A. Amatilah gambar berikut kemudian analisislah, apa yang anda ketahui dari gambar
tersebut !
1. Jelaskan peristiwa dalam gambar berikut dan apa keuntungan yang didapat oleh
Indonesia!
Peristiwa dalam gambar diatas merupakan peristiwa Konferensi Asia Afrika atau
KAA. Konferensi Asia Afrika terjadi atas gagasan yang diajukan dalam
Konferensi Kolombo, yang dihadiri oleh Indonesia, India, Birma, Pakistan
dan Srilangka, pada bulan April tahun 1954. Usul Indonesia ini kemudian
dimatangkan dalam Konferensi Bogor yang diadakan pada akhir bulan
Desember 1954.Konferensi Afrika berhasil diselenggarakan pada bulan April
tahun 1955, dengan dihadiri oleh 29 negara.
Banyak tokoh dunia dari Asia Afrika yang menghadiri peristiwa bersejarah ini,
seperti Pandit Jawaharlal Nehru dari India, Chou En Lai dari RRC, Gamal
Abdul Nasser dari Mesir dan Norodom Sihanouk yang merupakan kepala
pemerintahan yang termuda yang hadir dalam Konferensi. Konferensi Asia
Afrika dibuka oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh Perdana Menteri Ali
Sastroamidjojo dari Indonesia.
Gunting Syafruddin adalah kebijakan pemotongan nilai uang atau sanering yang
dilakukan Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara. Kebijakan yang berani itu
diambil untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia yang sedang merosot.
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia di Konferensi Meja Bundar,
Indonesia harus membayar Rp 1,5 triliun utang luar negeri dan Rp 2,8 triliun utang
dalam negeri. Keuangan negara pun defisit. Defisit mencapai Rp 5,1 miliar. Inflasi
memberatkan masyarakat. Menteri Keuangan Kabinet Hatta II, Syafruddin
Prawiranegara mengusulkan kebijakan sanering. Sanering adalah pemotongan nilai
uang. Kebijakan gunting Syafruddin ini berlaku sejak pukul 20.00 WIB tanggal 20
Maret 1950. Aplikasi Kebijakan ekonomi Gunting Syafruddin tidak hanya
memangkas setengah dari nilai mata uangnya, tetapi juga dengan cara memotong
fisik uang kertas tersebut menjadi dua bagian. Gunting Syafruddin diterapkan untuk
menggunting mata uang NICA dan mata uang de Javasche Bank pecahan 5 gulden ke
atas.
3. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang peristiwa tersebut dan kaitannya dengan
politik Indonesia !
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan
Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19
Desember 1961, Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara
Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto
diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan,
mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan
Papua bagian barat dengan Indonesia.
Indonesia telah siap merebut Irian Barat pada 2 Januari 1962 dengan melakukan
terjun payung dan pendaratan gerilyawan angkatan laut. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan konfrontasi diplomatik Menteri Luar Negeri Indonesia
Subandrio dengan Belanda. Operasi Trikora berjalan dalam tiga tahap, yaitu:
Penyusupan, eksploitasi, dan konsolidasi. Ketiga tahap tersebut berada di bawah
perlindungan Angkatan Udara Indonesia. Rencana pertama dengan menyerukan
penyisipan kelompok kecil pasukan Indonesia melalui laut dan udara. Kemudian,
menarik pasukan Belanda untuk menjauh dari daerah-daerah, karena akan dilakukan
eksploitasi untuk merebut lokasi-lokasi utama. Tahap terakhir, konsolidasi akan
diperluas kendali Indonesia atas seluruh Irian Barat.
Kaitan Trikora dengan situasi politik Indonesia pada saat itu ialah selama lebih
sepuluh tahun sejak tahun 1950 delapan kabinet RI secara berturut-turut dalam
program kerjanya selalu mencantumkan masalah Irian Barat. Berbagai jalur
perundingan diplomasi telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia guna
mengembalikan Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia. Indonesia juga gagal
membawa masalah Irian Barat melalui PBB. Indonesia berusaha lebih keras dalam
menanggapi masalah Irian Barat dengan melakukan konfrontasi ekonomi dan politik
bahkan militer.
2. Jelaskan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal!
Jawab :
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil Konferensi Meja Bundar,
diikuti dengan pembentukan dan pembubaran RIS, Indonesia yang telah kembali
ke bentuk negara kesatuan dan memasuki masa demokrasi liberal mengalami
banyak permasalahan ekonomi, antara lain: besarnya jumlah mata uang yang
beredar, Tingginya biaya hidup, Hutang luar negeri yang mencapai 1,5 trilyun
Rupiah dan hutang dalam negeri yang mencapai 2,8 trilyun Rupiah. Defisit
sebesar 5,1 miliar Rupiah yang harus ditanggung pemerintah, dan Pertambahan
jumlah penduduk dengan taraf hidup yang rendah. Permasalahan-permasalahan
ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Ekspor Indonesia hanya
bergantung pada satu bidang yaitu pertanian dan perkebunan, Politik keuangan
pemerintahan Indonesia masih mewarisi peninggalan kolonial, belum banyak
pengalaman dalam menata ekonomi, Tenaga ahli dan dana untuk menata
ekonomi belum terpenuhi dengan baik. Terjadi banyak pemberontakan di daerah
yang menyebabkan tingginya pengeluaran negara untuk bidang keamanan dan
militer. Kabinet yang terlalu sering berganti menyebabkan rencana ekonomi yang
telah disusun tidak berhasil dieksekusi sampai sempurna.
4. Jelaskan alasan Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
sebutkan isi dari Delkrit Presiden 5 Juli 1959 !
Jawab :
Faktor utama penyebab dikeluarkannya dekrit presiden, karena kegagalan Badan
Konstituante untuk menetapkan undang-undang baru untuk mengganti UUDS
1959. Badan Konstituante adalah lembaga negara yang dibentuk lewat Pemilihan
Umum (Pemilu) 1955. Badan tersebut dibentuk untuk merumuskan UU baru, tapi
sejak di mulai persidangan pada 1956 hingga 1959 tidak berhasil merumuskan.
Kondisi itu membuat Indonesia semakin buruk dan kacau. Banyak muncul
pemberontakan di daerah-daerah, mereka tidak mengakui keberadaan
pemerintahan pusat dan membuat sistem pemerintahan sendiri. Dikeluarkannya
Dekrit Presiden mendapat dukungan dari rakyat Indonesia. Karena dengan dekrit
tersebut membuat kondisi politik di Indonesia kembali stabil.
Isi Dekrit Presiden:
1. Dibubarkannya Konstituante
2. Diberlakukannya kembali UUD 1945
3. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakuakan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.