Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fauzan Phalosa

Kelas : XI MIPA 3

Absen : 13

1. Buatkan struktur dari Enzim dan jelaskan bagian bagian tersebut !

2. Jelaskan perbadaan 2 teori kerja Enzim !


3. Jelaskan Faktor faktor yang mempengaruhi kerja Enzim !
4. Buatkan klasifikasi singkat penggolongan dari Enzim !

1. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis, bersama-sama dengan


koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim. Secara ringkas struktur sebuah
enzim yang aktif dapat dilihat pada bagan di bawah ini

Bagan struktur molekul enzim


Kofaktor pada beberapa enzim dapat terikat secara
lemah atau terikat secara kuat (permanent). Jika kofaktor terikat kuat dengan
protein enzim dinamakan bagian prostetik. Beberapa jenis logam sebagai bagian
kofaktor dari beberapa enzim dapat dilihat pada Tabel 9.1 dan Tabel 9.2. Tidak
semua enzim memiliki struktur yang lengkap terdiri dari apoenzim dan kofaktor.
Contoh enzim ribonuklease pankreas hanya terdiri atas polipeptida dan tidak
mengandung gugus kimiawi yang lain.
Sisi Aktif suatu Enzim (Active Site)
Sisi aktif enzim (active site) adalah bagian dari molekul enzim tempat berikatannya
substrat, untuk membentuk kompleks enzim substrat, dan selanjutnya membentuk
produk akhir. Sisi aktif suatu enzim berbentuk tiga dimensi, sering berupa lekukan
pada permukaan protein enzim, tempat substrat berikatan secara lemah. Substrat
berikatan dengan sisi aktif suatu enzim melalui beberapa bentuk ikatan kimia yang
lemah (misalnya interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, ikatan van der Waals, dan
interaksi hidrofobik). Setelah berikatan dengan bagian sisi aktif enzim, substrat
bersama-sama enzim kemudian membentuk suatu kompleks enzim-substrat,
selanjutnya terjadi proses katalisis oleh enzim untuk membentuk produk.
Ketika produk sudah terbentuk enzim menjadi bebas kembali untuk selanjutnya
bereaksi kembali dengan substrat (Gb. 9.2)
Gb. 9.2 Mekanisme kerja enzim (Suhara, 2012)

2. Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci serta teori induced fit.
a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci
yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan
energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks terurai dan melepaskan
produk serta membebaskan enzim. Menurut teori ini enzim bersifat rigid dan tidak
menerima substrat yang strukturnya berbeda dengan sisi katalitiknya.
b. Teori ketepatan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori ketepatan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif akan kembali menjadi bentuk yang lepas,
schingga substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut. Gambar 2.5
adalah menunjukkan model dari dua teori diatas :

Setelah bergabungnya substrat dengan enzim, akan terbentuk kompleks


enzim-substrat (ES). Dalam kompleks inilah reaksi katalitik dimulai dan secara
matematis, kinetika dari reaksi enzimatis dihitung mulai saat terbentuk komplcks
tersebut, sampai reaksi berjalan sempurna dan substrat terkonversi menjadi produk.
(Susilo, 2012)

3. Faktor-Faktor yang Mernpengaruhi Kerja Enzim


Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor; terutama adalah temperatur;
derajat keasaman (pH), konsentrasi enzim dan substrat, kofaktor dan inhibitor. Tiap
enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda,
karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya
sama sekali. Ketja enzimjuga dipengaruhi oleh molekullain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Faktor - faktor tersebut diantaranya:
a. Temperatur
Enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperature.
Temperature yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein.
Temperature yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya
temperatur optimum enzim adalah 30-400C. Kebanyakan enzim tidak menunjukkan
reaksi jika suhu turun sampai Oc , namun
enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali. Enzim tahan
pada suhu rendah, namun rusak diatas suhu SOOc.
b. Perubahan pH
Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi
perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif
berkombinasi dengan substratnya. pH optimum yang diperlukan berbeda - beda
tergantung jenis enzimnya.
c. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Agar reaksi berjalan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan substrat
harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan
betjalan lambat bahkan ada substrat yang tidak terkatalisasi. Semakin banyak enzim,
reaksi akan semakin cepat.
d. Inhibitor Enzim
Seringkali enzim dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor, ada
dua jenis inhibitor yaitu sebagai berikut:
1. Inhibitor kompetitif.
Pada penghambatan ini zat- zat penghambat mempunyai struktur
yang mirip dengan struktur substrat. Dengan demikian baik substrat
maupun zat penghambat berkompetisi a tau bersaing untuk bersatu
dengan sisi aktif enzim, jka zat penghambat lebih dulu berikatan
dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan
dengan sisi aktif enzim.
2. Inhibitor nonkompetitif
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan
kompleks enzim- inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah.

(Harahap, 2012)

4. Penggolongan Enzim
Banyak enzim yang telah dinamakan dengan menambahkan akhiran ase kepada nama
substratnya, misalnya urease mengkatalisis hidrolisis urea, amilase menghidrolisis
amilum. Tetapi banyak pula enzim yang dinamakan tidak berdasarkan nama substratnya,
misalnya tripsin dan pepsin. Juga ada enzim yang dikenal dengan dua nama, misalnya
amilase yang dihasilkan kelenjar ludah dinamakan pula ptialin. Karena itu, dan juga
dengan terus meningkatnya jumlah enzim yang baru ditemukan, suatu dasar
penggolongan enzim secara sistematis telah dikemukakan oleh persetujuan
Internasional. Sistem ini menempatkan semua
enzim ke dalam enam kelas utama, masing-masing dengan subkelas, berdasarkan atas
jenis reaksi yang dikatalisisnya (Tabel 9.3).
Tabel 9.3 Klasifikasi Enzim Secara Internasional
Tiap-tiap enzim ditetapkan ke dalam empat tingkat nomor kelas dan diberikan suatu
nama sistematik, yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalisis. Contoh, enzim yang
mengkatalisis reaksi:
ATP + D-glukosa ADP + D-glukosa – 6 – fosfat
Nama sistematik formal enzim ini adalah: fosfotransferase ATP: glukosa, yang
menunjukkan bahwa enzim ini mengkatalisis pemindahan gugus fosfat dari ATP ke
glukosa. Enzim ini ditempatkan ke dalam kelas 2 pada tabel 4, dan nomor klasifikasinya
adalah 2.7.1.1, dengan bilangan pertama (yaitu 2) menunjukkan nama kelas
(transferase), bilangan kedua (7 ) bagi subkelas (fosfotransferase) dan bilangan ketiga (1)
bagi sub-sub kelas (fosfotransferase
dengan gugus hidroksil sebagai penerima), dan bilangan keempat (1) bagi D-glukosa
sebagai penerima gugus fosfat. Jika nama sistematiknya rumit, maka nama biasa dari
enzim
ini adalah heksokinase. (Suhara, 2012)
Bibliography
Harahap, F. (2012). FISIOLOGI TUMBUHAN : Suatu Pengantar. Medan: Departemen Pendidikan
Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan.

Suhara. (2012). PENGANTAR TENTANG ENZIM. Dasar-dasar Biokimia, 16.

Susilo, B. (2012). STUDI OPTIMASI ESTERIFIKASI ASAM LEMAK HASIL HIDROLISIS MINYAK KELAPA
DENGAN GLUKOSA MENGGUNAKAN LIPASE Candida rugosa EC 3.1.1.3 TERIMMOBILISASI
PADA MATRIKS ZEOLIT. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai