Anda di halaman 1dari 3

PEWARNAAN TAHAN ASAM

I.Tujuan
Mengamati dua kelompok bakteri, yaitu bakteri tahan asam dan bakteritak tahan asam,
dengan menggunakan prosedur pewarnaan tahan asam pewarnaan ( Ziehl-Neelsen). Memahami
setiap langkah dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam prosedur tersebut.

Prinsip
a. Pewarnaan tahan asam atau disebut juga pewarnaan ziehl Neelsenmerupakan teknik
pewarnaan yang digunakan untuk
mewarnai bakteri golongan Mycrobacterium ( M. tuberculosis/ M. leprae )dan
Actinomycetes. 
b. Penetrasi zat warna merupakan mekanisme masuknya zat warna kedalam dinding sel atau
membrane sel, yang disebut juga sebagaidifusi zat.
c. Impermeabilitas dinding sel bakteri tahan asam memiliki sifatimpermeable terhadap zat
pewarna atau bahan kimia lainnyakarena susunan dinding selnya yang terdiri dari lemak
denganarabinogalaktan dan peptidiglogikan di bawahnya.
d. Pewarnaan dengan pemanasan pada dinding sel bakteri bertujuanuntuk memuaikan
dinding sel sehingga zat pewarna dapat
masuk, pada pemanasan ini tidak terlalu panas karena akan menyebabkandinding sel
bakteri rusak

 
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan (Mastra, Nyoman, dkk. 2014).Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang
kandungan lemaknyasangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi
pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteriini disebut
bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankanzat warna pertama sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat. Bakteritahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri
yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8
 – 
 95 dan memiliki dinding selyang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat,
lipidyang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yangtermasuk BTA antara lain
Mycobacterium tuberculose,Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia
meningitidis,dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah
bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifattahan asam sehingga
digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi
melalui jalan pernafasan.Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam
memilahkankelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya.Kelompok bakteri
ini disebut bakteri tahan asam karena dapatmempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin)
sewaktu dicucidengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah,
sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karenalarutan pemucat (alkohol asam) akan
melakukan reaksi dengan carbolfuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay,
1994).Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu dengan menggunakan zatwarna carbol fuchsin 0,3
%, asam alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%.Pada
pemberian warna pertama, yaitu carbol fuchsin,
BTA bersifatmempertahankannya. Carbol fuchsin merupakan fuksin basa yangdilarutkan dalam
larutan fenol 5 %. Larutan ini memberikan warna merah pada sediaan dahak.
Fenol digunakan sebagai pelarut untuk membantu
 pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu proses pemanasan.Fungsi pemanasan untuk
melebarkan pori-pori lemak BTAsehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu BTA dicuci
dengan larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak mudahdilunturkan.
Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menutup pori-
pori dan menghentikan pemucatan. BTA akan terlihat berwarnamerah, sedangkan bakteri yang
tidak tahan asam akan melarutkan
carbolfuchsin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan zat warna k
edua yaitu methylen blue, bakteri tidak tahanasam akan berwarna biru (Lay, 1994).Metode
Ziehl-Neelsen digunakan karena cukup sederhana danmempunyai sensitivitas serta spesifitas
yang cukup tinggi. Spesifitas dansensitivitas yang tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode
fluorokrom.Bakteri yang terwarnai menunjukkan warna yang kontras denganlingkungannya dan
tidak membutuhkan perbesaran sampai 1000xsehingga bisa mempercepat waktu. Akan tetapi,
alat yang digunakan tidakada yaitu mikroskop fluorescens (Martin.,2013).
 Mycobacterium tuberculosis
 berbentuk batang lurus atau sedikitmelengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini
berukuranlebar 0,3
 – 
 0,6 mm dan panjang 1
 – 
 4 mm. Dinding
 M. tuberculosis
 sangatkompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%) (Rinda, 2014 ).Penyusun utama
dinding sel
 M.
 
tuberculosis
ialah asam mikolat, lilinkompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut
cord factor 
,dan
mycobacterial sulfolipids
yang berperan dalam virulensi. Asammikolat merupakan asam lemak berantai panjang (C60
 – 
 C90) yangdihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
dengan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat padadinding sel
bakteri tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktandan arabinomanan. Struktur dinding
sel yang kompleks tersebutmenyebabkan bakteri
 M. tuberculosis
 bersifat tahan asam, yaitu apabila
 
sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warnatersebut dengan larutan
asam
 – 
 alcohol (Pearce Evelyn.,2009 )Di samping ciri-ciri ini, kadar resap pewarna pada sel yang
tahanasam adalah rendah dibandingkan dengan sel tak tahan asam. Ciri-ciri inidisebabkan oleh
perbedaan komposisi kimia (secara kuantitatif dankualitatif) bakteria tahan asam dan bakteria tak
tahan asam. Mikobakteriayang tahan asam mempunyai karbohidrat, alkohol dan asam lemak
(sepertiasam mikolik) yang tersendiri. Oleh yang demikian, dalam tata cara iniobject glass perlu
dipanaskan sehingga uap keluar karena, dalam hal ini, pemanasan digunakan untuk
terlaksananya pewarnaan dalam jangka waktuyang optimal (Syahrurachman, dkk, 1994 )

Anda mungkin juga menyukai