Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ischialgia merupakan salah satu keluhan nyeri yang sering


didapatkan di masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir
sama pada semua populasi masyarakat diseluruh dunia, baik di negara
maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 1,6% sampai 43%
dari seluruh populasi masyarakat yang bekerja (Kumar, 2011).
Di Indonesia berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pokdi
Nyeri PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di
Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita Ischialgia sebanyak
15,6 %. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia
dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara
nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia juga oleh Pokdi Nyeri
PERDOSSI tahun 2002 ditemukan sebanyak 18,13% penderita
Ischialgia dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46 ± 2,56 yang berarti
nyeri sedang sampai berat. 50% diantaranya adalah penderita berumur
antara 41-60 tahun (Purba & Rumawas, 2010).
Perubahan anatomi progresif yang terjadi secara alamiah pada
daerah lumbosakral dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
masalah pada punggung bawah. Saat menginjak usia 50 tahun, lebih
dari 95% manusia akan mengalami perubahan pada lumbosakral
seperti penyempitan ruang diskus, pengerasan diskus, ataupun
marginal sklerosis yang identik dengan spondilosis.

1
Pada usia lanjut sering ditemukan gambaran spondilosis meskipun
tidak ada keluhan nyeri punggung bawah (Valat dkk, 2010).
Spondylosis adalah terbentuknya osteofit pada tepi vertebrae
yang berbatasan dengan discus. Spondylosis ini termasuk penyakit
degenerasi yang proses terjadinya secara umum disebabkan oleh
berkurangnya kekenyalan discus yang kemungkinan menipis dan
diikuti dengan lipatan ligamentum disekeliling corpus vertebrae,
seperti ligamentum longitudinal, selanjutnya pada lipatan ini terjadi
pengapuran dan terbentuk osteofit (Prasodjo, 2012).
Keluhan yang sering ditemukan dalam klinik antara lain : nyeri
punggung bawah, nyeri daerah pantat, rasa kaku atau terik pada
punggung bawah, nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum yang
dirasakan dari pantat menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai
kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit. Selain itu dapat juga
rasa nyeri ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,
terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan
berjalan, dan rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat
barang yang berat. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan
mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah atau tungkai bawah
yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut
(Yanuar, 2013).

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas penulis sebagai karyawan baru di
RSI Ibnu Sina Padang.
2. Sebagai wadah diskusi dan pengembangan ilmu pengetahuan di
lingkungan rumah sakit RSI Ibnu Sina Padang.

C. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan untuk penulis dan petugas kesehatan untuk lebih
mensosialisasikan tentang penangan nyeri dan penyakit ischialgia
kepada pasien agar pasien dapat memahami dan mengurangi rasa takut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi


saraf perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari
foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari
SIPS kebagian dari tuberositas ischii.
Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n.
ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum
femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari
permukaan ventrolateral vertebrae sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati
foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah dorsal nervus
ischiadicus sebelum berinsersi di bagian superomedial trochanter major os
femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling
proksimal. Dengan panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk
rotasi eksternal panggul. Bila panggul fleksi, maka otot ini berfungsi
sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2 menginervasi
musculus piriformis. Musculus gemellus superior, musculus gemellus
inferior, musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus

3
bekerja sinergis dengan musculus piriformis. Banyak variasi hubungan
antara nervus ischiadicus dan musculus piriformis. Nervus ischiadicus
terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan anterior
dari musculus piriformis dan
dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui
foramen ischiadicum majus (Gambar 1)

Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :


 Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
 Lumbal ( Pinggang Atas )
 Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
 Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
 Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit,
otot, ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya
ini mengalami gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang
bisa berlanjut menjadi ishialgia.
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat
dibagi menjadi 2 bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang
dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu
dengan lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian
dorsal tidak begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan

4
pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya
ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada
procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang
dan melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra
mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar
keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan
sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel
biarpun berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang
mengandung serabut sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang
mempunyai kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang
dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul
menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada
daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang
relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara tulang dengan jaringan
dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan menyebabkan
penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian
besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar
saraf.

B. DEFENISI

Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung


bawah yang dikarenakan karena adanya penjebitan nerves ischiadicus.
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar
saraf ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala yaitu bahwa
pasien merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah
distal perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah
(Cailliet,1994 cit Kurniawati 2010).
Ischialgia adalah rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n.
Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

5
tibialis. Keluhan yang khas adalah kram atau nyeri di pantat atau di area
otot hamstring, nyeri ischialgia di kaki tanpa nyeri punggung, dan
gangguan sensorik maupun motorik sesuai distribusi nervus ischiadicus.
Keluhan pasien dapat pula berupa nyeri yang semakin menjadi saat
membungkuk, berlama-lama duduk, bangun dari duduk, atau saat merotasi
internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi dan
dispareunia. Ischialgia dalam istilah kedokteran merujuk pada keadaan
jaringan yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena
proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, elektris, infeksi, dan
masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya
seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada
umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada
pantat (Minaryanti, 2009).
Ischialgia merupakan suatu mono neuritis, dimana ada rasa nyeri
yang menjalar sepanjang perjalanan N. ischialgia dan kedua cabangnya
yaitu N. Peroneus Comunis dan N. Tibilais. Akibat terjadi penekanan pada
sarafnya diikuti adanya keterbatasan LGS pada trunk, adanya spasme otot
pada vertebara, adanya kelemahan otot yang disarafinya (Rois, 2007)
Ischialgia adalah nyeri redikular akibat iritasi pada radiks saraf
yang dirasakan sepanjang tungkai karena nyeri menjalar sepanjang
perjalanan n.ischiadikus dan lanjutnya ke perifer. Nyeri radikuler dirasakan
sebagai nyeri tumpul, rasa terbakar/ tajam, disertai dengan sensasi tajam
seperti tersengat listrik yang intermiten. sedangkan jika iritasi saraf terletak
di servikal disebut brachialgia karena nyeri dirasakan sepanjang lengan
(Sylvia, 2007).
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1.  Nyeri radikuler (sering) Penderita dengan nyeri radikuler
memperlihatkan low back pain serta nyeri radikuler sepanjang
nervus ischiadicus.
2.    Nyeri alih (referet pain)
3.    Nyeri tidak menjalar

6
C. KLASIFIKASI

Menurut Sidharta (1999) dalam Hartanto Sumarno Ervan (2011),


ischialgia dibagi menjadi tiga yaitu:
1.    Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis iskhiadikus primer
Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika
nervus iskhiadikus terkena proses radang. Tanda dan gejala utama
neuritis iskhiadikus primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari
daerah sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen infra piriformis
atau incisura iskhiadika dan menjalar sepanjang perjalanan nervus
iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus peroneus dan tibialis. Nyeri
tekan ditemukan pada incisura iskhiadika dan sepanjangspasium
poplitea pada tahap akut. Juga tendon archiles dan otot tibialis anterior
dan peroneus longus terasa nyeri pada penekanan. Kelemahan otot tidak
seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri itu maka tungkai di
fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda
skoliosis kompensatorik sering dijumpai pada iskhialgia jenis ini.
Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri
tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Dan pada neuritis
sekunder nyeri tekan disepanjang nervus iskhiadikus, tetapi di dekat
bagian nervus iskhiadikus yang terjebak saja. Timbul nyerinya akut dan
tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri

7
neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh
problem diskogenik. Reflek tendon archiles dan tendon lutut biasanya
tidak terganggu.  
2.    Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati
Pada iskhialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh
tumor, nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis
maupun osteofit atau peradangan (rematois spondilitis angkilopoetika,
herpes zoster, tuberkulosa) yang bersifat menindihi, menjerat dan
sebagainya terjadi radikulopati.
Pola umum iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri
hebat yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar
menurut perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus
peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak
begitu hebat, namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri
pada punggung bawah selalu mendahului iskhialgia, kegiatan yang
menimbulkan peninggian tekanan intra spinal seperti batuk, bersin dan
mengejan memprofokasi adanya iskhialgia, faktor trauma hampir
selamanya dapat ditelusuri, kecuali kalau proses neoplasmik atau
infeksi yang bertanggung jawab. Adapun data diagnostik non fisik yang
bersifat umum adalah : kurva lordosis pada lumbosakral yang mendatar,
vertebra lumbosakral memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan pada salah
satu ruas vertebra lumbosakralis hampir selalu ditemukan, test lasegue
hampir selalu positif pada derajat kurang dari 70, tesr naffziger dan
valsava hampir selalu positif. Data anamnestik dan diagnostik fisik yang
bersifat spesifik berarti informasi yang mengarahkan ke suatu jenis
proses patologik atau yang mengungkapkan lokasi di dalam vertebra
lumbosakralis atau topografi radiks terhadap lesi yang merangsangnya.

3.    Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

8
Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4,
L5, S1, S2 dan S3 menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di
fasies pelvina os sakri. Di situ pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka
dan sedikit lebih distal membentuk nervus iskhiadikus, yang merupakan
saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam perjalanannya ke tepi nervus
iskhiadikus dapat terjebak dalam bangunan-bangunan yang dilewatinya.
Pada pleksus lumbosakral dapat diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma
ovarii, karsinoma uteri atau sarkoma retroperineal. Di garis persendian
sakroiliaka komponen-komponen pleksus lumbosakralis sedang
membentuk nervus iskhiadikus dapat terlibat dalam proses radang
(sakroilitis). Di foramen infra piriformis nervus iskhiadikus dapat
terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek selanjutnya nervus
iskhiadikus dapat terlibat dalam bursitis di sekitar trochantor major
femoris. Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat terganggu
oleh adanya penjalaran atau metastase karsinoma prostat yang sudaj
bersarang pada tuber iskhii. Simtomatologi entrapment neuritis
iskhiadika sebenarnya sederhana yaitu pada tempat proses patologik
yang bergandengan dengan ischialgia

D. ETIOLOGI
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik
dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2,
S3. Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam:
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus
pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :

§  Spondiloarthrosis defermans.
§  Spondilolistetik.
§  Tumor caud.
§  Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
§  Fraktur corpus lumbosakral.

9
§  Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
3.    Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
§  Radikulitis tuberkulosa
§  Radikulitas luetika
§  Adhesi dalam ruang subarachnoidal
§  Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
§  Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain:
kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang
belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus
Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan
pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan
pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.
Beberapa faktor resiko yang bisa menyebabkan ischialgia :
1. Pertambahan Usia
Seiring bertambahnya usia, terjadi sejumlah gangguan di sumsum tulang
belakang seperti herniasi diskus dan tulang menonjol. Keduanya adalah
penyebab ischialgia.
2. Obesitas
Obesitas atau kegemukan menyebabkan tulang belakang mengalami
penekanan. Akibatnya, tulang belakang akan mengalami sejumlah
perubahan yang salah satunya memicu terjadinya ischialgia.
3. Diabetes
Diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah yang
tinggi di dalam tubuh. Diabetes memiliki dampak negatif bagi kinerja
organ tubuh. Tak hanya itu, kadar gula darah yang tidak normal juga
berpotensi merusak sel saraf, termasuk kerusakan sel saraf ischiadicus.
4. Pekerjaan
Bekerja di bidang pekerjaan yang mengharuskan tubuh mengangkat beban,
atau berkendara dalam waktu lama. Kedua jenis pekerjaan tersebut

10
disinyalir berpotensi menyebabkan saraf bokong terjepit dan
mengakibatkan ischialgia.
5. Duduk Terlalu Lama
Duduk terlalu lama juga bisa mengakibatkan terjadinya ischialgia. Sering-
seringlah bergerak seperti berjalan atau hal lainnya selain duduk agar saraf
di area pantat tidak terus-menerus mengalami tekanan.

E. PATOFISIOLOGI

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral,


dan koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah
adalah lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis
serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri
dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus
genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis
keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior,
nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris
superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus
adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju
foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan
lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang
menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis. Ischialgia
timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari
radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap
bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai.
Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera pada tulang
belakang yang lama-kelamaan akan menyebabkan proses penulangan, oleh
karena adanya proses degenerasi yang terus menerus maka nucleus
pulposus akan terhimpit, sehingga anolus fibrosus mengalami penekanan
dan sering menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini mengakibatkan
penekana pada medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini tidak segera
diobati maka lama – kelamaan akanmengakibatkan adanya nyeri menjalar

11
pada sepanjang tungkai oleh karena adanya penekanan pada nervus
ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yang disebakan oleh beberapa factor
etiologi dan sindroma yang biasanya dikenal sebagai sindroma stenois
lumbal dan entropmentneuritis , nyeri yang bertolak dari vertebra
lumbosakralis sesisi dan menjalar sepanjang tungkai sampai ujung kaki
harus dicurigai sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di dalam Vertebra
Lumbosakralis. Nyeri saraf yang bertolak dari tuber

Pathway

12
F. MANIFESTSI KLINIS

Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi.


Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau
nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.
Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri
tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
 Nyeri punggung bawah
 Nyeri daerah bokong
 Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
 Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan
daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
 Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak
berdiri dan berjalan.
 Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang
berat.
 Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan
mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.
 Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
 Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
 Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan
neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
 Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

13
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.    Foto rontgen lumbosakral


2.    Elektromielografi
3.    Myelografi
4.    CT scan
5.    MRI

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penyakit ischialgia yaitu sebagai berikut :   


1. Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu
aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi
Medik tidak membantu.  

Program Rehabilitasi Medik bagi penderita  adalah:


1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi
manipulasi,    Exercise, dsb.
2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis:
 Hindari banyak membungkukkan badan.
 Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
 Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau
berjalan.
 Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan
kiri atau menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
 Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu
atau pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel
punggung tidak membungkuk.

14
 Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung
tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang
tersebut.
 Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-
otot punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang
secara baik dan maksimal.

15
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ISCHIALGIA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas klien dengan appendisitis yang menjadi pengkajian dasar
meliputi: nama, umur, jenis kelamin, no rekam medis.
2. Keluhan utama
Berisi keluhan utama pasien saat dikaji, biasanya klien mengeluhkan
nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri tekan pada tulang belakang
atau pada otot-otot di samping tulang belakang.
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang ditemukan saat pengkajian yaitu
diuraikan dari masuk tempat perawatan sampai dilakukan
pengkajian. Keluhan sekarang dikaji dengan menggunakan PQRST
(Provokatif, Quality, Region, Severitys cale and Time).
Klien dengan ischialgia biasanya mengeluhkan nyeri punggung
bawah, nyeri daerah pantat, rasa kaku pada punggung bawah,
nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum yang dirasakan dari
pantat menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Berisi pengalaman penyakit sebelumnya, apakah memberi
pengaruh kepada penyakit ischialgia yang diderita sekarang serta
apakah pernah mengalami jatuh sebelumnya atau mempunyai
kebiasaan mengangkat beban berat.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang
menderita sakit yang sama seperti klien menderita penyakit
ischialgia, dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan atau
menular dalam keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum

16
Klien dengan ischialgia biasanya tidak mengalami penurunan
kesadaran (GCS 15) dengan keadaan umum yang stabil. Sedangkan
tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, respirasi, dan nadi)
umumnya mengalami kenaikan karena nyeri yang dialami pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia atau tidak
biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya
terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan
bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut
dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
 Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya
skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
 Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-
otot di samping tulang belakang.
 Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
 Reflek : 
 KPR ↓ dan atau APR ↓
 Laseque, patrick, antipatrick, naffziger
c. Sistem Pernafasan
Klien dengan ischialgia akan mengalami penurunan atau
peningkatan frekuensi nafas (takipneu) serta pernafasan dangkal,
sesuai rentang yang dapat ditoleransi oleh klien.
d. Sistem Kardiovaskuler
Umumnya klien mengalami takikardi (sebagai respon terhadap
stress dan hipovolemia), mengalami hipertensi (sebagai respon
terhadap nyeri). Pengisian kapiler biasanya normal, dikaji pula
keadaan konjungtiva, adanya sianosis dan auskultasi bunyi jantung.
e. Sistem Pencernaan
Biasanya pasien dengan ischialgia sistem pencernaan normal tidak
terganggu
f. Sistem Muskuloskeletal

17
Secara umum, klien dengan ischialgia dapat mengalami gangguan
mobilitas fisik, susah untuk mobilisasi karena nyeri yang dirasakan
pasien
g. Sistem Persarafan
Pengkajian fungsi persarafan meliputi: tingkat kesadaran, saraf
kranial dan reflek.
h. Sistem Pendengaran
Pengkajian yang dilakukan meliputi: bentuk dan kesimetrisan
telinga, ada tidaknya peradangan dan fungsi pendengaran.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/ kronis b.d Kompresi saraf, spasme otot.
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi  restriktif 
dan    kerusakan neuromuskular

18

Anda mungkin juga menyukai