena
lokasi dan penumpang merupakan target market premium
➢ Control
➢ Meter Data Manager
➢ Analyzing Service
➢ Tenant Management
Berikut adalah contoh penerapan konsep smart building pada bangunan gedung:
Gambar 2. 2
Gedung yang dikenal juga dengan nama Cheesegrater ini memiliki tinggi 737
kaki atau sekitar 225 meter. Rancangan bangunan ini memiliki spesifikasi akan sebuah
gedung pintar karena telah mengadopsi beberapa teknologi pendukung, diantaranya
memiliki sistem canggih guna memantau penggunaan lampu. Begitu pula pada tiap
tujuh lantai yang telah terpasang sistem yang mengatur agar tiap sudut memiliki
sirkulasi udara tanpa hambatan. Hal ini mengurangi kebutuhan akan penggunaan sistem
pendingin (Air Conditionong) sehingga lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
Gambar 2. 3
Memiliki ketinggian 254 meter, gedung ini berada di urutan ke 133 sebagai yang
tertinggi di dunia. Dengan konstruksi yang selesai pada tahun 2000, bangunan ini
memiliki fasilitas yang disebut dengan Intelligent Building Management System
(IBMS) yang mengatur segala layanan maupun fasilitas yang tersedia. Gedung ini juga
memiliki manajemen parkir mobil cerdas yang menampilkan informasi ataupun status
yang ditampilkan secara real-time. Begitu pula pada lift yang mencapai 52 lantai, Anda
akan disuguhkan dengan berbagai informasi yang ditampilkan melalui dual LCE panel.
Gambar 2. 4
Seperti kebanyakan smart building lainnya, David Brower Centre di California
ini memiliki feature-feature penunjang guna meminimalisir penggunaan energi listrik.
Diantaranya dengan banyak menggunakan energi solar dengan memanfaatkan sinar
matahari guna mengontrol kebutuhan energi. Tiap ruang dirancang agar menerima
cahaya matahari lebih banyak sehingga meminimalisir penggunaan lampu.
Infrastruktur yang terpasang dengan sensor CO2 secara otomatis mengendalikan
kebutuhan udara yang lebih segar.
Gambar 2. 5
Gambar 2. 6
Sebagai kantor pusat harian ternama The New York Times, gedung ini memiliki
bingkai yang terbuat dari baja hasil daur ulang yang ditempatkan di bagian luar dinding
dan memiliki jarak semakin besar dari bawah ke atas. Hal ini bertujuan agar bisa
memanfaatkan cahaya matahari dengan mengurangi penggunaan energi dari lampu.
Dinding tirainya ditutupi oleh kaca low-e yang memaksimalkan cahaya alami di dalam
gedung, sementara layar batang keramik menolak sinar matahari langsung dan
mengurangi beban pendinginan. Bayangan mekanik yang dikontrol oleh sensor
mengurangi banjir cahaya, sementara lebih dari 18.000 lampu fluoresen yang mampu
diredupkan menyediakan cahaya alami dan menghemat energi sebesar 30 persen.
Sebuah pembangkit listrik gas alam menyalurkan 40 persen kebutuhan listrik untuk
ruang The New York Times Company di gedung ini, dengan panas buangannya
digunakan untuk penghangatan dan pendinginan. Lantai yang ditempati The New York
Times Company memanfaatkan sistem lantai terangkat yang memungkinkan distribusi
udara di bawah lantai, sehingga membutuhkan pendinginan yang lebih sedikit daripada
sistem konvensional. Gedung ini juga memiliki pendinginan udara lepas yang
menyalurkan udara luar ketika suhunya lebih dingin daripada suhu dalam gedung,
sehingga menghemat energi tambahan.
6. Beijing Airport, China
Gambar 2. 7
Gambar 2. 8
Kediaman Bill Gates di Washington ini bisa dikategorikan sebagai salah satu
bangunan pintar yang pernah dibuat. Rumah tersebut telah dilengkapi dengan berbagai
teknologi yang berisi program yang bekerja secara otomatis dan mengatur berdasarkan
pilihan elemen yang tersedia seperti musik, pencahayaan, suhu, serta pengaturan
lainnya. Setiap pengunjung yang masuk ke dalam suatu ruangan maka sejumlah elemen
yang ada di ruangan tersebut akan menyesuaikan dan berubah sesuai dengan keinginan
Anda.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi bahasan yang sudah disampaikan tentang smart building, maka ditarik
kesimpulan :
a. Smart Building adalah penerapan konsep sistem pengaturan otomatis yang
terintegrasi terhadap sebuah bangunan, Dimana sistem telah diatur dengan
algoritma yang terstruktur secara rapih dan sempurna, guna memberikan manfaat
serta kenyamanan lebih terhadap pengguna
b. Terdapat 3 kategori smart building diantaranya, Performance Based Definition
yang mengoptimalkan performa bangunan untuk efisiensi lingkungan serta energi
terhadap bangunan dengan mengurangi life cost dan utilitas bangunan, Service
Based Definition yang bertujuan mampu menyediakan kualitas servis atau
pelayanan bagi pengguna terkait komunikasi, otomasi, serta aktivitas pengguna,
dan System Based Definition yang mengoptimalkan integrasi komposisi dalam
struktur, sistem, servis atau pelayanan, manajemen dengan efisiensi tinggi.
c. Dalam penerapan konsep smart building ini terdapat kelebihan diantaranya adalah
penghematan jangka panjang untuk infrastruktur, pemberian banyak manfaat
dalam aspek kenyamanan, kesehatan, serta kemudahanan bagi tenant atau
pengguna. dan juga dengan smart building ini memberikan efisiensi penggunaan
energi dan mengurangi emisi karbon (Green Area) yang akan berdampak baik
terhadap lingkungan. Akan tetapi terdapat beberapa kekurangan juga dalam
penerapan konsep smart building ini, yaitu modal pemasangan sistem yang besar,
daya listrik yang dibutuhkan besar, dan juga karena sistem yang digunakan sudah
terintegrasi maka ketika terjadi error maka akan berdampak besar terhadap gedung.
d. Penerapan konsep smart building pada bangunan saat ini telah banyak
dipergunakan, khususnya pada bangunan komersil seperti perkantoran, hotel,
apartemen, pusat perbelanjaan, rumah sakit, bandara, pusat pendidikan, dan rumah
atau bangunan tinggal pun saat ini sudah banyak yang menerapkan konsep smart
building
3.2 Saran
Setelah membahas banyak hal tentang konsep smart building, maka kami sebagai
penulis memberikan saran yang diharapkan dapat membantu kemajuan dari konsep
smart building ini, antara lain :
http://www.alatuji.com/article/detail/754/smart-building-atau-sistem-bangunan-pintar-
754#.Ybnpr71BxPY
https://www.99.co/blog/indonesia/kekurangan-teknologi-smart-home/
https://123dok.com/document/q5poe93y-makalah-smart-building.html
https://manajemenproperti.com/perkembangan-smart-building-di-indonesia/
https://www.pcplus.co.id/
LAMPIRAN TANYA JAWAB
1. Sebutkan contoh penerapan smart building di Indonesia dan jelaskan apa yang
membuat bangunan tersebut dikatakan smart building (nanda)
Jawaban : Gedung yang menerapkan sistem smart building yang ada di Indonesia
yaitu Gedung Polresta Tangerang, gedung ini merupakan gedung smart building
pertama di indonesia, konsep gedung ini menggunakan sistem otomatisasi yang
mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Terdapat enam inovasi
yang akan diluncurkan, yakni Electronic Monitoring Anggaran Dana Desa (EM-ADD),
Electronic Crminial Justice System (E-CJS), Electrobic Penegakkan Hukum Terpadu
(E-Gakkumdu), Mobile Lantas (M-Lantas), Mobile Patroli Komando Sabhara (M-
Patko Sabhara) dan Banten Bersatu.
2. Apakah ada ketentuan suatu gedung agar bisa diterapkan sistem smart building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.
3. Disinggung pada slide 14, komponen yang ditingkatkan salah satunya cctv. Apa
perbedaan cctv untuk gedung biasa dengan smart building?
Jawaban : Pada CCTV biasa hanya merekam dalam bentuk rekaman atau
pengambilan gambar seperti kamera pada umumnya dan tersimpan di database yang
ada sedangkan pada smart building CCTV nya memiliki fitur yang lebih canggih sepeti,
adanya sistem sensorik yang utama ialah sistem sensorik iklim ruangan, yaitu sensor
suhu dan sensor cahaya. Sistem sensorik yang lain ialah sistem sensorik keamanan,
yaitu sensor panas dan api, sensor gerak dan jarak, CCTV dengan kemampuan thermal
(panas tubuh)dan pengenal wajah (face recocnition), dan sensor kartu gawai (RFID &
NFC Reader) dan juga CCTV langsung termonitor dan memiliki alarm jika terdeteksi
hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Suatu bangunan gedung bisa dikatakan sudah menerapakan smart building itu ketika
sudah menerapakan apa saja sih? Apakah ada faktor2 nya suatu gedung bisa di katakan
smart building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.
5. Detail smart building memiliki BEMS (BUILDING ENERGY MANAGEMENT
SYSTEM). Tapi pada kekurangannya, smart building menggunakan daya listrik yg
besar. Jadi energi yg dihemat itu energi apa saja? apakah tidak termasuk energi listrik?
Jawaban : untuk penghematan dalam segi energi listrik tidak akan terlalu terlihat
signifikan, pemanfaatan energi pada smart building dilakukan secara optimal oleh
sistem nya, dan juga apabila terjadi pemadaman listrik maka akan secara otomatis akan
tergantikan oleh energi yang tersimpan karena smart building dapat menyimpan energi
yang terbuang secara efektif. Energi juga dapat terhemat karena sedikitnya penggunaan
fasilitas yang ada didalam gedung karena dapat dilakukan dari jarak jauh
6. Aspek aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan gedung yang smart
building?
Jawaban : Sebuah bangunan cerdas harus memenuhi tiga persyaratan utama [Ler,
Eng Loo, 2006; Intelligent Building Automation System], yaitu:
• Bangunan harus memiliki sistem otomasi terkini untuk memantau berbagai macam
fasilitas yang diperlukan, seperti pendingin udara, ventilasi, pencahayaan,
keamanan kebakaran dan sebagainya, sehingga tercipta suasana lingkungan yang
nyaman dan aman bagi para pengguna;
• Bangunan harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik antar lantai gedung,
sehingga arus data dapat dialirkan dengan lancar;
• Bangunan harus menyediakan fasilitas telekomunikasi yang memadai.