A. Pengertian
B. Peran
Adapun pertanyaan tentang peran-peran advokat dalam menegakkan hukum
digambarkan sebagai berikut.:
1. Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di negara hukum
Peran pertama seorang advokat yaitu sebagai penegak hak asasi manusia di negara hukum.
Seringnya terjadi pelanggaran HAM membuat advokat memiliki peran penting dalam
menciptakan keadilan baik kepentingan individu maupun kelompok.
Pemberian nasehat hukum ditunjukkan untuk meminimalisir adanya penegakan yang tidak
sesuai pada aturan yang berlaku. Sehingga keberadaan avokad menjadi penasehat adalah
untuk menghindari adanya cacat hukum.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa advokat juga memberikan edukasi
seperti halnya konsultasi bagi masyarakat yang membutuhkan fasilitas hukum untuk
menyelesaikan suatu perkara tertentu.
Dalam rangka penegakan hukum yang seadil-adilnya, advokat berperan sebagai wakil bagi
orang yang belum mengetahui hukum secara keseluruhan. Dengan begitu keberadaan
advokat dapat meminimalisir adanya penetapan hukum yang tidak berdasarkan keadilan.
Peran seorang advokat tidak lepas dari fungsi hukum yang termuat dalam perundang-
undangan. Adapun orientasinya yaitu penegakan hukum secara profesional dan
berdasarkan pada prinsip keadilan. Dengan demikian advokat memberikan sumbangsih
yang sangat besar bagi upaya penegakan hukum di Indonesia.
Nilai-nilai idealisme yang diperankan oleh seorang advokat meliputi nilai keadilan,
kebenaran, dan moralitas. Ketiga nilai ini menjadi fokus utama peran seorang advokat
dalam rangka penegakan hukum secara menyeluruh.
C. Contoh Kasus yang Ditangani
1. Kasus Nenek Minah
Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto selama 1 bulan
15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik
3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas.
Selama persidangan dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua
majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.
Kasus bermula pada 15 Februari 2008 IPB memuat di website mereka tentang adanya susu
yang tercemar bakteri itu Enterobacter Sakazakii. Namun, pemerintah tidak membuka
nama-nama merek susu tersebut.
Lantas, salah seorang masyarakat, David Tobing, menggugat pemerintah atas sikap diam
tersebut. Pada 26 April 2010, Mahkamah Agung (MA) memerintahkan Menkes cs
mengumumkan ke publik nama-nama merek susu formula berbakteri tersebut. Bukannya
mematuhi perintah MA, Menkes cs selalu berkelit. Meski kasus ini juga telah masuk ke
parleman, hingga saat ini Menkes cs tetap bungkam.