SKENARIO 2
A12
Anggota
Zhafira Ananda
Putri Kurnia Asiqqy
01 02 Djatmiko
1102020111 1102020115
01 02 03 04
Iritasi Inspirasi Kompresi Ekspirasi
03
MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSIS
3.1 Morfologi
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding Mycobacterium
tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi
(60%). Penyusun utama dinding sel Mycobacterium tuberculosis adalah
asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang yang
dihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada
dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida. Struktur dinding sel
yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan
asam-alcohol.
3.2 Klasifikasi
Dari sudut pandang kecepatan tumbuh dan jenis pigmen,
Pembagian kelompok Mycobacterium Mycobacterium dapat dibagi atas:
menurut sub divisio
Divisio : Mycobacteria Photochromogen dengan koloni berpigmen kuning à Bakteri golongan ini
Class : Actinomycetes koloninya akan berwarna jika inkubasi dilakukan dengan pencahayaan.
Ordo : Actinomycetales Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. kansasii, M.
Family : Mycobacteriaceae marinum, M. simiae, M. Asiticum
Genus : Mycobacterium ●Non Photochromogen à Bakteri golongan ini koloninya tidak berpigmen.
Spesies : Mycobacterium tuberculosis Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. tuberculosis, M.
gastrii, M. malmoense, M. haemophilum, M. Xenopi
●Scotochromogen dengan koloni berpigmen kuning atau orange. Bakteri
golongan ini koloninya akan berwarna jika inkubasi dilakukan dalam keadaan
gelap. Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini adalah M. szulgai,
M. flavesens, M. gordonae, M. Scrofulaceum
●Rapid grower -à Bakteri golongan ini merupakan Mycobacterium yang
pertumbuhannya cepat. BakteriMycobacterium yang termasuk golongan ini
adalah M. fortuitum – chelonae complex
3.3 Siklus Hidup
•Protein
Setiap tipe mikobakterium mengandung beberapa
protein yang membangkitkan reaksi tuberculin.
Protein berikatan dengan wax fractioncan, setelah
injeksi, akan menginduksi sensitivitas tuberculin.
Protein ini juga dapat merangsang pembentukan
berbagai antibodi.
Polisakarida
Mikobakterium mengandung berbagai polisakarida.
Peran polisakarida dalam pathogenesis penyakit
manusia tidak jelas. Polisakarida tersebut dapat
menginduksi hipersensitifitas tipe cepat dan dapat
berperan sebagai antigen dalam reaksi dengan
serum pasien yang terinfeksi
3.5 Identifikasi Bakteri
Reaksi terhadap
Biakan Faktor Variasi
Fisik dan Kimia
Terdapat 3 formulasi umum yang digunakan
Pengumpulan Dahak
Pembuatan Sediaan
membuat mata lelah. Pembacaan secara 3) 1 + : ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 lapang
pandang
sistematis yaitu pembacaan sediaan
sepanjang garis tengah dari ujung kiri ke 4) 2 + : ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 lapang
pandang (periksa minimal 50 lapang pandang)
kanan atau sebaliknya.
5) 3 + : ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang
(periksa minimal 20 lapang pandang)
Pewarnaan Metode Ziehl Nelseen
01 02 03
Proses Pewarnaan Proses Pemanasan Pendinginan
04 05 06
Proses Dekolorisasi Pewarnaan Latar Pengeringan dan
Pembacaan
Mikroskopis
04
TB PARU
4.1 Definisi
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan
melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan
(Ginanjar, 2008).
4.2 Etiologi
Transmisi : biasanya langsung, melalui inhalasi organisme di udara dari bulir-bulir udara yang timbul dari
batuk atau sekresi terkontaminasi dari orang yang terinfeksi.
sapi yang menderita tuberkulosis dan penjualan susu yang tidak terpasteurisasi.
Mycobacterium yang lain, terutama Mycobacterium avium complex, tidak terlalu virulen dibandingkan M.
tuberculosis dan jarang sekali menyebabkan penyakit pada orang yang imunokompeten.
bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada 10% hingga 30% pasien dengan AIDS.
4.3 Klasifikasi
Limfosit T CD 8 (limfosit T sitotoksik) juga dapat langsung membunuh sel yang terinfeksi. Meskipun
demikian, basil TB tidak selalu tereliminasi dari granuloma, namun basil tersebut dapat menjadi dorman.
Granuloma juga dapat mengalami nekrosis di bagian tengahnya.Reaksi imunologis yang disebabkan oleh
basil TB merupakan hipersensitivitas tipe IV (hipersensitivitas lambat) yang akan bermanifestasi setelah
kurang lebih 4–10 minggu setelah infeksi. Pada saat tersebut, reaksi tuberkulin akan menjadi positif. Reaksi
4.4 Patofisiologi
Fokus primer di parenkim disebut sebagai fokus primer atau fokus Ghon. Kombinasi fokus primer
dengan pembesaran KGB yang menerima aliran limfatik dari fokus primer tersebut dinamakan
kompleks primer atau kompleks Ghon. Fokus primer ini akan terjadi di daerah dengan ventilasi yang
paling banyak, biasanya pada segmen anterior lobus superior, lobus medius, lingula, dan segmen basal
dari lobus inferior. Fokus primer ini biasanya terdapat di daerah subpleural. Limfangitis lokal yang
terjadi antara fokus primer dan KGB terkadang dapat terlihat pada foto toraks. Perkembangan dari
infeksi primer bergantung pada beberapa faktor seperti jumlah dan virulensi dari basil TB, imunitas
alami dan imunitas spesifik yangdimiliki inang serta reaksi hipersensitivitas yang timbul
Pada pasien yang imunokompeten, imunitas spesifik yang timbul biasanya cukup untuk membatasi
multiplikasi basil TB sehingga lesi akan sembuh tanpa menimbulkan gejala. Pada kasus-kasus seperti
ini, tes tuberkulin yang positif dapat menjadi satusatunya pertanda telah terjadi infeksi primer. Proses
ini terjadi pada 95% pasien yang imunokompeten.
4.5 Manifestasi Klinis
TB DEWASA TB ANAK
Pemeriksaan
Anamnesis
Penunjang
● Laboratorium
● Radiologi
Pemeriksaan Fisik
● Penunjang
Lainnya
Diagnosis Banding
Tuberkulosis adalah tiruan yang bagus dan harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding
dari beberapa kelainan sistemik. Berikut ini adalah daftar kondisi yang tidak lengkap yang
harus dipertimbangkan secara kuat saat mengevaluasi kemungkinan tuberkulosis paru
· Radang paru-paru
· Keganasan
· Mikobakteri non-tuberkulosis
· Infeksi jamur
· Histoplasmosis
· Sarkoidosis
4.7 Tatalaksana
Efek samping OAT
OAT dalam kondisi khusus
Pada HIV
Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol (PPK)
4.8 Komplikasi
4. Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci
tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau ludah
anggota keluarga yang terjangkit penyakit TB Paru (piring, tempat tidur, pakaian) dan
menyediakan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.10 Prognosis
Gangguan pernapasan
Imunosupresi MDR Tuberkulosis
parah
05
EPIDEMIOLOGI TB
5.1 Epidemiologi dan permasalahan TB
5.1 Epidemiologi dan permasalahan TB
5.2 Promosi kesehatan
● Sasaran promosi
● Promosi kesehatan dalam
kesehatan
penanggulangan TB diarahkan untuk
meningkatkan pengetahuan yang penanggulangan TB
benar dan komprehensif mengenai adalah: Pasien, individu
pencegahan penularan, pengobatan, sehat (masyarakat) dan
pola hidup bersih dan sehat (PHBS), keluarga sebagai
sehingga terjadi perubahan sikap dan komponen dari
perilaku sasaran program TB terkait masyarakat.
dengan hal tersebut serta ● Tokoh masyarakat, tokoh
menghilangkan stigma serta
adat, tokoh agama,
diskriminasi masyakarat serta
petugas kesehatan terhadap pasien petugas kesehatan,
TB. pejabat pemerintahan,
organisasi kemasyarakatan
dan media massa.
5.3 Sumber dan Cara Penularan
a. Komitmen politis
b. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
c. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus
yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan
d. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
e. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan
5.5 Penemuan Kasus baru
1. Penemuan pasien TB secara pasif-intesif
Penemuan di populasi
Investigasi kontak Penemuan di tempat khusus
beresiko
Kunjungan rumah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan untuk
memandirikan pasien dan keluarganya. Kunjungan rumah ini dilakukan untuk menemukan sedini mungkin
pasien yang dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) supaya bisa diobati dan memutuskan mata rantai,
selain itu juga memberikan penyuluhan tentang penyakit TB.
Kunjungan rumah dilakukan untuk anamnesis yang mendalam mengenai keadaan pasien, keluarga dan
perilaku/keadaan yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya TB paru khususnya kasus kambuh pada pasien,
pembinaan keluarga, dan penilaian terhadap keadaan rumah pasien. Faktor risiko terjadinya TB paru kambuh
yaitu adanya reinfeksi, jumlah basil sebagai penyebab infeksi cukup dengan virulensi yang tinggi, daya tahan
tubuh menurun sehingga memungkinkan basil TB berkembang biak menyebabkan timbulnya kembali
penyakit TB, perilaku kebiasaan merokok dan meminum alkohol, serta pengobatan TB yang terlalu pendek.
Selain itu, memberikan edukasi kepada pasien mengenai kebiasaan saat batuk, membuang dahak
dan memberikan edukasi tentang kebersihan rumah dan pencahayaan. Di Puskesmas pelaksanaan
kunjungan rumah pada pasien TB paru tidak ditentukan dengan pasti berapa kali harus dilakukan.Jika
pasien datang ke Puskesmas secara rutin sekali seminggu untuk mengambil obat TB paru maka
kunjungan rumah minimal dilakukan 1 kali. Tapi jika pasien sering datang terlambat mengambil obat
maka kunjungan rumah akan lebih sering dilakukan. Pengobatan 2 bulan pertama adalah fase
intensif (minum obat setiap hari), setelah 2 bulan dilakukan pemeriksaan sputum untuk mengetahui
apakah BTA nya sudah negatif atau masih positif. Kemudian akan dilanjutkan obat pada fase
lanjutan, (minum obat 3 kali seminggu selama 4 bulan).Tapi jika BTA bulan kedua masih positif
sebelum akir bulan ke 3 dilakukan lagi pemeriksaan sputum untuk mengetahui sudah konversi atau
belum.
4 Tahap Alamiah Perjalanan Penyakit
1. Paparan
3. Faktor Resiko
Peluang peningkatan paparan terkait dengan:
● Konsentrasi/jumlah kuman yang
● Jumlah kasus menular di masyarakat. terhirup
● Kedekatan kontak dengan sumber ● Lamanya waktu sejak terinfeksi
penularan. ● Usia seseorang yang terinfeksi
● Lamanya waktu kontak dengan sumber ● Tingkat daya tahan tubuh
penularan. seseorang
Dirjen P2&PL Kementerian Kesehatan RI, 2012. Standar Prosedur Operasional Pemeriksaan
Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Investigasi Kontak Pasien TBC Bagi Petugas Kesehatan dan
Paramita, Dionisia Vidya dan Sri Herawati Juniati. 2016. Fisiologi dan Fungsi Mukosiliar Bronkus.
261-268.
J. Aldwick Luke, Harrison james (2015). The Mycobacterial Cell Wall - peptidoglycan and arabinogalactan.
ColdSpring Harbor Perspectives in Medicine