Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Sahabat

Judul: Sampai Akhir Menutup Mata

“Ben, kamu udah bersyukur belum hari ini?” pertanyaan yang sering dilontarkan kawanku Andi setiap
harinya yang membuatku tersadar betapa pentingnya bersyukur atas kehidupan yang telah Tuhan
berikan kepada kita. Alasan Andi bertanya seperti itu kepadaku tak lain ia hanya ingin membuatku ingat
akan perjuangan para pahlawan yang rela mati demi mengibarkan bendera merah putih yang menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia. Sikap ramahnya membuatku semakin beruntung memiliki sahabat
seperti Anda, mungkin tidak banyak orang yang seperti Andi di dunia ini.

“Andi, kamu gak latihan hari ini?”, tanyaku kepada Andi yang sedang memainkan game di ponselnya.

“Kayaknya hari ini aku gak bisa latihan, soalnya badanku kurang fit, Ben”, jawab Andi sambil menoleh ke
arahku. Tidak biasanya Andi seperti itu, mungkin ia terlalu lelah karena kemarin telah berlatih renang
dengan keras. Aku pun terpaksa harus berlatih renang tanpa Andi hari ini.

Aku dan Andi adalah atlet renang nasional yang tahun lalu ikut kejuaraan renang di Thailand, namun
hasilnya kurang memuaskan. Kami gagal mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Dan tahun ini
kami berharap bisa mengumandangkan lagu Indonesia Raya di negeri orang. Bulan depan aku dan Andi
akan melewati masa karantina, maka dari itu kami harus mempersiapkannya dari sekarang untuk
mengikuti kejuaraan renang di Singapura.

Masa karantina pun telah dimulai, semua atlet renang termasuk aku dan Andi sangat berlatih keras demi
menampilkan yang terbaik di Singapura nanti. Semangat begitu terpancar di wajah Andi yang selalu
melontarkan pertanyaan sakral kepadaku setiap harinya itu. “Ben, tahun ini kita harus bisa kibarkan
bendera Indonesia dan kumandangkan Indonesia Raya di Singapura, bawa medali emas!” ucap Andi
kepadaku ketika sedang latihan.

Tak terasa, kami pun sudah berada di Singapura dengan semangat 45 yang berkobar. Kebetulan
kejuaraan ini bertepatan dengan bulan Agustus, bulan di mana Bung Karno memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Andi sangat berantusias untuk memberikan kado terindah bagi ulang tahun
Indonesia yang hanya beberapa hari lagi.

Dua hari lagi aku akan bertanding melawan negara-negara lainnya yang akan memperebutkan medali
lewat cabang renang gaya punggung putra. Sementara sehari setelahnya Andi akan berlaga di gaya
bebas putra. Meskipun Andi adalah seorang kristiani, tetapi ia sering mengingatkanku akan berdoa atau
salat terlebih dahulu sebelum bertanding.

Hari ni aku gagal mengumandangkan Indonesia Raya di Singapura walaupun pencapaianku hari ini lebih
baik ketimbang tahun lalu karena di kejuaraan tahun ini aku berhasil mempersembahkan medali perak
bagi Indonesia.

Keesokan harinya giliran Andi sahabat terbaikku yang akan berjuang di medan perang. Ketika bertanding
Andi selalu menganggap semua lawannya seperti para penjajah di masa lampau yang banyak
menyengsarakan rakyat Indonesia. Dengan begitu, Andi bisa lebih bersemangat dalam bertanding.
Tahun lalu Andi hanya mendapatkan medali perak dan tahun ini ia menargetkan emas untuk dibawa
pulang ke Indonesia.

Semalam sebelum bertanding, Andi menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sangat lantang.Katanya, ia
harus berlatih mengumandangkan lagu Indonesia Raya untuk besok karena ia sangat yakin besok bisa
menjadi juara pertama di renang gaya bebas putra sehingga bisa mengumandangkan lagu ciptaan W.R.
Soepratman itu.

Hari yang ditunggu Andi pun telah tiba, ia sudah mempersiapkan segala-galanya. Dan tak lupa Andi
kembali mengingatkanku lagi dengan pertanyaan sakralnya. Semua perlengkapan telah melekat di
badan atletisnya itu. Tak lama setelah bel berbunyi tanda dimulainya lomba, Andi pun meluncur deras
ke dalam kolam bak laut biru itu dan menyerahkan semua hasilnya pada Sang Maha Kuasa.

Andi harus menyelesaikan lomba ini dengan dua putaran. Pada putaran pertama Andi berhasil
memimpin, namun ketika berputar balik kecepatannya terlihat menurun dan setelah itu tubuh Andi
seakan tak terlihat lagi. Andi tak berhasil menyelesaikan perjuangannya, ia tak sadarkan diri ketika akan
mendekati garis finish.

Andi telah berpulang di Singapura, semua rombongan timnas renang Indonesia termasuk aku sangat
terpukul dengan kepergiannya terlebih Andi adalah sahabat terbaikku selama ini. Namun perjuangannya
tidaklah sia-sia, impiannya untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya tidaklah sepenuhnya gagal.
Untuk menghormati dan memberikan selamat jalan kepada Andi, lagu Indonesia Raya pun
berkumandang di Singapura. Dan aku yakin, Andi pun pasti ikut bernyanyi bersama kami.

Aku bangga memiliki sahabat seperti Andi yang berjuang habis-habisan di medan perang walaupun
kondisinya tidak begitu baik hanya untuk bisa kibarkan merah putih dan kumandangkan Indonesia Raya
sampai akhir hanyatnya, sampai matanya benar-benar takkan pernah terbuka lagi.

Anda mungkin juga menyukai