Anda di halaman 1dari 83

BATUK

SKENARIO 2
A12
Anggota

Zhafira Ananda
Putri Kurnia Asiqqy
01 02 Djatmiko
1102020111 1102020115

Zahraan Nisriina Camelia Saleh


03 04
1102020106 1102020109
Anggota

Khairani Ayu Lestari Resya Pricilia


01 02
1102020110 1102020112

Vherina Firhana Selviana Putri


03 04
1102020114 1102020113
BATUK
Seorang perempuan, berusia 23 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan batuk berdarah sejak 3 hari yang lalu. Batuk sudah dirasakan
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan lain badan panas disertai berkeringat
terutama pada malam hari serta berat badan menurun.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan komposmentis, TD 110/80 mmHg,


nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37⁰C. Bentuk badan
astenikus dengan BB 43 Kg. Apek paru kanan: redup, nyeri tekan
terutama bila menarik nafas panjang, terdengar suara nafas bronkial dan
ronki basah kasar. Untuk menegakkan diagnosis pasti maka dokter
menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan BTA dan foto toraks.

Diagnosis sementara berdasarkan data yang ada adalah TBC paru


tersangka. Pasien bertanya kepada dokter bagaimana kalau pasien
batuk-batuk ketika salat.
01
ANATOMI SALURAN
PERNAFASAN BAWAH
1.1 Anatomi makro trakea
Bronchi principales dextra & sinistra
→ brochi lobaris → bronchioli
segmentales (tersier/3) → bronchioli
terminalis → bronchioli respiratorii
→ ductuli alveolares → sacculi
alveolares → alveoli pulmonis.
1.2 Anatomi mikro trakea
1.2 Anatomi mikro
bronkus
1.2 Anatomi mikro bronkiolus
1.2 Anatomi mikro bronkiolus
terminalis

Bagian terakhir dari


konduksi , kubis
berselia, terdapat sel
clara. Sitoplasmanya
bergranula kasar,
tidak ada kelenjar.
1.2 Anatomi mikro sakus alveolaris
bronkiolus
respiratorik

Otot polos terputus-


putus. Serat
kollagen, ciri-cirinya
disekitar bronkiolus
respiratoris
sudahterdapat Merupakan kantong yang
alveolus epitel dibentuk oleh 2 atau lebih
selapis kubs. alveolus. Ruang yang
Terjadi penukaran mengabungkanbeberapa AS
gas pertama. disebut ATRIA.
1.2 Anatomi mikro duktus alveolus

Ductus alveolaris adalah


saluran berdinding tipis,
bebentuk kerucut. Epitel
selapis gepeng, diluar epitel,
dindingnya dibentuk oleh
jaringan fiboelastis.Alveoli
dipisahkan septum
interalveolaris.
1.2 Anatomi mikroalveolus
Terdiri atas 2 lapis epitel gepeng, didalamnya terdapat kapiler, serat
elastin, kolagen, retikulin, fibroblast. Antara dinding alveoli yang
berdekatan terdapat lubang kecil dengan diameter 10-15 mm,disebut
stigma alveoli (porus alveolaris) untuk sirkulasi udara atau Septum
Intralveolaris.
Pada Septum Intralveolaris terdapat sel yang hanya dapat dibedakan
dgn mikroskop elektron :
1.Sel pneumosit tipe I/epitel alveoli/alveolar cell : inti gepeng, 95 %
dinding alveoli,sitoplasma tipis.
2.Sel pneumosit tipe II/septal/alveolar besar/sekretorius : bentuk kubis,
inti bulat,berkelompok 2-3 sel, sel menonjol ke arah lumen, sitoplasma
mengandungmultilamelar bodies (surfaktan).
3.Sel alveolar fagosit/debu/dust cell : berasal dari monosit, sel agak besar
inti bulat,sitoplasmabervakuola (sel darah yg telah memfagosit)
/bergranula tanpa vakuola (mitosis dri makrofag).
02
FISIOLOGI SALURAN
PERNAFASAN BAWAH
2.1 Fungsi dan Mekanisme Saluran Pernapasan
Bawah
Volume dan kapasitas paru
1.Volume tidal (TV)
2.Volume cadangan inspirasi (IRV)
3.Kapasitas inspirasi (IC)
4.Volume cadangan ekspirasi (ERV)
5.Volume residu (RV)
6.Kapasitas residu fungsional (FRC)
7.Kapasitas vital (VC) → (VC = IRV + TV + ERV).
8.Kapasitas paru total (TLC) → (TLC = VC + RV) Nilai rerata 5700 mL
9.Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1) :
10.Ventilasi Alveolar → VA = f x (VT – VD). Dalam keadaan tenang ventilasi alveolar (VA) sekitar 4200ml per menit, didapatkan dari
frekuensi napas tenang (12 kali per menit) dikalikan selisih volume tidal dengan volume dead spaceparu (350 ml).
2.2 Mekanisme pertahanan saluran pernafasan
bawah

A. Jalur Refleks Batuk


Mekanisme Batuk

01 02 03 04
Iritasi Inspirasi Kompresi Ekspirasi
03
MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSIS
3.1 Morfologi
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding Mycobacterium
tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi
(60%). Penyusun utama dinding sel Mycobacterium tuberculosis adalah
asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang yang
dihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada
dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida. Struktur dinding sel
yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam-alcohol.
3.2 Klasifikasi
Dari sudut pandang kecepatan tumbuh dan jenis pigmen,
Pembagian kelompok Mycobacterium Mycobacterium dapat dibagi atas:
menurut sub divisio

Divisio : Mycobacteria Photochromogen dengan koloni berpigmen kuning à Bakteri golongan ini
Class : Actinomycetes koloninya akan berwarna jika inkubasi dilakukan dengan pencahayaan.
Ordo : Actinomycetales Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. kansasii, M.
Family : Mycobacteriaceae marinum, M. simiae, M. Asiticum
Genus : Mycobacterium ●Non Photochromogen à Bakteri golongan ini koloninya tidak berpigmen.
Spesies : Mycobacterium tuberculosis Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. tuberculosis, M.
gastrii, M. malmoense, M. haemophilum, M. Xenopi
●Scotochromogen dengan koloni berpigmen kuning atau orange. Bakteri
golongan ini koloninya akan berwarna jika inkubasi dilakukan dalam keadaan
gelap. Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. szulgai,
M. flavesens, M. gordonae, M. Scrofulaceum
●Rapid grower -à Bakteri golongan ini merupakan Mycobacterium yang
pertumbuhannya cepat. BakteriMycobacterium yang termasuk golongan ini
adalah M. fortuitum – chelonae complex
3.3 Siklus Hidup

Dahak Biakan Paru


Dalam dahak, bakteri Apabila berada dalam suhu Bakteri ini berkembang biak
mycobacterium bertahan selama kamar dapat hidup 6-8 bulan dengan cara pembelahan diri
20-30 jam. Basil dalam percikan dan dapat disimpan dalam
dahak bertahan 8-10 hari. lemari dengan suhu 20oC
selama 2 tahun.
3.4 struktur din-ding sel
Meskipun diklasifikasikan sebagai organisme gram positif, selubung mereka
sebenarnya memiliki fitur yang sama dengan dinding sel Gram-negatif, seperti
penghalang permeabilitas luar yang bertindak sebagai membran luar semu.
Kompleks mycolyl-arabinogalactan-peptidoglycan (mAGP), seperti yang biasa disebut,
mewakili struktur inti dinding sel yang meliputi basil mikobakteri.
3.4 struktur din-ding sel

Fraksi lipid dari dinding sel mikobakterium


tuberkulosis terdiri dari 3 komponen:
•Asam Mikolat → hidrofobik kuat yang membentuk

lipid pada sekeliling organisme tersebut dan


mempengaruhi permeabilitas selnya. As. Mikolat
diperkirakan sebagai faktor penentu virulensi MTB.
As mikolat dapat mencegah serangan dari protein
kation, lisozim dan oksigen radikal pada granula
fagositik
•Cord factor → toxic bagi sel mamalia dan juga

sebagai inhibitor dari migrasi sel PMN.


•Wax-D → merupakan komponen utama dari

Freund‟s Complete Adjuvant (FCA) pada envelope


sel
3.4 struktur din-ding sel

•Protein
Setiap tipe mikobakterium mengandung beberapa
protein yang membangkitkan reaksi tuberculin.
Protein berikatan dengan wax fractioncan, setelah
injeksi, akan menginduksi sensitivitas tuberculin.
Protein ini juga dapat merangsang pembentukan
berbagai antibodi.
Polisakarida
Mikobakterium mengandung berbagai polisakarida.
Peran polisakarida dalam pathogenesis penyakit
manusia tidak jelas. Polisakarida tersebut dapat
menginduksi hipersensitifitas tipe cepat dan dapat
berperan sebagai antigen dalam reaksi dengan
serum pasien yang terinfeksi
3.5 Identifikasi Bakteri
Reaksi terhadap
Biakan Faktor Variasi
Fisik dan Kimia
Terdapat 3 formulasi umum yang digunakan

Mikobakteria lebih resisten terhadap faktor Variasi terjadi pada bentuk


1. Perbenihan Agar Semisintetik Kimia daripada bakteri lain karena sifat koloni, pembentukan pigmen,
2. Perbenihan Telur Tebal hidrofobik permukaan selnya dan produksi faktor cord, virulensi,
3. Perbenihan Kaldu pertumbuhannya yang bergerombol. Zat-zat suhu pertumbuhan optimal, dan
warna atau antibiotik bersifat bakteriostatik sifat-sifat sel atau sifat
terhadap bakteri lain dapat dimasukkan pertumbuhan lainnya
kedalam perbenihan tanpa menghambat
pertumbuhan basil tuberkel.
3.6 Sifat Biokimia
● Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap
berbagai jenis agen kimia dibandingkan bakteri lain dikarenakan
permukaan selnya yang hidrofobik dan pertmubuhannya yang
bergerombol.
● Sifat M. tuberculosis yang aerob obligat sehingga membutuhkan
oksigen
● Proses oksidasi-reduksi menggunakan enzim katalase- peroksidase
dan superoksida dismutase
● Sumber energi MTB menggunakan karbohidrat dan protein
● MTB melakukan metabolisme meliputi glukoneogenesis dan
glikolisis
3.7 Pemilihan, cara pengambilan, pengelolaan sampel sputum untuk
penentuan diagnosis TBC serta uji kepekaannya

Pengumpulan Dahak

Dikumpulkan dalam dua hari kunjungan berturut


turut berupa dahak sewaktu-pagi–sewaktu.

Tempat Pengumpulan Dahak


Dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar
matahari langsung atau diruangan dengan
ventilasi yang baik
Cara Pengumpulan Dahak
Persiapan alat yang digunakan untuk menampung dahak
yaitu pot dahak bersih, kering , berdiameter mulut pot 4-5
cm, transparan,bening,bertutup ulir, bahan kuat dan tidak
mudah bocor.

Dahak yang baik untuk pemeriksaan berwarna


hijau, mukoid , cukup untuk diperiksa ( volume
3,5 – 5.5 ml ).
Pemberian Identitas
Identitas yang dituliskan pada pot dahak dan kaca
sediaan sesuai dengan nomor register pada formulir.

Pembuatan Sediaan

Proses pembuatan sediaan dahak yang baik perlu


memperhatikan teknik pembuatan spiral dengan
pemilhan contoh uji dahak yang purulen,
Berbentuk oval dengan ukuran lebar 1-2 cm dan
panjang 2-3 cm
Pemeriksaan Mikroskopis Skala IUATLD

1) Negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang


Pembacaan sediaan dahak dengan
pandang
lensa obyektif 100x, lensa okuler 10x.
2) Jumlan actual : ditemukan 1-9 BTA dalam 100
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis lapang pandang (tuliskan jumlah BTA yang
tidak secara zig zag karena akan ditemukan)

membuat mata lelah. Pembacaan secara 3) 1 + : ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 lapang
pandang
sistematis yaitu pembacaan sediaan
sepanjang garis tengah dari ujung kiri ke 4) 2 + : ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 lapang
pandang (periksa minimal 50 lapang pandang)
kanan atau sebaliknya.
5) 3 + : ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang
(periksa minimal 20 lapang pandang)
Pewarnaan Metode Ziehl Nelseen
01 02 03
Proses Pewarnaan Proses Pemanasan Pendinginan

04 05 06
Proses Dekolorisasi Pewarnaan Latar Pengeringan dan
Pembacaan
Mikroskopis
04
TB PARU
4.1 Definisi

Pengertian Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan


karena kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang
paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis) (Werdhani, 2011).

Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan
melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan
(Ginanjar, 2008).
4.2 Etiologi

Mycobacterium tuberculosis → bakteri berbentuk batang yang tahan


asam (memiliki banyak kandungan lipid kompleks yang siap berikatan
dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen [carbol fuchsin] dan resisten terhadap penghapusan warna).
sumber infeksi biasanya ditemukan pada orang-orang dengan penyakit paru aktif.

Transmisi : biasanya langsung, melalui inhalasi organisme di udara dari bulir-bulir udara yang timbul dari
batuk atau sekresi terkontaminasi dari orang yang terinfeksi.

sapi yang menderita tuberkulosis dan penjualan susu yang tidak terpasteurisasi.
Mycobacterium yang lain, terutama Mycobacterium avium complex, tidak terlalu virulen dibandingkan M.
tuberculosis dan jarang sekali menyebabkan penyakit pada orang yang imunokompeten.
bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada 10% hingga 30% pasien dengan AIDS.
4.3 Klasifikasi

TB Paru berdasarkan hasil


pemeriksaan dahak Tipe penderita
•Kasus baru
•Tuberkulosis Paru BTA (+)
•Kambuh (relaps)
•Tuberkulosis Paru BTA (-) Tuberculosis Ekstra Paru
•Pindahan (transfer in)
•Setelah lalai (pengobatan
•TBC ekstra-paru ringan
setelah default/drop out)
•TBC ekstra-paru berat
4.4 Patofisiologi
Infeksi terjadi akibat inhalasi droplet (2–10μm) yang mengandung basil (1–4μm). Droplet tersebut akan
dibawa oleh silia ke bronkiolus terminalis dan alveoli. Inokulasi terjadi pada area dengan ventilasi yang
paling banyak, biasanya pada segmen anterior lobus superior, lobus medius, lingula, dan segmen basal dari
lobus inferior. Makrofag alveolar akan menangkap basil. Basil TB tersebut akan bereplikasi di dalam
makrofag alveolar. Makrofag alveolar akan berinteraksi dengan limfosit T dan menyebabkan differensiasi
makrofag menjadi histiosit epiteloid. Histiosit epiteloid dan limfosit akan beragregasi membentuk granuloma.
Pada granuloma, limfosit T CD4 akan mensekresi sitokin seperti interferon-γ yang akan mengaktivasi
makrofag untuk membunuh basil TB di dalamnya.

Limfosit T CD 8 (limfosit T sitotoksik) juga dapat langsung membunuh sel yang terinfeksi. Meskipun
demikian, basil TB tidak selalu tereliminasi dari granuloma, namun basil tersebut dapat menjadi dorman.
Granuloma juga dapat mengalami nekrosis di bagian tengahnya.Reaksi imunologis yang disebabkan oleh
basil TB merupakan hipersensitivitas tipe IV (hipersensitivitas lambat) yang akan bermanifestasi setelah
kurang lebih 4–10 minggu setelah infeksi. Pada saat tersebut, reaksi tuberkulin akan menjadi positif. Reaksi
4.4 Patofisiologi
Fokus primer di parenkim disebut sebagai fokus primer atau fokus Ghon. Kombinasi fokus primer
dengan pembesaran KGB yang menerima aliran limfatik dari fokus primer tersebut dinamakan
kompleks primer atau kompleks Ghon. Fokus primer ini akan terjadi di daerah dengan ventilasi yang
paling banyak, biasanya pada segmen anterior lobus superior, lobus medius, lingula, dan segmen basal
dari lobus inferior. Fokus primer ini biasanya terdapat di daerah subpleural. Limfangitis lokal yang
terjadi antara fokus primer dan KGB terkadang dapat terlihat pada foto toraks. Perkembangan dari
infeksi primer bergantung pada beberapa faktor seperti jumlah dan virulensi dari basil TB, imunitas
alami dan imunitas spesifik yangdimiliki inang serta reaksi hipersensitivitas yang timbul

Pada pasien yang imunokompeten, imunitas spesifik yang timbul biasanya cukup untuk membatasi
multiplikasi basil TB sehingga lesi akan sembuh tanpa menimbulkan gejala. Pada kasus-kasus seperti
ini, tes tuberkulin yang positif dapat menjadi satusatunya pertanda telah terjadi infeksi primer. Proses
ini terjadi pada 95% pasien yang imunokompeten.
4.5 Manifestasi Klinis

TB DEWASA TB ANAK

● Dahak bercampur darah ● Batuk ≥ 2 minggu


● Penurunan berat badan.
● Demam ≥ 2 minggu
● Sesak nafas
● Demam dan menggigil. ● BB turun atau tidak naik dalam
● Berkeringat di malam hari. 2 bulan sebelumnya
● Tidak nafsu makan.
● Lesu atau malaise ≥ 2 minggu
Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis
Penunjang
● Laboratorium
● Radiologi
Pemeriksaan Fisik
● Penunjang
Lainnya
Diagnosis Banding
Tuberkulosis adalah tiruan yang bagus dan harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding
dari beberapa kelainan sistemik. Berikut ini adalah daftar kondisi yang tidak lengkap yang
harus dipertimbangkan secara kuat saat mengevaluasi kemungkinan tuberkulosis paru
· Radang paru-paru
· Keganasan
· Mikobakteri non-tuberkulosis
· Infeksi jamur
· Histoplasmosis
· Sarkoidosis
4.7 Tatalaksana
Efek samping OAT
OAT dalam kondisi khusus
Pada HIV
Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK)
4.8 Komplikasi

Komplikasi dini Komplikasi stadium lanjut


● Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran
● Pleuritis
nafas bawah) yang dapat mengakibatkan
● Efusi pleura
kematian karena sumbatan jalan nafas atau
● Empiema syok hipovolemik
● Laryngitis ● Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
● Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat)
dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) pada paru
● Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan
karena bula/blep yang pecah
● Penyebaran infeksi ke organ lain seperti
otak, tulang, sendi, ginjal, dan sebagainya
4.9 Pencegahan
1.Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk,
dan membuang dahak tidak disembarang tempat.

2.Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan


terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksin BCG.

3.Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan


tentang penyakit TB, yang meliputi gejala, bahayadan akibat yang ditimbulkan terhadap
kehidupan masyarakat pada umumnya.

4. Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci
tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau ludah
anggota keluarga yang terjangkit penyakit TB Paru (piring, tempat tidur, pakaian) dan
menyediakan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.10 Prognosis

Lanjut usia, bayi, anak Terlambat menerima Bukti radiologis


kecil pengobatan menyebar luas

Gangguan pernapasan
Imunosupresi MDR Tuberkulosis
parah
05
EPIDEMIOLOGI TB
5.1 Epidemiologi dan permasalahan TB
5.1 Epidemiologi dan permasalahan TB
5.2 Promosi kesehatan
● Sasaran promosi
● Promosi kesehatan dalam
kesehatan
penanggulangan TB diarahkan untuk
meningkatkan pengetahuan yang penanggulangan TB
benar dan komprehensif mengenai adalah: Pasien, individu
pencegahan penularan, pengobatan, sehat (masyarakat) dan
pola hidup bersih dan sehat (PHBS), keluarga sebagai
sehingga terjadi perubahan sikap dan komponen dari
perilaku sasaran program TB terkait masyarakat.
dengan hal tersebut serta ● Tokoh masyarakat, tokoh
menghilangkan stigma serta
adat, tokoh agama,
diskriminasi masyakarat serta
petugas kesehatan terhadap pasien petugas kesehatan,
TB. pejabat pemerintahan,
organisasi kemasyarakatan
dan media massa.
5.3 Sumber dan Cara Penularan

Sumber penularan adalah pasien dengan TB BTA (+) yang pada


saat batuk ataubersin, pasien menyebarkan kuman keudara
dalam bentuk dahak (droplet nuclei).Sekali batuk pasien tersebut
dapat menghasilkan sekitar 3000 percikandahak.Umumnya
penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan / partikel
dahakberada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan,sementara sinar matahari dapat
langsung membunuh kuman. Dayapenularan seorang pasien
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya.Makin tinggi derajatkepositifan hasil pemeriksaan dahak,
makin menular pasientersebut. Faktor yang memungkinkan
seseorang terpajankuman TB ditentukanoleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
(Gerdunas-TB, 2007).
5.4 Prinsip Dasar P2M di Puskesmas
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, puskesmas menjalankan beberapa
program pokok salah satunya adalah program pemberantasan penyakit menular (P2M) seperti
program penanggulangan TB Paru yang dilakukan dengan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse).

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci, yaitu :

a. Komitmen politis
b. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
c. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus
yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan
d. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
e. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan
5.5 Penemuan Kasus baru
1. Penemuan pasien TB secara pasif-intesif

Lanjut usia, bayi, anak Gangguan pernapasan


kecil parah
2. Penemuan TB secara aktif dan/atau masif berbasis keluarga dan
masyarakat

Penemuan di populasi
Investigasi kontak Penemuan di tempat khusus
beresiko

Penemuan aktif Penemuan aktif


Skrining masal
berbasis keluarga dan berkala
masyarakat
5.6 Tugas peranan PMO
● Pesyaratan PMO ● Tugas seorang PMO
A. Seseorang yang dikenal, dipercaya A. Mengawasi pasien TBC agar menelan obat
dan disetujui, baik oleh petugas secara teratur sampai selesai pengobatan
B. Memberi dorongan kepada pasien agar mau
kesehatan maupun pasien, selain
berobat.teratur
itu harus dihormati dan disegain C. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang
pasien dahak pada waktu yang telah ditentukan
B. Seseorang yang tinggal dekat D. Membereikan penyuluhan pada anggota
dengan pasien keluarga pasien TBC yang mempunyai
C. Bersedia membantu pasie dengan gejala gejala mencurigakan TBC untuk
sukarela segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK)
D. Bersedia dilatih dan atau mendapat
E. Melakukan upaya pencegahan penularan
penyuluhan bersama sama dengan TBC
pasien
Siapakah yang bisa menjadi PMO?

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan


misalnya Bidan desa, perawat, Sanitarian, Juru
Imunisasai dan lain- lain. Bila tidak ada petugas
kesehatan yang memungkinkan, PMO juga baik
berasal dari keluarga satu rumah.
5.7 Kunjungan petugas puskesmas

Kunjungan rumah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan untuk
memandirikan pasien dan keluarganya. Kunjungan rumah ini dilakukan untuk menemukan sedini mungkin
pasien yang dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) supaya bisa diobati dan memutuskan mata rantai,
selain itu juga memberikan penyuluhan tentang penyakit TB.

Kunjungan rumah dilakukan untuk anamnesis yang mendalam mengenai keadaan pasien, keluarga dan
perilaku/keadaan yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya TB paru khususnya kasus kambuh pada pasien,
pembinaan keluarga, dan penilaian terhadap keadaan rumah pasien. Faktor risiko terjadinya TB paru kambuh
yaitu adanya reinfeksi, jumlah basil sebagai penyebab infeksi cukup dengan virulensi yang tinggi, daya tahan
tubuh menurun sehingga memungkinkan basil TB berkembang biak menyebabkan timbulnya kembali
penyakit TB, perilaku kebiasaan merokok dan meminum alkohol, serta pengobatan TB yang terlalu pendek.
Selain itu, memberikan edukasi kepada pasien mengenai kebiasaan saat batuk, membuang dahak
dan memberikan edukasi tentang kebersihan rumah dan pencahayaan. Di Puskesmas pelaksanaan
kunjungan rumah pada pasien TB paru tidak ditentukan dengan pasti berapa kali harus dilakukan.Jika
pasien datang ke Puskesmas secara rutin sekali seminggu untuk mengambil obat TB paru maka
kunjungan rumah minimal dilakukan 1 kali. Tapi jika pasien sering datang terlambat mengambil obat
maka kunjungan rumah akan lebih sering dilakukan. Pengobatan 2 bulan pertama adalah fase
intensif (minum obat setiap hari), setelah 2 bulan dilakukan pemeriksaan sputum untuk mengetahui
apakah BTA nya sudah negatif atau masih positif. Kemudian akan dilanjutkan obat pada fase
lanjutan, (minum obat 3 kali seminggu selama 4 bulan).Tapi jika BTA bulan kedua masih positif
sebelum akir bulan ke 3 dilakukan lagi pemeriksaan sputum untuk mengetahui sudah konversi atau
belum.
4 Tahap Alamiah Perjalanan Penyakit

1. Paparan
3. Faktor Resiko
Peluang peningkatan paparan terkait dengan:
● Konsentrasi/jumlah kuman yang
● Jumlah kasus menular di masyarakat. terhirup
● Kedekatan kontak dengan sumber ● Lamanya waktu sejak terinfeksi
penularan. ● Usia seseorang yang terinfeksi
● Lamanya waktu kontak dengan sumber ● Tingkat daya tahan tubuh
penularan. seseorang

2. Infeksi 4. Meninggal Dunia


Reaksi daya tahan tubuh akan ● Akibat dari keterlambatan
terjadi setelah 6–14 minggu diagnosis
setelah infeksi. Lesi umumnya ● Pengobatan tidak adekuat.
sembuh total namun dapat saja ● Adanya kondisi kesehatan awal
kuman tetap hidup dalam lesi yang buruk atau
06
ETIKA BATUK
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor
batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian
reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada
di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk
mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Etika batuk
Katakanlah, “Tidak kudapati di
dalam apa yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang
diharamkan memakannya bagi
yang ingin memakannya, kecuali
daging hewan yang mati (bangkai),
darah yang mengalir, daging babi –
karena semua itu kotor – atau
hewan yang disembelih bukan atas
(nama) Allah. Tetapi barangsiapa
terpaksa bukan karena
menginginkan dan tidak melebihi
(batas darurat) maka sungguh,
Tuhanmu Maha Pengampun, Maha
Penyayang.
Daftar Pustaka
Adigun R, Singh R. 2021. Tuberculosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

Dirjen P2&PL Kementerian Kesehatan RI, 2012. Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan

Mikroskopis TB. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; Jakarta.

Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Investigasi Kontak Pasien TBC Bagi Petugas Kesehatan dan

Kader. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Paramita, Dionisia Vidya dan Sri Herawati Juniati. 2016. Fisiologi dan Fungsi Mukosiliar Bronkus.

Jurnal THT – KL. 9(2): 70-72.


Daftar Pustaka
Prasanna dan Niranjan. 2019. Classification of Mycobacterium tuberculosis DR, MDR, XDR Isolates

and Identification of Signature MutationPattern of Drug Resistance. Bioinformation. 15(4):

261-268.

Eroschenko, V. P. (2012). Atlas Histologi DiFiore. Ed 12. jakarta: EGC.

J. Aldwick Luke, Harrison james (2015). The Mycobacterial Cell Wall - peptidoglycan and arabinogalactan.
ColdSpring Harbor Perspectives in Medicine

Anda mungkin juga menyukai