Anda di halaman 1dari 55

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PELAPORAN HASIL LABORATORIUM


PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS
CANDILAMA KOTA SEMARANG

Nama Peserta : Karlia Devina, AMd.AK


Gol./ Angkatan : II / I
NIP 19951003 201902 2 008
No. absen 16
Jabatan : Calon Pranata Laboratorium Terampil
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Candilama Kota
Semarang Coach : Harini Setijowati, SKM, MHSc
Mentor : dr. Budi Mulyanto

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


PEMERINTAH KOTA SEMARANG BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PEMERINTAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


APARATUR SIPIL NEGARA
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS CANDILAMA
KOTA SEMARANG

NAMA PESERTA : Karlia Devina, AMd.AK


NIP 19951003 201902 2 008
NO. URUT 16
JABATAN : Calon Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil

Semarang, 10 April 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Karlia Devina, Amd.AK


NIP. 19951003 201902 2 008

Menyetujui,

Coach Mentor

Harini Setijowati, SKM, MHSc. dr. Budi Mulyanto


Widyaiswara Ahli Madya Kepala Puskesmas
NIP.19681109 199303 2 005 NIP.19671024 200701 1 016

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASARAPARATUR SIPIL NEGARA
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS
CANDILAMA KOTA SEMARANG

TELAH DISEMINARKAN

Di : Semarang
Pada tanggal : 10 April 2019

Coach Mentor

Harini Setijowati, SKM, MHSc. dr. Budi Mulyanto


Widyaiswara Ahli Madya Kepala Puskesmas
NIP.19681109 199303 2 005 NIP.19671024 200701 1 016

Mengetahui,
Narasumber

Drs. Siswanta Jaka, A.Pt.M.Kes.


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 19631028 198911 1 001

iii
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, hanya karena
belas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi dan habituasi dengan judul “Optimalisasi Pelaporan Hasil
Laboratorium di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas
Candilama Semarang” sebagai sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Pemerintah Kota
Semarang dengan baik, dimana Pemerintah Kota Semarang bekerja sama
dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Jawa Tengah. Kegiatan pada rancangan Aktualisasi ini diharapkan
mampu mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komiten Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di
unit kerja.
Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta
membantu penyusunan rancangan ini kepada :
1. Kepala BKPP Kota Semarang yang telah menyelenggarakan
pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan I
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah yang telah memfasilitasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan I ini;
3. Drs. Siswanta Jaka, A.pt.M.kes. selaku narasumber atau penguji,
yang memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat diterapkan dengan baik.
4. dr. Budi mulyanto selaku mentor yang telah memberikan masukan
dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Harini Setijowati, SKM, MHsc. selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.
iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan I.
7. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan I.
8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II khususnya
Angkatan I atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan
dukungannya.
9. Orang tuaku (Sukarya dan Amelia Sari ), terima kasih atas bantuan,
fasilitas, dorongan dan doa yang tidak pernah putus. Semoga
penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih


banyak kekurangan, oleh karena itu kami mohon sumbang saran dan
kritik dari para guru serta pembaca lainnya demi perbaikan di masa
mendatang. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan terutama instansi UPTD Puskesmas
Candilama Kota Semarang.
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kesalahan dalam bertutur kata maupun sikap yang kurang berkenan
dalam berinteraksi selama melakukan rancangan aktualisasi. Kiranya
Allah sumber segala rahmat dan kasih karunia melimpahkan berkat
dan anugerahNya atas kita semua. Amin..

Semarang, 9 April 2019


Penulis,

Karlia Devina, AMd.AK


NIP. 19951003 201902 2 008

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iiii
PRAKATA..................................................................................................ivv
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. IDENTIFIKASI ISU DAN RUMUSAN MASALAH...............................3
C. TUJUAN.............................................................................................8
D. MANFAAT..........................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................10
A. SIKAP PERILAKU BELA NEGARA.................................................10
B. NILAI DASAR PNS..........................................................................13
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI.............................27
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA............................29
A. PROFIL ORGANISASI.....................................................................38
1. DASAR HUKUM..........................................................................30
2. VISI,MISI,NILAI, DAN TUJUAN ORGANISASI...........................31
3. DESKRIPSI SDM.........................................................................35
B. TUGAS DAN JABATAN PESERTA DIKLAT...................................36
C. ROLE MODEL..................................................................................37
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI....................................38
A. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN
KETERKAITAN DENGAN NILAI ANEKA...............................................39
B. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI..........................................44
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA..............45
BAB V PENUTUP......................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................47

vi
DAFTAR TABEL

1.1. Identifikasi Isu....................................................................................4


1.2. Analisis Isu Berdasarkan APKL..........................................................6
1.3. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG.....................................................7
3.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi......................................................27
3.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.......................................36
3.3. Rencana Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala...................37

vii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Seorang pegawai ASN dituntut untuk memiliki
integritas, bekerja secara profesional, bersikap netral atau tidak
terlibat dalam intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme sehingga dapat menjalankan fungsi, tugas , dan
perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu membentuk
suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
Bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia, maka
keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar
bangsa Indonesia tersebut.
Dalam rangka mewujudkan ASN yang professional dan
berkarakter, maka setiap calon pegawai negeri sipil diwajibkan untuk
menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang disebut dengan Diklat Prajabatan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Diklat prajabatan pola baru dilaksanakan dengan sistem
internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) kemudian dituangkan dalam suatu dokumen yang
disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja.
1
Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk membuat kelima
nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja, dalam hal ini
penulis akan melaksanakan aktualisasi pada unit kerjanya yaitu
puskesmas Candilama. Puskesmas Candilama adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Terdapat beberapa isu yang masih terjadi pada unit
laboratorium Puskesmas Candilama antara lain pelaporan hasil yang
masih belum optimal dimana pelaporan hasil masih belum lengkap
dan dalam penulisan identitas pasien serta pelaporan hasil masih
mengguakan sistem manual dengan ditulis tangan hal tersebut dapat
mengakibatkan kesalahan penyerahan hasil lab karena identitas yang
tidak lengkap serta dapat menyebabkan kesalahan pembacaan hasil
karna penulisannya yang masih manual. Masalah yang kedua yaitu
belum tersedianya sistem penyimpanan riwayat hasil laboratorium,
dengan tidak tersedianya sistem penyimpanan tersebut kita tidak
dapat mengetahui riwayat hasil laboratorium pasien sebagai bahan
pembanding validasi hasil. Dan yang ketiga yaitu kurangnya
kesadaran petugas laboratorium dalam menggunakan APD,
pentingnya penggunaan APD untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja.
Demi mewujudkan visi dari puskesmas Candilama yaitu
Menjadi Puskesmas yang Berkualitas dan Profesional Dalam
Mengelola Pelayanan Kesehatan Primer untuk Menuju Masyarakat
Sehat dan Mandiri di Kecamatan Candisari maka diperlukan
pemecahan dari isu tersebut.

2
B. IDENTIFIKASI ISU DAN RUMUSAN MASALAH
1. IDENTIFIKASI ISU
PNS memiliki kedudukan serta peran dalam NKRI yang
dikategorikan dalam 3 aspek besar yaitu Manajemen ASN, Whole
of Government , dan Pelayanan Publik yang merupakan prinsip
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD
Puskesmas Candilama Kota Semarang dengan menerapkan nilai
ANEKA. Program aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan
identifikasi isu yang akan melalui proses penapisan melalui 2
metode. Metode APKL menapis isu-isu kontemporer yang telah
dikumpulkan dari sisi keaktualan, problematik, kekhalayakan serta
kelayakan isu tersebut untuk diselesaikan. Setelah itu , isu dengan
prioritas utama ditentukan dengan melihat dari sisi urgency ,
seriousness dan growth atau dikenal dengan metode USG. Daftar
isu yang diperoleh yang dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan
Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan
Pelayanan Publik) ditampilkan pada Tabel berikut :

Tabel 1.1. Identifikasi Isu


Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan
1. Belum  Belum  Petugas
Optimalnya terlaksananya melaksanakan
Pelaporan Hasil Identifikasi Pasien Identifikasi Pasien
Laboratorium di sesuai dengan sebelum
UPTD SOP melaksanakan
Puskesmas  Belum sampling darah
Candilama Kota terlaksananya sesuai dengan
Semarang pelaporan hasil SOP
Sumber isu : laboratorium  Pelaporan hasil
Manajemen secara laboratorium
ASN dan komputerisasi secara
Pelayanan  Belum komputerisasi
publik terlaksananya  Pelaksanaan
double check double check
dalam pelaporan pada saat
hasil laboratorium melakukan
. validasi hasil.

3
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan
2. Belum  Sistem  Laboratorium
Tersedianya penyimpanan memiliki
Sistem hanya penyimpanan
Penyimpanan menggunakan riwayat hasil
Riwayat Hasil buku dengan laboratorium
Laboratorium. ditulis manual. secara
Sumber isu : komputerisasi
Pelayanan
publik
3. Rendahnya  Dalam  Petugas
Kesadaran pelaksanaan Laboratorium
Petugas petugas menggunakan
Laborarium laboratorium tidak APD lengkap
dalam menggunakan sesuai dengan
menggunakan APD lengkap. SOP
APD
Sumber isu :
Manajemen
ASN
Pelayanan
publik

2. PENETAPAN ISU
a. Metode APKL
Isu-isu yang ada menyangkut Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik yang telah diidentifikasi
kemudian ditentukan satu isu yang akan diangkat menjadi isu
utama yang akan menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama habituasi. Program Aktualisasi dan
habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan melihat
dari apakah isu tersebut aktual, merupakan isu yang
problematik, memenuhi kekhalayakan atau menyangkut
kepentingan bersama dan juga apakah isu tersebut layak untuk
dipecahkan (APKL). Secara lebih rinci, penjelasan terkait APKL
adalah sebagai berikut:

4
1) Aktual
Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.
2) Problematik
Isu yang merupakan masalah mendesak dan memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan
tindakan nyata.
3) Kekhalayakan
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
masyarakat pada umumnya, bukan hanya untuk seseorang
atau kelompok.
4) Kelayakan
Isu tersebut mengandung unsur logis, pantas, realitas,
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan dan
tanggung jawab di instansi.

Dari kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka isu – isu


kontemporer yang telah dikumpulkan akan melalui proses
analisis berdasarkan APKL untuk menentukan isu yang benar-
benar aktual, mendesak, menyangkut hidup orang banyak, dan
layak untuk diselesaikan. Berikut tabel analisis isu dengan
metode APKL :

Tabel 1.2. Analisis Isu Berdasarkan APKL

Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L

Belum Optimalnya Pelaporan


Hasil Laboratorium di UPTD
Memenuhi
1. Puskesmas Candilama Kota + + + +
persyaratan
Semarang

5
Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L

Belum Tersedianya Sistem


Penyimpanan Riwayat Hasil Memenuhi
2. + + + +
Laboratorium persyaratan

Rendahnya Kesadaran Petugas


Laborarium dalam Tidak
3. menggunakan APD + + - + memenuhi
Persyaratan

Keterangan : “+”= memenuhi kriteria


“–“ =tidak memenuhikriteria

Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak dua isu


kritikal yaitu :
1. Belum Optimalnya Pelaporan Hasil Laboratorium
di UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang
2. Belum Tersedianya Sistem Penyimpanan
Riwayat Hasil Laboratorium
Penetapan isu utama / prioritas dilakukan dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
selanjutnya yaitu dengan mengkategorikan isu tersebut sesuai
kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang kemudian
penilaian dilakukan dengan pemberikan skor sesuai skala likert
(1-5, sangat tidak penting – sangat penting) seperti tabel berikut

6
Tabel 1.3. Pemilihan isu melalui kriteria USG
Isu

Analisis Belum optimalnya Belum tersedianya Sistem


Pelaporan Hasil Penyimpanan Riwayat
Laboratorium di UPTD Hasil Laboratorium di
Puskesmas Candilama UPTD Puskesmas
Kota Semarang Candilama Kota
Semarang.

U 5 4

S 4 4

G 4 3

Total 13 11

Prioritas 1 2

Keterangan:
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas,dianalisis dan ditindaklanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya.
Skala likert 1-5 : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = netral, 2
= tidak penting, 1 = sangat tidak penting

Berdasarkan hasil penilaian prioritas masalah


menggunakan metode USG, skor tertinggi diperoleh “Belum
Optimalnya Pelaporan Hasil Laboratorium di UPTD Puskesmas
Candilama Kota Semarang” sehingga masalah ini merupakan
masalah prioritas yang akan dibahas dalam aktualisasi dan
habituasi kali ini.

7
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjabaran idetifikasi isu dan penetapan isu
yang dilakukan, rumusan masalah dalam aktualisasi dan habituasi
ini adalah, “Bagaimana upaya optimalisasi pelaporan hasil
laboratorium di UPTD Puskesmas Candilama Kota
Semarang?”. Aktualisasi dan habituasi ini dibuat sebagai upaya
mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dikenal dengan
sebutan ANEKA. Serta Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG) sebagai upaya
Optimalisasi Pelaporan Hasil Laboartorium di UPTD Puskesmas
Candilama.

C. TUJUAN

Adapun tujuan aktualisasi dan habituasi ini adalah sebagai berikut :


1. Tujuan Umum
Untuk mengoptimalkan pelaporan hasil laboratorium di UPTD
Puskesmas Candilama
2. Tujuan Khusus
a. Untuk membentuk sumber daya manusia ASN yang
memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai dasar
profesi ASN dalam mengoptimalkan pelaporan hasil
laboratorium di UPTD Puskesmas Candilama.
b. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi
masyarakat yang bersifat akuntabel, berjiwa
nasionalisme, memiliki etika publik yang baik,
berorientasi pada komitmen mutu serta pribadi yang
anti korupsi.
c. Untuk menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II angkatan I di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang.

8
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
a. Bagi Peserta Diklat
Pemahaman nilai-nilai dasar ANEKA sebagai pedoman
dalam menjalankan profesi sebagai ASN dalam
mengoptimalkan pelaporan hasil laboratorium di UPTD
Puskesmas Candilama.
b. Bagi UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang
Rancangan ini dapat meningkatkan pelayanan pada
laboratorium dengan kegiatan yang akan diaktualisasikan dan
dihabituasikan.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Wawasan kebangsaan ialah cara pandang
bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri
sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan nusantara
itu. Seorang PNS harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat
sebagai dasar dari segala sikap dan perilaku dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan
dalam wawasan kebangsaan adalah :
a. Landasan idiil : Pancasila
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia Pancasila merupakan pedoman yang mutlak
dalam penyusunan segala bentuk kebijakan negara, termasuk
UUD
1
1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Rumusan nilai-nilai dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. UUD 1945: Landasan konstitusionil SANKRI


Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms)
Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Batang Tubuh UUD 1945 hasil
Amandemen I-IV pada tahun 2002 terdiri atas 21 bab, 74 pasal,
serta tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan.
Dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002 sebagaimana
dipraktekkan di berbagai negara tidak ada lagi Penjelasan Pasal-
Pasal. Pasal-pasal UUD 1945 dimaksud merupakan penjabaran
dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara


yang dilakukan secara teratur, menyeluruh, dan terpadu serta
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan
Negara.
Dasar hukum undang-undang tentang upaya bela negara yaitu:
 Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara

1
 Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya


dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara
lain:
1. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
3. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.

4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.


1
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti
para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet
saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
2. Kesiapsiagaan Bela Negara

Pemantapan kesiapsiagaan bela negara bagi warga negara,


merupakan implementasi pencapaian sasaran strategis terhadap nilai-
nilai bela negara dalam rangka menjaga eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk
menangkal faham-faham, ideologi, dan budaya yang bertentangan
dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia yang sekiranya akan
memengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu oleh faktor ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan sebagai
dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis.

B. Nilai Dasar ASN


UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
megandung 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai
pelayan masyarakat meliputi : 1) Akuntabilitas; 2) Nasionalisme; 3)
Etika Publik; 4) Komitmen Mutu; dan 5) Anti Korupsi atau dapat
disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan dari kelima nilai tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.

1
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai serta merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik
dengan sektor, kelompok dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.

Menurut LAN RI (2015;8), akuntabilitas terdiri dari 5 aspek


yaitu :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is a
result oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
is a requires reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is a
meaningless without consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)

PNS masa kini harus mampu mengubah citra PNS terdahulu


dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk

1
sikap, dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan
publik, imparsial, dan berintegritas. Menurut Bovens (dalam LAN
RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama yaitu:
a. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);
c. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar). Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
c. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi serta melaporkan “ke bawah”
kepada publik
d. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. serta
melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan
lembaga negara.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yang diperlihatkan
pada gambar di bawah ini :

1
Gambar 1. Tingkat akuntabilitas

Dalam mewujudkan organisasi sector publik yang akuntabel, maka


mekanisme akuntabilitas harus mengandung 4 dimensi, diantaranya
:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity
and legality);
b. Akuntabilitas proses (process accountability);
c. Akuntabilitas program (program accountability);
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS harus
mengambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan
tidak bias.
b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
c. Akuntabel dan transparan.
d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.
e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik
sesuai dengan organisasinya.
f. Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi
konflik kepentingan.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel maka seluruh
PNS harus mengimplementasikan nilai-nilai akuntabilitas sebagai
berikut :
a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain,
adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan);
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang,
kontrak, kebajikan, dan peraturan yang berlaku);

1
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas
responsibilitas perseorangan dan responsibilitas institusi);
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan
dan
f. kredibilitas organisasi);
g. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal –
hal yang dapat dipercaya);
h. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas);
i. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab);
dan
j. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
oleh PNS.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah :
 Arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya (chauvinism).
 Arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, terkait sumpah
dan janji ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan
bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat kepada Pancasila,
UUD 1945, negara, dan pemerintah. Salah satu fungsi ASN
adalah perekat dan pemersatu bangsa, dengan kata lain ASN
adalah agen / alat untuk menjaga persatuan negara Indonesia.
Seorang

1
ASN harus memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan
fungsi tersebut yaitu mulai dari kecintaannya terhadap bangsa
dan negara Indonesia atau disebut sikap nasionalisme.
ASN harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai
nasionalisme yang tertuang dalam kelima sila Pancasila beserta
butir-butinya yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa ( 7 butir)
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (10 butir)
3. Persatuan Indonesia (7 butir)
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan (10 butir)
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (11 butir)
Sedangkan, indikator-indikator yang terdapat dalam nilai
nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara
lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sikap
dan perilaku yang dilakukan dan ditunjukkan seorang ASN harus
berlandaskan nilai-nilai nasionalisme yang mewujudkan
kecintaannya terhadap bangsa dan negara.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015: 6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi

1
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko dalam LAN, 2015: 7). Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya pejabat publik harus menaati
kode etik yang telah ditetapkan. Kode etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).

PNS harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan


12 kode etik dan kode perilaku yang telah dirumuskan pada UU
Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5. yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau

1
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika


publik sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014, sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

2
Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan
pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan
yang berkualitas dan relevan; 2) dimensi modalitas yang terdiri
dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas; serta 3) dimensi
tindakan integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi
tersebut dapat menjadi dasar untuk menjadi pelayan publik
yang beretika. Etika publik menjadi sebuah refleksi kritis yang
mengarahkan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, dan
kesetaraan yang dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga
kompetensi etika. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan
seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah yang tidak beruntung. Dengan diterapkannya kode etik
ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan
menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia namun juga di
akhirat. Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu:
1. Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat
menghasikan rasa senang
2. Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan
kesamaan harkat dan derajat/tidak diskriminatif
3. Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan
cita rasa/perasaan
4. Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa
adil (didasarkan kebutuhan)
5. Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan
keleluasaan namun tidak mengganggu orang lain

2
6. Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada
kebenaran baik secara ilmiah maupun mutlak

Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik


diantara aparatur sipil negara. Dengan rumusan kode etik yang
baik dan diikuti sebagai pedoman bertindak dan berperilaku,
sehingga para aparatur negara akan mlihat kedudukan mereka
sebagai alat bukan sebagai tujuan.

Mengacu pada TAP MPR NO.VI/MPR/2001 ada pokok-


pokok etika kehidupan berbangsa yaitu:
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintahan
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika lingkungan.

Adapun aktualisasi etika Aparatur Sipil Negara antara


lain:
1. Aktualisasi etika publik untuk peningkatan kualitas
pelayanan
publik
2. Aktualisasi kode etik untuk melawan korupsi
3. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan kinerja organisasi
4. Aktualisasi kode etik untuk peningkatan integritas publik

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu

2
kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder
adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu.
a. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai
oleh pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya
sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang,
dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.

c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan di pasar, teknologi dan
persaingan.
d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.

2
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan
prima sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customer/clients.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients
mauun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus
yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa
Yunani coruptio artinya perbuatan yang tidak baik, buruk,
curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental
dan umum. Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ada 7 jenis korupsi menurut Syed Husin Alatas (LAN,


2014:17) yaitu:

2
1. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal
balik kedua pihak yang sama-sama aktif demi keuntungan
bersama;
2. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada
pihak pemberi untuk menyuap demi kepentingan
keselamatan diri dan koleganya;
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang
keuntungannya diharapkan dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus
kepada kerabatnya dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu
dengan memanfaatkan kelebihan pemahaman dan
pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi
tindak korupsi lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan
untuk mempertahankan diri dari pemerasan.

Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat


7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1)
kerugian keuangan negara; (2) suap-menyuap; (3)
pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam
jabatan; (6) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan (7)
gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan
salah satu cara untuk menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-
Nilai dasar anti korupsi adalah sebagai berikut.
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab

2
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa,
karena dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang
luas. Menurut LAN RI (2014:8) yang dikutip dari berbagai
sumber, dampak perilaku dan tindak pidana korupsi adalah
sebagai berikut :
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih
besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi
yang relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak
dari pada negara rentan korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk
melakukan proses atau usaha untuk mendapatkan hasil terbaik
agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

2
3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam UU Nomor
5 Tahun 2014 mempunyai kedudukan dan peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang Undang Dasar Tahun 1945. Dalam rangka mencapai
tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, PNS dituntut
untuk memahami kedudukan dan perannya yang terdapat pada
agenda ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu :
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
b. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah

2
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerinah di Pusat
dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (LAN : 1998). Berdasarkan UU Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa
pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelaynan
publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah :
 Partisipatif
 Transparan
 Responsif
 Tidak diskriminatif
 Mudah dan murah
 Efektif dan efisien
 Aksesibel
 Akuntabel
 Berkeadilan

2
BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

1. Dasar Hukum pembentukan organisasi

Kedudukan Puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis


dinas kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan yang merupakan sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas dipimpin
oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan


masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 Tahun
2014) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan
fungsi :

1. penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM Puskesmas berwenang
untuk :
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan;
b. masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;

2
c. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
d. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
e. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
g. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
h. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
dan memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP Puskesmas berwenang untuk
:

a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara


komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;

3
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan
indikasi medis dan Sistem Rujukan.
Selain menyelenggarakan fungsi UKM dan UKP
sebagaimana tersebut diatas, Puskesmas dapat berfungsi sebagai
wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan


nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan
indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2017 –
2021 yang mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat. Dan beberapa SPM umah sakit yang relevan.

2. Visi, Misi, Nilai dan tujuan organisasi


A. VISI
Menjadi Puskesmas yang Berkualitas dan Profesional Dalam
Mengelola Pelayanan Kesehatan Primer untuk Menuju
Masyarakat Sehat dan Mandiri di Kecamatan Candisari.
B. MISI
I. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang
Berkualitas.
II. Memberdayakan Masyarakat Untuk Memiliki
Kemauan dan Kemampuan Hidup Sehat.
C. Tata Nilai
“SIAP”
S = Santun

3
Halus, sopan dan baik dalam tutur kata dan tingkah laku
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
I = Integritas
Melakukan tindakan sesuai dengan tata nilai kebenaran
yang diyakini dan prinsip yang dipegang dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat
A = Amanah
Melaksanakan apa yang dipercayakan kepadanya dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
P = Profesional
Terampil, handal dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
D. Tujuan Organisasi
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut diatas,
UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang menetapkan
tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Kuantitas
dan Kualitas SDM Puskesmas
b. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Sarana dan
Prasarana Puskesmas;
c. Meningkatkan mutu pelayanan upaya kesehatan
perorangan (UKP) yang efektif dan efisien;
d. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta
penyediaan obat perbekalan kesehatan yang
memenuhi persyaratan mutu serta melindungi
masyarakat dari makanan minuman yangg tidak
memenuhi syarat kesehatan.

3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Candilama dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

3
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Candilama
SESUAI KEPUTUSAN KEPALA DINAS
KESEHATAN KOTA SEMARANG

No : 440/089
KEPALA UPTD PUSKESMAS
CANDILAMA

dr. Budi Mulyanto

KA.SUB.BAG TATA USAHA

Satiman

PERENCANAAN
KEUANGAN
ADMINISTRASI /
Fendrik Bayu UMUM
Indah Lestari, A.Md
Rifatmoko
Ninik Wahyuningsih
Slamet Amin Rofi’i

Tyas Isabella, Amd.F

PENANGGUNG JAWAB UKM, PENANGGUNG JAWAB JARINGAN & JEJARING


PENANGGUNG JAWAB UKP KEPERAWATAN KESEHATAN FASYANKES
MASYARAKAT
Umi Aminah, S.S.T

RAWAT JALAN
FARMASI LABORATORIUM GIZI KESLING PENGEMBANGAN JARINGAN JEJARING
dr. Veronika Melita K
Tyas Isabella, Indah Lestari, Amd Murtiati RN, Sri Rohandayaningsih drg. Sri Rahayu P. Supartono, AMK Sri Rochandayaningsih
drg. Sri Rahayu P
PROMKES P2P

Eko Kristiyanto, Am.Kep PUSLING PUSTU


Siska Shintawati, Amin Rizki Utami,
Am.Keb Umi Aminah, Siti Riwayati
KIA/KB PERKESMAS
S.S.T
Siska Shintawati, Supartono 33
Am.Keb
4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya lain
Tabel dibawah memperlihatkan kondisi jumlah karyawan di UPTD
Puseksmas Candilama tahun 2017

Jumlah Karyawan UPTD Puskesmas Candilama

JUMLAH

NO JENIS TENAGA LAKI-LAKI PEREMPUAN Jumlah

PNS NON PNS PNS NON PNS

1 Kepala Puskesmas 1 - - - 1

2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - - 1

3 Dokter Umum/Fungsional - - 2 - 2

4 Dokter gigi - - 1 - 1

5 Bidan - - 2 1 3

6 Perawat 2 - 3 - 4

7 Perawat Gigi - - 1 - 1

8 Sanitarian - - 1 - 1

9 Apoteker - - - - -

10 Ass Apoteker - - 1 1 2

11 Analis Kesehatan/ laborat - - 1 - 1

12 Perekam Medis - 1 - - 1

13 Nutrisionis - - 1 - 1

14 Penyuluh Kesh. Masy. - - - - -

15 Epidemiolog - - - - -

16 Entomolog - - - - -

20 Pengadministrasi Umum 2 - - 1 3

21 Pengelola Kepegawaian - - - - -

22 Petugas Loket - - 4 - 4

23 Pengemudi - 1 - - 1

24 Penjaga Kantor - 1 - - 1

3
JUMLAH

NO JENIS TENAGA LAKI-LAKI PEREMPUAN Jumlah

PNS NON PNS PNS NON PNS

25 Petugas Kebersihan - - - 2 2

Total 6 3 17 5 31

JUMLAH WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CANDILAMA


1. Kelurahan Jomblang

2. Kelurahan Karanganyar Gunung

3. Kelurahan Jatingaleh

B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat

Peserta adalah sebagai pranata laboratorium di Puskesmas Candilama


yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut

1. Mempersiapkan peralatan, bahan penunjang dan sampling (Jumlah


Sampel)
2. Membuat dan mewarnai sediaan (BTA, Diff count, urine, tinja)
3. Melakukan penanganan dan pengelolaan spesimen/ sampel (centrifuge,
mengawetkan, menyimpan pada suhu tertentu)
4. Melakukan pemeriksaan secara mikroskopis/organoleptik
(makro,urine, tinja, dll)
5. Melakukan pemeriksaan sederhana secara mikroskopis (hitung diff count,
BTA, telur cacing, leukosit, trombosit)
6. Melakukan pemeriksaan dengan metode cepat (reduksi, tes kehamilan,
PH, dll)
7. Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi ( Widal, VDRL, Golda, dll)
8. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
9. Membuat laporan hasil pemeriksaan umum
10. Memelihara peralatan dan fungsi alat laboratorium.

3
C. Role Model

Gambar 3.1 Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang

Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Semarang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, MPH


dipilih sebagai role model karena dalam kepemimpinannya
(Akuntabilitas) beliau dinilai luar biasa dan membawa perubahan
besar bagi masyarakat khususnya dibidang kesehatan. Berbagai
inovasi (Komitmen Mutu) dilakukan dalam memperbaiki taraf
kesehatan masyarakat salah satunya dengan mencanangkan program
UHC (Universal Health Coverage) yaitu jaminan kesehatan bagi
seluruh warga Kota Semarang tanpa membedakan status sosial
(Nasionalisme) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan pelayanan di Rumah Sakit
kelas 3 yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Beliau juga dikenal
sebagai pemimpin yang peduli (Etika Publik) kepada masyarakat.
selain itu beliau sangat disiplin (anti korupsi) dalam melaksanakan
tugas.

3
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang

Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pelaporan Hasil


Laboratorium di Unit Pelayanan Teknis
Daerah (UPTD) Puskesmas Candilama
Kota Semarang Sumber isu :Manajemen
ASN dan Pelayanan publik
2. Belum Tersedianya Sistem
Penyimpanan Riwayat Hasil
Laboratorium Sumber isu : Pelayanan
publik
3. Rendahnya Kesadaran Petugas
Laborarium dalam menggunakan
APD Sumber isu :Manajemen ASN
dan
Pelayanan publik
Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelaporan hasil laboratorium
di UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang.
Gagasan : Optimalisasi Pelaporan hasil laboratorium di
Pemecahan Isu UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang.

Ringkasan kegiatan

1. Pembuatan Instruksi Kerja Pengisian blanko


permintaan pemeriksaan Laboratorium Sumber :Inovasi
2. Pembuatan Form Check List pra analitik sampling darah.
Sumber :Inovasi
3. Pelaksanaan identifikasi pasien sesuai dengan
SOP. Sumber : Tupoksi
4. Pembuatan Form hasil laboratorium baru dengan
komputerisasi. Sumber: Inovasi
5. Pelaksanaan Double Check pada pelaporan hasil lab.
Sumber: Inovasi.

3
A. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN ANEKA
Tabel 3.1Daftar Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1. Pembuatan 1. Melakukan Blanko permintaan cek Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan
Instruksi Kerja konsultasi laboratorium hasus terisi (Pancasila sila UPTD Puskesmas tata nilai
Pengisian dengan atasan dengan lengkap meliputi ke-4, yaitu prinsip Candilama yaitu: Puskesmas
blanko 2. Membuat nama, tanggal lahir, musyawarah) yaitu :
permintaan instruksi kerja alamat serta nomor Meningkatkan Santun dalam
pemeriksaan pengisian blanko catatan medis pasien. Etika Publik Pelayanan berkomunikasi,
Laboratorium permintaan Kelengkapan tersebut (kebersamaan, Kesehatan Yang memiliki,integrit
pemeriksaan mempermudah petugas kepedulian) Berkualitas. as dalam
(Inovasi) laboratorium lab dalam melakukan melaksanakan
3. Melakukan identifikasi pasien Komitmen mutu pekerjaan,
sosialisasi sebelum melakukan Orientasi mutu serta
dengan dokter pengambilan darah serta profesional
tentang meudahkan dalam Akuntabilitas dalam bekerja.
pelaksanaan penulisan hasil konsistensi
kelengkapan pemeriksaan
pengisian blanko laboratorium.
permintaan
pemeriksaan Pertama-tama saya
laboratorium melakukan konsultasi
4. Membuat untuk mencari
checklist kesepakatan dengan
kepatuhan prinsip musyawarah.
pengisian blanko Setelah mendapatkan
permintaan persetujuan atasan
pemeriksaan selanjutnya membuat
laboratorium instruksi kerja untuk
pengisian blanko

3
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
permintaan pemeriksaan
laboratorium.
Selanjutnya
melaksanakan
sosialisasi dan
kerjasama dengan
dokter untuk
melaksanakan instruksi
kerja yang sudah dibuat.
Setelah itu membuat
check list kepatuhan
pengisian blanko
permintaan pemeriksaan
lab untuk monitoring dan
evaluasi dalam rangka
mempertahankan
konsistensi kepatuhan
kelengkapan pengisian
form permintaan
pemeriksaan
laboratorium untuk
mempertahankan mutu.

2. Pembuatan 1. Melakukan Form check list Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan


Form Check konsultasi persetujuan dibuat agar Sesuai Pancasila UPTD Puskesmas tata nilai
List pra dengan atasan. dalam pelaksanaan pra sila ke-4 Candilama yaitu: Puskesmas
analitik 2. Pembuatan form analitik sampling darah Komitmen mutu yaitu :
sampling Check list pra terlaksana dengan baik Inovatif Meningkatkan Santun dalam
darah. analitik sampling dan benar Akuntabilitas Pelayanan berkomunikasi,
(Inovasi) darah Konsisten, Kesehatan Yang memiliki
3. Sosialisai kepada Pertama saya melakukan tranparan Berkualitas. integritas dalam
petugas lab untuk konsultasi dengan Anti Korupsi melaksanakan
pelaksanaan form atasan untuk mendapat Jujur pekerjaan.

3
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
check list pra Persetujan atasan untuk
analitik sampling pembuatan form check
darah list pra analitik sampling
darah dengan
menggunakan prinsip
musyawarah.
Selanjutnya saya
berinovasi membuat
form checklist pra analitik
sampling darah
berdasarkan dengan
SOP. Selanjutnya
melakukan sosialisasi
dengan petugas lab agar
melaksanakan form
tersebut dengan
transparan, jujur dan
konsisten dalam
menggunakannya.

3. Pelaksanaan 1. Konsultasi Identifikasi pasien harus Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan


identifikasi dengan atasan dilaksanakan sesuai Pancasila sila ke- UPTD Puskesmas tata nilai
pasien sesuai 2. Sosialisai dengan SOP agar 4 Candilama yaitu: Puskesmas
dengan SOP kepada sesama menghindari tertukarnya yaitu :
petugas lab identitas pasien serta Etika Publik Meningkatkan Santun dalam
(Tupoksi) untuk berhubungan juga dalam kebersamaan Pelayanan berkomunikasi,
pelaksanaan penulisan hasil Komitmen Mutu Kesehatan Yang memiliki
identifikasi pemeriksaan Perbaikan Berkualitas. integritas dalam
pasien sesuai laboratorium. berkelanjutan melaksanakan
SOP pekerjaan,
Pertama-tama saya serta
melakukan konsultasi profesional
dengan atasan tentang dalam bekerja

4
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
pelaksanaan kembali
identifikasi sesuai
dengan SOP dengan
prinsip musyawarah
selanjutnya melakukan
sosialisasi dan
bekerjasama dengan
sesama petugas
laboratorium agar
petugas lab selalu
melaksanakan
identifikasi pasien sesuai
dengan SOP sehingga
perbaikan tersebut
berkelanjutan.

4. Pembuatan 1. Berkonsultasi Pelaporan hasil lab Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan


form Hasil Lab dengan atasan sebelumnya masih Pancasila sila ke- UPTD Puskesmas tata nilai
dengan 2. Pembuatan form manual dengan ditulis 4 Candilama yaitu: Puskesmas
komputerisasi hasil lab baru tangan hal terebut dapat yaitu :
dengan menimbukan kesalahan Komitmen mutu Meningkatkan profesional
(Inovasi) komputerisasi pembacaan hasil. Inovatif Pelayanan dalam bekerja
3. Sosialisasi Sehingga saya perlu Kesehatan Yang
kepada petugas membuat form hasil Berkualitas.
lab tentang form laboratorium baru
hasil dengan komputerisasi.
laboratorium
yang baru. Pertama saya melakukan
konsultasi dengan
atasan untuk meminta
Persetujan pembuatan
form hasil laboratorium
prinsip musyawarah.

4
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
Setelah mendapat
persetujuan dari atasan
saya berinovasi
membuat form hasil lab
baru. selanjutnya saya
mensosialisasikan hasil
form laboratorium
tersebut kepada sesama
petugas laboratorium.

5. Pelaksanaan 1. Konsultasi Pertama-tama saya Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan


Double Check dengan atasan melakukan konsultasi Pancasila sila ke- UPTD Puskesmas tata nilai
pada 2. Sosialisasi dengan atasan tentang 4 Candilama yaitu: Puskesmas
pelaporan double check pelaksanaan Double yaitu :
hasil lab kepada sesama Check pada pelaporan Komitmen Mutu Meningkatkan Memiliki
(inovasi) petugas hasil laboratorium Perbaikan integritas dalam
laboratorium dengan prinsip berkelanjutan Pelayanan melaksanakan
musyawarah Kesehatan Yang pekerjaan,
selanjutnya melakukan serta
sosialisasi kepada Berkualitas. profesional
sesama petugas dalam bekerja
laboratorium agar
petugas lab selalu
melaksanakan Double
Check pada saat validasi
hasil sehingga
perbaikan yang terjadi
berkelanjutan

4
B. JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

April Mei
No Kegiatan Rencana Bukti Kegiatan
III IV I II III
Pembuatan Instruksi Kerja Pengisian
blanko permintaan pemeriksaan
1 Foto kegiatan
Laboratorium

Pembuatan Form Check List pra analitik


2 sampling darah Foto kegiatan, Hasil form check list

Pelaksanaan identifikasi pasien dengan


3. sesuai dengan SOP Foto kegiatan, video kegiatan

Pembuatan form Hasil Lab dengan


4. komputerisasi Foto kegiatan, Form Hasil Laboratorium baru

Pelaksanaan Double Check pada


5. pelaporan hasil lab (inovasi) Foto kegiatan

4
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA

D. Tabel 3.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi dan Strategi


NO Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi
Menghadapi Kendala

1 Pembuatan Instruksi Kerja Pengisian blanko Tidak terlaksananya instruksi Instruksi kerja dipasang dimeja
permintaan pemeriksaan Laboratorium kerja yg sudah dibuat. pemeriksaan dokter agar selalu
terlihat oleh dokter.

2 Pembuatan Form Check List pra analitik sampling Petugas lupa mengisi form Form checklist disiapkan di meja
darah check list. sampling darah, supaya bisa
langsung dilampirkan.

3 Pelaksanaan identifikasi pasien dengan sesuai Pasien enggan menyebutkan Edukasi kepada pasien
dengan SOP identitas lengkapnya pentingnya proses identifikasi
identitas

4 Pembuatan form Hasil Lab dengan komputerisasi Pengenalan kepada petugas Sosialisasi dan pemberian contoh
lab yang lain karena terbiasa langsung
dengan form lama

5 Pelaksanaan Double Check pada pelaporan hasil Petugas laboratorium lain tidak Memberikan nomor urut pada
lab ada dipuskesmas blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium agar tidak tertukar
dengan pasien lain.

4
BAB V

PENUTUP

Rancangan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil


Negara dirasa sangat penting untuk membentuk sumber daya manusia
ASN yang memiliki karakter sesuai nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Penulis mengangkat isu
yang terdapat pada puskesmas candi lama untuk mengaktualisasi dan
habituasi nilai-nilai dasar calon ASN dimana terdapat beberapa isu yaitu
belum optimalnya pelaporan hasil laboratorium, belum tersedianya sistem
penyimpanan riwayat hasil laboratorium, dan rendahnya kesadaran
petugas laboratorium dalam menggunakan APD. Setelah dilakuan
penetapan isu penulis mendapatkan isu yang akan diangkat yaitu belum
optimalnya pelaporan hasil laboratorium pada UPTD Puskesmas
Candilama Kota Semarang.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mengaktualisasikan


dan habituasi rancangan ini antara lain pembuatan instruksi kerja
pengisian blanko permintaan pemeriksaan laboratorium, pembuatan form
checklist pra analitik sampling darah, pelaksanaan identifikasi pasien
sesuai dengan SOP, pembuatan form hasil laboratorium baru dengan
sistem komputerisasi, dan yang terakhir yaitu pelaksanaan double check
pada pelaporan hasil laboratorium.

Apabila rancangan ini tidak dilaksanakan maka dampak yang akan


terjadi adalah tidak optimalnya pelaporan hasil laboratorium dan dapat
mengakibatkan tertukarnya identitas pasien serta kesalahan pembacaan
hasil laboratorium.

4
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta;
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Pelayanan Publik. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen ASN. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Whole of Government. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara 2014.

Anda mungkin juga menyukai