PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT
(Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT
(Fisik Bangunan Gedung Kedokteran Nuklir dan
Radioterapi Tahap II) Tahap II)
TA. 2019
BAB I.
PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
2. KONDISI LAPANGAN
Untuk kondisi lapangan pekerjaan sangat strategis karena keberadaan lokasi yang akan dibangun
terletak di jalan utama , sehingga untuk akses material, alat sangat mudah dan strategis dalam
melaksanakan metode kerja, Untuk akses lalulintas mobil pickup dan alat berat dengan mudah dapat
masuk untuk menuju lokasi proyek. Maka sebelum pengiriman alat, dan material yang dalam jumlah
besar sangat mudah dalam masuk untuk penurunan dan bongkar material.
LOKASI PROYEK
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Rencana penanganan pekerjaan persiapan yang rasional pada pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan
RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta Tahun 2019, adalah sebagai berikut :
4. SECARA ADMINISTRASI :
Setelah Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), ke Perusahaan kami selaku pemenang pelelangan/pengadaan, maka kami dalam waktu
maksimal 14 (empat belas) hari kerja wajib menyelesaikan Surat Perjanjian (Kontrak)
pelaksananaan konstruksi pada Pembangunan Gedung RSUD Dr. Moewardi Tahun 2019,
bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen yang termasuk didalamnya adalah pengurusan
dan penyelesaian Jaminan Pelaksanaan;
Setelah Surat Perjanjian (Kontrak) dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selesai ditandatangani,
segera kami membuat dan menyerahkan Surat Penugasan Personil di lapangan pekerjaan seperti
tersebut diatas kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan tembusan kepada Tim Teknis,
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas atau Konsultan Manajeman Konstruksi ;
Pengurusan perijinan–perijinan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
rehabilitasi/pembangunan ini, yaitu diantaranya IMB ke Pemerintah setempat
Hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.
5. SECARA TEKNIS :
Melakukan koordinasi intern yaitu koordinasi dengan Tim Pelaksana yang akan ditugaskan di
lapangan, yang meliputi :
Penguasaan Dokumen Pengadaan (utamanya Spesifikasi Teknis dan Gambar), Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan dan Dokumen Penawaran.
Penguasaan terhadap Metode Pelaksanaan termasuk Network Planning (NWP) dan Jadwal Waktu
Pelaksanaan (Time Schedule ).Dalam hal ini perlu tidaknya dievaluasi kembali.
Mutual Check
Shop drawing
(0%)
PELAKSANAAN PEKERJAAN
- Koordinasi dan melakukan Ijin mulai kerja di lapangan, yang terutama dengan Instansi dalam
hal ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Gedung RSUD Dr. Moewardi Tahun
2019, Tim Teknis, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Instansi lain yang terkait yang terkait dengan kegiatan pekerjaan ini.
- Rencana pelaksanaan Uitzet atau Pengukuran dan pasang bouwplank sesuai dengan Gambar
kerja.
- Pembuatan Pagar keliling kegiatan pekerjaan (bila diperlukan).
- Sewa Direksikeet dan Pembuatan Brak kerja / gudang untuk penyimpanan bahan/peralatan
kerja.
- Rencana penempatan material dan penempatan pengolahan atau fabrikasi material di lapangan.
- Rencana penempatan tempat tidur dan MCK sementara untuk tenaga kerja (Mandor, Kepala
Tukang, Tukang, Pekerja dan lain-lain tenaga kerja) di lapangan.
- Rencana penempatan Peralatan kerja sebagaimana yang dipersyaratkan, yaitu sebagai berikut :
Diesel Genset
Fungsi
- Digunakan untuk menyalakan daya listrik pada lokasi yang tidak terdapat aliran listrik
dari PLN atau pada saat ada pemadaman listrik dari PLN maka dapat menggunakan
diesel genset untuk menghidupkan kembali listriknya.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Penerangan
- Pekerjaan las baja
- Pekerjaan bor
- Pekerjaan gerinda
Mobil Crane
Fungsi
- Mengangkut material dan alat kerja ketempat yang lebih tinggi.
- Mendistribusi kebutuhan material dan alat berat
- Mengangkat material dan alat berat yang akan dipindahkan
- Memindahkan secara horizontal
Digunakan untuk pekerjaan :
- Penuruan barang yang datang di lokasi
- Penurunan bata
- Pemasangan baja atap
- Pemasangan/penurunan yang lain yang membutuhkan alat tersebut
Scaffolding
Fungsi
- Menyangga manusia dan material dalam konstruksi.
- Menyangga struktur diatasnya, seperti pada saat akan memulai membangun struktur
plat dan balok
- Sebagai alat untuk perbantuan pelaksanan pekerjaan antara lain : Cat,
pengecoran,pasangan bata ringan , plesteran, acian.
- Terdapat dua fungsi scaffolding secara umum yaitu fungsi scaffolding sebagai support
dan fungsi scaffolding sebagai access seperti yang sudah dijelaskan di atas, di mana
fungsi scaffolding sebagai support adalah menyediakan tatakan elevasi yang mampu
menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu atau area konstruksi
bangunan.
- Sedangkan fungsi scaffolding sebagai access adalah dapat menjadi akomodasi bagi
para pekerja konstruksi bangunan melalui tiga pendekatan, yaitu Independent self,
scaffolding scaffold self dan supporting scaffold trust out atau cantilever scaffold.
- Dipergunakan untuk perancah kerja
Bar Bending
Fungsi
- Digunakan untuk membengkokan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai
dengan perencanaan
- Mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi
Metode Kerja :
- Baja yang akan dibengkokan dimasukan di antara poros tekan dan poros pembengkok
kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokkannya.
- Ujung tulunangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.
- Lalu pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi pembesian ,kolom,balok,dinding,kolom praktis, groundtank, pitlift
Bar Cutting
Fungsi
- Memotong baja tulangan sesuai yang diinginkan.
- Dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup
tinggi.
Metode kerja
- Baja yang akan dipotong dimasukan kedalam gigi bar cutter.
- Kemudian pedal pengendali di pijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan
terpotong.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi pembesian ,kolom,balok,dinding,kolom praktis, groundtank, pitlift
Dump Truck
Fungsi
- Membawa alat – alat berat atau hal – hal lain yang dibutuhkan oleh perusahaan
konstruksi.
- Membuang limbah insdustri, sampah dumping.
Digunakan untuk pekerjaan :
- Pengangkutan tanah hasil galian
- Transportasi material pendukung lainya dengan kapasitas besar
Tandem Roller
Fungsi
- Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah
dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Alat Pemadat ada
berbagai jenis, diantaranya; Three Wheel Roller, Tandem roller, Pneumatic Tired
Roller, dan Sheep Foot Roller. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda,
namun pada intinya sama yaitu sebagai alat pemadat.
- Sheep Foot Roller termasuk penggilas tipe kaki kambing, prinsip dari sheep foot roller
adalah sebuah silinder yang di bagian luarnya dipasang kaki-kaki. Pada kaki-kaki ini
terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-kaki ini masuk ke dalam tanah dan
memberikan efek "pemadatan dari bawah". Sheep foot roller ini baik digunakan untuk
tanah berpasir dengan sedikit mengandung lempung, juga untuk tanah yang plastis dan
kohesif. Sangat efektif digunakan untuk memadatkan material lepas dengan tebal
lapisan antara 15-25 cm. Selain sheep foot roller dengan tarikan (towed) juga terdapat
sheep foot roller yang bermesin yang dapat bergerak sendiri dengan kecepatan
mencapai sekitar 32 km/jam. Untuk sheep foot roller yang ditarik, jika tenaga traktor
penariknya cukup besar, biasanya ditarik beberapa jauh, berjajar ke samping, satu garis
atau kombinasi keduanya. Ukuran sheep foot roller ini antara 3 - 5 ton , namun ada
juga yang 12-30 ton.Memindah material pada jarak pendek sampai dengan 100 m
- Vibro Roller: Hampir sama kaya Sheep Foot Roller, cuma beda shoenya saja.
Excavator/Backhoe
Fungsi
- Menggali parit, lubang, pondasi bangunan
- Untuk menggali dan mengeruk tanah
- Untuk cut n fill
Digunakan untuk pekerjaan :
- Galian Pilecape
- Pekerjaan galian sloof/tie beam
- Pekerjaan galian Pit lift
- Pekerjaan galian groundtank
- Pekerjaan yang berhubungan dengan galian tanah
Tangki Air
Fungsi
- Menampung air bersih untuk air kerja
Digunakan untuk pekerjaan :
- Menyuplai air guna pelaksanaan pengecoran beton (penambahan air kerja,
pemeliharaan beton/curring)
- Pekerjaan timbunan tanah, agar kondisi tanah ber kadar air optimal
- Pekerjaan yang memerlukan air
Concrete Vibrator
Fungsi
10. Mereview kembali Rencana Kerja yang berkaitan dengan Metode Pelaksanaan, yaitu
meliputi :
- Menyiapkan gambar – gambar kerja ( shop drawing )
- Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule );
- NET WORK PLANNING
NETWORK PLANING
Pek.Kolom
Pek.Pilecap Lt.Basement
33
4
14 33 7
Pek.Balok
Lt.2
47
Pek.Kolom Lt.1 54 Pek.Plat Lt. 2 61 Pek.Kolom Lt.2 68 Pek.Plat Lt. 3 75
7 8 9 10 11
47 7 54 7 61 7 68 7 75
Pek.Balok
Lt.3
7
Pek.Balok
Lt.4
7
75
Pek.Kolom Lt.3 82 Pek.Plat Lt. 4 89 Pek.Kolom Lt.4 96 Pek.Plat Lt. 5 10 3
11 12 13 14 15
75 7 82 7 89 7 96 7 10 3
Pek.Balok
Lt.5
7
Pek.Balok
Lt.6
7
Pek.Kolom Lt.5 Pek.Plat Lt. 6 Pek.Kolom Lt.6 Pek.Plat Atap Serah Terima Pemeliharaan
10 3 110 117 12 4 13 1 13 5 3 15
15 16 17 18 19 20 21
10 3 7 110 7 117 7 12 4 7 13 1 4 13 5 18 0 3 15
Pek.Balok
Lt Atap
= Lintasan Kritis
PEKERJAAN : Perbaikan dan Pembangunan Gedung Kantor/UPT (Fisik Bangunan Gedung Kedokteran Nuklir dan Radioterapi Tahap II)
RSUD Dr. Moewardi
TAHUN ANGGARAN : 2019
Pengalaman
Tingkat
Jabatan dalam pekerjaan Kerja
No Nama Pendidikan Sertifikat Kompetensi Kerja
yang akan dilaksanakan Profesional
/ Ijazah
(tahun)
1 2 3 4 5 6
1 Sutono, ST, MT S2 Project Manager 8 Ahli Manajemen Proyek – Utama
2 Rony Winarto, ST S1 Site Manager 5 Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya
3 Diah Wardhani, ST S1 Tenaga Ahli Sipil / Struktur 5 Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya
4 Sigit Wijanarko, ST S1 Pelaksana K3 5 Ahli K3 Konstruksi - Madya
3 Pelaksana Bangunan Gedung /
5 Antony Setiaji, ST S1 Pelaksana Struktur
Pekerjaan Gedung
6 Astried Vindyastuti, ST S1 Drafter 3 Juru Gambar / Draftman - Arsitektur
7 Dian Sukma Larassati, A.Md D III Tenaga Logistik 2 -
8 Dwi Sudaryanto, S.Kom S1 Administrasi - -
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Utama
MARTONO, SE
Project Manager
Sutono, ST, MT
Site Manager
Ronny Winarto, ST
TA. Sipil
Diah Wardhani, ST
BAB II
METODE PENYELESAIAN DAN URAIAN PEKERJAAN
Gb. Pengukuran dan Pembouplangan dengan alat bantu Theodolit dan waterpas
pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, yang
sesuai dengan paket pekerjaan.
Mobilisasi / Demobilisasi
5. JADWAL MOBILISASI :
a. Mobilisasi Peralatan
Minggu Ke -
No Nama Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Generator Set 1 Unit 30 KVA Jangka Waktu
2 Mobil Crane 1 Unit 25 Ton Pelaksanaan
3 Total Station 2 Unit 100 m 135 HK
4 Scaffolding 1.500 set 1,7 m
5 Bar Bending 4 Unit 40 mm
6 Bar Cutting 4 Unit 32 mm
7 Dump Truck 3 Unit 5 m³
8 Tandem Roller 1 Unit 8 Ton
9 Escavator 1 Unit PC 200 LB 7 m
10 Tangki Air 1 Unit 2 m³
11 Vibrator 2 Unit 1 Ton
12 Jaring Pengaman Proyek 1.000 m² 1 Ton
b. Mobilisasi Material/Bahan
Minggu Ke -
No Nama Bahan/Mate rial Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bahan Direksi Keet
2 Bahan pintu pagar seng sementara Jangka Waktu
3 Besi Beton Pelaksanaan
4 Beton Readymix 135 HK
5 Bahan Bekisting
6 Cassing Sumuran
c. Mobilisasi Personil
Minggu Ke -
No Posisi Penugasan Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Project Manager 1 Orang Jangka Waktu
2 Site Manager 1 Orang Pelaksanaan
3 Tenaga Ahli Sipil 1 Orang 135 HK
4 Pelaksana Sipil 1 Orang
5 Pelaksana K3 1 Orang
6 Administrasi 1 Orang
7 Logistik 1 Orang
8 Drafter 1 Orang
Persiapan
Ya Ya Ya
Tdk
Ya
MC 0 %
Ya
Tdk
Ya
Amandemen
Tdk
Ya
1 1
1 Mobilisasi
Relokasi Utilitas
Pelaksanaan
Ya
Ya Ya
Pelaksanaan
Tdk
Tdk
Ya
Ya
2 Finishin 4
2
Ya
PHO
Tdk
Ya
Pemeliharan
Tdk
Ya
FHO
Tdk
Ya
Selesai
Tidak dikerjakan
Tidak dikerjakan
1) kedalaman galian
Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali secara open out dengan membentuk
slope (cek tinggi kritis dan kemiringan slope).
Untuk lahan yang sempit apakah diperlukan dinding penahan tanah yang
sementara - temporary (sheet pile, sheet pile + Anchor, dll) permanent (soldier
pile, diafragma wall, dll).
2) Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik yang dilakukan
dengan memperhatikan site installation yang ada.
3) Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu
pelaksanaan dan lokasi proyek.
4) Jalan kerja yang memenuhi syatat.
5) Pemelihataan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll).
2) Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi dari gerusan air
hujan dengan menggunakan terpal plastik (plastic sheet) dan galian tahap kedua
dapat dilaksanakan dcngan metode yang sama pada tahap 1.
4) Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan agar jarak disposal
adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak
bcrjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.
Adanya basement tentunya akan ada penggalian tanah. Kendala yang dihadapi pada
pekerjaan galian basement adalah faktor runtuhnya dinding tanah vertikal, ini bisa
terjadi bila kedalaman galian lebih dari 2 meter. Makin dalam galian tentu resiko
runtuhnya lebih besar. Bila di sekitarnya sudah ada bangunan, runtuhnya galian
tanah akan membahayakan bangunan di sekelilingnya.
Pada akhirnya metode galian basement telah berubah. Cara konvensional tidak lagi
dipakai untuk pembuatan basement. Sekarang pengamanan galian dilakukan dengan
terlebih dahulu memasang retaining wall dari pondasi bored pile atau spun pile
sebelum dilakukan penggalian tanah. Yang dimaksudkan supaya ada kekuatan di
bawah tanah dan tidak membahayakan alat berat nantinya
Pekerjaan Dewatering
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering dalam Proses Penggalian Basement Dengan
adanya pekerjaan dewatering dalam proses penggalian basement, maka metode proses
pengerjaan penggalian basement akan ditentukan dari metode dewatering yang digunakan.
Berikut ini akan di jelaskan tiap-tiap metode pelaksanaan pekerjaan dewatering tersebut dan
proses penggalian basement secara lebih jelas : 1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dewatering dengan Open Pumping dan Proses Penggalian Basement Pada proses
pengerjaan dewatering dengan metoda open pumping ini, diharapkan bisa menurunkan
muka air tanah dalam pelaksanaan galian. Dengan metode dewatering open pumping,
penggalian basement akan dikerjakan per segmen. Berikut ini akan dijelaskan metode
pelaksanaan pengerjaan dewatering dengan open pumping beserta proses penggalian
basement : A. Pekerjaan Persiapan Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan penentuan
segmen dan tahapan yang akan digali. Penentuan penempatan pompa, penempatan saluran
air, dan penempatan lobang penampungan air.
2) Penggalian untuk tempat penampungan air dibuat terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
penggalian untuk pembuatan saluran air sementara.
3) Pada penampungan air dipasang pompa submersible dengan kapasitas 250 lt/m
sejumlah 4 buah.
5) Dengan dibuatkannya elevasi beda tinggi seperti gambar, diharapkan air bisa mengalir
ke penampungan air dengan lancar. Endapan lumpur akan tertampung pada lobang
yang sudah direncankan.
6) Pompa yang sudah terpasang pada lobang penampungan air, akan menyedot air
genangan dan akan dibuang kejalur saluran drainase kota.
7) Setelah lobang penampungan air dan saluran sementara sudah jadi, penggalian untuk
zona 1 bisa dilakukan. Penggalian dimulai dari ujung saluran sementara, dengan
demikian air rembesan tanah akan mengalir menuju penampungan air.
8) Penggalian basement dilanjutkan pada zona 2. Pada saat penggalian zona 2, kondisi
pada area zona 1 bisa dilanjutkan dengan pekerjaan rabatan, pembuatan pondasi,
pembesian hingga pengecoran pada lantai dan dinding basement tersebut.
9) Penggalian dilanjutkan pada zona 3 dan pada zona 2 dilanjutkan dengan pembuatan
lantai dan dinding basement. Metode pelaksanaan penggalian dan pengerjaan lantai dan
dinding basement pada zona-zona berikutnya sama seperti pengerjaan zona-zona
sebelumnya.
10) Jika penggalian, pengerjaan lantai dan dinding basement pada semua zona sudah
selesai, terkhir yang dikerjakan adalah pada lobang galian penampungan air. Pada
lubang tersebut airnya disedot, setelah kering langsung dilakukan pemasangan tulangan
dan pengecoran. Dengan metode pelaksanaan seperti di atas muka air tanah dapat
diatasi dan pekerjaan-pekerjaan pada basement bisa dilaksanakan.
Yang Dikerjakan
Yang Dikerjakan
Metode Pelaksanaan
3. Pekerjaan pembesian :
a. Pemenuhan pembesian/penulangan, baik untuk balok struktur
b. Pabrikasi penulangan Balok :
- Kebutuhan tulangan-tulangan pokok sesuai dimensi dan jumlahnya;
- Kebutuhan tulangan-tulangan beugel-beugel balok sesuai dimensi dan
jumlahnya; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya. Plat lantai :
- Kebutuhan tulangan-tulangan untuk plat lantai sesuai dimensi dan jumlah; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya.
c. Pemasangan/penyetelan di lokasi pekerjaan.
4. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran Balok Struktur Lantai 1 s/d 7 dan lantai dak adalah
sebagai berikut :
Sebelum pengecoran perlu diingat mengenai :
Pemasangan besi–besi stek untuk kolom praktis;
Perkuatan begisting pada pertemuan balok dengan kolom dan pelat lantai;
Pemasangan beton dekking pada besi balok
Pemasangan instalasi perpipaan baik untuk jaringan air, jaringan listrik dan jaringan
lainnya sesuai ketentuan;
Pengecekan kembali as–as balok & juga as-as kolom. Pelaksanaan pengecoran
direncanakan dengan sistim ready-mix dengan dibantu pompa beton dan vibrarator beton.
Mutu beton yang digunakan adalah minimal K.350 Sebelum diadakan pengecoran,
dimintakan ijin terlebih dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Pengawas untuk
mengecek
kesiapan baik kondisi begisting maupaun penulangan yang telah dilaksanakan
pengerjaannya sesuai dengan gambar kerja. Setelah Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
menyetujui ijin
pengecoran, maka baru dilaksanakan pengecoran betonnya. Dalam pelaksanaan
pengecoran harus dilakukan slump test beton yang digunakan dan dibuatkan pula kubus
beton/silinder
beton setiap kelipatan volume beton maksimal 15 m3. Setelah pengecoran selesai,
selanjutnya perlu adanya perawatan dengan cara beton direndam air agar didapat hasil
beton yang baik.
daerah pelat.
Pekerjaan pengecoran dimulai setelah pemasangan bekisting shear wall selesai
dikerjakan. Pemasangan bekisting dan pengecoran dilakukan per lantai, bukan dilakukan
pengecoran setinggi 3 lantai sekaligus.
Karena shear wall banyak diletakkan pada daerah core lift dan tangga darurat, maka
padashear wall perlu dibuat bukaan. Untuk di daerah bukaan untuk pintu itu diperlukan
bentuk suatu tulangan khusus yang tidak menyebabkan pengurangan kekuatan dari shear
wall.
Metode Pelaksanaan
3. Pekerjaan pembesian :
a. Pemenuhan pembesian/penulangan, baik untuk dinding penahan tanah struktur
b. Pabrikasi penulangan dinding penahan tanah :
- Kebutuhan tulangan-tulangan pokok sesuai dimensi dan jumlahnya;
- Kebutuhan tulangan-tulangan dinding penahan tanah sesuai dimensi dan
jumlahnya; dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya. Plat lantai :
- Kebutuhan tulangan-tulangan untuk plat lantai sesuai dimensi dan jumlah;
dan
- Kebutuhan kawat beton (bendrat) sesuai jumlahnya.
c. Pemasangan/penyetelan di lokasi pekerjaan.
4. Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dinding penahan tanah Lantai 1 s/d 2 dan lantai dak
adalah sebagai berikut :
Sebelum pengecoran perlu diingat mengenai :
Pemasangan besi–besi stek untuk kolom praktis;
Perkuatan begisting pada pertemuan balok dengan kolom dan pelat lantai;
Pemasangan beton dekking pada besi dinding penahan tanah
Pemasangan instalasi perpipaan baik untuk jaringan air, jaringan listrik dan jaringan
lainnya sesuai ketentuan;
Pengecekan kembali as–as balok & juga as-as kolom. Pelaksanaan pengecoran
direncanakan dengan sistim ready-mix dengan dibantu pompa beton dan vibrarator
beton. Mutu beton yang digunakan adalah minimal K.350 Sebelum diadakan
pengecoran, dimintakan ijin terlebih dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Pengawas
untuk mengecek
kesiapan baik kondisi begisting maupaun penulangan yang telah dilaksanakan
pengerjaannya sesuai dengan gambar kerja. Setelah Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis menyetujui ijin
pengecoran, maka baru dilaksanakan pengecoran betonnya. Dalam pelaksanaan
pengecoran harus dilakukan slump test beton yang digunakan dan dibuatkan pula
kubus beton/silinder
beton setiap kelipatan volume beton maksimal 15 m3. Setelah pengecoran selesai,
selanjutnya perlu adanya perawatan dengan cara beton siram air agar didapat hasil
beton yang baik.
Untuk perhitungan biaya pembuatan basement sangat dipengaruhi oleh : luas lahan
kondisi lingkungan sekitar, kedalaman dan luas basement, desain struktur bangunannya,
dan tinggi muka air tanah di lingkungan tersebut, serta waterproofing integral dan
waterstop.
Luas lahan dan kondisi lingkungan sekitar maksudnya jika lahannya masih luas maka
galian basement dapat dilakukan secara open cut dengan kemiringan tertentu, tetapi jika
lahan yang tersedia sangat terbatas maka perlu diperhitungkan biaya penahan tanah baik
menggunakan tiang pancang (soldier pile) atau sheet pile.
Untuk pekerjaan galian ini seperti biasa harus diperhitungkan tiga hal yaitu galian tanah
itu sendiri, urugan kembali dan pemadatan jika diperlukan, serta pembuangan tanah ke
luar lokasi proyek.
Tinggi muka air tanah juga sangat berpengaruh dalam perhitungan biaya pembuatan
basement. Jika elevasi muka air tanah masih di bawah elevasi pelat lantai basement
mungkin tidak menjadi masalah dalam pelaksanaannya. Tetapi jika ternyata muka air
tanahnya tinggi, maka selama pekerjaan struktur beton pelat dan dinding basement harus
dilakukan dewatering / penurunan muka air tanah sementara.
Dewatering biasanya dihitung berapa titik per bulan. Jumlah titik dan kedalaman
dewatering ditentukan oleh pihak spesialis pekerjaan dewatering untuk mencapai muka
air tanah yang diinginkan sedangkan waktunya menyesuaikan dengan lama pelaksanaan
pekerjaan basement sampai selesai.
BAB III
RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KONTRAK (RK3K)
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD DR. MOEWARDI
1.1. Pendahuluan
Tenaga kerja merupakan factor yang sangat menentukan bagi perusahaan, tenaga
kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran penting dalam kegiatan
perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaan tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman
bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan tugas mereka tersebut.
Karena itu dalam rangka menjalankan usaha yang aman (safe business) maka program
perlindungan bagi karyawan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) harus dilakukan dengan konsisten. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
System Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan
rangkaian yang dibangun dari elemen – elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Di dalam system, setiap elemen atau bagiannya saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Proses K3 di Proyek
PIMPINAN PERUSH.
Instruksi dilaksanakan
prosedur
–
Man Proyek
Menunjuk Petugas
K3
Petugas K3
Petugas K3 Petugas K3
Mengontrol Sarana Terjadi Kecelakaan,
Perlengkapan Petugas Melaksanakan
K3 Pertolongan sesuai
pe
rb – Prosedur K3
ai –
ki
KECELAKAAN RINGAN
Kecelakaan
Ringan
Laporan ke
Manajemen Proyek
ya tidak
Perlu ke
Rumah Sakit
Di bawa ke Pengobatan di
rumah sakit proyek
Selesai
Kecelakaan
Berat / Meninggal
Pemberitahuan ke
Laporan ke keluarga
Manajemen Proyek Asuransi / bantuan
biaya
Rumah Sakit
ya
Perlu ke
Rumah Duka
tidak
Di antar ke
rumah duka
Pemakaman
Selesai
BAB IV
METODE KENDALA SOLUSI
PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD DR. MOEWARDI
proyek gedung yang gambar perencanaan tidak bisa dijadikan acuan untuk kerja di
lapangan. Biasanya terjadi pada gambar arsitek, dengan spesifikasi-spesifikasi
material yang kurang lengkap sehingga kontraktor harus berkoordinasi lagi dengan
perencana arsitek.
− Pemutusan merk dan spesifikasi material yang lambat oleh owner. Sehingga pekerjaan
harus ditunda dulu. Oleh karena itu, kontraktor harus bisa mengclaim apabila ada
keterlambatan disebabkan oleh owner.
− Miskoordinasi antara pelaksana lapangan dengan teknik dibagian kantor.
− Lahan yang sempit. Permasalahan lahan sempit ini sangat berpengaruh terhadap lokasi
gudang. Apabila terpaksa lahan gudang tidak ada maka pelaksanaan proyek bisa
dibagi dengan sistem 2 zona. Zona 1 dikerjakan dan Zona 2 sementara untuk gudang
material struktur seperti besi dan kayu.
− Terjadi perubahan desain yang mendadak oleh owner.
− Mutu beton yang tidak masuk standar kualitas perencanaan yang mengakibatkan
potensi gagal struktur. Sehingga harus ditangani dengan perbaikan beton.
1.5. Masalah Non-Teknis
Kendala-kendala yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan
sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non teknis. Permasalahan
non teknis ini berbeda dengan masalah teknis. Beberapa masalah non teknis antara lain
− Komplain warga sekitar akibat adanya pengeboran sumur dalam. Banyak sekali
pengetahuan warga yang salah kaprah yaitu masih menganggap sumur dalam
berpengaruh terhadap sumur dangkal. Faktanya sumur dalam berada di kedalaman
lebih dari 70 m sehingga sudah jelas sumber air yang diambil berbeda dengan sumur
dangkal milik warga.
− Adanya pungutan liar yang dilakukan oleh oknum pejabat dan preman setiap kali
ngecor dengan jumlah yang lumayan besar.
− Terjadi delay armada ready mix yang mengakibatkan pengecoran lebih lama.
− Ada beberapa operator concrete pump yang meminta pungutan liar diluar biaya sewa
saat proses pengecoran.
− Apabila di proyek perkotaan harus selalu mengurus surat ijin kendaraan berat masuk
kota tiap bulannya.
− Adanya permintaan sumbangan-sumbangan dengan mematok sejumlah uang tertentu.
BAB V
METODE PENANGANAN MUTU PEKERJAAN
PERNYATAAN MUTU
Kita segenap jajaran PT CHIMARDER 777 selalu mengemban
kepercayaan dengan :
Pengendalian Mutu
1. 2. 3.
Quality Planning Quality Assurance Quality Control
INPUT OUTPUT
Proses
• Material • Sasaran
• I nformasi • Kualitas produk
SUMBER DAYA
• Peralatan
• Orang
Management Responsibility
5. Management
Responsibility
Tanggung jawab Manajemen
Resource Management
6. Resource Management
and Improvement
ACTION PLAN
Tanggung
Jawab
Manajemen
CHECK
Penguk uran,
Manaje Analisa dan
men Sumber Pening katan
Daya
Perwuju dan
Produk
Prod uk
Input DO Output
Incoming Control
Pengendalian Pada setiap
Permulaan Kerja dan
Kedatangan bahan
1
3
In process Control Pengendalian
Initial Control Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan
Parameter Quality (Spesifikasi,
Job Mix, Test Material, Dsb )
4
Final Control
Pengendalian Pada
1. Initial Control
Pengendalian „quality‟ paling awal dari semua tahapan konstruksi yang ada .
2. Incoming Control
Pengendalian Pada saat Permulaan Kerja dan Kedatangan Bahan
• Permulaan Kerja
– Uitzet Posisi, Bentuk, Dimensi Pekerjaan, dibandingkan terhadap rencana
• Kedatangan Material
– Pemeriksaan Material datang, dibandingkan dengan Material Contoh
(Visualisasi/Bentuk/Warna, Dimensi/Ukuran, Merk, Type, Serial dsb)
– Pemeriksaan Proses Produksi Material, dibandingkan dengan Job Mix
(Beton Ready Mix, Factory Visit untuk material Pabrikan dsb)
– Test Berkala terhadap material datang (cara acak/sampling)
(Slump Test, Test Baja tulangan dsb)
• PIC Quality
Procurement (Pemeriksaan Material), Laborat (Proses Produksi & Test Berkala)
Superviser (Uitzet Posisi, Bentuk dan Dimensi)
• Dimungkinkan penggunaan alat penguji, sample pembanding
3. Inprocess Control
Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan
4. Final Control
Pengendalian Pada Akhir Pekerjaan
CHECK LIST
KEKURANGAN
PERBAIKAN
PEMERIKSAAN
PENYERAHAN II
e. Masa Pemeliharaan
Sedangkan pada saat penyerahan pekerjaan yang kedua (FHO), langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
Pengguna Jasa mengajukan permintaan kepada Penggunan Jasa untuk Penyerahan setelah
masa Pemeliharaan berakhir
Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia Penerima pekerjaan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan setelah diterimanya surat permintaan
dari Penyedia Jasa
Panitia Penerima pekerjaan memeriksa hasil penyempurnaan dari checklist Pemeliharaan
yang sudah dikerjakan secara rutin selama masa pemeliharaan
Pembuatan Daftar cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima pekerjaan
Perbaikan cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima pekerjaan
Pembuatan Berita Acara Penyerahan Akhir/Ke II pekerjaan oleh Panitia Penerima
pekerjaan
Penyerahan Akhir Pekerjaan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa
Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dan jaminan Pelaksanaan oleh Pengguna Jasa
kepada Penyedia Jasa
Pengguna Jasa menerima kembali hasil pekerjaan setelah diterbitkannya Berita Acara
Serah Terima Akhir pekerjaan.
Demikian Metode Pelaksanaan konstruksi ini kami buat sebagai bahan acuan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
MARTONO, SE
Direktur
PT. CHIMARDER 777 Page 64