Anda di halaman 1dari 65

METODE

PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT
(Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT
(Fisik Bangunan Gedung Kedokteran Nuklir dan
Radioterapi Tahap II) Tahap II)
TA. 2019

PT. CHIMARDER 777

best choice for quality construction


company
JL. TAMAN SISWO RT 01 RW 02 SEKARAN GUNUNGPATI
- SEMARANG
TELP/FAX (024) 86458335
EMAIL : ptchimarder777@yahoo.com
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN : PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG


KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN
NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
LOKASI : RSUD Dr. MOEWARDI KOTA SURAKARTA
TAHUN ANGGARAN : 2019

BAB I.
PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN

1. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN


Pekerjaan Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT (Fisik Bangunan Gedung Kedokteran
Nuklir dan Radioterapi Tahap II) RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta pada Tahun Anggaran 2019 ini
merupakan pelaksanaan pekerjaan tahap kedua. Gedung RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta terletak
di lokasi Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Konstruksi Gedung tersebut merupakan
pembangunan yang sangat penting, serta sangat vital dan bermanfaat bagi masyarakat di wilayah Kota
Surakarta sebagai fasilitas kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Dengan dibangunnya gedung
tersebut akan menambah semakin majunya bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Gedung baru RSUD Dr. Moewardi pada tahap pertama sudah terbangun struktur konstruksinya serta
dinding keliling bangunan sampai dengan lantai 5 sebagai dinding arsitektural. Lingkup pekerjaan pada
tahap lanjutan ini yaitu :
Pekerjaan
Perbaikan dan pembangunan Gedung Kantor/ UPT meliputi Bangunan Lantai Basement dan
Lantai Semi Basement sampai dengan lantai 6, dan ¼ bagian struktur.

2. KONDISI LAPANGAN
Untuk kondisi lapangan pekerjaan sangat strategis karena keberadaan lokasi yang akan dibangun
terletak di jalan utama , sehingga untuk akses material, alat sangat mudah dan strategis dalam
melaksanakan metode kerja, Untuk akses lalulintas mobil pickup dan alat berat dengan mudah dapat
masuk untuk menuju lokasi proyek. Maka sebelum pengiriman alat, dan material yang dalam jumlah
besar sangat mudah dalam masuk untuk penurunan dan bongkar material.

LOKASI PROYEK

PT. CHIMARDER 777 Page 1


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

Site Plan Gedung Baru RSUD Dr. Moewardi

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Rencana penanganan pekerjaan persiapan yang rasional pada pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan
RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta Tahun 2019, adalah sebagai berikut :
4. SECARA ADMINISTRASI :
 Setelah Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), ke Perusahaan kami selaku pemenang pelelangan/pengadaan, maka kami dalam waktu
maksimal 14 (empat belas) hari kerja wajib menyelesaikan Surat Perjanjian (Kontrak)
pelaksananaan konstruksi pada Pembangunan Gedung RSUD Dr. Moewardi Tahun 2019,
bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen yang termasuk didalamnya adalah pengurusan
dan penyelesaian Jaminan Pelaksanaan;

PT. CHIMARDER 777 Page 2


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

 Setelah Surat Perjanjian (Kontrak) dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selesai ditandatangani,
segera kami membuat dan menyerahkan Surat Penugasan Personil di lapangan pekerjaan seperti
tersebut diatas kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan tembusan kepada Tim Teknis,
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas atau Konsultan Manajeman Konstruksi ;
 Pengurusan perijinan–perijinan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
rehabilitasi/pembangunan ini, yaitu diantaranya IMB ke Pemerintah setempat
 Hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

5. SECARA TEKNIS :
 Melakukan koordinasi intern yaitu koordinasi dengan Tim Pelaksana yang akan ditugaskan di
lapangan, yang meliputi :
 Penguasaan Dokumen Pengadaan (utamanya Spesifikasi Teknis dan Gambar), Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan dan Dokumen Penawaran.
 Penguasaan terhadap Metode Pelaksanaan termasuk Network Planning (NWP) dan Jadwal Waktu
Pelaksanaan (Time Schedule ).Dalam hal ini perlu tidaknya dievaluasi kembali.

6. Menyiapkan Program rencana pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi :


- Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja di lapangan (Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja
lainnya). Termasuk rencana jadwal Pengadaan Material;
- Jadwal Pengadaan Peralatan kerja di Lapangan.
- Melakukan koordinasi dan penjadwalan pula rencana kerja yang berhubungan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan sistem Sub-kontrak.
- Koordinasi dengan semua pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
- Mempersiapkan dan menyeleksi semua sub kontraktor yang akan dipilih dalam pelaksnaan
pekerjaan MEP dan penunjang lainnya
- Melakukan koordinasi external yaitu dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan
Gedung RSUD Dr. Moewardi Tahun 2019, Tim Teknis , Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Instansi lain yang terkait dengan kegiatan pekerjaan ini, yang meliputi bagan di
bawah ini:

Pre Construction Meeting( P C M ) - Data Elevasi existing


Survey - Cross Section
- Long Section
- Lokasi Galian / Timbunan
- Data data lainnya

Mutual Check
Shop drawing
(0%)

PELAKSANAAN PEKERJAAN

7. Melaksanakan persiapan rapat PCM dan Uitzet di lapangan :

- Koordinasi dan melakukan Ijin mulai kerja di lapangan, yang terutama dengan Instansi dalam
hal ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Gedung RSUD Dr. Moewardi Tahun
2019, Tim Teknis, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Instansi lain yang terkait yang terkait dengan kegiatan pekerjaan ini.

PT. CHIMARDER 777 Page 3


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

- Rencana pelaksanaan Uitzet atau Pengukuran dan pasang bouwplank sesuai dengan Gambar
kerja.
- Pembuatan Pagar keliling kegiatan pekerjaan (bila diperlukan).
- Sewa Direksikeet dan Pembuatan Brak kerja / gudang untuk penyimpanan bahan/peralatan
kerja.
- Rencana penempatan material dan penempatan pengolahan atau fabrikasi material di lapangan.
- Rencana penempatan tempat tidur dan MCK sementara untuk tenaga kerja (Mandor, Kepala
Tukang, Tukang, Pekerja dan lain-lain tenaga kerja) di lapangan.
- Rencana penempatan Peralatan kerja sebagaimana yang dipersyaratkan, yaitu sebagai berikut :

8. Daftar Peralatan Minimal Yang digunakan :


Kapasitas atau Output
No Jenis Peralatan Jumlah
pada saat ini
1 Generator Set 1 Unit 25 KVA
2 Mobil Crane 1 Unit 25 Ton
3 Total Station 2 Unit 100 m
4 Scaffolding 1.500 set 1,7 m
5 Bar Bending 4 Unit 40 mm
6 Bar Cutting 4 Unit 32 mm
7 Dump Truck 3 Unit 5 m³
8 Tandem Roller 1 Unit 8 Ton
9 Escavator 1 Unit PC 200 LB 7 m
10 Tangki Air 1 Unit 2 m³
11 Vibrator 2 Unit 1 Ton
12 Jaring Pengaman Proyek 1.000 m² 1 Ton

9. Uraian Fungsi Dan Kegunaan Peralatan :

 Diesel Genset
Fungsi
- Digunakan untuk menyalakan daya listrik pada lokasi yang tidak terdapat aliran listrik
dari PLN atau pada saat ada pemadaman listrik dari PLN maka dapat menggunakan
diesel genset untuk menghidupkan kembali listriknya.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Penerangan
- Pekerjaan las baja
- Pekerjaan bor
- Pekerjaan gerinda

 Mobil Crane
Fungsi
- Mengangkut material dan alat kerja ketempat yang lebih tinggi.
- Mendistribusi kebutuhan material dan alat berat
- Mengangkat material dan alat berat yang akan dipindahkan
- Memindahkan secara horizontal
Digunakan untuk pekerjaan :
- Penuruan barang yang datang di lokasi
- Penurunan bata
- Pemasangan baja atap
- Pemasangan/penurunan yang lain yang membutuhkan alat tersebut

PT. CHIMARDER 777 Page 4


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

 Waterpass Total Station


Fungsi
- Mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik
pengukuran secara vertical ataupun horizontal.
- Menetukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
- Menentukan sudut ketinggian tanah.
- Menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan pondasi rumah.
- Mengukur ketinggian suatu banguna\n gedung bertingkat.
- Mengukur polygon pada perhitungan rumus bangunan
- Membuat pemetaan situasi yang mendetail
Metode kerja
- Menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan yang di cek.
- Mengecek kedataran dengan memperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur
yang ada pada bagian tengah alat waterpass.
Digunakan untuk pekerjaan :
- seluruh pekerjaan yang berada dilokasi dari struktur
- Untuk pengukuran kolom
- Untuk pengukuran lantai
- untuk pengukuran dari as ke as kolom dan balok

 Scaffolding
Fungsi
- Menyangga manusia dan material dalam konstruksi.
- Menyangga struktur diatasnya, seperti pada saat akan memulai membangun struktur
plat dan balok
- Sebagai alat untuk perbantuan pelaksanan pekerjaan antara lain : Cat,
pengecoran,pasangan bata ringan , plesteran, acian.
- Terdapat dua fungsi scaffolding secara umum yaitu fungsi scaffolding sebagai support
dan fungsi scaffolding sebagai access seperti yang sudah dijelaskan di atas, di mana
fungsi scaffolding sebagai support adalah menyediakan tatakan elevasi yang mampu
menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu atau area konstruksi
bangunan. 
- Sedangkan fungsi scaffolding sebagai access adalah dapat menjadi akomodasi bagi
para pekerja konstruksi bangunan melalui tiga pendekatan, yaitu Independent self,
scaffolding scaffold self dan supporting scaffold trust out atau cantilever scaffold.
- Dipergunakan untuk perancah kerja

Cara / metode pelaksaaan perakitan scafolding


- Dirakit dengan joint untuk penyambungan main frame dengan ketinggian yang
dikehendaki
- Dirakit dengan cros bras untuk pengikat antara mainframe
- Untuk perakitan denagn balok dan penahan tanah digunakan Uhead Jack dan Jack
Base
- Untuk penahan balok juga diperlukan pipa support

PT. CHIMARDER 777 Page 5


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

Sebagai alat bantu penyangga konstruksi Sebagai perancah

Sebagai perancah Sebagai perancah penyangga begesting lantai

Digunakan untuk pekerjaan :


- Penyangga konstruksi
- Penyangga begesting
- Pekerjaan Plat lantai
- Pekerjaan Kolom dan balok

 Bar Bending
Fungsi
- Digunakan untuk membengkokan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai
dengan perencanaan
- Mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi
Metode Kerja :
- Baja yang akan dibengkokan dimasukan di antara poros tekan dan poros pembengkok
kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokkannya.
- Ujung tulunangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.
- Lalu pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi pembesian ,kolom,balok,dinding,kolom praktis, groundtank, pitlift

 Bar Cutting
Fungsi
- Memotong baja tulangan sesuai yang diinginkan.
- Dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup
tinggi.
Metode kerja
- Baja yang akan dipotong dimasukan kedalam gigi bar cutter.
- Kemudian pedal pengendali di pijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan
terpotong.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi pembesian ,kolom,balok,dinding,kolom praktis, groundtank, pitlift

PT. CHIMARDER 777 Page 6


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

 Dump Truck
Fungsi
- Membawa alat – alat berat atau hal – hal lain yang dibutuhkan oleh perusahaan
konstruksi.
- Membuang limbah insdustri, sampah dumping.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pengangkutan tanah hasil galian
- Transportasi material pendukung lainya dengan kapasitas besar

 Tandem Roller
Fungsi
- Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah
dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Alat Pemadat ada
berbagai jenis, diantaranya; Three Wheel Roller, Tandem roller, Pneumatic Tired
Roller, dan Sheep Foot Roller. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda,
namun pada intinya sama yaitu sebagai alat pemadat.
- Sheep Foot Roller termasuk penggilas tipe kaki kambing, prinsip dari sheep foot roller
adalah sebuah silinder yang di bagian luarnya dipasang kaki-kaki. Pada kaki-kaki ini
terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-kaki ini masuk ke dalam tanah dan
memberikan efek "pemadatan dari bawah". Sheep foot roller ini baik digunakan untuk
tanah berpasir dengan sedikit mengandung lempung, juga untuk tanah yang plastis dan
kohesif. Sangat efektif digunakan untuk memadatkan material lepas dengan tebal
lapisan antara 15-25 cm. Selain sheep foot roller dengan tarikan (towed) juga terdapat
sheep foot roller yang bermesin yang dapat bergerak sendiri dengan kecepatan
mencapai sekitar 32 km/jam. Untuk sheep foot roller yang ditarik, jika tenaga traktor
penariknya cukup besar, biasanya ditarik beberapa jauh, berjajar ke samping, satu garis
atau kombinasi keduanya. Ukuran sheep foot roller ini antara 3 - 5 ton , namun ada
juga yang 12-30 ton.Memindah material pada jarak pendek sampai dengan 100 m
- Vibro Roller: Hampir sama kaya Sheep Foot Roller, cuma beda shoenya saja.

 Excavator/Backhoe
Fungsi
- Menggali parit, lubang, pondasi bangunan
- Untuk menggali dan mengeruk tanah
- Untuk cut n fill
Digunakan untuk pekerjaan :
- Galian Pilecape
- Pekerjaan galian sloof/tie beam
- Pekerjaan galian Pit lift
- Pekerjaan galian groundtank
- Pekerjaan yang berhubungan dengan galian tanah

 Tangki Air
Fungsi
- Menampung air bersih untuk air kerja
Digunakan untuk pekerjaan :
- Menyuplai air guna pelaksanaan pengecoran beton (penambahan air kerja,
pemeliharaan beton/curring)
- Pekerjaan timbunan tanah, agar kondisi tanah ber kadar air optimal
- Pekerjaan yang memerlukan air

 Concrete Vibrator
Fungsi

PT. CHIMARDER 777 Page 7


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

- Memadatkan beton yang ditaruh di dalam bekesting, pemadatan dilakukan untuk


menghindari gelembung udara yang terdaat diantara dinding dan spesi beton serta
campuran yang ada dalam beton tersebut.
- Menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta permukaan beton akan lebih halus
setelah dilakukan pemadatan.
Metode Kerja
- Vibrator dimasukan kedalam beton yang dituangkan dengan waktu yang cepat,
setelahnya vibrator diankat dengan perlahan saat proses pemadatan telah dilakukan.
- Proses penggetaran dapat dilakukan pada jarak yang teratur dan lama waktu getaran
pada setiap titik 5 sampai 15 detik laukan secara berkala.
- Pada saat mengeluarkan batan vibrator hindari supay penarikan batang vibrator tidak
horizontal, lakukan dengan miring, agar menghindari terjadinya mortar channel
(camuran beton tersingkr dari penarikan yang dilakukan secara horizontal)
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pengecoran plat lantai
- Pengecoran Kolom dan balok struktur
- Pengecoran Pile cape/Foot Plat
- Pengecoran Sloof/Tie Beam

 Jaring Pengaman Proyek


Fungsi
- Menahan benda jatuh agar tidak membahayakan dibawah
- Menahan orang atau pekerja jatuh agar selamat karena jatuhnya tidak terlalutinggi.
- Sebagai wahana promosi perusahaan atau hal lain misalnya dengan cara menaruh
gambar logo perusahaan berukuran besar pada jarring safety net.
- Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang berlalu lintas disekitar proyek gedung,
karena tidak merasa was-was akan bahaya kejatuhan benda dari atas.
- Untuk menutupi ketidakrapian lokasi proyek, sehingga pandangan dari sisi luar hanya
Nampak jarring saja.
- Mengurangi terpaan angina secara langsung.
.
Metode Kerja
- Dipasang jarring safety net untuk pengaman sisi luar gedung yang secara umum
jarring dipasang bias dengan system vertical maupun horizontal.
- Dipasang pada posisi 3 lantai dibawah struktur yang sedang dikerjakan.
- Struktur memakai pipa dan kawat ramp yang dirangkai dengan system sambung las.
- Pemasangan menggunakan alat sambung dynabold yang dihubungkan ke struktur
lantai beton sehingga mudah untuk dibongkarpasang mengikuti area yang sedang
dikerjakan, kira-kira 50 cm dari ujung lantai dipasang safety railing untuk pengamanan
area tepi gedung agar pekerja tidak jatuh.

PT. CHIMARDER 777 Page 8


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II)
DR. MOEWARDI SURAKARTA

10. Mereview kembali Rencana Kerja yang berkaitan dengan Metode Pelaksanaan, yaitu
meliputi :
- Menyiapkan gambar – gambar kerja ( shop drawing )
- Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule );
- NET WORK PLANNING

PT. CHIMARDER 777 Page 9


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Jadwal Pelaksanaan Terlampir

PT. CHIMARDER 777 Page 10


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

PT. CHIMARDER 777 Page 11


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

NETWORK PLANING

Pek.ShearWall Pek.Tie Beam Pek.Balok


33 40 Lt.1
4 5
14 33 7 40 7

Pek.Pondasi Pek.Plat Lantai


Pek.persiapan Pek.Tanah Basement Pek.Plat Lantai 1
0 5 19 Sumuran 33 40 47
1 2 3 4 6 7
0 5 5 14 19 14 33 7 40 7 47

Pek.Kolom
Pek.Pilecap Lt.Basement
33
4
14 33 7

Pek.Balok
Lt.2

47
Pek.Kolom Lt.1 54 Pek.Plat Lt. 2 61 Pek.Kolom Lt.2 68 Pek.Plat Lt. 3 75
7 8 9 10 11
47 7 54 7 61 7 68 7 75

Pek.Balok
Lt.3

7
Pek.Balok
Lt.4
7

75
Pek.Kolom Lt.3 82 Pek.Plat Lt. 4 89 Pek.Kolom Lt.4 96 Pek.Plat Lt. 5 10 3
11 12 13 14 15
75 7 82 7 89 7 96 7 10 3

Pek.Balok
Lt.5

7
Pek.Balok
Lt.6
7

Pek.Kolom Lt.5 Pek.Plat Lt. 6 Pek.Kolom Lt.6 Pek.Plat Atap Serah Terima Pemeliharaan
10 3 110 117 12 4 13 1 13 5 3 15
15 16 17 18 19 20 21
10 3 7 110 7 117 7 12 4 7 13 1 4 13 5 18 0 3 15

Pek.Balok
Lt Atap

= Lintasan Kritis

= Lintasan Tidak Kritis

PT. CHIMARDER 777 Page 12


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

DAFTAR PERSONIL INTI YANG DITUGASKAN

PEKERJAAN : Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT (Fisik Bangunan Gedung Kedokteran Nuklir dan Radioterapi Tahap II)
RSUD Dr. Moewardi
TAHUN ANGGARAN : 2019

Pengalaman
Tingkat
Jabatan dalam pekerjaan Kerja
No Nama Pendidikan Sertifikat Kompetensi Kerja
yang akan dilaksanakan Profesional
/ Ijazah
(tahun)
1 2 3 4 5 6
1 Sutono, ST, MT S2 Project Manager 8 Ahli Manajemen Proyek – Utama
2 Rony Winarto, ST S1 Site Manager 5 Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya
3 Diah Wardhani, ST S1 Tenaga Ahli Sipil / Struktur 5 Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya
4 Sigit Wijanarko, ST S1 Pelaksana K3 5 Ahli K3 Konstruksi - Madya
3 Pelaksana Bangunan Gedung /
5 Antony Setiaji, ST S1 Pelaksana Struktur
Pekerjaan Gedung
6 Astried Vindyastuti, ST S1 Drafter 3 Juru Gambar / Draftman - Arsitektur
7 Dian Sukma Larassati, A.Md D III Tenaga Logistik 2 -
8 Dwi Sudaryanto, S.Kom S1 Administrasi - -

PT. CHIMARDER 777 Page 13


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

STRUKTUR ORGANISASI

Direktur Utama
MARTONO, SE

Project Manager
Sutono, ST, MT

Site Manager
Ronny Winarto, ST

TA. Sipil
Diah Wardhani, ST

Pelaksana Struktur Pelaksana K3


Antony Setiaji, ST Sigit Wijanarko, ST

Logistik Administrasi Drafter


Dian Sukma Larasati, ST Dwi Sudaryanto, S.Kom Astrid Vindiastuti, ST

PT. CHIMARDER 777 Page 14


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

11. Uraian Tugas Dan Wewenang ( Job Discription ) Personil :


Tugas Dan Tanggungjawab Project Manager
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat
diantisipasi secara dini.
 Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar
 Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi
aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek
 Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat
berjalan sesuai dengan rencana (on track)
 Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan
Pekerjaan).
 Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek
harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.
 Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi.
Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil
keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi.

Tugas Dan Tanggungjawab Site Manager


 Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan
teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani. 
 Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
 Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta
pemeliharaan jalan.
 Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak dalam
menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara
khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
 Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor,
termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
 Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
teknis maupun permasalahan kontrak.
 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana
kerjanya.
 Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.

Tugas Dan Tanggungjawab Tenaga Ahli Sipil/ Struktur


 Bertanggung jawab kepada Team Leader;
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian Rencana
Desain Struktur dalam konstruksi;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain Struktur yang
dihasilkan oleh Perencana Struktur;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop Drawing
Struktur yang diajukan oleh Kontraktor;
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar AsBuilt Drawing
Struktur yang diajukan oleh Kontraktor;
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam organisasi tim
konsultan MK;
 Bertanggung jawab atas kualitas & kuantitas implementasi di lapangan untuk

PT. CHIMARDER 777 Page 15


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

bidang Struktur Bangunan

Tugas Dan Tanggungjawab Pelaksana K3 Konstruksi


 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
 Merencanakan dan menyusun program K3
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis
K3 konstruksi
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat

Tugas Dan Tanggungjawab Pelaksana Struktur


 Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan dibidangnya
 Melaksanakan rencana pelaksanaan pekerjaan dibidangnya
 Mempelajari gambar kerja (shop drawing)
 Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan dibidangnya
 Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan dibidangnya
 Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan dibidangnya
 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan efisien
 Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pengecoran
 Mengukur hasil pekerjaan dibidangnya

Tugas Dan Tanggungjawab Drafter/Juru Gambar


 Membuat gambar pelaksanaan / gambar shop drawing
 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan
 Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/ surveyor
 Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing

Tugas Dan Tanggungjawab Administrasi


 Membuat laporan harian, mingguan, bulanan proyek.
 Membuat dan melakukan verifikasi bukti – bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh pemilik proyek
 Mengurus tagihan kepada pemilik proyek.
 Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor.
 Memelihara bukti – bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data proyek

Tugas Dan Tanggungjawab Logistik


 Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan proyek
dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok
terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan.
 Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung
maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan
setiap barang.
 Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar
masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang.
 Mmebuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan
lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah pengontrolan
kualitas (oleh quality control) dan kuantitas.
PT. CHIMARDER 777 Page 16
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II
METODE PENYELESAIAN DAN URAIAN PEKERJAAN

11.1. PEKERJAAN PERSIAPAN SECARA UMUM


1. PEMBERSIHAN LOKASI
Pekerjaan pembersihan dilakukan agar dalam lingkungan pekerjaan kelihatan bersih
dan tidak mengganggu jalannya pekerjaan dikarenakan adanya pekerjaan
pembongkaran existing dan pembersihan semak-semak dan pemotongan pohon yang
menggangu pekerjaan serta bersih dari hasil bongkaran existing.

2. UIETSET ATAU PEMBOUPLANKAN


Pengukuran dan Pembouplankan
Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas lokasi, ketinggian,
penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan sesuai dengan
gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan penting dalam penentuan letak
as – as bangunan, letak lantai dan penetuan vertikal bangunan serta level setiap
bangunan yang akan dikerjakan.
As-as bangunan diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan yang
didasarkan dari gambar rencana proyek. Penentuan titik-titik as diawali dengan
mendapatkan informasi mengenai Bench Mark (BM) atau titik yang telah diketahui
elevasi koordinatnya. BM (Bench Mark) harus mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas.
Setelah didapat  peil bangunan dipasang bouwplank yang terbuat dari kayu usuk serta
papan, untuk menentukan tinggi acuan bangunan serta as-as bangunan, bouwplank
terbuat dari patok – patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga
sebagai patokan/referensi untuk mengukur kedalaman/ketinggian dan bentuk dari
pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan
selanjutnya dah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai dengan gambar, RKS dan
Aanwijing.

Gb. Pengukuran dan Pembouplangan dengan alat bantu Theodolit dan waterpas

3. PAPAN NAMA PROYEK


Seiring pembouwplankgan lokasi dibuat papan nama proyek ini dipasang pada tempat
yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek,

PT. CHIMARDER 777 Page 17


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, yang
sesuai dengan paket pekerjaan.

Gb. Papan Nama Proyek

4. PEMASANGAN PAGAR SEMENTARA


Fungsi dari pemasangan Pagar keliling Proyek sebagai pengamanan apabila ada
gangguan seperti adanya pemulung yang masuk didalam dikawasan proyek,
mengamankan dari segi lalu lintas karena adanya keluar masuknya material.
Bahan yang terpasang sesuai dengan spek yang tertera pada kontrak, bahan kayu keras
yang tertancap pada tanah sebagai rangka pagar yang dikait kan dengan paku yang
kemudian di fhinising dengan bahan seng terpasang dengan rapat dan rapi agar kondisi
lapangantidak terlihatdariluar.

Gb. Pagar Sementara

 Mobilisasi / Demobilisasi

PT. CHIMARDER 777 Page 18


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Dilakukan setelah penandatanganan kontrak , dan dilaksanakan sesuai jadwal waktu


dalam time shcedule yang telah ditentukan.
Ketentuan mobilisasi meliputi antara lain yaitu :
− Sewa atau beli sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
− Mobilisasi tenaga Inti/ahli yang diperlukan dan memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaanya.
− Mobilisasi pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan dalam kontrak.
− Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam dokumen penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan sebagai alat kerja sesuai
dengan dokumen kontrak.

5. JADWAL MOBILISASI :
a. Mobilisasi Peralatan
Minggu Ke -
No Nama Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Generator Set 1 Unit 30 KVA Jangka Waktu
2 Mobil Crane 1 Unit 25 Ton Pelaksanaan
3 Total Station 2 Unit 100 m 135 HK
4 Scaffolding 1.500 set 1,7 m
5 Bar Bending 4 Unit 40 mm
6 Bar Cutting 4 Unit 32 mm
7 Dump Truck 3 Unit 5 m³
8 Tandem Roller 1 Unit 8 Ton
9 Escavator 1 Unit PC 200 LB 7 m
10 Tangki Air 1 Unit 2 m³
11 Vibrator 2 Unit 1 Ton
12 Jaring Pengaman Proyek 1.000 m² 1 Ton

b. Mobilisasi Material/Bahan
Minggu Ke -
No Nama Bahan/Mate rial Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bahan Direksi Keet
2 Bahan pintu pagar seng sementara Jangka Waktu
3 Besi Beton Pelaksanaan
4 Beton Readymix 135 HK
5 Bahan Bekisting
6 Cassing Sumuran

c. Mobilisasi Personil
Minggu Ke -
No Posisi Penugasan Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Project Manager 1 Orang Jangka Waktu
2 Site Manager 1 Orang Pelaksanaan
3 Tenaga Ahli Sipil 1 Orang 135 HK
4 Pelaksana Sipil 1 Orang
5 Pelaksana K3 1 Orang
6 Administrasi 1 Orang
7 Logistik 1 Orang
8 Drafter 1 Orang

PT. CHIMARDER 777 Page 19


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

6. DIREKSIKEET / BRAK KERJA LAPANGAN


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor, Ruang
rapat, gudang, barak pekerja (2 Lantai), rumah genset, serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar
kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran,
buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai
kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat
kerja.
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlansung. Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang
sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan
semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca
lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah. Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan
mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

Gb. Direksikeet / Brak Kerja

7. AIR DAN LISTRIK KERJA


Kebutuhan air untuk proyek akan dibuat bak tendon air yang akan di sambungkan
dengan jaringan Air bersih terdekat sehingga air yang digunakan untuk proyek adalah
air bersih.
Atu juga bisa kemungkina membuat sumur bor sementara yang dipergunakan sebagai
air kerja dan fasilitas untuk tenagan kerja . Sedangkan untuk Listrik kerja akan
disambungkan dengan Jaringan Listrik terdekat yang akan digunakan untuk kebutuhan
listrik harian dan untuk Cadangan dan untuk Tegangan listrik arus kuat akan di pakai
genset yang sudah disiapkan.
8. PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA
Untuk memperlancar jalannya pekerjaan awal maka bongkaran bangunan lama dan
pembersihan untuk hasil bongkaran perlu dibuang ke tempat yang tidak menggangu
aktivitas pekerjaan yang lainnya. Maka dengan pembongkaran dan pembuangan hasil
bongkaran bangunan lama maka semua pekerjaan akan berjalan dengan tidak
terganggu pekerjaan lainnya.Peralatan yang digunakan untuk pembongkaran gedung
existing bisa dengan excavator dan dump truck, atau dengan bantuan manual.
9. PENYEDIAAN PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI
Penyelenggaraan kegiatan SMK3 Konstruksi disediakan sebelum semua pelaksanaan

PT. CHIMARDER 777 Page 20


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

pekerjaan dimulai baik pekerjaan persiapan sampai akhir pelaksanaan, yang


disesuaikan dengan kondisi dan situasi lokasi pekerjaan, meliputi :
a. Penyiapan RK3K, yang terdiri atas :
1) Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan Formulir;
2) Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP).
b. Sosialisasi dan Promosi K3, yang terdiri atas :
1) Induksi K3 (Safety Induction);
2) Pengarahan K3 (Safety Briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting);
3) Pelatihan K3;
4) Simulasi K3;
5) Spanduk (Banner);
6) Poster;
7) Papan informasi K3.
c. Alat Pelindung Kerja, yang terdiri atas :
1) Jaring pengaman (Safety Net);
2) Tali Keselamatan (Life Line);
3) Penahan Jatuh (Safety Deck);
4) Pagar Pengaman (Guard Railling);
5) Pembatas Area (Restricted Area).
d. Alat Pelindung Diri, yang terdiri atas :
1) Topi Pelindung (Safety Helmet);
2) Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
3) Tameng Muka (Face Shield);
4) Masker Selam (Breathing Apparatus);
5) Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
6) Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker);
7) Sarung Tangan (Safety Gloves);
8) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
9) Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Hamess);
10) Jaket Pelampung (Live Vest);
11) Celemek (Apron/Coveralls);
12) Pelindung Jatuh (Fall Arrester).
e. Personil K3, yang terdiri atas :
1) Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
2) Petugas Tanggap Darurat;
3) Petugas P3K;
4) Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
5) Petugas Medis.
f. Fasilitas Sarana Kesehatan, yang terdiri atas :
1) Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll);
2) Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi
Meter, dll);
3) Peralatan Pengasapan (Fogging);
4) Obat Pengasapan.
g. Rambu-Rambu, yang terdiri atas :
1) Rambu Petunjuk;
2) Rambu Larangan;
3) Rambu Peringatan;
4) Rambu Kewajiban;
5) Rambu Informasi;
6) Rambu Pekerjaan Sementara;
7) Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
8) Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);

PT. CHIMARDER 777 Page 21


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

9) Lampu Putar (Rotary Lamp);


10) Lampu Selang Lalu Lintas.
h. Lain-Lain Terkait Pengendalian Resiko K3, yang terdiri atas :
1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
2) Sirine;
3) Bendera K3;
4) Jalur Evakuasi (Escape Route);
5) Lampu Darurat (Emergency Lamp);
6) Program Inspeksi dan Audit Internal;
7) Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
10. FOTO DOKUMENTASI
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka terlebih dahulu foto dokumentasi
dipersiapan terlebih dahulu dari foto 0% sehingga terlihat kondisi existing pekerjaan,
Dan dengan berjalannya waktu pelaksanaan maka foto dokumentasi 50% juga harus
diambil baik dari pekerjaan pemancangan, pengecoran, pembesian, begesting sebelum
dimulai diambil foto 0% 50%dan foto 100% sebagai dokumentasi akurat, serta akhir
pekerjaan dibuatkan CD Bourning sebagai dokumentasi aktual.

PT. CHIMARDER 777 Page 22


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

FLOW CHAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


Mulai

Persiapan

Sosialisasi Pengukuran Sosialisasi Sosialisasi

Tdk Tdk Tdk


Tdk

Ya Ya Ya

Kesepakatan/PCM Shop Drawing Direksi Keet

Tdk

Ya

MC 0 %

Ya
Tdk

Ya

Amandemen

Tdk

Ya

1 1

PT. CHIMARDER 777 Page 23


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

1 Mobilisasi
Relokasi Utilitas

Alat Bahan Tenaga


Tdk

Tdk Tdk Tdk Ya

Pelaksanaan
Ya
Ya Ya
Pelaksanaan

Tdk
Tdk
Ya

Ya
2 Finishin 4
2

Amandemen As Built Drawing Dok 100 %


MC 100%

Tdk Tdk Tdk Tdk

Ya

PHO

Tdk

Ya
Pemeliharan

Tdk

Ya

FHO

Tdk

Ya

Selesai

PT. CHIMARDER 777 Page 24


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

2.2 PEKERJAAN STRUKTUR


Pekerjaan struktur meliputi merupakan lanjutan dari struktur yang sudah ada dan belum
dilaksanakan, Struktur beton yang dilaksanakan adalah struktur untuk bangunan penunjang
Ramp, dan struktur canopy teras. Beberapa bagian yang perlu di antaranya adalah :

1. PEKERJAAN TANAH, LANTAI KERJA DAN URUGAN PASIR


Pelaksanaan pekerjaan tanah utamanya galian tanah lantai basement merupakan merupakan
galian tanah dengan menggunakan manual pada zona 3, dengan kedalaman 7 m, perkiraan
volume galian sebesar 1.665 m3 galian manual, serta galian untuk struktur pondasi
sumuran, sloof, pilecap dan tie beam sejumlah 256 m2.

 Peralatan yang digunakan :


−Dump truck : 5 unit
− Alat gali : ls

 Bahan yang digunakan :


− Casing Sumuran Dia.225 dan 175
− Plastik cor

 Personil yang dibutuhkan :


−Driver : 5 org
−Pekerja : 50 org
− Tukang : 8 org
− Mandor : 1 org
− Pelaksana : 1 org
− Logistik : 1 org

Galian tanah manual

Tidak dikerjakan

Tidak dikerjakan

PT. CHIMARDER 777 Page 25


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

a. Galian dengan manual


Metode Pelaksanaan Galian Basement
Pekerjaan Persiapan

CONTOH ARAH DAN MANUVER TENAGA MANUAL DAN DUMP TRUCK

Sebelum proses penggalian djlaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) kedalaman galian
 Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali secara open out dengan membentuk
slope (cek tinggi kritis dan kemiringan slope).
 Untuk lahan yang sempit apakah diperlukan dinding penahan tanah yang
sementara - temporary (sheet pile, sheet pile + Anchor, dll) permanent (soldier
pile, diafragma wall, dll).
2) Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik yang dilakukan
dengan memperhatikan site installation yang ada.
3) Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu
pelaksanaan dan lokasi proyek.
4) Jalan kerja yang memenuhi syatat.
5) Pemelihataan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll).

METODE PEKERJAAN GALIAN

1) Galian tahap 2, penggalian dilakukan manual dan material langsung dikumpulkan


dan selanjutnya di-dumping ke dump truck, tinggi galian sesuai perhitungan tinggi
kritis.

PT. CHIMARDER 777 Page 26


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

2) Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi dari gerusan air
hujan dengan menggunakan terpal plastik (plastic sheet) dan galian tahap kedua
dapat dilaksanakan dcngan metode yang sama pada tahap 1.

3) Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian di bawah


permukaan air tanah dilakukan pekerjaan dewatering.

4) Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan agar jarak disposal
adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak
bcrjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.

Metode Galian Basement adalah penggalian menurut perencanaan ruang bawah


tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Basement adalah sebuah
tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak
di bawah tanah.  Lantai basement biasanya dimanfaatkan untuk : Balancing gedung
di atasnya, ruang parkir kendaraan, ruang pengelola gedung, seperti penempatan
ruang panel, reservoir, dan kebutuhan lain.

Adanya basement tentunya akan ada penggalian tanah. Kendala yang dihadapi pada
pekerjaan galian basement adalah faktor runtuhnya dinding tanah vertikal,  ini bisa
terjadi bila kedalaman galian lebih dari 2 meter. Makin dalam galian tentu resiko
runtuhnya lebih besar. Bila di sekitarnya sudah ada bangunan, runtuhnya galian
tanah akan membahayakan bangunan di sekelilingnya.

Sebelum ditemukan sistem pengamanan galian tanah, secara konvensional galian


tanah akan melebar ke tempat penjuru, membentuk dasar segi empat dengan
kemiringan galian 45 derajat, di mulai dari dasar galian. Akibatnya, bidang galian
menjadi melebar dan sudah dipastikan biaya untuk menggali dan mengurug tanah
kembali akan sangat mahal.

Pada akhirnya metode galian basement telah berubah. Cara konvensional tidak lagi
dipakai untuk pembuatan basement. Sekarang pengamanan galian dilakukan dengan
terlebih dahulu memasang retaining wall dari pondasi bored pile atau spun pile
sebelum dilakukan penggalian tanah. Yang dimaksudkan supaya ada kekuatan di
bawah tanah dan tidak membahayakan alat berat nantinya

Pekerjaan Dewatering
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering dalam Proses Penggalian Basement Dengan
adanya pekerjaan dewatering dalam proses penggalian basement, maka metode proses
pengerjaan penggalian basement akan ditentukan dari metode dewatering yang digunakan.
Berikut ini akan di jelaskan tiap-tiap metode pelaksanaan pekerjaan dewatering tersebut dan
proses penggalian basement secara lebih jelas : 1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dewatering dengan Open Pumping dan Proses Penggalian Basement Pada proses
pengerjaan dewatering dengan metoda open pumping ini, diharapkan bisa menurunkan
muka air tanah dalam pelaksanaan galian. Dengan metode dewatering open pumping,
penggalian basement akan dikerjakan per segmen. Berikut ini akan dijelaskan metode
pelaksanaan pengerjaan dewatering dengan open pumping beserta proses penggalian
basement : A. Pekerjaan Persiapan Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan penentuan
segmen dan tahapan yang akan digali. Penentuan penempatan pompa, penempatan saluran
air, dan penempatan lobang penampungan air.

Proses Dewatering dan Penggalian Basement


1) Penggalian akan dilakukan per segmen, dengan menggunakan excavator. Dari
pembagian segmen yang sudah ditentukan, penggalian akan dimulai dari segmen yang
tempatnya paling didalam dari jalur akses masuk yaitu dari segmen 1 kesegmen 4.
Pembagian Zona.

PT. CHIMARDER 777 Page 27


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

2) Penggalian untuk tempat penampungan air dibuat terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
penggalian untuk pembuatan saluran air sementara.
3) Pada penampungan air dipasang pompa submersible dengan kapasitas 250 lt/m
sejumlah 4 buah.

4) Pada proses pembuatan selokan/saluran sementara yang perlu diperhatikan adalah


elevasi selokan yang menuju lubang penampungan air dibuat lebih rendah dari elevasi
ujung/elevasi dasar galian lantai basement.

5) Dengan dibuatkannya elevasi beda tinggi seperti gambar, diharapkan air bisa mengalir
ke penampungan air dengan lancar. Endapan lumpur akan tertampung pada lobang
yang sudah direncankan.
6) Pompa yang sudah terpasang pada lobang penampungan air, akan menyedot air
genangan dan akan dibuang kejalur saluran drainase kota.

PT. CHIMARDER 777 Page 28


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

7) Setelah lobang penampungan air dan saluran sementara sudah jadi, penggalian untuk
zona 1 bisa dilakukan. Penggalian dimulai dari ujung saluran sementara, dengan
demikian air rembesan tanah akan mengalir menuju penampungan air.

8) Penggalian basement dilanjutkan pada zona 2. Pada saat penggalian zona 2, kondisi
pada area zona 1 bisa dilanjutkan dengan pekerjaan rabatan, pembuatan pondasi,
pembesian hingga pengecoran pada lantai dan dinding basement tersebut.

PT. CHIMARDER 777 Page 29


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

9) Penggalian dilanjutkan pada zona 3 dan pada zona 2 dilanjutkan dengan pembuatan
lantai dan dinding basement. Metode pelaksanaan penggalian dan pengerjaan lantai dan
dinding basement pada zona-zona berikutnya sama seperti pengerjaan zona-zona
sebelumnya.

PT. CHIMARDER 777 Page 30


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

10) Jika penggalian, pengerjaan lantai dan dinding basement pada semua zona sudah
selesai, terkhir yang dikerjakan adalah pada lobang galian penampungan air. Pada
lubang tersebut airnya disedot, setelah kering langsung dilakukan pemasangan tulangan
dan pengecoran. Dengan metode pelaksanaan seperti di atas muka air tanah dapat
diatasi dan pekerjaan-pekerjaan pada basement bisa dilaksanakan.

2. PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI SUMURAN DAN PILE CAP


Pelaksanaan pekerjaan Struktur Pondasi merupakan pondasi sumuran dilengkapi pile cap
untuk mendukung Struktur basement gedung.

 Peralatan yang digunakan :


− Alat gali : 2 unit
− Bar bender : 1 unit
− Bar cutter : 1 unit
−Truck Mixer : 2 unit
− Concrete Vibrator : 1 unit
−Mesin las : 1 bh
−Alat pertukangan : 1 set

 Bahan yang digunakan :


− Casing Sumuran Dia.215 dan 225
− Plastik cor
− Readymix Cyclop K 300
− Readymix Pilecap K 350
− Besi D18 dan D16
− Besi Φ 10
− Bendrat
− Kaso 5/7
− Plywood 9 mm
− Paku

 Personil yang dibutuhkan :


−Driver : 1 org
− Pekerja : 15 org
− Tukang : 8 org
− Mandor : 1 org
− Pelaksana : 1 org
− Logistik : 1 org

PT. CHIMARDER 777 Page 31


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Gambar denah pondasi adalah sebagai berikut :

Yang Dikerjakan

Gambar detail pondasi sumuran adalah sebagai berikut :

Langkah –langkah kerja :


1. Perataan dan clearing lokasi yang akan digali sekaligus untuk tempat landasan alat,
supaya alat dalam keadaan stabil dalam melaksanakan penggalian.
2. Lakukan penggalian dengan cara manual sampai dengan peil yang direncanakan.
3. Untuk mengurangi longsoran maka dilakukan pemasangan casing sesek bamboo.
4. Cor lantai kerja pada posisi elevasi rencana
5. Pekerjaan selanjutnya setelah penggalian adalah pembesian pondasi dengan besi D16
dengan sengkang dia. 10 mm.
6. Dilanjutkan dengan pengecoran cyclop beton K.300
7. Hentikan pengecoran pada stop cor yang telah ditentukan
8. Galian tanah untuk perlebar posisi pile cap
9. Cor lantai kerja sesuai dengan luasan pile cap rencana
10. Lakukan pembesian Pile Cap dan Pembesian panjang penyaluran kolom pedestal.
11. Pasang bekisting pile cap.
12. Cor pile cap dengan beton K-350.
3. PEKERJAAN TIE BEAM
Pelaksanaan pekerjaan slof sesudah dilakukan pengecoran pile cap. Posisi Tie Beam

PT. CHIMARDER 777 Page 32


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

menghubungkan antar kolom pendukung struktur ramp

 Peralatan yang digunakan :


− Alat gali : 2 unit
− Bar bender : 1 unit
− Bar cutter : 1 unit
− Truck Mixer : 1 unit
− Concrete Vibrator : 1 unit
− Mesin las : 1 bh
−Alat pertukangan : 1 set

 Bahan yang digunakan :


− Besi D16
− Besi D10
− Bendrat
− Kaso 5/7
− Plywood 9 mm
− Paku

 Personil yang dibutuhkan :


−Driver : 1 org
− Pekerja : 15 org
− Tukang : 8 org
− Mandor : 1 org
− Pelaksana : 1 org
− Logistik : 1 org

Yang Dikerjakan

PT. CHIMARDER 777 Page 33


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Langkah –langkah kerja :


1. Perataan dan clearing lokasi yang akan di cor tie beam
2. Lakukan penggalian dengan cara manual apabila belum sesuai dengan peil rencana.
3. Cor lantai kerja pada posisi elevasi rencana
4. Pekerjaan selanjutnya setelah penggalian adalah pembesian pondasi dengan besi D16
dengan sengkang D10 mm.
5. Pasang bekisting Tie Beam
6. Dilanjutkan dengan pengecoran beton K.350
7. Hentikan pengecoran pada stop cor yang telah ditentukan

4. PEKERJAAN KOLOM BALOK DAN PLAT LANTAI


Pelaksanaan pekerjaan balok dari lantai ke lantai pada prinsipnya adalah sama sehingga
metode pelaksanaannya adalah hampir sama sedangkan balok yang dilaksanakan pada tahap
sekarang adalah sebagian ring balok yang merupakan penopang atap. Berikut adalah
tahapan pelaksanaan pekerjaan balok:

 Peralatan yang digunakan :


− Bar bender
− Bar cutter
− Dump truck
− Truck Mixer
− Concrete Vibrator
− Mesin las
− Concrete pump
− Scafolding
− Pick Up
− Air Compresor

 Bahan yang digunakan :


− Besi tulangan
− Bendrat
− Readymix K 350
− Kaso 5/7
− Papan/plywood 9 mm
−Paku

PT. CHIMARDER 777 Page 34


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

 Personil yang dibutuhkan :


− Operator
− Driver
− Pekerja
− Tukang
− Mandor
− Pelaksana
− Logistik
− SM

Langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan :


1. Pemasangan Scafolding untuk perancah balok kolom dan plat dak lantai
2. Pemasangan begesting untuk balok kolom dan plat lantai
3. Begesting dak lantai menggunakan plywood 12 mm
4. Pembesian untuk kolom balok dan plat lantai
5. Pembesian plat lantai menggunakan besi tulangan
6. Pengecoran untuk kolom balok dan plat lantai
7. Perawatan beton kolom balok dan plat lantai
8. Pengecoran mutu beton K- 350
9. Pembongkaran begesting kolom balok dan plat lantai

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan Beton Balok Struktur Lantai dan lantai dak


1. Pengukuran ulang mengenai posisi peil-peil ketinggian dan as-as baik terhadap kolom
struktur dan balok-balok strukturnya.
2. Pekerjaan bekisting :
 Pabrikasi bekisting untuk balok-balok sesuai dengan ukuran dan dimensi balok-balok
struktur (sebaiknya pabrikasi bekisting jauh hari telah disiapkan).
 Pemenuhan steger-steger atau perancah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
(direncanakan dengan kombinasi scafolding);
 Pemenuhan lembar multiplek tebal 12 mm sebagai bekisting untuk Balok struktur maupun
kolom
 Pemenuhan balok berupa kayu ukuran 6/12 cm dan kayu ukuran 5/7 cm dan papan ukuran
2/20 cm sebagai tumpuan bekisting balok struktur;
 Dan seterusnya, sehingga penyetelan/pemasangan bekisting baik balok struktur

3. Pekerjaan pembesian :
a. Pemenuhan pembesian/penulangan, baik untuk balok struktur
b. Pabrikasi penulangan Balok :
- Kebutuhan tulangan-tulangan pokok sesuai dimensi dan jumlahnya;
- Kebutuhan tulangan-tulangan beugel-beugel balok sesuai dimensi dan
jumlahnya; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya. Plat lantai :
- Kebutuhan tulangan-tulangan untuk plat lantai sesuai dimensi dan jumlah; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya.
c. Pemasangan/penyetelan di lokasi pekerjaan.

4. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran Balok Struktur Lantai 1 s/d 7 dan lantai dak adalah
sebagai berikut :
 Sebelum pengecoran perlu diingat mengenai :
 Pemasangan besi–besi stek untuk kolom praktis;
 Perkuatan begisting pada pertemuan balok dengan kolom dan pelat lantai;
 Pemasangan beton dekking pada besi balok

PT. CHIMARDER 777 Page 35


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

 Pemasangan instalasi perpipaan baik untuk jaringan air, jaringan listrik dan jaringan
lainnya sesuai ketentuan;
 Pengecekan kembali as–as balok & juga as-as kolom. Pelaksanaan pengecoran
direncanakan dengan sistim ready-mix dengan dibantu pompa beton dan vibrarator beton.
Mutu beton yang digunakan adalah minimal K.350 Sebelum diadakan pengecoran,
dimintakan ijin terlebih dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk
mengecek
 kesiapan baik kondisi begisting maupaun penulangan yang telah dilaksanakan
pengerjaannya sesuai dengan gambar kerja. Setelah Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
menyetujui ijin
 pengecoran, maka baru dilaksanakan pengecoran betonnya. Dalam pelaksanaan
pengecoran harus dilakukan slump test beton yang digunakan dan dibuatkan pula kubus
beton/silinder
 beton setiap kelipatan volume beton maksimal 15 m3. Setelah pengecoran selesai,
selanjutnya perlu adanya perawatan dengan cara beton direndam air agar didapat hasil
beton yang baik.

Gb. Pemasangan Scafolding dan Begesting Balok

Gb. Pembesian Balok

Gb. Pembesian Kolom

Gb. Pengecoran kolom

PT. CHIMARDER 777 Page 36


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP
II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

FLOW CHAT PEKERJAAN


BALOK

PT. CHIMARDER 777 Page 37


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

FLOW CHAT PENGECORAN BALOK

5. PEKERJAAN DINDING BASEMENT


Dinding basement atau biasa disebut Retaining Wall adalah dinding penahan tanah yang
terletak pada sisi pinggir. Pekerjaan pembuatan retaining wall dimulai dengan
melakukan pemasangan tulangan - tulangan yang diperlukan. Tulangan yang
dipergunakan adalah tulangan konvensional yang dipasang ditempat satu persatu.
Setelah pemasangan tulangan selesai, maka dilanjutkan dengan pemasangan
bekistingshear wall dan pengecoran beton. Pengecoran dilakukan secara bertahap, tidak
dilakukan daribasement - 4 sampai permukaan tanah sekaligus, tetapi dilakukan per
lantai.
Pengecoran untuk satu bagian dilakukan sekaligus dengan menggunakan Pouring
Bucket dan mobile Crane. Setelah beton dituangkan lalu diadakan pemadatan dengan
menggunakan concrete vibrator. Bekisting kemudian dibuka paling cepat setelah 2 hari.

Pekerjaan Dinding Shear Wall


Pada dasarnya pekerjaan dinding Shear Wall sama dengan pekerjaan dinding Retaining
Wall.Yang membedakannya adalah tulangan pada shear wall terdiri dari 2 lapis
sedangkan padaRetaining Wall hanya terdiri dari 1 lapis. Selain itu tulangan pada shear
wall lebih rapat dan ada tulangan diagonal.
Pelaksanaan pekerjaan dinding shear wall dimulai dengan menentukan tempat serta
ukuran shear wall sesuai dengan gambar rencana. Setelah itu dipasang tulangan baja.
Untuk shear wall basement - 4 tulangan baja ini disambung pada sloof, sedangkan untuk
lantai diatasnya tulangan baja dipasang pada tulangan yang berada di bawahnya.
Pembuatan shear wall dipasang sekaligus untuk 3 lantai sekaligus. Sedangkan jika ingin
melakukan penyambungan tulangan dilakukan pada daerah tengah lantai, bukan pada

PT. CHIMARDER 777 Page 38


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

daerah pelat.
Pekerjaan pengecoran dimulai setelah pemasangan bekisting shear wall selesai
dikerjakan. Pemasangan bekisting dan pengecoran dilakukan per lantai, bukan dilakukan
pengecoran setinggi 3 lantai sekaligus.
Karena shear wall banyak diletakkan pada daerah core lift dan tangga darurat, maka
padashear wall perlu dibuat bukaan. Untuk di daerah bukaan untuk pintu itu diperlukan
bentuk suatu tulangan khusus yang tidak menyebabkan pengurangan kekuatan dari shear
wall.

Peralatan yang digunakan :


− Bar bender
− Bar cutter
− Dump truck
− Truck Mixer
− Concrete Vibrator
− Mesin las
− Concrete pump
− Scafolding
− Mobile Crane
− Air Compresor

 Bahan yang digunakan :


− Besi tulangan
− Bendrat
− Readymix K 350
− Kaso 5/7
− Papan/plywood 9 mm
−Paku

 Personil yang dibutuhkan :


− Operator
− Driver
− Pekerja
− Tukang
− Mandor
− Pelaksana
− Logistik
− SM

Langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan :


10. Pemasangan Scafolding untuk perancah balok kolom dan plat dak lantai
11. Pemasangan begesting untuk balok kolom dan plat lantai
12. Begesting dak lantai menggunakan plywood 12 mm
13. Pembesian untuk kolom balok dan plat lantai
14. Pembesian plat lantai menggunakan besi tulangan
15. Pengecoran untuk kolom balok dan plat lantai
16. Perawatan beton kolom balok dan plat lantai
17. Pengecoran mutu beton K- 350
18. Pembongkaran begesting kolom balok dan plat lantai

Metode Pelaksanaan

PT. CHIMARDER 777 Page 39


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Pelaksanaan pekerjaan Beton dinding penahan tanah


1. Pengukuran ulang mengenai posisi peil-peil ketinggian dan as-as baik terhadap kolom
struktur dan balok-balok strukturnya.
2. Pekerjaan bekisting :
 Pabrikasi bekisting untuk dinding penahan tanah sesuai dengan ukuran dan dimensi
dinding penahan tanah struktur (sebaiknya pabrikasi bekisting jauh hari telah
disiapkan).
 Pemenuhan steger-steger atau perancah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
(direncanakan dengan kombinasi scafolding);
 Pemenuhan lembar multiplek tebal 12 mm sebagai bekisting untuk Balok struktur
maupun kolom
 Pemenuhan balok berupa kayu ukuran 6/12 cm dan kayu ukuran 5/7 cm dan papan
ukuran 2/20 cm sebagai tumpuan bekisting balok struktur;
 Dan seterusnya, sehingga penyetelan/pemasangan bekisting baik dinding penahan
tanah struktur

3. Pekerjaan pembesian :
a. Pemenuhan pembesian/penulangan, baik untuk dinding penahan tanah struktur
b. Pabrikasi penulangan dinding penahan tanah :
- Kebutuhan tulangan-tulangan pokok sesuai dimensi dan jumlahnya;
- Kebutuhan tulangan-tulangan dinding penahan tanah sesuai dimensi dan
jumlahnya; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya. Plat lantai :
- Kebutuhan tulangan-tulangan untuk plat lantai sesuai dimensi dan jumlah;
dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya.
c. Pemasangan/penyetelan di lokasi pekerjaan.

4. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dinding penahan tanah Lantai 1 s/d 2 dan lantai dak
adalah sebagai berikut :
 Sebelum pengecoran perlu diingat mengenai :
 Pemasangan besi–besi stek untuk kolom praktis;
 Perkuatan begisting pada pertemuan balok dengan kolom dan pelat lantai;
 Pemasangan beton dekking pada besi dinding penahan tanah
 Pemasangan instalasi perpipaan baik untuk jaringan air, jaringan listrik dan jaringan
lainnya sesuai ketentuan;
 Pengecekan kembali as–as balok & juga as-as kolom. Pelaksanaan pengecoran
direncanakan dengan sistim ready-mix dengan dibantu pompa beton dan vibrarator
beton. Mutu beton yang digunakan adalah minimal K.350 Sebelum diadakan
pengecoran, dimintakan ijin terlebih dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Pengawas
untuk mengecek
 kesiapan baik kondisi begisting maupaun penulangan yang telah dilaksanakan
pengerjaannya sesuai dengan gambar kerja. Setelah Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis menyetujui ijin
 pengecoran, maka baru dilaksanakan pengecoran betonnya. Dalam pelaksanaan
pengecoran harus dilakukan slump test beton yang digunakan dan dibuatkan pula
kubus beton/silinder
 beton setiap kelipatan volume beton maksimal 15 m3. Setelah pengecoran selesai,
selanjutnya perlu adanya perawatan dengan cara beton siram air agar didapat hasil
beton yang baik.

PENGECORAN BASEMENT SECARA UTUH

PT. CHIMARDER 777 Page 40


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Untuk memanfaatkan lahan, bangunan di kota besar sering menggunakan basement /


ruang bawah tanah. Meskipun kadang pembuatan basement merupakan tantangan
tersendiri dalam pelaksanaannya. Jika ukuran luas basement kecil sering kali lebih
ekonomis menambah lantai bangunan ke atas daripada harus membuat basement jika
memungkinkan.

Untuk perhitungan biaya pembuatan basement sangat dipengaruhi oleh : luas lahan
kondisi lingkungan sekitar, kedalaman dan luas basement, desain struktur bangunannya,
dan tinggi muka air tanah di lingkungan tersebut, serta waterproofing integral dan
waterstop.

Luas lahan dan kondisi lingkungan sekitar maksudnya jika lahannya masih luas maka
galian basement dapat dilakukan secara open cut dengan kemiringan tertentu, tetapi jika
lahan yang tersedia sangat terbatas maka perlu diperhitungkan biaya penahan tanah baik
menggunakan tiang pancang (soldier pile) atau sheet pile.

Untuk pekerjaan galian ini seperti biasa harus diperhitungkan tiga hal yaitu galian tanah
itu sendiri, urugan kembali dan pemadatan jika diperlukan, serta pembuangan tanah ke
luar lokasi proyek. 

Desain struktur bangunan basement tentunya sangat berpengaruh terhadap perhitungan


biaya, misalnya pelat lantainya tebal 20 cm atau 30 cm tentunya akan berbeda karena
volume pekerjaannya berbeda. Desain struktur tergantung dari perhitungan yang
dilakukan konsultan perencana.

Tinggi muka air tanah juga sangat berpengaruh dalam perhitungan biaya pembuatan
basement. Jika elevasi muka air tanah masih di bawah elevasi pelat lantai basement
mungkin tidak menjadi masalah dalam pelaksanaannya. Tetapi jika ternyata muka air
tanahnya tinggi, maka selama pekerjaan struktur beton pelat dan dinding basement harus
dilakukan dewatering / penurunan muka air tanah sementara.

Dewatering biasanya dihitung berapa titik per bulan. Jumlah titik dan kedalaman
dewatering ditentukan oleh pihak spesialis pekerjaan dewatering untuk mencapai muka
air tanah yang diinginkan sedangkan waktunya menyesuaikan dengan lama pelaksanaan
pekerjaan basement sampai selesai. 

Waterproofing Integral dan Waterstop pada konstruksi beton basement jangan sampai


dilupakan untuk mencegah kebocoran dan rembesan air tanah. Waterstop dipasang pada
sambungan antara pelat lantai dan dinding serta pada sambungan antara pengecoran yang
pelaksanaannya tidak sekaligus

PT. CHIMARDER 777 Page 41


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB III
RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KONTRAK (RK3K)
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD DR. MOEWARDI

1.1. Pendahuluan
Tenaga kerja merupakan factor yang sangat menentukan bagi perusahaan, tenaga
kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran penting dalam kegiatan
perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaan tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman
bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan tugas mereka tersebut.
Karena itu dalam rangka menjalankan usaha yang aman (safe business) maka program
perlindungan bagi karyawan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) harus dilakukan dengan konsisten. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
System Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan
rangkaian yang dibangun dari elemen – elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Di dalam system, setiap elemen atau bagiannya saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud diadakannya pedoman SMK3 ini adalah sebagai acuan bagi Pengguna Jasa
dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilaksanakan
secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan baik.
Tujuan berlakukannya pedoman ini adalah agar semua pemangku kepentingan
mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja
konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja yang
aman dan nyaman, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja.

1.3.Sasaran Keselamatan Kerja


1. Mencegah terjadinya kecelakaan.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
3. Mencegah / mengurangi kematian.
4. Mencegah / mengurangi cacat tetap.
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat – alat
kerja, mesin – mesin, instalasi – instalasi, dan sebagainya.
6. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat – alat dan sumber – sumber produksi
lainnya sewaktu kerja.
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman, dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

1.4. Perlengkapan Keselamatan Kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan
tugasnya, antara lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepada dari benturan benda keras selama
mengoperasikan.

PT. CHIMARDER 777 Page 42


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan


terpeleset karena licin atau melindungi kaki dadi
kejatuhan benda keras lainnya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak
serbuk metal atau serbuk material keras lainnya
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras,
missal membuka/mengencangkan baut.
6. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising.
Misalnya pemadatan tanah dengan stamper.

1.5. Kecelakaan Kerja Konstruksi yang Mungkin Terjadi


1. Tergelincir, Tersandung, dan Terjatuh
Tergelincir, tersandung, dan terjatuh adalah penyebab umum yang sering terjadi dalam
pekerjaan konstruksi, hal ini dapat terjadi di/dari permukaan yang tidak rata pada
lokasi pekerjaan atau adanya masalah dengan lingkungan yang kurang baik.
Kemungkinan tergelincir, tersandung, dan terjatuh dapat dikurangi melalui prosedur
sederhana sebagai berikut :
a. Jaga tempat kerja agar selalu rapi.
b. Tata letak material dan bahan yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan dari
cidera.
c. Tumpuk dan tata material pada posisi yang stabil dan kokoh.
d. Letakkan alat bantu pekerjaan atau peralatan lain pada tempatnya, untuk
menghindari terjatuh atau menjatuhi orang dibawahnya.
e. Pasang rambu – rambu dengan jelas
f. Rapikan bekas galian ataupun lubang – lubang.
g. Jangan pernah melempar alat – alat material, pastikan disampaikan dari tangan ke
tangan.
h. Gunakan selalu helm pengaman, dan alat pelindung diri (ADP)
2. Perancah
1. Rancangan penyangga beban atau
perancah untuk sarana bekerja harus
didukung dengan analisa perhitungan.
2. Dasar perancah harus cukup kuat untuk
menahan beban, kalau diperlukan dibuat
landasan kayu atau cor beton.
3. Harus dibuat pengaku (bracing) untuk
menahan gaya kesamping atau goyangan.
4. Sebelum perancah memikul beban, harus
dicek dahulu keseluruhan dari perancah
terpasang sesuai rancangan.
5. Tangga naik perancah harus disediakan.
6. Petugas yang melakukan inspeksi harus mengetahui prinsip-prinsip pemasangan
perancah yang aman.

3. Bahaya ketika mengangkat beban


Bahaya dalam mengangkat beban dapat berupa :
a. Bahaya cedera tulang punggung pada saat mengangkat beban dengan cara yang
salah atau beban yang terlalu berat.
b. Bahaya terhimpit atau terjepit pada waktu meletakkan atau menjatuhkan beban.

4. Bahaya pada transportasi material dan lalu lintas sekitar

PT. CHIMARDER 777 Page 43


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Orang – orang yang mengurusi transportasi material harus diinstruksikan dengan


benar. Jalan sekitar transportasi material harus diberi rambu – rambu agar tidaik
membahayakan orang disekitar. Tempat – tempat yang dinilai berbahaya untuk dilalui
harus ditandai dan dilengkapi dengan petunjuk larangan.

5. Bahaya penggunaan alat – alat kerja


Penggunaan alat – alat kerja sebaiknya dipastikan benar – benar dalam kondisi baik
sebelum digunakan. Jika terdapat alat dalam kondisi rusak, sebaiknya jangan
digunakan dan segera laporkan kepada pengawas lapangan.

1.6. Pedoman untuk Pelaku Utama Konstruksi


i. Pedoman untuk Manager dan Pengawas
1. Manager berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mend orong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik,
pendidikan, menghargai pekerjaan untuk tindakan – tindakan aman, serta
menetapkan target realitas untuk K3.
2. Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti
dengan memasukkan masalah keselaatan kerja sebagai bagian dari perencanaan
pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3. Manager perlu memberikan perhatian yang khusus dan mengadakan hubungan
yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari
terjadinya kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi.

j. Pedoman untuk Mandor


1. Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan
tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendirian secara langsung atau
tidak menempatkannya bersama – sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
meninggalkannya begitu saja.
2. Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan
target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan
kerjanya.

k. Pedoman untuk Pekerja


1. Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2. Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3. Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4. Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Memahami lingkup kerja yang diberikan.

1.7. Pencegahan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan dalam lingkungan kerja dapat diminimalisir dengan cara :
6. Menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP) sesuai prosedur
7. Mematuhi peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
8. Menyiapkan peralatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
9. Memperoleh penerangan yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kerapian, dan keselamatan di tempat kerja
11. Mengamankan transportasi material dan tumpukan material
12. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuknan dan
penyimpanan material.
13. Memasang rambu – rambu peringatan bagi daerah yang rawan bahaya.
14. Memastikan bahwa alat kerja yang digunakan aman dan tidak dalam kondisi rusak.
15. Segera melaporkan kepada pengawas jika terjadi kecelakaan ringan maupun berat.

PT. CHIMARDER 777 Page 44


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

1.8. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Penanganan korban kecelakaan kerja antara lain :
16. Alat – alat PPPK atau obat – obatan yang memadai harus disediakan ditempat
kerja agar tidak terjadi kecelakaan ringan / luka ringan segera dapat pengobatan.
- Alat – alat PPPK harus berisi paling sedikit terdaat obat untuk kompres,
perban, antiseptic, plester, gunting, balsam, obat luka berdarah, dan
perlengkapan lainnya.
- Alat – alat PPPK dan kotak obat – obatan harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga tetap berisi.
17. Korban kecelakaan kerja yang mendapat luka berat harus segera dibawa ke
puskesmas/rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
18. Jika terdapat korban pingsan, segera diangkat dan dipindahkan ke tempat untuk
istirahat agar segera mendapat pertolongan.
19. Petunjuk / informasi harus diumumkan / di temple ditempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat terdekat dengan kotak obat – obatan, alat – alat PPPK, ruang PPPK,
tandu dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telpon terdekat untuk menelponm ambulans / telepon untuk orang –
orang yang bertugas dan lain – lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakir dan tempat penolong lain
yang dapat dihubungi saat keadaan darurat.

PT. CHIMARDER 777 Page 45


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

Proses K3 di Proyek
PIMPINAN PERUSH.
Instruksi dilaksanakan
prosedur

Man Proyek
Menunjuk Petugas
K3
Petugas K3

Petugas K3 Petugas K3
Mengontrol Sarana Terjadi Kecelakaan,
Perlengkapan Petugas Melaksanakan
K3 Pertolongan sesuai
pe
rb – Prosedur K3
ai –
ki

tidak Terjadi tidak Petugas K3


layak
Laporan sakit, kecelakaan
layak kerja
Siap digunakan Laporan

PT. CHIMARDER 777 Page 46


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

KECELAKAAN RINGAN

Kecelakaan
Ringan

Laporan ke
Manajemen Proyek

ya tidak
Perlu ke
Rumah Sakit

Di bawa ke Pengobatan di
rumah sakit proyek

Laporan kecelakaan kerja

Selesai

PT. CHIMARDER 777 Page 47


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

KECELAKAAN BERAT / MENINGGAL

Kecelakaan
Berat / Meninggal

Pemberitahuan ke
Laporan ke keluarga
Manajemen Proyek Asuransi / bantuan
biaya

Rumah Sakit

ya
Perlu ke
Rumah Duka

tidak

Di antar ke
rumah duka

Pemakaman

Selesai

PT. CHIMARDER 777 Page 48


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV
METODE KENDALA SOLUSI
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD DR. MOEWARDI

Kendala - kendala yang sering terjadi di lapangan adalah sebagai berikut :


1.1. Hujan
Terutama yang sering terjadi adalah masalah dengan kondisi hujan , maka semua
kegiatan yang akan berlangsung akan terganggu dan sering mengakibatkan terjadinya
keterlambatan proggres pekerjaan. Maka hala ini harus segera diatasi agar semua
kegiatan bisa berjalan dengan lancar dan baik dengan berbagai macam solusi
diantaranya adalah :
− Dengan menambah man power atau penambahan tenaga kerja dilapangan
− Menambah jam kerja lembur
− Perubahan jadwal pelaksanaan
− Mengondisikan lahan yang akan dikerjakan agar tidak terkena genangan air atau
lapangan yang akan dikerjakan dilindungi dengan terpal atau pelindung lainnya
1.2. Keterlambatan Material
− Kerterlambatan pengiriman material ke lokasi adalah salah satu kendala yang sangat
sering terjadi di lapangan, dan ini merupakan suatu permasalahan yang sangat besar
yang harus segera diberikan suatu solusi diantaranya adalah :
− Membuat pengiriman barang ke lokasi pekerjaan dengan teratur dan periodik
− Menambah jumlah leveransir yang bisa mensuplai barang tersebut ke lokasi pekerjaan
− Memberikan chasflow ke suplier/ leveransir dengan tepat waktu

1.3. Keterbatasan Persediaan Material Pabrikan


− Hal ini menjadikan suatu keterlambatan terhadap progres /jadwal pelaksanaan
lapangan, maka perlu diadakan lagi review atau kajian terhadap pemakaian produk
pabrikan yang tersedia/ready stock dipasaran, maka solusinya diantaranya adalah
− Mencari suplier barang lebih dari 1 produk
− Menganti produk pabrikan yang dalam spektek tidak ada dipasaran atau readys
tocknya tidak mencukupi
− Menambah suplier barang tersebut
Selain kendala tersebut diatas ada yang lebih penting lagi diantaranya adala beberapa
kendala :
1.4. Masalah Teknis
Masalah teknis ini sangat berpengaruh terhadap performa bangunan atau kualitas dari
bangunan setelah jadi. di sini peran engineer sangat berpengaruh terutama untuk
menyelesaikan masalah-masalah teknis seperti ini. Beberapa kendala teknis yang ada di
proyek gedung antara lain
− Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan di lapangan diantaranya penbabnya adalah
kurangnya pengawasan dalam proyek sehingga pekerja tidak mengutamakan kualitas
dalam bekerja. Hal ini biasa terjadi mengingat beberapa pekerjaan banyak yang
diborongkan sehingga para pekerja hanya mengutamakan kecepatan dalam bekerja. 
− Banyak desain gambar yang tidak sinkron antara gambar arsitektur, gambar struktur,
dan gambar MEP. Oleh karena itu pekerjaan pertama seorang drafter saat awal proyek
adalah superimpose gambar. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan gambar.
Penyebabnya adalah kurangnya koordinasi antara perencana arsitek, perencana
struktur dan perencana MEP. Sehingga saat gambar digabungkan tidak sinkron. 
− Gambar perencanaan yang tidak lengkap.  Sudah banyak kasus terjadi di beberapa
PT. CHIMARDER 777 Page 49
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI
TAHAP II) DR. MOEWARDI SURAKARTA

proyek gedung yang gambar perencanaan tidak bisa dijadikan acuan untuk kerja di
lapangan. Biasanya terjadi pada gambar arsitek, dengan spesifikasi-spesifikasi
material yang kurang lengkap sehingga kontraktor harus berkoordinasi lagi dengan
perencana arsitek. 
− Pemutusan merk dan spesifikasi material yang lambat oleh owner. Sehingga pekerjaan
harus ditunda dulu. Oleh karena itu, kontraktor harus bisa mengclaim apabila ada
keterlambatan disebabkan oleh owner. 
− Miskoordinasi antara pelaksana lapangan dengan teknik dibagian kantor. 
− Lahan yang sempit. Permasalahan lahan sempit ini sangat berpengaruh terhadap lokasi
gudang. Apabila terpaksa lahan gudang tidak ada maka pelaksanaan proyek bisa
dibagi dengan sistem 2 zona. Zona 1 dikerjakan dan Zona 2 sementara untuk gudang
material struktur seperti besi dan kayu. 
− Terjadi perubahan desain yang mendadak oleh owner. 
− Mutu beton yang tidak masuk standar kualitas perencanaan yang mengakibatkan
potensi gagal struktur. Sehingga harus ditangani dengan perbaikan beton.
1.5. Masalah Non-Teknis
Kendala-kendala yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan
sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non teknis. Permasalahan
non teknis ini berbeda dengan masalah teknis. Beberapa masalah non teknis antara lain
− Komplain warga sekitar akibat adanya pengeboran sumur dalam. Banyak sekali
pengetahuan warga yang salah kaprah yaitu masih menganggap sumur dalam
berpengaruh terhadap sumur dangkal. Faktanya sumur dalam berada di kedalaman
lebih dari 70 m sehingga sudah jelas sumber air yang diambil berbeda dengan sumur
dangkal milik warga. 
− Adanya pungutan liar yang dilakukan oleh oknum pejabat dan preman setiap kali
ngecor dengan jumlah yang lumayan besar. 
− Terjadi delay armada ready mix yang mengakibatkan pengecoran lebih lama. 
− Ada beberapa operator concrete pump yang meminta pungutan liar diluar biaya sewa
saat proses pengecoran. 
− Apabila di proyek perkotaan harus selalu mengurus surat ijin kendaraan berat masuk
kota tiap bulannya. 
− Adanya permintaan sumbangan-sumbangan dengan mematok sejumlah uang tertentu. 

1.6. Masalah Sosial


Kendala-kendala lainnya yang sering terjadi di proyek gedung adalah masalah sosial apalagi
proyek tersebut ditengah pemukiman padat penduduk. Cara menanganinya pun berbeda
dengan masalah teknis. Penanganan masalah sosial lebih menggunakan cara pendekatan ke
warga. Pada dasarnya warga tidak bisa dilawan dengan kekerasan karena kontraktor lah yang
mempunyai kepentingan terbesar di proyek tersebut sehingga kontraktor harus lebih banyak
mengalah. Berikut masalah sosial yang sering terjadi
− Genteng tetangga pecah akibat kejatuhan material. Walaupun keliling proyek sudah
diberi jaring pengaman kadang masih ada material yang lolos. 
− Komplain tetangga akibat rumahnya terkena cipratan beton saat pengecoran di lantai
atas. 
− Komplain warga akibat terlalu berisik pemotongan keramik saat malam hari
− Komplain warga akibat sampah dari atas gedung. Walaupun di dalam proyek sudah
diberi tempat sampah dan mck, masih ada tukang yang sembarangan membuang
sampah di rumah-rumah warga.
− Komplain warga akibat rumahnya tidak terkena cahaya matahari akibat tertutup oleh
gedung dan sebagainya.
Kendala-kendala di atas masih wajar dialami di proyek karena masih bisa ditangani. Pada
prinsipnya dalam menghadapi keluhan warga, harus diakomodir dengan baik karena jangan
sampai proyek berhenti karena disabotase warga.

PT. CHIMARDER 777 Page 50


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

BAB V
METODE PENANGANAN MUTU PEKERJAAN

PERNYATAAN MUTU
Kita segenap jajaran PT CHIMARDER 777 selalu mengemban
kepercayaan dengan :

1. Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja ;


2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan mencegah ketidaksesuaian pada
semua tahapan;
3. Melaksanakan norma norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, dan bebas resiko kecelakaan
4. Melakukan perbaikan kinerja mutu dan K3L secara berkelanjutan.

PT. CHIMARDER 777 Page 51


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Pengendalian Mutu

Metode Pendalian Mutu

QUALITY Semua aktifitas terencana dan sistematis


yang di implementasikan dalam suatu sistem
ASSURANCE
mutu untuk memberikan keyakinan bahwa
proyek akan memenuhi standard mutu yang
relevan

 ZERO DEFECT : Tidak ada toleransi atas kesalahan


di dalam sistem. Tujuan dari
QUALITY semua proses adalah menghindari cacat pada
CONCEPT produk atau jasa.
 Pelanggan adalah seseorang dekat anda
berikutnya dalam suatu proses.
 Do the Right Thing Right the First Time
Adalah lebih mudah dan lebih murah
mengerjakan pekerjaan yang tepat pada saat
awal dari pada melakukannya untuk kedua
kalinya.
 Continuous Improvement Process (CIP)
Mengakui bahwa dunia selalu berubah
secara konstan dan setiap proses yang hari
ini telah memuaskan mungkin tidak akan
memuaskan lagi pada esok hari.

PT. CHIMARDER 777 Page 52


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Project Quality Management

1. 2. 3.
Quality Planning Quality Assurance Quality Control

PROCESS PLANNING PROCESS EXECUTING PROCESS CONTROLLING

Pelaksanaan Sistem Pemantauan Sistem Mutu,


Perencanaan mutu Mutu, baik secara sistem pada proses pelaksanaan, in
proyek, sesuai spesifikasi coming,
& sistem pengujian/test, maupun teknis mutu
pelaksanaan in process, final process.
tertuang dalam PQP Untuk memastikan
tercapainya mutu
pelaksanaan

PT. CHIMARDER 777 Page 53


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Audit Mutu Internal


Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Proses : KONTROL
• Prosedur
• Spesifikasi
• Training/kualifikasi
• Sasaran/target

INPUT OUTPUT
Proses
• Material • Sasaran
• I nformasi • Kualitas produk

SUMBER DAYA
• Peralatan
• Orang

PT. CHIMARDER 777 Page 54


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Quality Management System Requirements

ISO 9001 : 2000


Sections 1 - 4 covers scope, exclusions and general
quality management system requirements.
Seksi 1 - 4 mencakup ruang lingkup, pengecualian dan persyaratan umum sistem
manajemen mutu.

Management Responsibility
5. Management
Responsibility
Tanggung jawab Manajemen

Resource Management
6. Resource Management

Manajemen Sumber Daya


Product Realization
INPUT
7. Product Realization
PROCESSES
INPUT OUTPUT Realisasi Produk

Measurement, Analysis and


Improvement 8. Measurement, Analysis

and Improvement

Pengukuran, Analisis dan


Penyempurnaan

PT. CHIMARDER 777 Page 55


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Continual Improvement of the


Quality Management System

ACTION PLAN

Tanggung
Jawab
Manajemen

CHECK

Penguk uran,
Manaje Analisa dan
men Sumber Pening katan
Daya

Perwuju dan
Produk
Prod uk

Input DO Output

Kegiatan Pertambahan Nilai


Aliran Informasi

PT. CHIMARDER 777 Page 56


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Tahapan “Quality Control”


untuk mencegah ketidaksesuaian pada setiap tahapan, maka perlu dilakukan pengendalian
pada setiap kondisi

Incoming Control
Pengendalian Pada setiap
Permulaan Kerja dan
Kedatangan bahan

1
3
In process Control Pengendalian
Initial Control Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan
Parameter Quality (Spesifikasi,
Job Mix, Test Material, Dsb )

4
Final Control

Pengendalian Pada

KESESUAIAN PRODUK AkhirProses Pekerjaan

PT. CHIMARDER 777 Page 57


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

1. Initial Control
Pengendalian „quality‟ paling awal dari semua tahapan konstruksi yang ada .

Initial Inspection lebih dominan sebagai Engineering Process


– Pemahaman design (Posisi, Dimensi, Quantity dan Bentuk
Rencana)
– Pemahaman Spesifikasi (Karakter Material Rencana)
– Persetujuan Material ( Test Sample Material, Brosur-brosur, Mock
Up,)
– Pembuatan Job Mix Formula (Beton,Mortar)
– Proposal Justifikasi Teknis (Design Usulan/Alternatif & Hitungan
Teknis  Jika Ada)
– Persetujuan Shop Drawing/Gambar Kerja lapangan
– Persetujuan RENCANA MUTU KONTRAK

PIC Quality – Initial Control


Engineering (Design, Justek, Shop Drawing), Procurement (Persetujuan
Material), Laborat (Test Sample Material, Job Mix Formula)

PT. CHIMARDER 777 Page 58


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

2. Incoming Control
Pengendalian Pada saat Permulaan Kerja dan Kedatangan Bahan

• Permulaan Kerja
– Uitzet Posisi, Bentuk, Dimensi Pekerjaan, dibandingkan terhadap rencana

• Kedatangan Material
– Pemeriksaan Material datang, dibandingkan dengan Material Contoh
(Visualisasi/Bentuk/Warna, Dimensi/Ukuran, Merk, Type, Serial dsb)
– Pemeriksaan Proses Produksi Material, dibandingkan dengan Job Mix
(Beton Ready Mix, Factory Visit untuk material Pabrikan dsb)
– Test Berkala terhadap material datang (cara acak/sampling)
(Slump Test, Test Baja tulangan dsb)

• PIC Quality
Procurement (Pemeriksaan Material), Laborat (Proses Produksi & Test Berkala)
Superviser (Uitzet Posisi, Bentuk dan Dimensi)
• Dimungkinkan penggunaan alat penguji, sample pembanding

PT. CHIMARDER 777 Page 59


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN DAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR/UPT (FISIK BANGUNAN GEDUNG KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOTERAPI TAHAP II) DR.
MOEWARDI SURAKARTA

3. Inprocess Control
Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan

• Checking Kesesuaian dengan Shop Drawing


• Checking Kesesuaian dengan Mock Up
• Checking Kesesuaian hasil penghamparan Aspal
• Dilakukan secara Kontinu - Checking
• PIC Quality
Superviser dan Quality Officer

4. Final Control
Pengendalian Pada Akhir Pekerjaan

• Checking Hasil Akhir Mutu Beton


• Checking Ketebalan Aspal (Core drill)
• Checking Kadar Aspal (Extrac)
• PIC Quality
Superviser dan Quality Officer

PT. CHIMARDER 777 Page 60


Quality Control
sebagaiTujuan

Inspeksi dan Test sebagai


Alat/Parameter

PT. CHIMARDER 777 Page 61


PT. CHIMARDER 777 Page 62
BAB VI
MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD DR. MOEWARDI

TAHAP PASCA PELAKSANAAN PEKERJAAN


a Demobilisasi alat
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra PHO )
maka peralatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja ditarik kembali dari lokasi
pekerjaan menuju gudang / bengkel kontraktor .
b. Pembersihan lokasi
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa
material, kotoran bekas Stripping / tanah-tanah buangan dan kotoran lain yang dapat
menggangu aliran air sungai, bekas kotoran yang masih tersisa dibuang diluar lokasi
pekerjaan. Pembersihan lokasi ini termasuk pengembalian ( Rekondisi ) jalan-jalan
masuk yang digunakan untuk jalur angkutan kendaraan. Pelaksanaan pekerjaan Rekondisi
/ kerusakan jalan-jalan masuk tersebut dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait
dilapangan.
c. Penyerahan Pekerjaan
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan
pemeriksaan pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
d. Pemeliharaan
Pada saat penyerahan pekerjaan yang pertama (PHO), langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Penyedia Jasa mengajukan permintaan kepada Pengguna Jasa untuk Penyerahan Pertama
pekerjaan setelah pekerjaan selesai 100 %.
 Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia penerima pekerjaan untuk melakukan
Penilaian terhadap hasil setelah diterimanya surat permintaan dari Penyedia Jasa.
 Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh Panitia penerima pekerjaan.
 Pembuatan Daftar kekurangan (cek list) dan/atau cacat hasil pekerjaan oleh Panitia
penerima pekerjaan.
 Penyedia jasa & pengguna jasa mengadakan pemeriksaan pekerjaan secara bersama-sama
berdasarkan check list pemeriksaan.
 Penyedia jasa mengadakan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan pekerjaan sesuai
check list pekerjaan..
 Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh Panitia penerima pekerjaan.
 Pembuatan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan oleh Panitia Penerima Pekerjaan.
 Penyerahan Pertama Pekerjaan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa.
 Penyerahan Jaminan Pemeliharaan selama 180 Hari Kalender oleh Penyedia Jasa.
 Pembayaran sebesar 100 % dari Nilai Kontrak oleh Pengguna Jasa.
 Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi hasil pekerjaan
tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama pekerjaan.

PT. CHIMARDER 777 Page 63


MASA MASA
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
135 hari 180 hari
PENYERAHAN I

CHECK LIST

KEKURANGAN

PERBAIKAN

PEMERIKSAAN

PENYERAHAN II
e. Masa Pemeliharaan
Sedangkan pada saat penyerahan pekerjaan yang kedua (FHO), langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
 Pengguna Jasa mengajukan permintaan kepada Penggunan Jasa untuk Penyerahan setelah
masa Pemeliharaan berakhir
 Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia Penerima pekerjaan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan setelah diterimanya surat permintaan
dari Penyedia Jasa
 Panitia Penerima pekerjaan memeriksa hasil penyempurnaan dari checklist Pemeliharaan
yang sudah dikerjakan secara rutin selama masa pemeliharaan
 Pembuatan Daftar cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima pekerjaan
 Perbaikan cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima pekerjaan
 Pembuatan Berita Acara Penyerahan Akhir/Ke II pekerjaan oleh Panitia Penerima
pekerjaan
 Penyerahan Akhir Pekerjaan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa
 Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dan jaminan Pelaksanaan oleh Pengguna Jasa
kepada Penyedia Jasa
 Pengguna Jasa menerima kembali hasil pekerjaan setelah diterbitkannya Berita Acara
Serah Terima Akhir pekerjaan.
Demikian Metode Pelaksanaan konstruksi ini kami buat sebagai bahan acuan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan

Semarang, 14 Juni 2019


PT. CHIMARDER 777

MARTONO, SE
Direktur
PT. CHIMARDER 777 Page 64

Anda mungkin juga menyukai