Anda di halaman 1dari 18

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : HERLINA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856216001

Tanggal Lahir : 16 / 10 /1991

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202/ PEMBELAJARAN IPA DI SD

Kode/Nama Program Studi : 119 / PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ :14 / PADANG

Hari/Tanggal UAS THE : SABTU / 11 JULI 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : HERLINA


NIM : 856216001
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4202 / PEMBELAJARAN IPA DI SD
Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : PADANG / BAWAN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Simpang Empat, 11 Juli 2021
Yang Membuat Pernyataan

HERLINA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pak Indra adalah guru kelas 5 SD sedang membelajarkan tematik bermuatan IPA
pada materi perubahan gerak akibat gaya. Siswa diberi penjelasan mengenai materi
(gaya, dan akibat gaya pada gerak). Kemudian siswa diminta melakukan percobaan
terkait materi tersebut. Tahap berikutnya adalah siswa diminta membuat laporan hasil
percobaan lalu mengumpulkannya kepada guru. Di akhir pembelajaran, guru
menyampaikan “pembelajaran hari ini selesai ya anak-anak, besok kita lanjutkan ke
materi berikutnya.”
Pertanyaan:
a. Bagaimana Pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD
menurut Piaget?
b. Analisislah 3 kelebihan dan 3 kelemahan kasus tersebut, lihat dari sudut pandang
perkembangan anak SD menurut Piaget.
Jawaban :
a. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak dalam Teori Piaget
Teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja, dan
menjelaskan berbagai tahap perkembangan, termasuk bahasa, moral, memori,
dan pemikiran. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat
tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)
Tahap sensorimotor merupakan yang pertama dari empat tahap
dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir
hingga sekitar 2 tahun, dan merupakan periode pertumbuhan kognitif yang
cepat. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang
dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar)
dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah
pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami
dari tindakannya sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah
selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak
terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini,
anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)
Tahap praoperasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget.
Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7
tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif. Pemikiran anak selama tahap ini adalah
sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika
atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang
dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental
bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda),
dan terlibat dalam permainan simbolik.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)
Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori
Piaget. Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai
dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget
menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan
kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis.
Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan
pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada
objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah,
luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah
dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau
hipotesis.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan
berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka
memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan
memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi
konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir
kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari
tindakan tertentu.

b. Berdasarkan dari kasus sudut pandang perkembangan anak SD menurut Piaget


di atas ada 3 kelebihan dan 3 kekurangan dari teori ini, yaitu sebagai berikut :
3 (Tiga) kelebihannya sebagai berikut :
1) Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan tanpa
mepertimbangakan kebudayaan, aspek kognitif, jenis kelamin dan
kemampuan anak secara umum.
2) Dengan memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri
jawaban serta menilai sumber idenya akan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah.
3) Guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu
dibutuhkan
3 (Tiga) kekurangannya sebagai berikut :
1) Kegiatan belajar kurang menggali berbagai sumber belajar yang ada di
lingkungan sekolah sehingga pemanfaatan sumber belajar di
lingkungan pun kurang dapat digunakan secara optimal.
2) Siswa kurang dapat mengeksplorasi ide, kreativitas dan
kemandiriannya karena ruang gerak yang terbatas serta kurangnya
pengalaman belajar langsung.
3) Pada akhir pembelajaran guru tidak mengulas kembali bagaimana
siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Saudara telah menganalisis kasus pembelajaran pada soal pertama sehingga ditemukan
kelemahan dan kelebihannya. Berdasarkan kasus tersebut pada soal pertama:
a. Silakan revisi dan kembangkan skenario pembelajaran menggunakan
pendekatan lingkungan alam sekitar (PLAS) sehingga kelemahan yang
teridentifikasi dapat diminamilisir!
b. Beri penjelasan mengapa skenario yang Saudara kembangkan tersebut
menggunakan PLAS!
Jawaban :
a. Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan alam sekitar
(PLAS) pada materi Perubahan gerak akibat gaya kelas V SD sebagai berikut :
Sekolah : SDN 10 Pasaman
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : V ( Lima )
Materi : Perubahan Gerak Akibat Gaya
Waktu : 2 × 45 Menit
Aspek : Gaya, dan akibat gaya pada gerak
Standar Kompetensi : Memahami gaya dapat merubah gerak dan atau bentuk
suatu benda
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan
tarik menarik) dapat mengubah gerak suatu benda.
Indikator : Memahami gaya dapat mengubah suatu benda
Tujuan Pembelajaran : 1. Dengan kegiatan mengamati berbagai contoh hubungan
antara gaya dan gerak, siswa dapat menjelaskan
hubungan antara gaya dan gerak.
2. Dengan pengamatan peristiwa di lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan gaya dan gerak, siswa dapat
menjelaskan mengenai hubungan antara gaya dan gerak
melalui pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan yang pendekatan lingkungan alam sekitar (PLAS) sebagai berikut :
1. Guru mengunakan lingkungan sekitar sebagi sumber belajar dengan
mengajak siswa diajak untuk melakukan pengamatan mengenai peristiwa
di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan gaya dan gerak.
2. Guru menjelaskan tentang konsep Gaya, dan akibat gaya pada gerak
3. Guru mendemonstrasikan mengenai hubungan antara gaya dan gerak
melalui pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru meminta siswa melakukan pengamatan melalui alam sekitar secara
individu.
5. Setelah selesai melakukan pengamatan, siswa menuliskan laporan hasil
pengamatan dengan format tercantum pada buku siswa.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
laporan hasil pengamatan mengenai peristiwa di lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan gaya dan gerak.
7. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan laporannya secara percaya
diri.
8. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban atau hasil temuan siswa.
Evaluasi : Dilakukan evaluasi, formatif untuk memperbaiki program
pembelajaran dan memantapkan pemahaman, dan pengembangan sikap.
Dilakukan evaluasi sumatif untuk menilai pemahaman dan sikap. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu tes untuk konsep,
pedoman pengamatan/observasi untuk perilaku dan pengkuran sikap.

b. Menurut pendapat saya mengapa skenario pembelajaran di atas mengunakan


pendekatan lingkungan alam sekitar (PLAS) tepat untuk digunakan karena
lingkungan alam merupakan salah satu lingkungan sekitar yang dekat dengan
siswa. Lingkungan alam disekitar siswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar
karena dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
lebih efektif dan afisien. Lebih lanjut lagi siswa yang melakukan kegitan
pembelajaran adalah siswa Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasional
konkret (7-12 thn) sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih
mudah dipahami oleh anak apabila materi tersebut nyata atau rill.
Dalam proses pembelajaran adanya pemanfaatan lingkungan alam sekitar
tentunya banyak memberikan manfaat yang dapat digunakan dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar dalam Pembelajaran IPA
di Sekolah Dasar (SD)” terdapat beberapa manfaat lingkungan sekitar dalam
proses pembelajaran antara lain: lingkungan sebagai sasaran belajar, lingkungan
sebagai sumber belajar dan lingkungan sebagai sarana belajar.
1. Melalui pendekatan lingkungan alam sekitar siswa akan lebih mudah
dalam memahami materi pelajaran sehingga siswa tidak hanya tahu
melalui kata-kata atau istilah dari buku ataupun penjelasan guru namun
paham melalui praktik di lapangan seperti kegiatan observasi dan
pengalaman langsung di luar ruangan sekolah melalui materi perubahan
gerak akibat gaya tersebut. Dengan mengembangankan pembelajaran
berdasarkan pada pendekatan lingkungan alam sekitar dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk lebih jelas dalam memahami arti atau
makna dari suatu bidang lmu pengetahuan yang telah mereka baca dan
didiskusikan di dalam kelas namun belum pernah mereka alami sendiri.
2. Lingkungan sebagai sasaran belajar berarti segala sesuatu yang berada
disekitar siswa merupakan obyek yang dapat dipelajari atau diajarkan
kepada siswa. Contoh lingkungan sebagai sasaran belajar misalnya jika
kita mempelajari tentang perubahan gerak akibat gaya, bagiamana gaya
yang dihasilkan dan apa akibat gaya pada gerak yang terdapat di
lingkungan sekitar siswa.
3. Lingkungan sebagai sumber belajar yaitu lingkungan memiliki beragam
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan seperti buku, kebun sekolah,
laboratorium, lingkungan alam dan sebagainya. Lingkungan merupakan
sumber belajar yang tidak ada habis-habisnya dalam memberikan
pengetahuan kepada siswa.
4. Lingkungan sebagai sarana belajar yaitu bahwa setiap kegiatan
pembelajaran memerlukan sarana belajar seperti ruang kelas dengan 32
perabotannya, laboratorium dengan perlengkapannya, perpustakaan dan
sebagainya. Lingkungan sekitar merupakan sarana belajar yang baik serta
lengkap selain itu sudah disediakan oleh alam sehingga kita tidak perlu
membelinya dengan harga mahal cukup bagaimana kreativitas kita dalam
menggunakan sarana belajar tersebut. dengan demikian lingkungan dapat
dikatakan sebagai sarana belajar yang ekonomis
Lingkungan alam memiliki berbagai material yang dapat digunakan
sebagai sumber, sarana maupun sasaran belajar sehingga siswa dapat belajar
secara langsung mengenai materi yang dipelajari secara konkret dan mudah
ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu siswa diharapkan dapat
memahami materi tersebut dengan mudah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Bu Intan adalah guru kelas 4 yang sedang mengajarkan pembelajaran tematik bermuatan
IPA dengan materi inti sifat-sifat cahaya. Ia meminta anak untuk membaca buku materi
sifat-sifat cahaya, kemudian meminta anak merangkum, lalu mempresentasikan di depan
kelas.
Pertanyaan:
a. Apakah cara tersebut sesuai dengan hakikat IPA? Jelaskan jawaban Anda !
b. Tentukan satu metode/model pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA,
kemudian revisilah desain tersebut menjadi skenario pembelajaran (kegiatan
awal, inti, dan akhir)
Jawaban :
a. Menurut pendapat saya berdasarkan skenario pembelajaran yang di berikan Bu
Intan pada kelas IV pada materi sifat-sifat cahaya kuranglah tepat /kurang efiisen
bagi siswa karena tidak sesuai dengan hakikat IPA. Hakikat IPA adalah ilmu
pengetahuan yang disajikan secara menyeluruh/holistik untuk mempelajari alam
dan gejala-gejalanya atas dasar unsur sikap, proses, produk, dan kaitannya dengan
teknologi dan masyarakat. Unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Oleh karena itu, diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan secara utuh
dengan mengalami dan merasakan proses pembelajaran secara nyata, sehingga
mampu memahami dan menghayati fenomena alam melalui kegiatan penyelidikan
dengan menggunakan prosedur ilmiah/proses ilmiah, memberikan proses
pembelajaran yang bermakna dengan adanya integrasi nilai moral dari apa yang
dipelajari bersama. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kualitas
proses pembelajaran.
Hal ini di perkuat menurut pandangan ahli yaitu Koballa & Chiappetta
(2010: 105-115) mendefinisikan IPA sebagai a way of thinking, a way of
investigating, a body of knowledge, dan science and its interaction with
technology and society. Dapat disarikan bahwa dalam IPA terdapat dimensi cara
berpikir, cara investigasi, bangunan ilmu dan kaitannya dengan teknologi dan
masyarakat.
a. IPA sebagai cara berpikir (a way of thinking) meliputi keyakinan,
rasa ingin tahu, imajinasi, pemikiran, hubungan sebab-akibat,
selfexamination, keragu-raguan, obyektif, dan berpikir terbuka.
b. IPA sebagai cara berinvestigasi/menyelidiki (a way of
investigating) mempelajari mengenai bagaimana para ilmuwan
bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses
memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan
untuk menyusun pengetahuan seperti mengembangkan
keterampilan proses ilmiah, menggunakan metode ilmiah, dan
memperhatikan proses inkuiri.
c. IPA sebagai bangunan ilmu (a body of knowledge) merupakan
hasil dari berbagai bidang ilmiah yang merupakan produk dari
penemuan manusia.
d. IPA sebagai bentuk interaksi keterkaitan antara teknologi dan
masyarakat (science and its interaction with technology and
society) berarti IPA, teknologi dan masyarakat merupakan unsur-
unsur yang saling mempengaruhi satu sama lain. Banyak
penemuan ilmuwan yang dipengaruhi oleh interaksinya dengan
teknologi maupun dengan masyarakat sosial.
Berdasarkan penjabaran tentang hakikat IPA di atas maka dapat kita
menarik kesimpulan bahwasanya Inti pendidikan sebenarnya berada pada
prosesnya, yaitu proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan salah satu unsur
yang memiliki perubahan paradigma dalam pendidikan. Awal mulanya, guru
hanya menyampaikan pengetahuan secara klasikal kepada peserta didik dan
menjalankan instruksi yang sudah dirancang sebagai kegiatan “mengajar”.
Berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa komunikasi masih bersifat satu arah.
Oleh karena itu, terjadi perubahan paradigma menjadi “pembelajaran” yang
memiliki arti bahwa terjadi komunikasi dua arah antara guru sebaga pendidik dan
peserta didik. Dengan demikian, terjadi hubungan yang baik diantara komponen-
komponen tersebut. IPA sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
fenomena alam, maka untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta
didik melalui kegiatan yang dapat menghidupkan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengunakan metode atau model pembelajaran yang
bervariasi.
b. Skenario Pembelajaran dari kegiatan awal . inti dan akhir dengan mengunakan
metode demontrasi pada materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD sebagai berikut :

Kompetensi dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya


Indikator : Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.

1) Kegiatan Awal (15 menit)


a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
b) Guru mmbimbing siswa untuk berdoa bersama-sama.
c) Guru menanyakan kabar dan mengabsensi siswa.
d) Guru memberikan apresesi dan motivasi kepada siswa.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi
yang akan dipelajari adalah materi sifat-sifat cahaya.
2) Kegiatan Inti (30 menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan media pembejaran audio visual kepada siswa yang di
tunjukan menggunakan LCD di depan kelas.
b) Guru meminta siswa untuk memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan.
c) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum faham tentang materi
yang sudah disampaik Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada
masing masing siswa.
d) Guru mempersilahkan siswa mengerjakan lembar soal evaluasi.
e) Guru meminta 2 orang siswa untuk maju kedepan mencocokan lembar
soal evaluasi yang sudah dikerjakan siswa.
3) Kegiatan Penutup (15 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya.
b) Guru menanyakan kembali apakah semua siswa semua siswa sudah
paham dengan materi yang dipelajari hari ini.
c) Guru memberikan tugas individu yang dikerjakan dirumah.
d) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup dan
berdoa bersama.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Ibu Rini adalah guru SD kelas 5 yang akan membelajarkan tentang makanan yang mudah
dan sulit dicerna. Siswa dihadirkan gambar-gambar berbagai jenis makanan. Lalu siswa
diminta untuk mengidentifikasi makanan yang mudah dan sulit dicerna. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk mempresentasikan hasilnya, lalu pembelajaran ditutup.
Pertanyaan:
a. Analisislah pembelajaran tersebut, apakah telah sesuai dengan hakikat IPA dan
tingkat perkembangan anak usia SD dalam Teori Piaget? Beri penjelasan!
Jawaban :
Menurut pendapat saya skenario pembelajaran yang dilakukan Ibu Rini
kurang sesuai karena metode atau kurang bervariasi dalam pemberian proses
pembelajaran dan cenderung pembelajaran konvensional, dan hal ini juga
diperkuat berdasarkan pendapat ahli oleh Piaget beranggapan anak bukan
merupakan suatu botol kosong siap untuk di isi, melainkan anak secara aktif akan
membangun pengetahuan dunianya. Satu hal lagi teori Piaget mengajarkan kita
pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang
sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum.
Hanya umur anak dimana konservasi muncul sering berbeda. Poin yang penting
ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan
percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan anak yang
secara kebudayaan terhalangi.
Penerapan selanjutnya adalah guru harus selalu ingat bahwa anak
menangkap dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Sehingga walaupun anak
mempunyai umur yang sama tetapi ada kemungkinan mereka mempunyai
pengertian yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sama. Jadi
seorang anak adalah unik (khas). Proses pembelajaran dikelas menurut Piaget
harus meletakkan anak sebagai faktor utama. Hal ini sering disebut sebagai
pembelajaran yang berpusat pada anak (child center).
b. Perbaikilah pembelajaran tersebut agar sesuai dengan hakikat IPA dan tingkat
perkembangan anak usia SD dalam Teori Piaget, serta mencirikan bahwa
pembelajaran berorientasi pada konstruktivisme (susun kegiatan awal, inti, dan
penutup).
Jawaban :
Kegitan Awal 15 Menit
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’amenurut agama dan keyakinan masing-masing (Religius)
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadirandan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat.
3. dudukdisesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
4. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang
Makanan yang mudah dan sulit dicerna oleh tubuh?” (Integritas)
5. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan
danmenyimpulkan (Communication)
Kegiatan Inti 60 Menit
1. Kegiatan Pembuka membuka pelajaran dengan memperkenalkan
judul temayaitu“ Makanan yang mudah dicerna dan sulit dicerna”,
Guru memberikan penjelasan bahwa dalam tema ini, siswa akan
mencari informasi dan memahami lebih rinci tentang
pengelompokan makanan yang mudah dicerna dan yang sulit di cerna
(Communication)
2. Guru meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan
yang ingin siswa ketahui tentang makanan yang mudah di cerna dan
yang sulit dicerna, kemudian menempelkan pertanyaan-pertanyaan
tersebut di dinding kelas. Siswa dapat menuliskan jawaban di
bawah kertas-kertas tersebutdi sepanjang proses pembelajaran
dalam tema ini.
3. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa memiliki rasa ingin
tahu terhadap proses pembelajaran,menumbuhkan keterampilan untuk
membuat pertanyaan, dan mencari informasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaantersebut (CriticalThinking and Problem Solving)
4. Siswa membaca dan mencermati dialogpembuka kegiatan pembelajaran,
denganmemberi penekanan pada kata “makanan”.
5. Memberikan beberapa pertanyaan pancingan kepada siswa :-Menurut
kamu apakah makanan itu penting? Mengapa?-Apa yang kamu ketahui
tentang makanan ?-Apakah makana itu penting bagikita? Mengapa?-
Menurutmu, apakah makanan yang kita makan semua bisa dicerna atau
tidak?
6. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dimaksudkan untuk menstimulus
rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan didiskusikan.Collaboration
7. Meminta siswa untuk mengingat kembali hal-halyang mereka temukan di
lingkungan sekitarmereka. “Coba perhatikan lingkungan sekitar kita, apa
saja jenis makanan yang sering kamu lihat di lingkungan sekitarmu?
”(Communication)
8. Guru memimpin diskusi kelas denganmengaitkan pembicaraan tentang
makana yang dibaca oleh siswa sebelumnya dengan gambar-gambar
berbagai jenis makanan yang disajikan diBuku Siswa.Gotong Royong
9. Siswa mengamati dan mencermati berbagai macam gambar-gambar
makanan yang disajikan.
10. Siswa menuliskan dan mengemukakan hal-halyang mereka temukan pada
gambar-gambar yang disajikan, dalam bentuk tabel.
11. Guru memberikan penjelasan tentang “kata kunci”. Siswa denganteman
sebangkunya berdiskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan guru (Gotong Royong)
12. Siswa mencermati teks bacaan yang disajikan ada buku siswa tentang
makanan Literasi
13. Siswa dengan bimbingan guru menggaris bawahi kosakata baru yang
mereka temukan dalam bacaan, dan bersama-sama dalam diskusi kelas
membahas kosakata baru tersebut (.Mandiri )
14. Di Sarankan kepada siswa untuk membuat catatan kecil untuk membantu
siswa mengingat kembali jenis pengelompokan makanan yang mudah
dan sulit di cerna
15. Siswa melengkapi diagram yang disediakan dalam buku siswa (kegiatan
ini digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami tentang
pengelompokan jenis makanan yang mudan dan sulit dicerna (Critical
Thinking and Problem Solving)
16. Pada kegiatan ini siswa boleh menggunakaninformasi yang mereka
dapatkan dari teks bacaan yang disajikan di Buku Siswa.
17. Siswa bersama dengan teman sekelompok,membaca kembali teks
informasi tentang pengelompkan jenis makanan yang mudah dan sulit
dicerna dan mencermati kembali diagram yang mereka buat sebelumnya
(Gotong Royong)
18. Siswa menggambar poster tentang jenis makanan yang mudah dicerna
dan sulit di cerna.
19. Siswa bersama dengan sekelompoknya memberi nama pada setiap jenis
makanan dan menggambarkan jenis makanan yang mudah dan sulit
dicerna makanan dengan menggunakan tanda panah. Kegiatanini
digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang jenis mag
mudah dan sulit dicerna (Creativity and Innovation).
Kegiatan penutup 15 menit
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar
selama sehari (Integritas)
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui
hasil ketercapaian materi)
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinanmasing-
masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)Religius
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai