Anda di halaman 1dari 2

SOAL ULANGAN MID SEMERTER

SMA NEGERI 1 UTAN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Mata Pelajaran : MULOK Waktu : 60 Menit


Kelas : XI IPA, IPS Hari/tgl : Sabtu, September 2021

PETUNJUK UMUM
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Kerjakan dulu soal yang kamu anggap mudah.
3. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Pengawas / Guru

Bacalah cerita dibawah ini!

SANTOANA

Pada zaman dahulu di Pulau Jawa, hiduplah seekor burung cantik bernama Merak.
Bulunya mengkilat, berwarna indah. Lehernya panjang jenjang dengan kibasan ekor bagaikan
kipas. Merak yang cantik ini mendengar cerita dari teman-temannya sesama burung. “Ada
seekor burung gagah bernama Santoana. Burung ini tinggal di Pulau Sumbawa. Hanya burung
inilah yang pantas menjadi jodohmu. Kamu cantik dan Santoana gagah…” begitu saran
temen-temennya
Hampir setiap hari Merak mendengar kata-kata ini dari teman-temanya. Akhirnya, pada
suatu hari, Merak memutuskan untuk mencari Santoana. Di suatu pagi yang dingin, Merak
pun pergi meninggalkan Pulau Jawa, yang ada di pikirannya hanyalah Santoana yang tampan.
Perjalanan Merak memakan waktu berhari-hari. Beberapa laut dan pulau sudah dilewati.
Ketika ia bertanya pada burung di setiap pulau, jawabannya selalu sama, “Terbanglah terus!
Pulau itu berada agak jauh ke timur.” Jawaban dari para burung itu tidak membuat Merak
putus asa. Ia terus terbang, terbang… sampai akhirnya ia tiba di sebuah pulau yang sangat
panjang. Bertanyalah Merak dengan napas terengah-engah.
“Pulau apakah ini?” “Ini adalah Pulau Panjang,” jawab Camar santun. “Masih jauhkah tanah
Sumbawa?” tanya Merak lagi. “O, pulau yang terbentang di depan kita itu adalah Pulau
Sumbawa.
Mendengar jawaban Camar, Merak pun sangat gembira. Setelah mengucapkan terima kasih,
tanpa merasa lelah dia pun terbang lagi. Pulau Sumbawa akhirnya berhasil ia pijak. Kini ia
tinggal mencari Santoana. Merak melangkah gemulai di sekitar pantai. Ekornya terkibas, leher
jenjangnya melongok ke kiri dan ke kanan. Setelah agak lama mengitari pantai bertemulah dia
dengan burung hitam besar yang sedang mencari makan di tepi pantai. Orang Sumbawa
menyebutnya Bongarasang. Merak mendekat dan menceritakan maksud kedatangannya ke
Pulau Sumbawa. Ia juga bertanya tentang Santoana. Bongarasang sangat terpesona melihat
Merak yang cantik. Timbullah akal liciknya. Bongarasang pura-pura diam dan tertunduk
malu.
“Kenapa diam?” tanya Merak tak sabar. “Aku diam dan malu karena akulah yang kau cari,”
kata Bongarasang berbohong. Merak lemas mendengar perkataan Bongarasang. “Indah kabar
daripada rupa,” keluhnya kecewa, sebab Bongarasang tidak setampan yang ia bayangkan.
Akan tetapi, karena sudah niatnya untuk menikah dengan Santoana, akhirnya Merak menikah
dengan Bongarasang yang dianggapnya Santoana. Waktu pun berlalu. Akhirnya pasangan itu
mempunyai anak. Merak dan Bongarasang berencana mengadakan pesta besar. Bongarasang
juga ingin memperkenalkan istrinya yang cantik kepada semua undangan. Hari pesta pun tiba.
Semua undangan berdatangan. Burung tua ketua adat juga datang. Merak dan anaknya sudah
berdandan di tengah ruangan. Semua tamu memuji kecantikan ibu muda yang berasal dari
Pulau Jawa itu. Bongarasang tersenyum bangga.
Ketika acara gunting bulu untuk keselamatan bayi burung akan dimulai, berkatalah ketua adat,
“Tunggu sebentar, Santoana belum datang.” Mendengar kata ketua adat itu, seketika wajah
Merak berubah merah. Ia sangat marah kepada suaminya yang telah berbohong. Bongarasang
tertunduk takut Merak menunggu dengan dada berdebar. Seperti apakah gerangan Santoana?
Dari kejauhan, Santoana datang dengan gagahnya. Bulunya indah mengkilat tertimpa sinar
mentari. Suaranya terdengar nyaring. Pinggulnya melenggok dengan ekor berwarna hijau tua.
Berjuntai tertiup angin. Bulu-bulu halus dengan perpaduan warna yang sangat indah,
membungkus badan dan lehernya. Tiba-tiba Merak terbang meninggalkan keramaian pesta.
Hatinya sakit tak terkira menyangka kalau selama ini dia sudah dibohongi. Sambil menitikkan
air mata, ia melantunkan lagu sedih daerah Sumbawa.
“Kulempat let biru do
Ku buya sanak parana
Kudapat taruna kokoh”
(Kulewati beberapa pulau dan samudra, untuk mendapat jodoh yang sepadan, namun bertemu
dengan lelaki pembohong)
Akhirnya Merak meninggalkan Pulau Sumbawa dengan perasaan malu dan kecewa.
Anaknya ikut malu dan bersembunyi di dalam tanah. Sampai sekarang anak burung itu tetap
bersarang di dalam tanah. Namanya Bertong. Santoana kemudian dikenal dengan nama Ayam
hutan. Menurut cerita, itulah sebabnya burung Merak tidak ada di Pulau Sumbawa sampai
sekarang.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Tentukan nilai moral yang terdapat dalam tutir “Santoana”!
2. Buatlah sinopsis (ringkasan) dari tutir diatas dengan menggunakan bahasa daerah
Sumbawa!

***Semoga Sukses***

Anda mungkin juga menyukai