Anda di halaman 1dari 12

Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik

(Dedi Hantono)

KAJIAN PERILAKU PADA RUANG TERBUKA PUBLIK

Dedi Hantono
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
e-mail: dedihantono@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Ruang terbuka publik merupakan elemen kota yang tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan suatu kota. Aksesibilitas yang tinggi menjadikan ruang ini menjadi tempat bertemunya
bermacam aktivitas dari berbagai pengguna. Dalam interaksinya para pengguna menghadirkan aspek
perilaku yang beragam. Untuk melihat aspek tersebut maka dilakukan penelitian berdasarkan teori
dan penelitian yang sudah ada dan pernah dilakukan sebelumnya. Metode yang digunakan berupa
content analysis yang didukung dengan teori dan literatur lainnya. Dari hasil yang didapat terbukti
bahwa teori yang digunakan membuktikan penelitian-penelitian mengenai perilaku pengguna di ruang
terbuka publik. Selain itu ada juga temuan bahwa ada atribut perilaku lain yang berperan, yaitu:
kepercayaan dan jenis kelamin.

Kata kunci: arsitektur, ruang terbuka publik, perilaku

ABSTRACT. Public open space is one of an element of the city that cannot be separated from the
development of a city. High accessibility makes this space become a meeting place for various
activities from various users. In their interactions, the users present diverse behavioral aspects. To
discover these aspects, this research conducted based on existing theory and previous research that
had been done before. The method used is a content analysis which is supported by theory and other
literature. From the results obtained it showed that the approach used proves studies regarding user
behavior in public open space. Besides, there are also findings that there are other behavioral
attributes that play a role: believe and gender.

Keywords: architecture, public open space, behavior

PENDAHULUAN Untuk melihat berbagai aspek perilaku


manusia maka diperlukan kajian atribut apa
Perkembangan kota yang sangat pesatnya saja yang berpengaruh dalam lingkungannya.
menyebabkan adanya peningkatan intensitas Dalam penelitian ini digunakan teori utama
kegiatan yang membutuhkan ruang untuk yang berasal dari Windley & Scheidt. Menurut
mewadahinya khususnya ruang publik. Ruang Windley & Scheidt dalam Weisman [1] atribut
sebagai salah satu komponen arsitektur yang muncul dari interaksi ini diantaranya:
menjadi sangat penting dalam hubungan 1. Kenyamanan (comfort), yaitu keadaan
antara lingkungan dan perilaku karena lingkungan yang sesuai dengan
fungsinya sebagai wadah kegiatan manusia. pancaindera dan antopometrik.
2. Sosialitas (sociality), yaitu kemampuan
Ruang terbuka publik merupakan ruang yang seseorang dalam melaksanakan
bisa diakses oleh siapa saja: anak muda, hubungan dengan orang lain dalam suatu
orang tua, laki-laki, perempuan, orang kaya, seting tertentu.
kaum dhuafa, dan lain-lain. Mereka dengan 3. Aksesibilitas (accessibility), yaitu
bebas melakukan berbagai aktivitas, kemudahan bergerak.
diantaranya: olahraga, rekreasi, janji bertemu, 4. Adaptabilitas (adaptability), yaitu
transit, edukasi, hingga sebagai tempat kemampuan lingkungan untuk
berjualan bagi pedagang informal. Aktivitas ini menampung perilaku yang berbeda.
sendiri erat kaitannya dengan perilaku para 5. Rangsangan inderawi (sensory
pengguna. stimulation), yaitu kualitas dan intensitas
rangsangan sebagai pengalaman yang
Dalam hubungan antara pengguna di dalam dirasakan.
ruang publik masing-masing mereka 6. Kontrol (control), yaitu kondisi lingkungan
memberikan respon yang berbeda tergantung untuk menciptakan batas ruang dan
beberapa hal. Untuk itulah diperlukan kajian wilayah kekuasaan.
mengenai aspek-aspek apa yang mem- 7. Aktivitas (activity), yaitu perilaku yang
pengaruhi perilaku pengguna dalam ruang terus menerus terjadi dalam suatu
terbuka publik? lingkungan.

45
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019: 45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

8. Kesesakan (crowdedness), yaitu perasaan ini dapat berupa hubungan dimensional


kepadatan dalam suatu lingkungan. (antropometri) serta hubungan psikologi dan
9. Privasi (privacy), yaitu kecenderungan emosional (proksimik). [2].
seseorang untuk tidak diganggu oleh
interaksi orang lain. Hubungan emosional merupakan konsep
10. Makna (meaning), yaitu kemampuan suatu tentang ruang personal yang mempengaruhi
lingkungan menyajikan maksud. tingkat privasi seseorang yang membentuk
11. Legabilitas (legability), yaitu kemudahan ruang personal mereka masing-masing.
untuk mengenal elemen-elemen kunci dan Konsep ini memenuhi 2 fungsi dasar dari
hubungan dalam suatu lingkungan dalam ruang personal, yaitu: proteksi (privasi) dan
menemukan arah. komunikasi (sosial). Zona kedekatan
tergantung dari hubungan antar pribadi dan
Seluruh atribut tersebut merupakan aspek aktivitas yang dilakukan. Bentuk hal seperti ini
perilaku manusia terhadap interaksi dengan disebut proksimik yang terbagi dalam 4
lingkungannya. [1] tingkatan kualitas, diantaranya: jarak intim,
jarak pribadi, jarak sosial, jarak publik. [3].
Diawali dengan teori tersebut di atas kemudian
dilanjutkan dengan beberapa kasus penelitian Tabel 1. Proksimik
yang didapat dari artikel di jurnal nasional Hubungan & Kualitas Sensorik
Aktivitas
maupun internasional. Beberapa teori dan Jarak intim Kontak intim Peningkatan
penelitian tersebut berguna untuk menguatkan (0-0,45m) (hubungan kewaspadaan input
hasil yang ingin dicapai. Dan pada akhir tulisan seksual, sensor; sentyhan
dibuat suatu kesimpulan untuk menegaskan kenyamanan mengambil alih vokalisasi
kontak verbal sebagai bentuk
teori yang sudah ada atau bahkan badan) dan komunikasi.
kemungkinan mendapatkan temuan baru. olahraga fisik
(gulat)
METODE PENELITIAN Jarak Kontak antar Input sensor sedikit lebih
pribadi teman dekat, waspada daripada jarak
(0,45-1,2m) juga interaksi intim, pandangan normal
Penelitian ini menggunakan metode content setiap hari dan menyediakan
analys yaitu berupa kajian literatur yang dengan feedback spesifik;
didapat dari teori dan artikel penelitian yang kenalan komunikasi verbal
sudah ada. Teori utama diambil dari teori daripada sentuhan.
Jarak sosial Kontak yang Input sensor minimal;
Windley & Scheidt sebagai kajian untuk (1,2-3,6m) tidak pribadi pandangan kurang spesifik
menggambarkan dan membuktikan penelitian- dan kontak daripada jarak pribadi;
penelitian yang telah dilakukan. bisnis suara normal (audible 6m)
dipertahankan; tidak
memungkinkan sentuhan.
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam Jarak publik Kontak Tidak ada input sensor,
kajian literatur ini adalah sebagai berikut: (>3,6m) formal antara tidak ada visual spesifik
1. Inventarisasi litertur, yaitu mengumpulkan individu
literatur yang dianggap mendukung (aktor,
politikus)
penelitian yang akan dilakukan. dengan
2. Deskripsi literatur, yaitu menyusun, publik
membaca, dan menguraikan literatur yang (Sumber: Halim, 2005)
ada secara terstruktur.
3. Perbandingan literatur, yaitu membetulkan Perbedaan individual dalam perilaku spasial
kata demi kata, susunan dan gaya bahasa, juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
serta mencari kemungkinan adanya unsur lainnya, seperti: budaya, usia, jenis kelamin,
baru dalam literatur yang digunakan. dan lain-lain. Meskipun demikian secara
Pada akhir tulisan dibuat kesimpulan agregatif bahwa jarak-jarak tertentu bisa
mengenai fenomena yang terjadi pada ruang dipakai pada jenis-jenis hubungan tertentu.
publik berdasarkan kajian literatur yang Tingkat keagregatan tersebut menurut
digunakan. Chermayeff dan Alexander dalam Deddy
Halim (2005) bisa dilihat dari tingkatan ruang
ASPEK PERILAKU MANUSIA PADA RUANG personal menuju ruang publik yang memiliki 6
(enam) spektrum sebagai berikut:
Manusia hidup dalam waktu maupun ruang 1. Daerah pribadi perorangan, berhubungan
dimana antara keduanya saling berinteraksi dengan satu individu (ruang personal).
dan mempengaruhi. Bahkan dalam kondisi 2. Daerah pribadi keluarga atau kelompok
tradisional, ruang, waktu, makna, dan kecil, berhubungan dengan kelompok
komunikasi saling berketerkaitan. Hubungan (rumah tangga, asrama, dll).
46
Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik
(Dedi Hantono)

3. Daerah pribadi kelompok besar, dokumentasi untuk membantu pencatatan


berhubungan dengan kelompok sekunder aktivitas dan sebagai bukti otentik.
(manajemen pengelolaan privasi atas nama
semua penghuni dalam suatu bangunan Beberapa kajian dari teori yang sudah
apartemen. dipaparkan di atas terdapat beberapa
4. Daerah publik kelompok besar, meliputi gambaran mengenai aspek perilaku manusia
interaksi kelompok besar dengan publik pada ruang. Untuk melihat teori ini pada
(kaki lima dalam suatu linkungan yang beberapa kasus di lapangan maka diambil
dikontrol jam buka-tutupnya dan jalan beberapa penelitian dari beberapa negara
lingkungan). yang telah dilakukan. Dan pada akhir tulisan
5. Daerah semi publik perkotaan, yang dibuat suatu kesimpulan mengenai aspek
diawasi pemerintah atau institusi dengan perilaku yang terjadi pada ruang terbuka publik
akses masuk untuk publik sesuai dengan apakah sesuai dengan kajian teori yang
kebutuhan (bank, kantor pos, pelabuhan digunakan atau ada temuan baru yang bisa
udara, balai kota). dilakukan penelitian lebih lanjut.
6. Daerah publik perkotaan, ditandai dengan
kepemilikan umum dan akses publik Tourists Spatial Behaviour in Urban
sepenuhnya (taman, mal, dan jalan raya). Destinations: The Effect of Prior
Ruang personal bersifat dinamis dan dimensi Destination Experience. Caldeira &
yang bisa berubah. Orang akan membutuhkan Kastenholz. [5]
ruang personal yang lebih besar pada seting Penelitian ini menguji seberapa pengaruh
publik seperti di taman, plaza, dan lain-lain. pengalaman seseorang terhadap perilaku
Akan terjadi stress dan kegelisahan bila ruang spasial wisatawan yang sudah pernah
ini dimasuki oleh orang lain apalagi yang berkunjung beberapa kali dibandingkan
belum dikenal. Dimana terjadi aktivitas secara dengan wisatawan yang baru pertama kali
bersama-sama di dalam ruang publik. [4] datang pada suatu tempat. Dari hasil
penelitian didapat perbedaan pola perilaku
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ruang dan waktu antara wisatawan yang baru
pertama kali berkunjung dengan wisatawan
Berbicara mengenai ruang terbuka publik erat yang sudah berulang. Bagi pengunjung yang
kaitannya dengan aktivitas penggunanya. baru pertama kali datang lebih cenderung
Aktivitas juga erat kaitannya dengan perilaku memilih tempat yang bersejarah, tempat yang
manusia itu sendiri. Oleh karena itu berbicara ikonik, dan pertunjukan kebudayaan
mengenai ruang terbuka publik tidak terlepas sedangkan bagi pengunjung yang sudah
dengan aspek perilaku para pelakunya. Dari berulang memiliki gerakan yang lebih banyak,
beberapa sampel penelitian yang diambil aktivitas yang lebih khusus seperti berbelanja
secara keseluruhan ruang terbuka publik dan memiliki tujuan tertentu berdasarkan
memiliki berbagai macam aktivitas, mulai dari pengalaman sebelumnya.
sekedar duduk, berjalan kaki, olah raga kecil
sampai dengan aktivitas yang cukup kompleks Penelitian ini menggunakan pendekatan
seperti menjadi ruang dagang informal. Sudah perilaku spasial. Penelitian ini memiliki
menjadi hal yang wajar karena sebagai ruang beberapa keterbatasan, diantaranya: hanya
terbuka publik maka ruang tersebut tentu bisa memantau gerakan mereka hanya selama
diakses oleh siapa saja dan untuk siapa saja. satu hari bukan selama kunjungan mereka,
Namun dalam praktiknya kebebasan ini karakteristik wisatawan yang tidak
menjadi konflik yang sulit dicari jalan keluarnya diuji/diikutsertakan.
apalagi bagi daerah yang memiliki budaya
kesadaran yang rendah. Public Open Spaces in North Sumatra
Province. Nasution & Zahrah [6].
Dalam mengkaji aspek perilaku dalam Perkembangan daerah-daerah di Provinsi
penelitian banyak menggunakan metode Sumatera Utara yang berkembang menjadi
kuaitatif dengan pendekatan sosio-budaya. Hal daerah perkotaan menjadikan ruang terbuka
ini didasari oleh aspek perilaku itu sendiri yang publiknya semakin menurun. Namun dengan
mengenai interaksi sosial antar penggunanya. kondisi desain, fasilitas, dan manajemen yang
interaksi ini sendiri sedikit-banyaknya kurang memadai ruang terbuka publik
dipengaruhi oleh latar belakang budaya menunjukkan bahwa kehidupan publik
masing-masing pelaku. Teknik penelitiannya berlangsung secara intensif. Hal ini
juga kebanyakan melakukan pengamatan disebabkan warga tidak memiliki banyak
langsung (observasi) dan kuesioner atau pilihan untuk ruang gratis.
wawancara. Pengamatan bisa dibantu dengan
47
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019: 45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

Ruang terbuka publik yang menjadi obyek Nukila, pengunjung Pantai Falajawa lebih
penelitian ini berada di 12 kota kecil di Provinsi mementingkan aksesibilitas dalam memasuki
Sumatera Utara, diantaranya: Binjai, Stabat, tempat yang dituju. Sementara mengenai
Lubuk Pakam, Sei Rampah, Pematang privasi sama halnya dengan pengunjung
Siantar, Brastagi, Batubara, Kisaran, Sipirok, Taman Nukila bahwa para pengunjung
Pandan, Sibolga, dan Tarutung yang dipilih menjaga privasi dengan memilih tempat yang
secara acak (random). Kebanyakan obyek di tidak ingin diganggu oleh pengunjung lainnya.
kota-kota tersebut berupa lapangan, kemudian
dua taman dan sebuah promenade sungai. Research on Public Open Space of Rural
Sebagai alat pengukur kualitas ruang terbuka Areas in Severe Cold Regions based on
publik adalah fasilitas, aksesibilitas, aktivitas, Survey of Residents on the Behavioral
dan kenyamanan iklim. Activity. Leng & Li [8}.
Berbeda dengan yang lain, Hong Leng dan
Fasilitas yang terdapat pada ruang terbuka Tong Li meneliti perilaku manusia pada ruang
publik berupa area tempat duduk, jalur pejalan terbuka publik pedesaan di Cina. Kebanyakan
kaki, area bermain anak-anak, taman, dan yang menggunakan ruang terbuka publik
pepohonan. Hampir seluruhnya terdapat merupakan anak-anak, kaum muda, dan
pedagang kaki lima yang menjual makanan, wanita. Biasanya penduduk desa keluar rumah
minuman, dan mainan. untuk bersantai, berjalan-jalan, mengobrol
dengan kenalan yang ditemui di perjalanan,
Sebagian besar ruang terbuka publik di berolahraga, bernyanyi, dan menari. Daya tarik
provinsi ini tidak memiliki aksesibilitas yang mereka mengunjungi ruang terbuka publik
layak karena tidak adanya integrasi antara tersebut karena hijauan dan desain lansekap
pejalan kaki dengan angkutan umum oleh yang ditata dengan baik.
karena itu mayoritas pengunjung
menggunakan kendaraan pribadi terutama Aktivitas warga pada ruang terbuka publik
motor walaupun jaraknya tidak lebih dari 500 bersifat musiman. Mereka cenderung
meter dari rumah. Ruang ini dikelililing oleh menggunakan ruang tersebut pada musim
jalan sehingga terlihat seperti “pulau” yang panas dibandingkan pada waktu musim dingin.
terasing. Kenyamanan iklim menjadi salah Pada musim dingin mereka lebih senang
satu pertimbangan utama para pengguna. berkumpul dengan keluarga di dalam rumah.
Mereka memilih pohon dan pelindung panas Aktivitas tersebut cenderung lebih tinggi pada
matahari serta hujan dalam beraktivitas. pagi hari dan setelah makan malam pada
Aktivitas yang berlangsung kebanyakan musim panas sedangkan dimusim dingin pada
olahraga, seperti: joging, berjalan, senam waktu siang hingga sore hari.
aerobic, bersepeda, sepakbola, basket, voli,
bulu tangkis, sepatu roda, dan skateboard. Lokasi ruang terbuka publik juga ikut
berpengaruh terhadap penggunaan ruang
Pola Perilaku Masyarakat Terhadap tersebut. Ruang terbuka publik yang berada di
Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di pusat kota/desa lebih sering digunakan
Pusat Kota Ternate. Effendi, Waani, & dibandingkan yang berada di pinggiran. Hal ini
Sembel [7] disebabkan masyarakat lebih senang berjalan
Setiap manusia tidak dapat terlepas dari ruang kaki sehingga jarak menjadi faktor utama bagi
terbuka publik dalam setiap aktivitasnya mereka.
termasuk bagi masyarakat kota Ternate.
Ruang terbuka tersebut tersebar di beberapa Metode penelitian dilakukan dengan
kecamatan dengan status tanah adat dan melakukan wawancara yang dilakukan di
pemerintah kota. Effendi dkk (2017) meneliti rumah baik kepada warga maupun kader
pola perilaku masyarakat terhadap desa. Jumlah keseluruhan koresponden
pemanfaatan ruang terbuka publik pada sebanyak 900 kuesioner. Selain wawancara
Taman Nukila dan Pantai Falajawa. juga dilakukan observasi ke 16 desa dan 5
Pada Taman Nukila didapati bahwa kota yang berada di Provinsi Jilin, Liaoning,
pengunjung melakukan persepsi lingkungan dan Provinsi Heilongjiang. Pemilihan lokasi
terlebih dahulu sebelum menentukan tempat penelitian tersebut berdasarkan wilayah
untuk beraktivitas. Selama beraktivitas mereka geografis yang memiliki iklim yang dingin.
saling menjaga privasinya masing-masing
dengan menjaga jarak antar sesama Women’s Behaviour In Public Spaces And
pengunjung. Tempat yang dirasa nyaman The Influence Of Privacy As A Cultural
merupakan tempat yang paling banyak dipilih Value: The Case Of Nablus, Palestine. Al-
seperti gazebo. Berbeda dengan Taman Bishawi, Ghadban, & Jørgensen [9]
48
Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik
(Dedi Hantono)

Lokasi penelitian berada di Kota Nablus, etnis yang sama) tergantikan oleh
sebuah kota dimana keluarga memegang komunitas makro (etnis yang berbeda
peranan penting dalam kehidupan sosial dan digabung bersama).
ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Arab 2. Perubahan praktek perencanaan. Proses
dan ajaran agama Islam khususnya sebelumnya yang desentralisasi dan
pemisahan gender pada ruang publik. dikendalikan oleh warganya sendiri
Walaupun demikian, warga Nablus menjamin berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilai
hak dan kebebasan bagi warga mereka berubah menjadi terpusat dan
perempuannya. dikendalikan oleh pemerintah.

Pada umumnya wanita memiliki nilai-nilai dan Nilai-nilai yang diimpor dari budaya lain
kebutuhan khusus akan privasi, keamanan, seringkali bertentangan dengan nilai dan
dan kenyamanan. Atas dasar hal tersebut norma penduduk setempat terutama
penelitian ini mempelajari bagaimana menyangkut privasi wanita. Di Arab Saudi
kebutuhan privasi seorang wanita pada ruang orang menggunakan dinding, tirai, dan partisi
terbuka publik pada sebuah negara yang lain untuk menciptakan batasan fisik untuk
budayanya menganut sistem pemisahan privasi. Dinding dan bukaan menghadap ke
gender seperti di Palestina ini. Bagaimana jalan dipagari dengan bahan plastik dan besi
kebutuhan akan privasi tersebut terhadap atau menutup jendela lantai dua untuk
bentuk ruang terbuka publik secara fisik, menjaga privasi mereka.
sosial, dan budaya.
Untuk menyelidiki dan menganalisis privasi
Dalam perancangan kota lama di kota-kota terhadap bentuk ruang publik diperlukan
Arab-Muslim nilai-nilai Islam tentang privasi pendekatan melalui seting perilaku. Konsep ini
perempuan telah diterapkan secara baku, mengacu pada beberapa sumber, diantaranya:
diantaranya penempatan jendela dan pintu studi tipologi, budaya dan perilaku, literatur,
untuk memungkinkan perempuan dapat dan pengetahuan peneliti yang memang sudah
mengamati jalan tanpa mereka dapat dilihat. akrab dengan budaya lokal Nablus yang
Adanya gang-gang buntu yang biasanya menjadi obyek penelitin ini. Menurut
digunakan oleh perempuan untuk dapat pendekatan ini seting perilaku terdiri dari 3
mengakses pasar atau fasilitas publik komponen, diantaranya: fisik (desain), sosial
sehingga mereka dapat leluasa berjalan tanpa (penggunaan), dan budaya.
dapat bebas terlihat. Penggunaan kain pada
atap bangunan sehingga kaum perempuan Penelitian ini menggunakan studi komparatif
dapat berhubungan satu sama lain, menikmati antara kota tua dan kawasan Rafeedyah yang
udara segar, dan mengamati ruang publik dikembangkan pada abad ke-20. Observasi
walaupun tidak secara langsung. Ruang publik dan kuesioner dilakukan pada kedua
memiliki hirarkis yang berbeda, bentuk yang lingkungan tersebut. Selain itu wawancara
tidak teratur, serta pemisahan jalan dan alun- dengan perempuan dan orang-orang terkait
alun dimaksudkan untuk memastikan privasi lainnya menjadi teknik pendukung penelitian
perempuan. Selain itu perbedaan waktu ini. Pengamatan dilakukan pada tingkatan,
penggunaan fasilitas publik seperti pemandian yaitu: kota, jalan, dan ruang publik.
umum juga memiliki peranan penting dalam
pemisahan gender tersebut. Penelitian lapangan dilakukan pada ruang
publik yang digunakan oleh perempuan yang
Namun selama abad ke-20, kota-kota lama mencakup 3 komponen, yaitu: desain,
tersebut mengalami pergeseran oleh karena penggunaan, dan aturan. Pencatatan jumlah
pengaruh globalisasi. Perubahan ini terjadi wanita, jenis aktivitas, waktu dan durasi
akibat dari kolonisasi Inggris dan Perancis aktivitas, serta usia wanita: remaja (< 20
setelah Perang Dunia I. Pergeseran ini tahun), usia menengah (20 s/d 60 tahun), dan
melibatkan semua aspek masyarakat lansia (>60 tahun).
termasuk hukum, administrasi, pendidikan,
dan perdagangan. Bahkan gaya hidup dan Selain itu digunakan teknik etnografi, sketsa,
produk barat mulai diadopsi dalam budaya foto, dan catatan. Perempuan yang diamati
mereka. Sebagai akibatnya kota-kota tua adalah mereka yang sudah berusia di atas 10
mengalami perubahan besar dalam 2 bidang, tahun. Bagi mereka yang berada di bawah
yaitu: usia tersebut tidak termasuk dalam
1. Perubahan dalam aspek sosial-budaya pengamatan karena pada usia tersebut tidak
masyarakat. Struktur kota yang sebelumnya dikenai aturan privasi.
dibangun oleh komunitas mikro (suku dan
49
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019: 45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

Wawancara semi terstruktur dilakukan pada Pintu dan jendela pada bangunan yang
perempuan tertentu. Namun setelah 20 berseberangan tidak dalam posisi saling
wawancara kegiatan dihentikan karena berhadapan. Dibandingkan dengan kawasan
sebagian besar informasi yang didapat baru, pada kota tua ruang publik lebih kecil,
cenderung sama dan berulang. Wawancara gelap, dan kurang terawat. Para laki-laki lebih
juga dilakukan terhadap orang lain, seperti: memilih menghindar dari memandang atau
pemimpin agama, perencana, pimpro proyek, memasuki ruang publik yang digunakan
dan laki-laki muhrim dari perempuan tersebut perempuan karena biasanya perempuan-
(ayah,saudara laki-laki, dan suami). perempuan tersebut tidak mengenakan jilbab
Wawancara tambahan ini berguna dalam di halaman atau jalan buntu. Di lingkungan
mengembangkan konsep privasi dan lama, perempuan lebih sering menggunakan
memberikan penjelasan yang lebih mendalam ruang publik dalam jangka waktu yang lebih
mengenai hasilnya. lama dibandingkan dengan lingkungan baru.
Pada kawasan baru, bukaan terletak secara
Terakhir melakukan kuesioner untuk acak dan ruang publik umumnya lebih besar
memeriksa pendapat perempuan itu sendiri serta lebih terpelihara. Banyak perempuan
terhadap komponen privasi yang ada dengan mengenakan kerudung mereka di jalan buntu
memilih 200 perempuan berusia di atas 10 dan bahkan di dalam halaman.
tahun yang didistribusikan pada kedua tempat
terpilih tersebut pada 25 rumah dengan Wawancara yang dilakukan terhadap 4
karakteritik berikut: tanpa halaman, halaman kategori narasumber (pembuat keputusan dan
sebagian, dan/atau halaman tengah. Untuk arsitek, pemilik properti dan manajer,
mengolah hasil kuesioner ini menggunakan pemimpin agama, serta laki-laki muhrim)
perangkat lunak Statistical Package for the memberikan hasil sebagai berikut:
Social Sciences (SPSS). 1. Pengambil keputusan, baik perencana pria
maupun wanita, gagal membedakan antara
Berdasarkan pengamatan pada kota tua, kebutuhan pria dan wanita dalam pekerjaan
ruang-ruang privat dipisahkan dari jalan desain mereka. Selain itu, laki-laki terus
dengan adanya ruang semiprivat (publik) mendesain ruang publik baik secara
sebagai ruang transisi. Perempuan numerik maupun berkenaan dengan
menggunakan ruang publik untuk sirkulasi. kekuatan pengambilan keputusan.
Pada kawasan baru, jalan-jalan dibedakan 2. Pemilik dan pengelola ruang publik (taman,
berdasarkan fungsi dan elemen arsitektur. restoran, dll) menciptakan ruang khusus
Ruang pribadi terletak berdekatan dengan bagi perempuan dan keluarga untuk
jalan-jalan tanpa ruang semiprivat (publik). meningkatkan jumlah pelanggan.
Namun, di kedua lingkungan tersebut Sedangkan pemilik dan pengelola ruang
perempuan cenderung menggunakan jalan- hunian membuat perubahan dalam bentuk
jalan yang ramai dan berbentuk linier daripada fisik ruang publik untuk mendapatkan
jenis jalan lainnya. privasi, melindungi rumah mereka dari
pengaruh iklim, mendapatkan ruang
Pada kota tua, usia perempuan di jalan lebih tambahan, dan menghindari masalah
merata dari berbagai usia. Toko-toko yang dengan tetangga, wlaupun menyebabkan
terdapat pada jalan-jalan sempit dan tidak pengurangan nilai estetika dalam bentuk
teratur terutama yang digunakan khusus untuk fisik ruang-ruang tersebut.
pejalan kaki tutup pada waktu jam 6 sore. 3. Para pemuka agama menyarankan
Sebaliknya, pada kawasan baru jalan lebih penggunaan ruang publik oleh perempuan
lebar dan lurus. Toko-toko tutup pada jam 10 untuk seperlunya saja bukan rekreasi. Hal
malam dan perempuan yang mendominasi ini bertujuan agar perempuan tidak
jalan berusia antara 20-39 tahun. Pada kedua melalaikan tanggung jawab keluarga dan
lokasi penelitian ini, sebagian besar harus mendapat izin dari muhrim mereka.
perempuan yang berada di jalan 4. Muhrim laki-laki, menghargai perilaku
menggunakan jilbab (penutup aurat bagi perempuan di ruang publik khususnya
perempuan muslim) dan berjalan bersama terhadap penampilan (pakaian) serta waktu
dengan perempuan lain, anak-anak, dan/atau dan ruang yang mereka gunakan.
laki-laki muhrim mereka.
Hasil akhir dari penelitian ini menjawab
Ruang publik pada kota tua, mudah diakses pertanyaan dari penelitian yang dilakukan.
oleh perempuan. Namun ruang publik dengan Terdapat adanya hubungan antara privasi dan
fungsi restoran, olah raga, dan taman memiliki perilaku wanita pada bentuk fisik ruang publik
akses terbatas atau bahkan tidak sama sekali. melalui komponen desain, penggunaan, dan
50
Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik
(Dedi Hantono)

aturan. Hasilnya menunjukkan bahwa jam istirahat kantor. Hal ini disebabkan
kebutuhan privasi perempuan terpenuhi baik di beberapa hal, diantaranya:
lingkungan lama maupun di lingkungan baru a. Tidak disediakannya bangku taman
melalui tiga komponen berbeda: desain, sehingga pegawai enggan untuk berlama-
penggunaan, dan aturan. lama di ruang terbuka.
b. Penghijauan yang kurang teduh sehingga
Privasi tetap terjaga dengan menggunakan masih dirasakan cukup panas ketika berada
desain pintu masuk yang miring dan sangat di ruang terbuka. Apalagi jam istirahat
tersembunyi, perbedaan tingkat trotoar dan berada pada titik puncaknya sinar Matahari.
lantai, jendela yang ditinggikan dan tertutup, Namun yang menarik dari ruang terbuka ini
bukaan yang berlawanan (pintu dan jendela) adalah disediakannya fasilitas olahraga
yang tidak saling berhadapan, ruang transisi outdoor, berupa lapangan yang bisa dijadikan
antar jalan utama dengan jalan buntu, tata tempat olahraga basket, tenis, bulu tangkis,
ruang yang tidak teratur, hubungan sosial dan voli. Selain itu disediakannya kolam ikan
hanya antara pengguna yang memiliki yang cukup luas dilengkapi dengan gazebo.
hubungan kekerabatan, perilaku yang terkait Namun umumnya gazebo ini dimanfaatkan
dengan agama dan ruang-ruang tertentu yang untuk supir atau tamu kantor yang menunggu.
ditetapkan untuk perempuan saja (melalui
tanda-tanda tertulis) atau terbatas pada Restricted Mobilities: Access to, and
penggunaan pejalan kaki. Privasi perempuan Activities in, Public and Private Spaces
dicapai terutama melalui komponen sosial dan Olesen & Lassen [11]
budaya, yang pada gilirannya mempengaruhi Di Melbourne, ruang publik merupakan ruang
komponen fisik ruang publik. tempat berlangsungnya berbagai aktivitas
yang berlangsung sehari-hari. Tempat anak
Pengaruh Ruang Terbuka Terhadap Kinerja laki-laki Asia yang masih muda menunjukkan
Pegawai. Kasus: Kantor Pusat BMKG kebolehannya dalam menari jalanan di koridor
Jakarta. Hantono [10]. menuju pusat perbelanjaan, pelukis jalanan
Dedi Hantono dalam tulisannya yang berjudul menunjukkan bakat seninya di trotoar
“Pengaruh Ruang Terbuka Terhadap Kinerja sementara yang lainnya menghibur pejalan
Pegawai” mengambil lokasi penelitian pada kaki dengan pertunjukan komedi, orang-orang
ruang terbuka milik kantor pemerintah yaitu tuna wisma berkeliaran mengemis kepada
Kantor Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, orang yang berlalu-lalang, seorang gadis
dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Ruang muda bermain gitar dan bernyanyi di pinggir
terbuka publik yang sifatnya terbatas ini jalan, bahkan menjadi tempat berlindung pada
merupakan ruang penghubung antar beberapa saat cuaca yang tidak menguntungkan. Dari
bangunan kantor tersebut sehingga sangat hasil pengamatan langsung oleh penulis, yang
penting untuk mobilitas para pegawainya menjadi karakter khusus ruang publik adalah
maupun sebagai ruang penerima bagi tamu- adanya ketidakpastian dan spontanitas
tamu yang berkepentingan di kantor ini. penggunaan. Namun justru hal tersebut yang
menjadi pemandangan jalanan yang menarik
Dalam metode penelitiannya, Dedi sepanjang hari. Menurut Mitchell (2005) dalam
menggunakan kualitatif dengan pendekatan Olesen & Lassen (2012): “The city is the place
post positivistik rasionalistik. Selain observasi where difference lives” (p.40). Ini berarti kota
juga disebarkan kuesioner yang diberikan sebagai kapasitasnya sebagai ruang publik
kepada para pegawai yang bekerja di kantor tetap membolehkan perbedaan aktivitas dan
tersebut. Sehubungan dengan ruang terbuka membiarkan peluang-peluang baru yang tidak
yang mayoritas digunakan para pegawai terprediksi bagi berbagai pemikiran, gagasan,
kantor maka waktu observasi pun dibatasi aktivitas yang berbeda yang menjadikan
hanya pada saat jam kantor saja. Dalam tempat tersebut untuk menjalankan hak
penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu kewarganegaraannya.
variabel bebas berupa ruang terbuka serta
variabel terikat berupa kinerja pegawai. Dalam Konsep Perilaku Teritorialitas di Kawasan
mengolah data peneliti dibantu dengan Pasar Sudirman Pontianak. Kurniadi,
perangkat lunak Statistical Product and Pramitasari, & Wijono [12]
Service Solutions (SPSS). Permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL)
sepertinya menjadi bagian permsalahan setiap
Ruang terbuka yang ada lebih bersifat sebagai kota di Indonesia termasuk Pontianak. Oleh
ruang transisi atau perlintasan saja. Jarang karena itu Pemerintah Kota Pontianak
pegawai yang memanfaatkan ruang tersebut mencoba mencari solusi dengan melakukan
sebagai ruang refreshing atau sosial pada saat tendanisasi di kawasan Pasar Sudirman.
51
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019: 45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

Namun hal ini menimbulkan konflik baru oleh pembeli dan menambah luas area
mengenai teritorial antara pengguna ruang display. Dengan terbentuknya batasan-
terutama dari pemilik toko yang ada disana. batasan fisik di sidewalk toko membentuk
Untuk melakukan penelitian, peneliti teritorialitas yang non-formal dari pemilik toko
melakukan beberapa hal beikut ini: di area yang sesungguhnya adalah domain
a. Observasi awal, dengan mengambil foto publik. Kedua, pemilik toko mempertegas
situasional dan pemetaan. batasan teritori anyar pemilik toko lainnya.
b. Wawancara dan kuesioner, dengan sampel Dengan demikian, ada unsur laten diluar
pemilik toko dan PKL yang dilakukan manifes area itu sebagai jalur pejalan kaki
dengan teknik grouping acak dua tahap. sebagai suatu „teritori non-formal‟.
Selain itu juga diambil sampel pejalan kaki
dan tukang parkir secara acak sederhana. Kebutuhan adanya ruang parkir menjadikan
c. Observasi lanjut, melakukan pemetaan dan tukang parkir memanfaatkan space lain,
mengambil foto toko-toko dan kios-kios PKL seperti ruang jalan sebagai ruang parkir (on-
pada malam hari pada saat mereka tutup, street). Penggunaan space tertentu sebagai
memetakan pola parkir, memetakan pola area parkir yang berlangsung dalam waktu
sirkulasi pejalan kaki dan pengendara yang lama akan membentuk area atau ruang
dengan metode person centered mapping. yang seolah-olah dikuasai oleh tukang parkir
d. Analisis kuantitatif, data dari hasil meskipun sebenarnya ruang tersebut adalah
wawancara dan observasi dimasukkan ke fasilitas publik. Penggunaan dan pengendalian
dalam matriks tabulasi data dengan ruang secara permanen dan terus menerus
bantuan perangkat komputer. manjadi kebiasaan sehingga kelompok tukang
e. Analisis kualitatif, dengan bantuan gambar- parkir itu merasa menguasai dan dapat
gambar pemetaan teritori untuk melihat melakukan kontrol terhadap area tersebut
kualitas ruang secara spasial serta meskipun manifestasi ruang itu adalah ruang
bagaimana interaksi dan hubungan yang publik.
terjadi antar kelompok tersebut.
Pejalan kaki memiliki teritori formal berupa
Dari analisa yang dilakukan ternyata sebagian area sidewalk toko dan trotoar untuk jalur
besar pemilik toko merasa terganggu dengan sirkulasi yang merupakan zona publik. Selain
keberadaan PKL yang berada di depan toko untuk sirkulasi, teritori tersebut juga berfungsi
mereka karena merusak pemandangan, untuk memfasilitasi aktivitas window-shopping
membatasi akses ke toko, dan menyebabkan dan membeli. Sebagian besar sidewalk dan
kebisingan. Upaya kontrol yang dapat trotoar yang memiliki unsur manifes sebagai
dilakukan baru secara pasif dengan jalur sirkulasi pejalan kaki tidak dapat
personalisasi dan teritori. digunakan untuk sirkulasi karena privatisasi
yang dilakukan oleh User Group lain. Hal
Teritori PKL muncul disebabkan adanya motif tersebut tersebut menyebabkan
dan kebutuhan dari PKL itu sendiri untuk keterhubungan antarjalur sirkulasi itu menjadi
berjualan di lokasi yang dianggap strategis di terpotong-potong dan tidak menerus. Peluang
ruang publik dengan membangun „produk fisik‟ invasi dari pengguna lain menjadi lebih besar
berupa kios. Kios-kios terbentuk dengan dan pejalan kaki tidak memiliki kontrol yang
dipengaruhi kebutuhan (unsur laten) PKL kuat untuk mempertahankan teritori formalnya
dalam display, menyimpan barang dagangan, yaitu jalur berjalan kaki.
perlindungan dari iklim dan dengan biaya yang
murah atau bahkan tidak dengan Sirkulasi pejalan kaki dan pengendara
menggunakan biaya. Modal yang kecil kendaraan di Jalan Nusa Indah menimbulkan
mendorong penggunaan material seadanya, rasa tidak nyaman dan tidak aman bagi kedua
agar pengeluaran dapat ditekan sekecil kelompok pengunjung itu. Hal ini disebabkan
mungkin. adanya tumpeng tindih sirkulasi antara pejalan
kaki dan pengendara pada ruas ajalan yang
Pemilik Toko memiliki teritori formal, karena sama.
dimiliki secara legal dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Ada dua macam Street Vending And The Use Of Urban
teritori yang terbentuk dari pemilik toko. Public Space In Kumasi, Ghana Salomon-
Pertama, pemilik toko melakukan penandaan Ayeh, King, & Decardi-Nelson [13]
dengan meletakkan barang dagangan untuk Pedagang yang ada di Kumasi terdiri dari 2
membentuk teritori yang terbentuk akibat motif kelompok, yaitu: pedagang menetap dan
dan kebutuhan pemilik toko agar display pedagang yang berpindah-pindah. Pedagang
barang dagangan dapat dengan mudah dilihat yang menetap menggunakan trotoar, teras,
52
Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik
(Dedi Hantono)

warung, meja, bahkan lantai untuk tempat calon pelanggan yang ada, kemudian diikuti
berdagang sedangkan pedagang yang oleh alasan menggunakan tempat yang telah
berpindah-pindah berdagang dengan cara mereka miliki, tidak ada pilihan lain, dekat
berkeliling kota untuk mencari pelanggan. dengan tempat tinggal mereka, dan terakhir
Pada umumnya pedagang menetap ini adalah mengganti atau membantu anggota
berjualan bahan makanan, buah-buahan, keluarga yang memiliki usaha.
sayur-sayuran, makanan, dan barang-barang Penelitian ini menggunakan beberapa
industri, seperti: jam, handphone, dan barang- pendekatan dengan menggunakan sampel
barang elektronik lainnya. Pedagang yang sebanyak 517 yang berasal dari pedagang
berpindah-pindah kebanyak berjualan koran, kaki lima itu sendiri.
es krim, es batu, roti, pakaian bekas, dan
berbagai jenis barang pabrik, seperti: Being Together in Urban Parks: Connecting
saputangan, tisu toilet, dan pisau cukur. Public Space, Leisure, and Diversity Peters
Kebanyak pedagang berjualan di sepanjang [14]
trotoar, diikuti oleh gerbang masuk/keluar Pemerintah Belanda berusaha membuat
gedung, serta di depan toko. Hanya sedikit kebijakan untuk mendorong adanya interaksi
yang menggunakan ruang terbuka dekat area antara penduduk asli Belanda dengan
pasar dan stasiun kereta api. Dan sebagian pendatang baru atau yang biasa disebut kaum
pedagang yang tidak memiliki tempat yang migran di ruang publik kota. Hasilnya
menetap namun tetap berjualan di tempat menunjukkan bahwa tidak banyak interaksi
yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan antar etnis tersebut namun begitu orang-orang
untuk menjaga pelanggan tetap mereka. dari berbagai etnis tetap dihargai.
Para pedagang memiliki alasan utama dalam
memilih lokasi yaitu berdasarkan banyaknya

Tabel 2. Penelitian ruang terbuka publik


No. Judul / Kajian Metode Seting Atribut
Penulis Ruang/Waktu
1. Tourists‟ - Menguji pengaruh - Penelitian ini Ruang destinasi - Place
Spatial pengalaman seseorang menggunakan wisata
Behaviour In terhadap perilaku pendekatan perilaku
Urban spasial temporer spasial.
Destinations- wisatawan yang pernah - Penelitian ini memiliki
The Effect Of berkunjung beberapa beberapa
Prior kali dengan wisatawan keterbatasan,
Destination yang baru pertama kali diantaranya: hanya
Experience datang pada suatu memantau gerakan
tempat. mereka hanya selama
Caldeira & - Dari hasil penelitian satu hari bukan selama
Kastenholz didapat perbedaan pola kunjungan mereka,
(2017) perilaku ruang dan karakteristik wisatawan
waktu antara wisatawan yang tidak diuji atau
yang baru pertama kali diikutsertakan.
berkunjung dengan
wisatawan yang sudah
berulang.
- Bagi pengunjung yang
baru pertama kali
datang lebih cenderung
memilih tempat yang
bersejarah, tempat yang
ikonik, pertunujukan
kebudayaan,
- Bagi pengunjung yang
sudah berulang memiliki
gerakan yang lebih
banyak, aktivitas yang
lebih khusus seperti
berbelanja dan memiliki
tujuan tertentu
berdasarkan
pengalaman
sebelumnya.
2. Public Open - Perkembangan kota - Metode kuantitatif - Ruang - Akses
53
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019: 45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

No. Judul / Kajian Metode Seting Atribut


Penulis Ruang/Waktu
Spaces in dan wilayah yang dengan pengukuran terbuka publik - Fasilitas
North Sumatra menjadikan ruang menggunakan skala di 12 kota - Aktivitas
Province terbuka publik semakin Likert. kecil di - Kenyam
menurun jumlahnya. - Pemilihan zona Provinsi anan
Nasution & - Mengekspolor manfaat, aktivitas secara Sumatera Iklim
Zahrah (2017) pengguna, dan kualitas random. Utara,
desain ruang terbuka - Observasi dan diantranya:
publik di kota-kota kecil kuesioner. Binjai, Stabat,
di Provinsi Sumatera Lubuk Pakam,
Utara. Sei Rampah,
- Mengukur kepuasan Pematang
pengguna. Siantar,
Brastagi,
Batubara,
Kisaran,
Sipirok,
Pandan,
Sibolga, dan
Tarutung.
- Kebanyakan
obyek berupa
lapangan.
Hanya 2 yang
berupa taman
dan sebuah
promenade
sungai.
3. Pola Perilaku Mengidentifikasi perilaku Metode deskriptif dengan Taman Nukila & - Legatibil
Masyarakat atau atribut masyarakat pendekatan behaviour Pantai Falajawa itas
Terhadap dalam memanfaatkan mapping. - Kenyam
Pemanfaatan ruang terbuka publik di anan
Ruang kota Ternate. - Privasi
Terbuka Publik - Teritori
di Pusat Kota - Aksesibi
Ternate litas
- Visibilita
Effendi, Waani, s
& Sembel - Sosialit
(2017) as
4. Research on - Aktivitas warga di ruang Wawancara dan Ruang terbuka - Akses
Public Open terbuka publik bersifat kuesioner publik di - Iklim
Space of Rural musiman. Mereka lebih Provinsi Jilin,
Areas in banyak Liaoning, dan
Severe Cold menggunakannya di Heilongjiang -
Regions based waktu musim panas Cina
on Survey of dibandingkan pada
Residents on musim dingin.
the Behavioral - Ruang terbuka publik
Activity yang berada di pusat
kota lebih banyak
Leng & Li digunakan dibandingkan
(2016) di daerah pinggiran.
5. Women‟s Aturan pemanfaatan Arsitektur perilaku Ruang terbuka - Budaya
Behaviour In ruang terbuka publik bagi dengan pendekatan publik di Kota yang
Public Spaces wanita. etnografi. Nablus, didasar
And The Palestina kan
Influence Of oleh
Privacy As A keperca
Cultural Value: yaan
The Case Of (agama)
Nablus, - Privasi
Palestine. berdasa
rkan
Al-Bishawi, gender.

54
Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik
(Dedi Hantono)

No. Judul / Kajian Metode Seting Atribut


Penulis Ruang/Waktu
Ghadban, &
Jørgensen
(2015)
6. Pengaruh - Melihat pengaruh ruang Kualitatif dengan Ruang terbuka Tidak
Ruang terbuka yang ada di pendekatan post di dalam adanya
Terbuka dalam komplek positivistik rasionalistik komplek ruang
Terhadap perkantoran terhadap perkantoran sosial.
Kinerja kinerja pegawai yang
Pegawai. bekerja di dalamnya.
Kasus: Kantor - Bagaimana tamu kantor
Pusat BMKG dalam menggunakan
Jakarta ruang terbuka tersebut.

Hantono
(2013)
7. Restricted - Ruang terbuka publik Deskriptif dengan Ruang terbuka - Aktivitas
Mobilities: sebagai tempat aktraksi pendekatan 2 studi publik di - Aksesibi
Access to, and seni. kasus. Melbourne litas
Activities in, - Spontanitas
Public and penggunaan ruang.
Private Spaces

Olesen &
Lassen (2012)
8. Konsep - Teritorial PKL dan Metode kuantitaif Pasar - Kontrol
Perilaku pemilik toko. Sudirman, - Privasi
Teritorialitas di - Sirkulasi pejalan kaki. Pontianak
Kawasan
Pasar
Sudirman
Pontianak

Kurniadi,
Pramitasari, &
Wijono (2012)
9. Street Vending - Di banyak kota di dunia - Banyak menggunakan Ruang publik di Kenyama
and the Use of ruang publik menjadi metode. Kota Kumasi. nan
Urban Public tempat ruang usaha - 517 sample berupa
Space in bagi penduduk pedagang kaki lima
Kumasi, miskinnya.
Ghana - Tujuan penelitian
mengkaji bagaimana
Salomon- para pedagang kaki
Ayeh, King, & lima (PKL)
Decardi- menggunakan ruang
Nelson (2011) publik.
- Temuan menunjukkan
bahwa keputusan PKL
memilih lokasi
dipengaruhi oleh daya
tarik pelanggan.
10 Being - Mengeksplorasi Etnografi, yaitu penelitian Taman kota - Sosialit
. Together in interaksi antara warga yang berdasarkan as
Urban Parks: asli Belanda dengan budaya tertentu - Aktivitas
Connecting kelompok migran pada
Public Space, taman kota.
Leisure, and - Adanya kecenderungan
Diversity beberapa dekade tahun
terkahir bahwa sedikit
Peters (2010) terjadi interaksi antar
kelompok budaya
tersebut.
Sumber: analisis pribadi, 2018

55
NALARs Jurnal Arsitektur Volume 18 Nomor 1Januari 2019:45-56 https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.45-56
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

Aspek perilaku yang didapat dari beberapa Experience. Journal of Vacation


penelitian di atas terbukti memenuhi kaidah 11 Marketing, 20(10), 1–14.
atribut dari Weisman, yaitu: kenyamanan, https://doi.org/10.1177/1356766717706102
sosialitas, visibilitas, aksesibilitas, [6] Nasution, A. D., & Zahrah, W. (2017). Public
adaptabilitas, rangsangan inderawi, kontrol, Open Spaces in North Sumatra Province.
aktivitas, kesesakan, privasi, makna, dan Asian Journal of Behavioural Studies, 2
legabilitas. Namun ada atribut khusus yang (5), 45–54.
ditemukan dari penelitian di atas yaitu https://doi.org/10.21834/ajbes.v2i5.48
[7] Effendi, D., Waani, J. O., & Sembel, A.
kepercayaan (agama) dan gender seperti yang
(2017). Pola Perilaku Masyarakat Terhadap
terdapat di dalam penelitian Al-Bishawi,
Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di
Ghadban, & Jørgensen [9] yang berjudul Pusat Kota Ternate. Spasial, 4(1), 185–
Women’s Behaviour In Public Spaces And The 197. Retrieved from
Influence Of Privacy As A Cultural Value: The https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasi
Case Of Nablus, Palestine. al/article/view/15729/15242
[8] Leng, H., & Li, T. (2016). Research on Public
KESIMPULAN Open Space of Rural Areas in Severe Cold
Regions Based on Survey of Residents on
Ruang terbuka publik dan perilaku merupakan the Behavioral Activity. In Procedia
topik penelitian yang tidak memiliki batasan. Engineering (pp. 327–334). Elsevier.
Banyak hal yang bisa saja terjadi dan https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.06.40
berkembang di dalamnya sebagaimana 0
karakteristik manusia itu sendiri yang selalu [9] Al-Bishawi, M., Ghadban, S., & Jørgensen, K.
tumbuh dan berkembang. Bisa saja terdapat (2015). Women‟s Behaviour In Public
temuan baru yang merupakan pengembangan Spaces And The Influence Of Privacy As A
temuan-temuan yang terdahulu maupun Cultural Value: The Case Of Nablus,
temuan yang sama sekali baru. Palestine. Urban Studies, 54(7), 1559–
1577.
https://doi.org/10.1177/0042098015620519
Namun yang menjadi sedikit permasalahan
[10] Hantono, D. (2013). Pengaruh Ruang
adalah penelitian perilaku lebih banyak
Terbuka Terhadap Kinerja Pegawai. Nalars
menyinggung mengenai aspek sosial dan Jurnal Arsitektur 12(2), 1–12.
budaya karena hubungannya dengan interaksi https://doi.org/10.24853/nalars.12.2.%25p
sosial yang terjadi di dalamnya sehingga hal [11] Olesen, M., & Lassen, C. (2012). Restricted
ini menjadi tantangan sendiri bagi peneliti Mobilities: Access to, and Activities in,
bidang ilmu arsitektur. Mengaitkan perilaku Public and Private Spaces. International
sosial dan perilaku arsitektur tentu menjadi Planning Studies, 17(3), 215–232.
ilmu baru yang harus terus dikembangkan https://doi.org/10.1080/13563475.2012.704
untuk memberi warna yang jelas bagi peneliti 755
bidang ilmu arsitektur. [12] Kurniadi, F., Pramitasari, D., & Wijono, D.
(2012). Konsep Perilaku Teritorialitas di
DAFTAR PUSTAKA Kawasan Pasar Sudirman Pontianak.
Vokasi, 8(3), 197–208. Retrieved from
[1] Weisman, G. D. (1981). Man Environment http://riset.polnep.ac.id/bo/upload/penelitian
Model. Journal of Man-Environment /penerbitan_jurnal/08-Fery ganti6.pdf
Relations, 1(2). [13] Salomon-Ayeh, B. E., King, R. S., &
[2] Hakim, R., & Utomo, H. (2003). Komponen Decardi-Nelson, I. (2011). Street Vending
Perancangan Arsitektur Lansekap: and The Use of Urban Public Space in
Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. Kumasi, Ghana. Surveyor, 4(1), 20–31.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Retrieved from
[3] Halim, D. (2005). Psikologi Arsitektur http://dspace.knust.edu.gh/bitstream/12345
Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Jakarta: 6789/3423/1/Surveyor Journal 3.pdf
Grasindo. [14] Peters, K. (2010). Being Together in Urban
[4] Carr, S., Francis, M., Rivlin, L. G., & Stone, Parks: Connecting Public Space, Leisure,
A. M. (1992). Public Space. New York: and Diversity. Leisure Sciences, 32 (5),
Cambridge University Press. 418–433.
[5] Caldeira, A. M., & Kastenholz, E. (2017). https://doi.org/10.1080/01490400.2010.510
Tourists Spatial Behaviour in Urban 987
Destinations: The Effect of Prior Destination

56

Anda mungkin juga menyukai