4 Ra Karlia Devina Pranata Laboratorium Trampil
4 Ra Karlia Devina Pranata Laboratorium Trampil
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Coach Mentor
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TELAH DISEMINARKAN
Di : Semarang
Pada tanggal : 10 April 2019
Coach Mentor
Mengetahui,
Narasumber
iii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, hanya karena
belas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi dan habituasi dengan judul “Optimalisasi Pelaporan Hasil
Laboratorium di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas
Candilama Semarang” sebagai sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Pemerintah Kota
Semarang dengan baik, dimana Pemerintah Kota Semarang bekerja sama
dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Jawa Tengah. Kegiatan pada rancangan Aktualisasi ini diharapkan
mampu mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komiten Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di
unit kerja.
Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta
membantu penyusunan rancangan ini kepada :
1. Kepala BKPP Kota Semarang yang telah menyelenggarakan
pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan I
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah yang telah memfasilitasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan I ini;
3. Drs. Siswanta Jaka, A.pt.M.kes. selaku narasumber atau penguji,
yang memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat diterapkan dengan baik.
4. dr. Budi mulyanto selaku mentor yang telah memberikan masukan
dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Harini Setijowati, SKM, MHsc. selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.
iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan I.
7. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan I.
8. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II khususnya
Angkatan I atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan
dukungannya.
9. Orang tuaku (Sukarya dan Amelia Sari ), terima kasih atas bantuan,
fasilitas, dorongan dan doa yang tidak pernah putus. Semoga
penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iiii
PRAKATA..................................................................................................ivv
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. IDENTIFIKASI ISU DAN RUMUSAN MASALAH...............................3
C. TUJUAN.............................................................................................8
D. MANFAAT..........................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................10
A. SIKAP PERILAKU BELA NEGARA.................................................10
B. NILAI DASAR PNS..........................................................................13
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI.............................27
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA............................29
A. PROFIL ORGANISASI.....................................................................38
1. DASAR HUKUM..........................................................................30
2. VISI,MISI,NILAI, DAN TUJUAN ORGANISASI...........................31
3. DESKRIPSI SDM.........................................................................35
B. TUGAS DAN JABATAN PESERTA DIKLAT...................................36
C. ROLE MODEL..................................................................................37
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI....................................38
A. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN
KETERKAITAN DENGAN NILAI ANEKA...............................................39
B. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI..........................................44
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA..............45
BAB V PENUTUP......................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................47
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUA
N
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Seorang pegawai ASN dituntut untuk memiliki
integritas, bekerja secara profesional, bersikap netral atau tidak
terlibat dalam intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme sehingga dapat menjalankan fungsi, tugas , dan
perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu membentuk
suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
Bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia, maka
keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar
bangsa Indonesia tersebut.
Dalam rangka mewujudkan ASN yang professional dan
berkarakter, maka setiap calon pegawai negeri sipil diwajibkan untuk
menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang disebut dengan Diklat Prajabatan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Diklat prajabatan pola baru dilaksanakan dengan sistem
internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) kemudian dituangkan dalam suatu dokumen yang
disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja.
1
Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk membuat kelima
nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja, dalam hal ini
penulis akan melaksanakan aktualisasi pada unit kerjanya yaitu
puskesmas Candilama. Puskesmas Candilama adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Terdapat beberapa isu yang masih terjadi pada unit
laboratorium Puskesmas Candilama antara lain pelaporan hasil yang
masih belum optimal dimana pelaporan hasil masih belum lengkap
dan dalam penulisan identitas pasien serta pelaporan hasil masih
mengguakan sistem manual dengan ditulis tangan hal tersebut dapat
mengakibatkan kesalahan penyerahan hasil lab karena identitas yang
tidak lengkap serta dapat menyebabkan kesalahan pembacaan hasil
karna penulisannya yang masih manual. Masalah yang kedua yaitu
belum tersedianya sistem penyimpanan riwayat hasil laboratorium,
dengan tidak tersedianya sistem penyimpanan tersebut kita tidak
dapat mengetahui riwayat hasil laboratorium pasien sebagai bahan
pembanding validasi hasil. Dan yang ketiga yaitu kurangnya
kesadaran petugas laboratorium dalam menggunakan APD,
pentingnya penggunaan APD untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja.
Demi mewujudkan visi dari puskesmas Candilama yaitu
Menjadi Puskesmas yang Berkualitas dan Profesional Dalam
Mengelola Pelayanan Kesehatan Primer untuk Menuju Masyarakat
Sehat dan Mandiri di Kecamatan Candisari maka diperlukan
pemecahan dari isu tersebut.
2
B. IDENTIFIKASI ISU DAN RUMUSAN MASALAH
1. IDENTIFIKASI ISU
PNS memiliki kedudukan serta peran dalam NKRI yang
dikategorikan dalam 3 aspek besar yaitu Manajemen ASN, Whole
of Government , dan Pelayanan Publik yang merupakan prinsip
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD
Puskesmas Candilama Kota Semarang dengan menerapkan nilai
ANEKA. Program aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan
identifikasi isu yang akan melalui proses penapisan melalui 2
metode. Metode APKL menapis isu-isu kontemporer yang telah
dikumpulkan dari sisi keaktualan, problematik, kekhalayakan serta
kelayakan isu tersebut untuk diselesaikan. Setelah itu , isu dengan
prioritas utama ditentukan dengan melihat dari sisi urgency ,
seriousness dan growth atau dikenal dengan metode USG. Daftar
isu yang diperoleh yang dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan
Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan
Pelayanan Publik) ditampilkan pada Tabel berikut :
3
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan
2. Belum Sistem Laboratorium
Tersedianya penyimpanan memiliki
Sistem hanya penyimpanan
Penyimpanan menggunakan riwayat hasil
Riwayat Hasil buku dengan laboratorium
Laboratorium. ditulis manual. secara
Sumber isu : komputerisasi
Pelayanan
publik
3. Rendahnya Dalam Petugas
Kesadaran pelaksanaan Laboratorium
Petugas petugas menggunakan
Laborarium laboratorium tidak APD lengkap
dalam menggunakan sesuai dengan
menggunakan APD lengkap. SOP
APD
Sumber isu :
Manajemen
ASN
Pelayanan
publik
2. PENETAPAN ISU
a. Metode APKL
Isu-isu yang ada menyangkut Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik yang telah diidentifikasi
kemudian ditentukan satu isu yang akan diangkat menjadi isu
utama yang akan menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama habituasi. Program Aktualisasi dan
habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan melihat
dari apakah isu tersebut aktual, merupakan isu yang
problematik, memenuhi kekhalayakan atau menyangkut
kepentingan bersama dan juga apakah isu tersebut layak untuk
dipecahkan (APKL). Secara lebih rinci, penjelasan terkait APKL
adalah sebagai berikut:
4
1) Aktual
Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.
2) Problematik
Isu yang merupakan masalah mendesak dan memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan
tindakan nyata.
3) Kekhalayakan
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
masyarakat pada umumnya, bukan hanya untuk seseorang
atau kelompok.
4) Kelayakan
Isu tersebut mengandung unsur logis, pantas, realitas,
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan dan
tanggung jawab di instansi.
Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L
5
Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L
6
Tabel 1.3. Pemilihan isu melalui kriteria USG
Isu
U 5 4
S 4 4
G 4 3
Total 13 11
Prioritas 1 2
Keterangan:
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas,dianalisis dan ditindaklanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya.
Skala likert 1-5 : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = netral, 2
= tidak penting, 1 = sangat tidak penting
7
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjabaran idetifikasi isu dan penetapan isu
yang dilakukan, rumusan masalah dalam aktualisasi dan habituasi
ini adalah, “Bagaimana upaya optimalisasi pelaporan hasil
laboratorium di UPTD Puskesmas Candilama Kota
Semarang?”. Aktualisasi dan habituasi ini dibuat sebagai upaya
mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang dikenal dengan
sebutan ANEKA. Serta Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG) sebagai upaya
Optimalisasi Pelaporan Hasil Laboartorium di UPTD Puskesmas
Candilama.
C. TUJUAN
8
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
a. Bagi Peserta Diklat
Pemahaman nilai-nilai dasar ANEKA sebagai pedoman
dalam menjalankan profesi sebagai ASN dalam
mengoptimalkan pelaporan hasil laboratorium di UPTD
Puskesmas Candilama.
b. Bagi UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang
Rancangan ini dapat meningkatkan pelayanan pada
laboratorium dengan kegiatan yang akan diaktualisasikan dan
dihabituasikan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
1
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai serta merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik
dengan sektor, kelompok dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.
1
sikap, dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan
publik, imparsial, dan berintegritas. Menurut Bovens (dalam LAN
RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama yaitu:
a. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);
c. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar). Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
c. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi serta melaporkan “ke bawah”
kepada publik
d. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. serta
melaporkan “ke samping” kepada para pejabat lainnya dan
lembaga negara.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yang diperlihatkan
pada gambar di bawah ini :
1
Gambar 1. Tingkat akuntabilitas
1
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas
responsibilitas perseorangan dan responsibilitas institusi);
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan
dan
f. kredibilitas organisasi);
g. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal –
hal yang dapat dipercaya);
h. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas);
i. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab);
dan
j. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas
merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
oleh PNS.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah :
Arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya (chauvinism).
Arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, terkait sumpah
dan janji ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan
bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat kepada Pancasila,
UUD 1945, negara, dan pemerintah. Salah satu fungsi ASN
adalah perekat dan pemersatu bangsa, dengan kata lain ASN
adalah agen / alat untuk menjaga persatuan negara Indonesia.
Seorang
1
ASN harus memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan
fungsi tersebut yaitu mulai dari kecintaannya terhadap bangsa
dan negara Indonesia atau disebut sikap nasionalisme.
ASN harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai
nasionalisme yang tertuang dalam kelima sila Pancasila beserta
butir-butinya yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa ( 7 butir)
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (10 butir)
3. Persatuan Indonesia (7 butir)
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan (10 butir)
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (11 butir)
Sedangkan, indikator-indikator yang terdapat dalam nilai
nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara
lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sikap
dan perilaku yang dilakukan dan ditunjukkan seorang ASN harus
berlandaskan nilai-nilai nasionalisme yang mewujudkan
kecintaannya terhadap bangsa dan negara.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015: 6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
1
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko dalam LAN, 2015: 7). Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya pejabat publik harus menaati
kode etik yang telah ditetapkan. Kode etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).
1
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
2
Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan
pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan
yang berkualitas dan relevan; 2) dimensi modalitas yang terdiri
dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas; serta 3) dimensi
tindakan integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi
tersebut dapat menjadi dasar untuk menjadi pelayan publik
yang beretika. Etika publik menjadi sebuah refleksi kritis yang
mengarahkan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, dan
kesetaraan yang dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga
kompetensi etika. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan
seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah yang tidak beruntung. Dengan diterapkannya kode etik
ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan
menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia namun juga di
akhirat. Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu:
1. Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat
menghasikan rasa senang
2. Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan
kesamaan harkat dan derajat/tidak diskriminatif
3. Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan
cita rasa/perasaan
4. Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa
adil (didasarkan kebutuhan)
5. Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan
keleluasaan namun tidak mengganggu orang lain
2
6. Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada
kebenaran baik secara ilmiah maupun mutlak
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
2
kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder
adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu.
a. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai
oleh pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan atau tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya
sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang,
dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan di pasar, teknologi dan
persaingan.
d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.
2
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan
prima sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customer/clients.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients
mauun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus
yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa
Yunani coruptio artinya perbuatan yang tidak baik, buruk,
curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental
dan umum. Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
2
1. Korupsi Transaktif yaitu ditandai adanya kesepakatan timbal
balik kedua pihak yang sama-sama aktif demi keuntungan
bersama;
2. Korupsi Ekstroaktif yaitu ditandai adanya tekanan kepada
pihak pemberi untuk menyuap demi kepentingan
keselamatan diri dan koleganya;
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang
keuntungannya diharapkan dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus
kepada kerabatnya dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu
dengan memanfaatkan kelebihan pemahaman dan
pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi
tindak korupsi lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan
untuk mempertahankan diri dari pemerasan.
2
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa,
karena dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang
luas. Menurut LAN RI (2014:8) yang dikutip dari berbagai
sumber, dampak perilaku dan tindak pidana korupsi adalah
sebagai berikut :
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih
besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi
yang relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak
dari pada negara rentan korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk
melakukan proses atau usaha untuk mendapatkan hasil terbaik
agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
2
3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam UU Nomor
5 Tahun 2014 mempunyai kedudukan dan peran yang amat
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang Undang Dasar Tahun 1945. Dalam rangka mencapai
tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, PNS dituntut
untuk memahami kedudukan dan perannya yang terdapat pada
agenda ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu :
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
b. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
2
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerinah di Pusat
dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (LAN : 1998). Berdasarkan UU Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa
pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelaynan
publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah :
Partisipatif
Transparan
Responsif
Tidak diskriminatif
Mudah dan murah
Efektif dan efisien
Aksesibel
Akuntabel
Berkeadilan
2
BAB III
A. Profil Organisasi
2
c. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
d. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
e. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
g. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
h. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
dan memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP Puskesmas berwenang untuk
:
3
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan
indikasi medis dan Sistem Rujukan.
Selain menyelenggarakan fungsi UKM dan UKP
sebagaimana tersebut diatas, Puskesmas dapat berfungsi sebagai
wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
3
Halus, sopan dan baik dalam tutur kata dan tingkah laku
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
I = Integritas
Melakukan tindakan sesuai dengan tata nilai kebenaran
yang diyakini dan prinsip yang dipegang dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat
A = Amanah
Melaksanakan apa yang dipercayakan kepadanya dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
P = Profesional
Terampil, handal dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
D. Tujuan Organisasi
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut diatas,
UPTD Puskesmas Candilama Kota Semarang menetapkan
tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Kuantitas
dan Kualitas SDM Puskesmas
b. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Sarana dan
Prasarana Puskesmas;
c. Meningkatkan mutu pelayanan upaya kesehatan
perorangan (UKP) yang efektif dan efisien;
d. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta
penyediaan obat perbekalan kesehatan yang
memenuhi persyaratan mutu serta melindungi
masyarakat dari makanan minuman yangg tidak
memenuhi syarat kesehatan.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Candilama dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
3
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Candilama
SESUAI KEPUTUSAN KEPALA DINAS
KESEHATAN KOTA SEMARANG
No : 440/089
KEPALA UPTD PUSKESMAS
CANDILAMA
Satiman
PERENCANAAN
KEUANGAN
ADMINISTRASI /
Fendrik Bayu UMUM
Indah Lestari, A.Md
Rifatmoko
Ninik Wahyuningsih
Slamet Amin Rofi’i
RAWAT JALAN
FARMASI LABORATORIUM GIZI KESLING PENGEMBANGAN JARINGAN JEJARING
dr. Veronika Melita K
Tyas Isabella, Indah Lestari, Amd Murtiati RN, Sri Rohandayaningsih drg. Sri Rahayu P. Supartono, AMK Sri Rochandayaningsih
drg. Sri Rahayu P
PROMKES P2P
JUMLAH
1 Kepala Puskesmas 1 - - - 1
3 Dokter Umum/Fungsional - - 2 - 2
4 Dokter gigi - - 1 - 1
5 Bidan - - 2 1 3
6 Perawat 2 - 3 - 4
7 Perawat Gigi - - 1 - 1
8 Sanitarian - - 1 - 1
9 Apoteker - - - - -
10 Ass Apoteker - - 1 1 2
12 Perekam Medis - 1 - - 1
13 Nutrisionis - - 1 - 1
15 Epidemiolog - - - - -
16 Entomolog - - - - -
20 Pengadministrasi Umum 2 - - 1 3
21 Pengelola Kepegawaian - - - - -
22 Petugas Loket - - 4 - 4
23 Pengemudi - 1 - - 1
24 Penjaga Kantor - 1 - - 1
3
JUMLAH
25 Petugas Kebersihan - - - 2 2
Total 6 3 17 5 31
3. Kelurahan Jatingaleh
3
C. Role Model
3
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Ringkasan kegiatan
3
A. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN ANEKA
Tabel 3.1Daftar Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1. Pembuatan 1. Melakukan Blanko permintaan cek Nasionalisme Mendukung misi Mewujudkan
Instruksi Kerja konsultasi laboratorium hasus terisi (Pancasila sila UPTD Puskesmas tata nilai
Pengisian dengan atasan dengan lengkap meliputi ke-4, yaitu prinsip Candilama yaitu: Puskesmas
blanko 2. Membuat nama, tanggal lahir, musyawarah) yaitu :
permintaan instruksi kerja alamat serta nomor Meningkatkan Santun dalam
pemeriksaan pengisian blanko catatan medis pasien. Etika Publik Pelayanan berkomunikasi,
Laboratorium permintaan Kelengkapan tersebut (kebersamaan, Kesehatan Yang memiliki,integrit
pemeriksaan mempermudah petugas kepedulian) Berkualitas. as dalam
(Inovasi) laboratorium lab dalam melakukan melaksanakan
3. Melakukan identifikasi pasien Komitmen mutu pekerjaan,
sosialisasi sebelum melakukan Orientasi mutu serta
dengan dokter pengambilan darah serta profesional
tentang meudahkan dalam Akuntabilitas dalam bekerja.
pelaksanaan penulisan hasil konsistensi
kelengkapan pemeriksaan
pengisian blanko laboratorium.
permintaan
pemeriksaan Pertama-tama saya
laboratorium melakukan konsultasi
4. Membuat untuk mencari
checklist kesepakatan dengan
kepatuhan prinsip musyawarah.
pengisian blanko Setelah mendapatkan
permintaan persetujuan atasan
pemeriksaan selanjutnya membuat
laboratorium instruksi kerja untuk
pengisian blanko
3
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
permintaan pemeriksaan
laboratorium.
Selanjutnya
melaksanakan
sosialisasi dan
kerjasama dengan
dokter untuk
melaksanakan instruksi
kerja yang sudah dibuat.
Setelah itu membuat
check list kepatuhan
pengisian blanko
permintaan pemeriksaan
lab untuk monitoring dan
evaluasi dalam rangka
mempertahankan
konsistensi kepatuhan
kelengkapan pengisian
form permintaan
pemeriksaan
laboratorium untuk
mempertahankan mutu.
3
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
check list pra Persetujan atasan untuk
analitik sampling pembuatan form check
darah list pra analitik sampling
darah dengan
menggunakan prinsip
musyawarah.
Selanjutnya saya
berinovasi membuat
form checklist pra analitik
sampling darah
berdasarkan dengan
SOP. Selanjutnya
melakukan sosialisasi
dengan petugas lab agar
melaksanakan form
tersebut dengan
transparan, jujur dan
konsisten dalam
menggunakannya.
4
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
pelaksanaan kembali
identifikasi sesuai
dengan SOP dengan
prinsip musyawarah
selanjutnya melakukan
sosialisasi dan
bekerjasama dengan
sesama petugas
laboratorium agar
petugas lab selalu
melaksanakan
identifikasi pasien sesuai
dengan SOP sehingga
perbaikan tersebut
berkelanjutan.
4
Kontribusi
Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap
Nilai Nilai Dasar Nilai-Nilai
Visi Misi
Organisasi
Organisasi
Setelah mendapat
persetujuan dari atasan
saya berinovasi
membuat form hasil lab
baru. selanjutnya saya
mensosialisasikan hasil
form laboratorium
tersebut kepada sesama
petugas laboratorium.
4
B. JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
April Mei
No Kegiatan Rencana Bukti Kegiatan
III IV I II III
Pembuatan Instruksi Kerja Pengisian
blanko permintaan pemeriksaan
1 Foto kegiatan
Laboratorium
4
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA
1 Pembuatan Instruksi Kerja Pengisian blanko Tidak terlaksananya instruksi Instruksi kerja dipasang dimeja
permintaan pemeriksaan Laboratorium kerja yg sudah dibuat. pemeriksaan dokter agar selalu
terlihat oleh dokter.
2 Pembuatan Form Check List pra analitik sampling Petugas lupa mengisi form Form checklist disiapkan di meja
darah check list. sampling darah, supaya bisa
langsung dilampirkan.
3 Pelaksanaan identifikasi pasien dengan sesuai Pasien enggan menyebutkan Edukasi kepada pasien
dengan SOP identitas lengkapnya pentingnya proses identifikasi
identitas
4 Pembuatan form Hasil Lab dengan komputerisasi Pengenalan kepada petugas Sosialisasi dan pemberian contoh
lab yang lain karena terbiasa langsung
dengan form lama
5 Pelaksanaan Double Check pada pelaporan hasil Petugas laboratorium lain tidak Memberikan nomor urut pada
lab ada dipuskesmas blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium agar tidak tertukar
dengan pasien lain.
4
BAB V
PENUTUP
4
DAFTAR PUSTAKA