Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah mata kuliah Pengembangan Pembelajaran PLS ini dapat tersusun sampai dengan
selesai.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
menjadi bahan pengembangan dalam program beserta jenis programnya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Isi /Pembahasan...........................................................................................3
B. Analisis Dalam Isi.......................................................................................6
BAB III...............................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi 3 jalur, yaitu formal, informal, dan
non-formal .Masyarakat Indonesia dominan dengan mengenyam pendidikan secara
formal pada jenjang SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan
informal yaitu pembentukan karakter yang dilakukan oleh keluarga,lingkungan dan
rumah.Namun kita juga menyadari bahwa tidak semua masyarakat dapat menempuh
pendidikan secara formal ,banyak masyarakat yang kesulitan menempuh pendidikan
formal ,karena keterbatasan waktu,jarak,biaya,usia dan lainnya .Oleh karena itu
pendidikan non formal hadir untuk meningkatkan kualitas hidup di
masyarakat ,dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan minat
dan bakat warga masyarakat .
Pendidikan dapat menjadikan seseorang berlomba-lomba ke arah yang
positif ,sebagai sarana untuk memajukan usaha pemerintah dalam bidang
pendidikan ,maka pendidikan tidak berpusat pada pendidikan secara formal saja
namun secara non-formal.Pada pembelajaran maknanya sama dengan proses belajar
dan mengajar. LKP harus dapat memenuhi standar kompetensi
peofesioanl.Rendahnya mutu pendidikan dipenagruhi oleh beberapa faktor ,salah
satunya yaitu pada saat proses pembelajaran yang belum dapat menciptakan
pembelajaran secara berkualitas.LKP memberikan pembelajaran kepada para peserta
didik ,mereka memperoleh pengetahuan untuk dapat mengembangkan pribadinya dan
pengetahuan. Proses pembelajaran tersebut dilakukan oleh instruktur LKP .Saat
proses belajar terdapat dua subjek yaitu instruktur dan peserta didik.Setalah ini kita
akan membahas Instruktur yang berada di LKP.Proses belajar mengajar pada
instruktur membawa perubahan pada aspek koginitif,afeltof,dan psikomotorik peserta
didik,sehingga menjadi seorang instruktur harus memiliki standar kompetensi
professional,tujuannya supaya sata proses dan hasil belajat mengajar dapat terlaksana
dengan optimal.
Lalu bagaimana instruktur dapat dikatakan professional ,hal tersebut
dibuktikan baik dari mereka cara mengajarnya,ijazah yang dimiliki,perencanaan
pembelajaran yang dibuat dan bentuk pelatihan-pelatihan kerjanya.Profesi isntruktur
iv
ternyata masih banyak permasalahan yang dihadapi ,sebagai profesi yang diakui
pemerintah banya masalah-masalah yang dihadapai ,seperi harus melalui pendidikan
tinggi keinstrukturan ,mengetahui konsep dan teori keterampilan ,dan dapat
menerapkan konsep dan teori yang diajarkan.
Saat proses belajar mengajar seorang instruktur mmepunyai fungsi yang
sangat strategis dalam mengajarkan peserta didiknya ,mereka dituntut untuk
berkreatifitas dalam proses belajar mengajar .Menggunakan metode dan model
pembelajaran sehingga proses pengajaran dapat mewujudkan pribadi yang lebih
baik.Instruktur memiliki peranan sangat penting saat proses belajar ,profesi instruktur
harus diberikan pengetahuan dan keterampilan terus menerus dalam usaha
meningkatkan sumber daya peserta didik.Instruktur melihat jika peserta didik yang
diajarkannya berhasil ,berarti dia juga telah berhasil menjadi seorang pendidik dan
meningkatkan rasa percaya diri dan semangat dalam proses belajar.
B. Rumusan Masalah
a. Apa nama profesi pendidik yang di identifikasi?
b. Apa saja level pendidikan yang dibutuhkan untuk memangku jabatan
Identifikasi profesi pendidik?
c. Apa saja kompetensi yang dibutuhkan dalam identifikasi profesi pendidik?
d. Apa saja jenis tugas pendidik yang di Identifikasi?
e. Apa saja syarat-syarat yang dimiliki dalam profesi pendidik yang di
Identifikasi?
f. Apa Dasar Hukum didalam profesi pendidik yang di Identifikasi ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui nama profesi pendidik yang di identifikasi
b. Untuk mengetahui level pendidikan yang dibutuhkan untuk memangku jabatan
Identifikasi profesi pendidik
c. Untuk mengetahui kompetensi yang dibutuhkan dalam identifikasi profesi
pendidik
d. Untuk menegtahui jenis tugas pendidik yang di Identifikasi
e. Untuk mengetahui syarat-syarat yang dimiliki dalam profesi pendidik yang di
Identifikasi
f. Untuk mengetahui Dasar Hukum didalam profesi pendidik yang di Identifikasi
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isi /Pembahasan
I. Pengertian Instruktur LKP
Kelompok 2 telah mengidentifikasi jenis profesi pendidik Pendidikan Non-
Formal yaitu Instruktur LKP ,yang kita tahu sebagai seorang instruktur bertugas
melaksanakan pembelajaran bagi para peserta didiknya yang membutuhkan
keterampilan tertentu sehingga keterampilannya dapat digunakan untuk keterampilan
hidup dan dimanafaatkan sebagai mata pencaharian. Peran instruktur LKP dapat
melalui kegiatan saat pembelajaran yang sebelumnya terlah direncanakan hingga ke
tahap evaluasi pembelajaran, evaluasi berguna terhadap faktor keberhasilan layanan
pembelajaran yang diberikan instruktur.
Menurut Benny A. Pribadi (2016:127) mengungkapkan bahwa seorang
instruktur memegang peranan penting dalam penyelenggaraan sebuah program
pelatihan, selain menguasai subtansi juga perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang cara mengajarkan isi atau materi program yang dilatihkan.
Instruktur yang hanya memiliki pengetahuan tentang substansi yang dilatihkan pada
umumnya akan mengalami kesulitan dalam melakukan program pelatihan yang
efektif, efisien dan menarik.
vi
Kemampuan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
Pengembangan pelatihan untuk menggali potensi yang dimiliki peserta diidk
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan peserta didik
Kemampuan untuk memahami materi pembelajaran
Berikut ialah uraian tugas dan fungsi pada Instruktur LKP ,diantaranya :
vii
b. Tenaga kependidikan: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 42 tahun
2009 tentang Standar Pengelola Kursus
Kualifikasi Akademik
a. Instruktur dan/atau Penguji
Kualifikasi akademik minimum instruktur dan/atau penguji pada Kursus
dan pelatihan Berbasis Keilmuan Instruktur pada kursus dan pelatihan
berbasis
Keilmuan harus memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S-1)
atau Diploma Empat (D-IV) yang diperoleh dari perguruan tinggi
terakreditasi,
Kualifikasi akademik instruktur dan/atau penguji pada Kursus dan
Pelatihan
Bersifat Teknis-Praktis Instruktur pada kursus dan pelatihan bersifat
teknis
Praktis harus memiliki kualifikasi akademik minimal lulusan
SMA/SMK/MA/Paket C dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun
sebagai pendidik dalam bidangnya, dan memiliki sertifikat instruktur.
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan di LKP memiliki kualifikasi akademik minimal
lulusan SMA/SMK/MA/Paket C dengan pengalaman minimal 3 (tiga)
tahun dan memiliki
Sertifikat pengelola kursus dan pelatihan yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan oleh pemerintah.
viii
1. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar
kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional.
2. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi instruktur pada kursus
dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
b. Pasal 2
1. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
2. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
x
Kompetensi profesional instruktur merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar pada peserta pelatihan. Hasil belajar itu
sendiri adalah tujuan dari pembelajaran pada lembaga kursus dan pelatihan.
Oleh sebab itu, instruktur harus menguasai kompetensi sebagai seorang pelatih
agar dapat memberi pengajaran yang efektif.Sesuai dengan pengertian dari
Febrianto (2016:11) Bahwa peran instruktur adalah sebagai informator,
organisator, motivatorm inisiator, fasilitator, mediator dan evaluator maka
akan kami jelaskan perpoin pada makalah kali ini agar dapat lebih mudah
dipahami.
xi
yang fleksibel tetapi hari juga cukup fleksibel sampai paket belajar yang
ditempuh tuntas.
Jika hal ini sudah dipenuhi, peran instruktur yang dapat menjadi
seorang organisator terpenuhi. Seperti yang dijelaskan dapat diperkuat
oleh Febrianto (2016:11)instruktur harus mampu mengelola seluruhproses
kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar
sedemikian rupa sehingga setiap peserta kursus dapat belajar secara efektif
dan efisien. Seorang instruktur dapat berhasil dalam mengajar tidak
terlepas dalam pengorganisasian. Mengorganisasi dengan baik menunjang
dalam sistem kegiatan belajar mengajar menjadi lancar.
xii
kursus yang diarahkan juga menjadi lebih mengerti tujuan belajar,
sehingga hasil belajar lebih maksimal dan motivasi lebih terjaga semangat
belajar peserta kursus.
Seperti yang diungkapkan seorang ahli bahwa Febrianto (2016)
instruktur harus hendaknya senantiasa berusaha untuk menimbulkan,
memelihara motivasi peserta kursus untuk belajar. Kegiatan belajar yang
terarah merangsang motivasi dan semangat belajar peserta kursus. Peran
instruktur sebagai director sangat penting dan dibutuhkan pada pelayanan
pembelajaran.
xiii
gaya demonstrasi sehingga mudah dipahami peserta kursus. peserta kursus
juga diberikan kesempatan untuk mengulang materi yang belum dipahami.
Serta di berikan bimbingan jika peserta kursus memiki masalah saat
praktek berlangsung.
Instruktur memberikan semua falisitas pada layanan pembelajaran.
Fasilitas yang diberikan tidak hanya berupa materi belajar tetapi juga
menyediakan media belajar saat layanan pembelajaran dilaksanakan.
Peserta kursus juga dibebaskan bertanya jika mengalami kesulitan.
Instruktur sangat menjadi sumber ilmu bagi peserta kursus. Seperti yang
diungkapkan oleh Fiqkri (2014) Instruktur adalah orang yang
membelajarkan atau memfasilitasi proses pembelajaran dikelompok
belajar. instruktur memfasilitasi penuh kebutuhan belajar peserta kursus
hingga tujuan belajar tercapai.
xiv
Tugas instruktur untuk menjadi evaluator diperkuat dengan uraian
yang disampaikan oleh Febrianto (2016) Mengumpulkan informasi tentang
berbagai kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik
untuk perbaikan selanjutnya, akan tetapi juga dapat melihat sejauh mana
peserta kursus telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. Bila seorang
instruktur dapat menjalankan perannya sebagai evaluator maka dia dapat
mewujudkan tujuan dari pembelajaran.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian identifikasi mengenai tenaga pendidik Pendidikan Non
Formal Instruktur yang dilakukan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Rumah
Batik Palbatu II di wilayah Palbatu II, Jakarta Selatan. Sebagaimana yang telah
diuraikan , maka penulis dapat mengambil kesimpulan. Pemberdayaan yang
dilakukan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Rumah Batik Palbatu II dalam
memberdayakan masyarakat Palbatu II Jakarta Selatan adalah dengan cara
mengajarkan keterampilan membatik agar masyarakat Palbatu II terutama yang
mengikuti kegiatan kursus membatik menjadi memiliki keterampilan, bertambah
wawasannya, dan sejahtera. Dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar
mereka yang terdapat sekolah dan perusahaan dan memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk terus berkreatifitas.
Hasil dari kegiatan identifikasi yang dilakukan oleh lembaga kursus dan
pelatihan (LKP) Rumah Batik Palbatu II melalui kegiatan kursus membatik
memberikan banyak hasil yang didapatkan oleh masyarakat Palbatu II yang mengikuti
kegiatan kursus membatik, dengan mengikuti kursus membatik selain mendapatkan
tambahan wawasan, dan keterampilan peserta kursus juga dapat mengikuti program
kemitraan agar peserta yang telah lulus dapat langsung disalurkan untuk bekerja di
sebuah perusahaan batik atau mitra-mitra yang bekerjasama dengan LKP Rumah
Batik Palbatu II. Identifikasi yang dilakukan lembaga kursus dan pelatihan (LKP)
Rumah Batik Palbatu II dalam memberdayakan masyarakat Palbatu II yaitu dengan
cara memberikan pelatihan kursus membatik berupa pengetahuan teori dan praktek
xvi
langsung kepada peserta kursus yang berkaitan dengan kegiatan membatik dan
memanfaatkan potensi yang ada disekitar mereka.
B. Saran
Penelitian setelah selesai dilakukan dan berdasarkan dengan uraian diatas penulis
dapat memberikan saran dengan tujuan agar dalam kegiatan identifikasi melalui
kegiatan kursus membatik dapat menjadi semakin baik, adapaun sarannya adalah
sebagai berikut:
1. Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Rumah Membatik Palbatu II
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan yang
berarti bagi lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Rumah Membatik Palbatu II
dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat wilayah Palbatu Jakarta
Selatan melalui kursus membatik, agar dikemudian hari pemberdayaan yang
dilakukan dapat ditingkatkan dan menjadi lebih baik lagi.
2. Masyarakat Wilayah Palbatu II Jakarta Selatan
a) Sumber daya manusia (SDM) hendaknya lebih ditingkatkan lagi, terlebih
lagi untuk para wanitanya yang ada di wilayah Palbatu II yang hanya
mengandalkan pendapatan dari suami mereka, dan juga menghabiskan
waktu luang dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, seharusnya diberikan
motivasi agar mereka mau berubah dan mandiri, dan juga diberikan
pelatihan agar mereka dapat memanfaatkan potensi- potensi yang ada
disekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
b) Peneliti berharap masyarakat di wilayah Palbatu II ini dapat
memanfaatkan dengan baik pemberdayaan yang diberikan oleh lembaga
kursus dan pelatihan (LKP) di Rumah Batik Palbatu II dalam bidang
membatik, supaya wawasan masyarakat dapat bertambah, dan memiliki
keterampilan atau life skill.
c) Harapan bagi peneliti, dengan adanya penelitian yang berjudul
“Identifikasi Tenaga Pendidik Pendidikan Non Formal Instruktur
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Rumah Batik Palbatu II” ini bisa
xvii
menambah referensi bagi pihak fakultas maupun program studi
Pendidikan Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, R. (2019). Evaluasi Program Lembaga Kursus Dan Pelatihan Komputer ( Lkp )
Tunas Muda Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat Di Desa Cilellang Kecamatan
Mallusetasi Kabupaten Barru. Jurnal Pendidikan IPS, 1–12.
AGUSTI, B. S. (2019). Aktivitas Instruktur Dalam Proses Pembelajaran Peserta Didik Di
Johnny Andrean School and Training Semarang. https://lib.unnes.ac.id/33697/
Yoko. (2019). BAB I PENDAHULUAN. 1, 105–112.
xviii
xix