Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta,

data atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan berupa

ungkapan bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang

tepat dan sistematis (Wibowo, 2011: 43).

3.1 Data dan Sumber Data

Data dapat diartikan sebagai bahan mentah yang didapatkan peneliti dari

penelitiannya, bisa berupa fakta maupun keterangan yang dapat digunakan

sebagai dasar analisis. Data dapat berfungsi sebagai bukti dan petunjuk tentang

adanya sesuatu.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah kumpulan puisi Li Bai

yang terdapat dalam buku (李太白诗集 litaibai shiji) yang hanya mencakup puisi

yang sering dijumpai dalam proses belajar bahasa Mandarin di Indonesia. Selain

Universitas Sumatera Utara


itu, penulis juga mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dan data-data dari

internet yang berhubungan dengan tulisan ini.

Sumber data adalah sesuatu yang menjadi sumber untuk memperoleh

sebuah data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data berupa buku

kumpulan puisi Penyair Li Bai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Judul Buku : Li Taibai Shiji (李太白诗集)

Pengarang : Wang Yiwang, Li Changlu dan Zhaowei

Penerbit : Zhonghua Shuji Chūbǎnshè

Tahun terbit : April 1998 cetakan pertama

Jumlah halaman : 1694 halaman

3.2 Teknik Pengumpulan Data

. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

metode library research (penelitian pustaka) yaitu dengan cara:

1. Mengumpulkan puisi Li Bai yang merupakan maha karya beliau yang

terkenal yang terdapat dalam kumpulan puisi Li Bai (李太白诗集 Litaibai

Shiji).

2. Mengklasifikasikan bait- bait pada puisi penyair Li Bai berdasarkan gaya

bahasa Mandarin.

3.3 Teknik Analisis Data

Universitas Sumatera Utara


Tujuan analisis data adalah mengendalikan data agar sistematis dan sesuai

dengan perumusan masalah. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis

data secara induktif yaitu proses analisis yang diawali dengan observasi data,

pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum.

Setelah data dikumpulkan dan dikategorikan, penulis akan menganalisis

fungsi gaya bahasa pada puisi Li Bai dan memperjelas makna dan fungsi gaya

bahasa tersebut pada puisi Li Bai.

Rancangan langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penulis akan menganalisis puisi berdasarkan gaya bahasa.

Misalnya: gaya bahasa simile atau 比喻 (biyu).

Adapun bait pada puisi Li Bai yang menggunakan gaya bahasa tersebut

adalah 落叶别树,飘零随风。客无所托,悲与此同。 (《独漉篇》),

dalam puisi tersebut Li Bai menggunakan daun gugur yang berterbangan

untuk mengumpamakan kesedihan dirinya berkelana sebatang kara.

2. Penulis menganalisis fungsi dan makna gaya bahasa pada puisi karya Li Bai.

Misalnya 落叶别树,飘零随风。 (《独漉篇》)

Yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti : “Daun

gugur meninggalkan pohon, berkelana mengikuti arah angin”. Yang ingin

disampaikan dalam puisi ini adalah kesedihan Li Bai dalam menjalani hidup

berkelana sebatang kara, dia mengumpamakan dirinya sebagai daun gugur

yang berterbangan mengikuti arah angin. Dengan memanfaatkan gaya bahasa

Universitas Sumatera Utara


metafora, Li Bai meluapkan perasaannya secara lebih deskriptif dan hidup.

Selain itu, bait puisi ini menjadi lebih berfigur dan memberikan kesan yang

mendalam.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai tinjauan pustaka,

konsep, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini.

Pada bab ini, penulis menganalisis empat gaya bahasa yang memfokuskan pada

puisi-puisi terkenal Li Bai dan sering dipelajari dalam proses pembelajaran bahasa

Mandarin yang terdapat di dalam buku Li Taibai Shiji.

4.1 Hasil

Dari hasil penelitian terhadap gaya bahasa pada puisi penyair Li Bai penulis

menemukan terdapat 12 puisi penyair Li Bai dalam buku Li Taibai Quanji yang

yang menggunakan empat bahasa yang paling dapat mewakili karakteristik utama

puisi penyair Li Bai, yaitu romantis dan penuh percaya diri. Gaya bahasa tersebut

adalah: gaya bahasa dui’ou, gaya bahasa perumpamaan (bǐyù); gaya bahasa

hiperbola (kuāzhāng); dan terakhir gaya bahasa erotesis (fǎnwèn). Sedangkan

kedua bela puisi tersebut adalah : 《宣城谢眺楼饯别校叔云》 “Xuan Cheng Xie

Universitas Sumatera Utara


Tiao Lou Jian Bie Xiao Shu Yun” , 《静夜思》 “Jing Si Ye”, 《梦游天姥吟留

别》 “Meng You Tian Lao Yin Liu Bie”, 《远别离》 “Yuan Bie Li”, 《送友

人》 “Song You Ren”, 《行路难三首》其二, “Xing Lu Nan San Shou (Qi er)”,

《望庐出瀑布二首》 “Wang Lu Shan Pu Bu”, 《将进酒》 “Qiang Jin Jiu”,

《北风行》 “Bei Feng Xing”, 《南陵别儿童人京》 “Nan Ling Bie Er Tong

Ren Jing”, 《金陵酒肆留别》 “Jin Ling Jiu Si Liu Bie”, dan《哭宣城善酿纪

叟》 “Ku Xuan Cheng Shan Niang Ji Sou”.

Adapun fungsi dan efek gaya bahasa pada puisi karya penyair Li Bai yang

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Gaya bahasa dui’ou pada puisi

penyair Li Bai membuat puisi penyair Li Bai memiliki suatu gaya yang khas,

dengan susunan yang seimbang dari sisi kiri dan kanannya, sehingga puisi-puisi

tersebut terasa lebih berirama saat Puisi Li Bai yang menggunakan gaya bahasa

dui’ou menghasilkan efek yang begitu indah sehingga meninggalkan kesan yang

mendalam bagi pembaca. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan mudah diingat

tetapi memiliki makna tersembunyi yang mendalam merupakan salah satu

karakteristik dari puisi-puisi penyair Li Bai. Gaya bahasa perumpamaan bi yu

secara sangat deskriptif mengumpamakan sesuatu yang abstrak menjadi kongkret.

Salah satunya efek dari penggunaan gaya bahasa perumpamaan dui ou pada puisi

penyair Li Bai adalah perasaan penyair Li Bai tersampaikan dengan sangat baik,

perasaan penyair diungkapkan dengan sangat romantis, yang merupakan

Universitas Sumatera Utara


karakteristik puisi beliau, disamping itu juga membawa rasa segar dan menyentuh

bagi pembaca.

Sedangkan fungsi dan efek dari penggunaan gaya bahasa hiperbola kua

zhang pada puisi penyair Li Bai adalah membawa konsep artistik yang luar biasa

ajaib dan menyentuh. Selain itu juga gaya bahasa hiperbola dui ou pada puisi Li

Bai secara menonjol menampilkan sifat dan kepribadian Li Bai yang penuh

percaya diri dan arogan, yang juga merupakan salah satu karakteristik menonjol

puisi penyair Li Bai. Gaya bahasa erotesis fan wen pada puisi penyair Li Bai

berfungsi sebagai salah satu cara penyair Li Bai dalam menegaskan pendapat,

pujian, ketidakpuasan, kemarahan dan kesedihan dirinya. Penegasan dari segala

macam perasaan yang diutarakan membuat puisi Li Bai memiliki suatu kekuatan

yang tak terbantahkan.

4.2 Pembahasan

Pada subbab pembahasan berikut ini akan dipaparkan analisis gaya bahasa

pada kedua belas puisi penyair Li Bai pada buku Li Taibai Quanji yang paling

sering dipelajari saat proses pembelajaran bahasa mandarin.

4.2.1 Analisis Gaya Bahasa Pada Puisi Penyair Li Bai

Puisi penyair Li Bai merupakan hasil karya sastra dan seni yang tidak

lapuk oleh perubahan zaman. Karya-karya puisi beliau menggunakan bermacam-

macam gaya bahasa. Arogan, penuh percaya diri, romantis dan kaya akan daya

imajinasi merupakan karakteristik utama puisi beliau. Beliau memanfaatkan gaya

Universitas Sumatera Utara


bahasa untuk menampilkan karakteristik tersebut. Beliau dengan berani

memanfaatkan gaya bahasa untuk mengungkapkan rasa sedih, gembira, kecewa,

ketidakpuasan dan bermacam macam perasaan dengan begitu menyentuh dan

elegan. Gaya bahasa pada puisi penyair Li Bai yang akan dibahas adalah sebagai

berikut.

4.2.1.1 Gaya Bahasa Dui Ou Pada Puisi Penyair Li Bai

Gaya bahasa duì’ǒu adalah gaya bahasa yang memanfaatkan kelompok

kata atau kalimat yang bentuknya sama atau mirip, jumlahnya sama, artinya

sangat berkaitan erat dibariskan secara seimbang atas dan bawah untuk

menyatakan maksud yang sama atau berlawanan. Contoh puisi penyair Li Bai

yang menggunakan gaya bahasa ini adalah:

(8)

抽刀断水水更流,
Chou dao duan shui shui geng liu
Mencabut pedang membelah air air semakin deras,
举,杯消愁愁更愁
Ju bei xiao chou chou geng chou.
Mengangkat cangkir mengusir resah resah semakin resah.

(《宣城谢眺楼饯别校叔云》)

Puisi di atas menceritakan kegalauan penyair Li Bai akan waktu yang

berlalu sangat cepat, pada bait puisi di atas, “mencabut pedang membelah air air

semakin deras” menggambarkan keinginan Li Bai memutuskan arus sungai

Kuning, arus sungai Kuning yang dimaksudkan di sini adalah waktu yang terus

Universitas Sumatera Utara


bergulir tiada henti. Sedangkan pada bait “Mengangkat cangkir mengusir resah

resah semakin resah” mengutarakan keresahan Li Bai yang sangat merasuk jiwa,

beliau menggunakan arak untuk mengusir keresahan dalam dirinya, tetapi arak

tersebut malahan membuat beliau semakin resah.

Penggunaan gaya bahasa dui ou pada bait puisi ini dapat terlihat dari

pemanfaatan kelompok kata bait atas dan bait bawah yang seimbang, dengan

jumlah pemakaian kata yang sama dan bentuk kalimat yang hampir sama. Kata

“chou dao” (mencabut pedang) dan “jubei” (mengangkat cangkir) memiliki

bentuk susunan kata yang sama yaitu: kata kerja + kata benda. Begitu juga dengan

kata “duan shui” (membelah air) dan “xiao chou” (mengusir resah) yang memiliki

susunan yang sama. Susunan kata “shui geng liu” (air semakin mengalir) dan

“chou geng chou” (resah semakin resah) juga secara seimbang menampilkan

perannya dalam bait puisi tersebut.

(9)

举头望明月,
Ju tou wang ming yue,
Mengangkat kepala memandang bulan
低头思故乡。
di tou si gu xiang
Merundukkan kepala merindukan kampung halaman.

(《静夜思》)

Puisi di atas mengutarakan kerinduan penyair Li Bai terhadap kampung

halamannya. Makna dari puisi ini adalah: “aku mengangkat kepala memandang

bulan yang sangat terang, kemudian menundukkan kepala dan kurasakan

Universitas Sumatera Utara


kerinduan yang mendalam terhadap kampung halaman”. Latar belakang puisi ini

adalah suatu malam hari, ketika bulan bersinar dengan terangnya, penyair Li Bai

yang sedang berada jauh dari kampung halamannya, memandang bulan di langit

malam, dan pada saat itu juga kerinduan yang mendalam terhadap kampung

halaman menyelimutinya.

Penggunaan gaya bahasa dui ou pada puisi ini terlihat penggunaan kata

berantonim, selain itu dapat dlihat dari susunan dan jumlah kata pada bait pertama

dan kedua yang seimbang. Seperti pada kata jutou” (mengangkat kepala) dan kata

“ditou” (menundukkan kepala) memiliki arti yang berlawanan. Kata “wang”

merupakan kata kerja yang artinya “melihat”, begitu pula halnya dengan kata “si”

(rindu) yang juga merupakan kata kerja. Kata terakhir dari bait atas dan bawah

puisi di atas yaitu “mingyue” (bulan) dan “guxiang”(kampung halaman) keduanya

merupakan kata benda. Li Bai menggunakan bulan untuk mendeskripsikan

kerinduannya terhadap kampung halaman. Gaya bahasa dui ou pada puisi

dipergunakan dengan begitu baik dan brilian, memberikan kesan dan rasa

mendalam bagi pembaca. Puisi ini merupakan salah satu puisi paling terkenal dari

penyair Li Bai, dan merupakan sebuah karya Li Bai yang tidak luntur oleh

perubahan zaman. Puisi ini juga merupakan puisi yang wajib dipelajari oleh setiap

pembelajar bahasa mandarin.

(10)

云青青兮欲雨
Yun qing qing xi yu yu
Awan hitam pekat ingin hujan
水澹澹兮生烟
Shui dan dan xi sheng yan

Universitas Sumatera Utara


Riak ombak bergetar mengepul kabut

(《梦游天姥吟留别》)

Puisi contoh (10) merupakan puisi romantika dari penyair Li Bai, dan

juga merupakan salah satu karya paling terkenal dari penyair Li Bai. Puisi ini

melukiskan sebuah dunia ilusi, tetapi juga mengungkapkan realiti dunia pada saat

itu. Daya imajinasi yang tinggi, penuh dengan khayalan dan emosi yang membara

merupakan keistimewaan puisi ini. Puisi ini mengekspresikan ketidakpuasan Li

Bai terhadap dunia nyata yang gelap dan suram serta hasrat dia untuk selalu bebas

tidak terikat.

Penggunaan gaya bahasa dui ou pada puisi ini sangat jelas terlihat. Seperti

yang telah dipaparkan. Keseimbangan bentuk bait bagian atas dan bait bagian

bawah serta pemakaian jumlah kata yang sama antara bait bagian atas dan bait

bagian bawah merupakan sifat dari gaya bahasa dui ou. “yun” (awan) dan “shui”

(air) merupakan unsur yang saling melengkapi pada bait puisi ini. Begitu juga

dengan “qing qing” (hijau kelam) dan “dan dan” (riak ombak); “xi” pada bait

bagian atas dan “xi” pada bait bagian bawah; “yu yu” pada bait bagian atas dan

“sheng yan” pada bait bagian bawah.

Gaya bahasa duì’ǒu memiliki fungsi menjadikan idiom terasa berirama pada

saat diucapkan dan terasa ringan pada saat didengar, sehingga enak didengar dan

mudah diingat.

4.2.1.2 Gaya Bahasa Perumpamaan Bi yu Pada Puisi Penyair Li Bai

Gaya bahasa perumpamaan (比喻 bǐyù) merupakan hal yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara


dengan kesamaan antarmakna. Gaya bahasa ini memanfaatkan sisi kemiripan dua

benda/hal untuk melakukan pengumpamaan. Contoh puisi penyair Li Bai yang

memanfaatkan gaya bahasa perumpamaan bi yu:

(11)

日惨惨兮云冥冥,
Ri can can xi yun ming ming,
Sinar matahari kelam, awan hitam pekat
猩猩啼烟兮鬼啸雨
Xing xing ti yan xi gui xiao yu.
Hewan liar menjerit di tengah badai, hantu sedang mengundang hujan

(《远别离》)

Puisi di atas melukiskan sebuah pemandangan yang mengerikan dan kejam.

menggunakan cuaca yang sangat buruk untuk mengumpamakan pemerintahan

yang sangat gelap dan keadaan yang tidak aman serta penuh bahaya pada saat itu.

Meskipun tidak secara langsung mengumpamakan, tetapi puisi ini langsung

menggunakan pembanding “sinar matahari kelam, awan pekat hitam” untuk

menggantikan “keadaan pemerintahan yang sangat gelap” dan pembanding

“hewan liar menjerit di tengah badai, hantu sedang mengundang hujan” untuk

menggantikan “lingkungan yang tidak aman dan penuh bahaya”

(12)

此地一为别,
Ci di yi wei bie
Di tempat ini berpisah,
孤蓬万里征.
Gu peng wan li zheng
Perjalanan puluhan ribu mil rumput

Universitas Sumatera Utara


(《送友人》)

Makna sesungguhnya dari puisi di atas adalah: kita akan berpisah di sini,

kamu akan seperti rumput halus yang terbang sendirian memulai perjalanan

puluhan ribu mil. Puisi ini adalah sebuah puisi perpisahan yang ditulis oleh

penyair Li Bai menjelang perpisahan dengan temannya. Pada puisi di atas tidak

jelas terlihat hal apa yang diumpamakan oleh beliau, beliau secara langsung

menggunakan pembanding “di tempat ini berpisah” untuk menggantikan “kita

berdua berpisah di sini” dan pembanding “perjalanan berpuluh ribu mil rumput”

untuk menggantikan “kamu akan seperti rumput halus yang terbang sendirian

memulai perjalanan puluhan ribu mil”.

(13)

浮云游子意,
Fu yun you zi yi
Awan awan berkelana
落日故人情。
Luo ri gu ren qing
Matahari senja tidak rela membenamkan diri.

(《送友人》)

Arti sebenarnya dari puisi ini adalah: awan di angkasa bergerak tanpa arah,

seperti perasaan kamu yang berjalan tanpa tujuan yang pasti, matahari yang akan

segera terbenam tidak rela membenamkan dirinya, seperti rasa ketidakrelaan saya

ditinggalkanmu. Pada puisi ini juga tidak terlihat jelas hal apa yang ingin

Universitas Sumatera Utara


diumpamakan. Beliau menggunakan “awan-awan berkelana” untuk

mengumpamakan “kamu berjalan seperti arah awan tanpa tujuan yang pasti” dan

“matahari senja tidak rela membenamkan diri” untuk mengumpamakan “aku tidak

rela berpisah denganmu”.

(14)

大道如青天,
Da dao ru qing tian
Jalan bagaikan langit,
我独不得出。
Wo du bu de chu
Hanya saya saja yang tidak bisa keluar.

(《行路难三首》其二)

Puisi di atas mempunyai arti: jalan raya yang lebar seperti langit yang tidak

bertepi, hanya saya saja yang tidak mampu melepaskan diri dari lika-liku jalan di

dunia ini. Pada puisi ini, gaya bahasa perumpamaan terlihat jelas. Hal yang

diumpamakan “jalan besar”, yang menjadi umpama “langit”, dan kata

perumpamaan “bagaikan” tampil dengan jelas dan memainkan peran dalam puisi

ini. Penyair Li Bai melalui puisi ini secara deskriptif mengutarakan perasaannya

yang kalut.

Gaya bahasa perumpamaan menggunakan analogi atau perumpamaan untuk

menyampaikan perasaan dan emosi penyair yang meluap-meluap menjadi mudah

nyata dan menyentuh, sehingga menjadikan puisinya penuh dengan nuansa

romantika yang merupakan karakteristik utama puisi penyair Li bai.

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.3 Gaya Bahasa Hiperbola Kuazhang Pada Puisi Penyair Li Bai

Hal yang menyamakan makna dapat dilihat juga pada keadaan yang suka

berlebih-lebihan. Dihubungkan dengan gaya bahasa, maka hal seperti ini disebut

gaya bahasa hiperbola. Contoh puisi Li Bai yang memanfaatkan gaya bahasa

hiperbola kua zhang adalah:

(15)

飞流直下三千尺,
Fei liu zhi xia san qian chi,
Mengalir ke bawah tiga ribu kaki,
疑是银河落九天。
Yi shi yin he luo jiu tian
Mungkin merupakan air yang mengalir deras dari langit.

(《望庐出瀑布二首》之二)

Arti dari puisi di atas adalah: air terjun yang megah mengalir turun dari

tempat setinggi tiga ribu kaki, membuat orang mencurigainya sebagai air terjun

yang mengalir turun dari langit. Pada biasanya, setinggi apapun air terjun, tetap

tidaklah mungkin setinggi tiga ribu kaki, tetapi penyair menggunakan “tiga ribu

kaki” untuk secara menyentuh dan lincah menggambarkan indahnya

pemandangan air terjun. Dengan “tiga ribu kaki” melebih-lebihkan kemegahan air

terjun tersebut. Pada bait”mungkin merupakan air yang mengalir deras dari langit”,

penyair Li Bai melebih-lebihkan air terjun tersebut sebagai aliran air sungai dari

langit. Puisi ini penuh daya imajinasi yang tinggi dan merupakan salah satu karya

terbaik penyair Li Bai yang memanfaatkan gaya bahasa hiperbola.

Universitas Sumatera Utara


(16)

君不见黄河之水天上来,奔流到海不复回。
Jun bu jian huang he zhi shui tian shang lai, ben liu dao hai bu fu hui,
Air sungai kuning dari langit, mengalir sampai lautan tidak kembali
君不见高堂明镜悲白发,朝如青丝暮成雪。
Jun bu jian gao tang ming jing bei bai fa, zhao ru qing si mu cheng xue.
Rambut putih kesedihan dalam cermin, pagi seperti sutera, malam sepeti
salju.

(《将进酒》)

Arti puisi di atas adalah: apakah kamu tidak melihat? Air sungai Kuning itu

mengalir turun dari langit, bergulung-gulung mengalir menuju lautan, selamanya

tidak kembali; apakah kamu tidak melihat? Rambut kesedihan di dalam cermin,

pagi masih sekilat sutera, begitu tibanya malam berubah menjadi seputih salju.

Meskipun aliran sungai Kuning mengalir dari pergunungan tinggi, tetapi tidaklah

mungkin setinggi langit. Penyair Li Bai memanfaatkan gaya bahasa hiperbola

kuazhang untuk melukiskan kebesaran dan kemegahan sungai Kuning,

menggambarkan bahwa air sungai Kuning merupakan air yang mengalir dari

langit. Pada bait kedua, beliau juga memanfaatkan gaya bahasa hiperbola untuk

mendeskripsikan betapa singkatnya hidup ini, sekali berlalu, tidak akan pernah

kembali lagi, seperti aliran sungai Kuning yang begitu mengalir ke lautan, maka

tidak akan pernah kembali lagi. Secara singkat, beliau menggambarkan waktu

yang tidak bisa diputar kembali.

(17)

Universitas Sumatera Utara


燕山雪花大如席,
Yan shan shui hua da ru xi,
Salju gunung Yan besar seperti kursi jamuan,
片片吹落轩辕台。
Pian pian chui luo xuan yuan tai.
Sehelai demi sehelai terjatuh di xuan yuan tai

(《北风行》)

Apabila diuraikan secara terperinci, maka arti dari puisi di atas adalah: salju

gunung Yan sebesar kursi-kursi jamuan, segumpal demi segumpal, bertiup dengan

kencang, berjatuhan di atas Xuan Yuan Tai. Puisi ini menggambarkan keindahan

pemandangan salju di Xuan Yuan Tai, sebuah pergunungan di bagian utara di

Cina.

Seperti kita ketahui, sebesar apapun bongkahan salju, juga tidak mungkin

bisa sebesar kursi jamuan. Penyair Li Bai pada puisi ini menggambarkan salju

secara berlebihan, yang merupakan cirri-ciri gaya bahasa hiperbola untuk

mengutarakan cuaca bagian utara Cina yang sangat dingin, membuat orang

gemetar.

Bahasa yang dipakai pada puisi penyair Li Bai sangatlah unik. Hal ini

merupakan gaya berpuisi dia yang sangat istimewa, dimana gaya bahasa hiperbola

sangatlah menonjol dalam puisi beliau. Gaya bahasa hiperbola yang dipakai beliau

bukanlah gaya bahasa hiperbola yang pada umumnya tidak dipakai secara

berlebihan. Gaya bahasa hiperbola beliau dipakai terlalu berlebihan dan sangat

tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi ini pula yang menjadikan puisi beliau

sebegitu indah dan menarik. Penggunaan gaya bahasa hiperbola pada puisi beliau

menunjukkan sisi arogan, romantic dan penuh percaya diri beliau. Beliau dengan

Universitas Sumatera Utara


daya imajinasi yang berani melukiskan sesuatu menjadi lebih megah dan

menyentuh dengan sangat elegan.

4.2.1.2 Gaya Bahasa Erotesis Fan wen Pada Puisi Penyair Li Bai

Gaya bahasa erotesis menggunakan bentuk pertanyaan tetapi tidak

memerlukan jawaban. Gaya bahasa ini biasanya hanya sebagai penegasan bahwa

maksud yang diinginkan adalah maksud sebaliknya dari yang ditanyakan itu.

Contoh puisi penyair Li Bai yang menggunakan gaya bahasa erotesis:

(18)

请君试问东流水,
Qing jun shi wen dong liu shui
Silakan kamu bertanya kepada aliran air utara
别意与之谁短长?
Bie yi yu zhi shei duan chang
Lebih panjang manakah perpisahan dengan aliran
sungai?

(《金陵酒肆留别》)

Pada puisi ini Li Bai menggunakan “aliran air” untuk mengutarakan

perasaannya. “Aliran air” yang dimaksud di sini bukanlah benda mati, beliau

melalui puisi ini menjadikan “aliran air” sebagai benda hidup yang bisa bernyanyi,

tertawa, bertanya dan menjawab. Beliau menggunakan gaya bahasa erotesis

dengan sangat tepat dan memberikan sesuatu yang berbeda dalam puisinya. Beliau

melalui puisi ini mengutarakan persahabatan yang dalam antara dirinya dan

seorang temannya yang bernama Jin Ling Zi Di. Melalui pemanfaatan gaya

Universitas Sumatera Utara


bahasa erotesis, beliau ingin menegaskan bahwa “perpisahan” ini akan lebih

panjang dari “aliran sungai utara”.

(19)

仰天大笑出门去,
Yang tian da xiao chu men qu
Memandang langit dengan tertawa aku berkelana
我辈岂是蓬篙人
Wo bei qi ship peng gao ren
Bagaimana mungkin saya tenggelam di antara orang-
orang?

(《南陵别儿童人京》)

Puisi ini mengungkapkan suasana hati penyair Li Bai yang luar biasa

gembira, karena diterima sebagai pejabat pemerintahan, dan keinginannya untuk

mewujudkan sebuah cita-cita yang sangat besar. Pemakaian gaya bahasa erotesis

pada puisi ini menonjolkan rasa percaya diri Li Bai yang luar biasa besarnya,

beliau percaya bahwa seorang penyair berkemampuan luar biasa seperti dia

tidaklah mungkin tenggelam di antara kerumunan orang-orang.

(16)

夜台无李白,
Ye tai wu Li Bai
Tidak ada Li Bai di Ye Tai,
沽酒与何人?
Gu jiu yu he ren?
Arak mau dijual kepada siapa?

(《哭宣城善酿纪叟》)

Universitas Sumatera Utara


Pada puisi di atas Li Bai mengungkapkan kerinduan terdapat temannya,

seorang peramu arak yang bernama Ji Sou. Daya imajinasi aneh yang digunakan

secara langsung mengungkapkan perasaannya. Pemakaian gaya bahasa erotesis di

sini sangatlah ringan tetapi mampu mengungkapkan perasaan dan kerinduan

mendalam beliau. Puisi dengan gaya bahasa erotesis beliau juga mampu

menampilkan sisi penuh percaya diri beliau.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Universitas Sumatera Utara


Setelah menganalisis gaya bahasa pada dua belas buah puisi penyair Li Bai

yang paling sering dipelajari dalam pembelajaran bahasa Mandarin pada buku Li

Taibai Quanji, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat empat gaya bahasa yang paling menonjol dari kedua belas puisi pada

buku Li Taibai Quanji yang dibahas pada penelitian kali ini.

b. Fungsi gaya bahasa pada kedua belas puisi yang dibahas tersebut adalah

penggunaan gaya bahasa dui ou, gaya bahasa perumpamaan, gaya bahasa

hiperbola dan gaya bahasa erotesis puisi tampak lebih nyata dan berfigur,

lebih menyentuh dan mudah diiingat, dan menambah daya tarik puisi sehingga

meninggalkan kesan yang mendalam. Penggunaan keempat gaya bahasa

tersebut mampu menampilkan dan menonjolkan karakter penyair Li Bai yang

arogan, penuh percaya diri, romantis dan penuh daya imajinatif.

c. Makna gaya bahasa pada kedua belas puisi penyair Li Bai tersebut dapat

dilihat dari segi kesamaan makna (gaya bahasa perumpamaan, gaya bahasa

hiperbola, dan gaya bahasa erotesis), dan kesejajaran makna (gaya bahasa

duì’ǒu),

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa pada kumpulan puisi penyair Li Bai

pada buku Li Taibai Quanji dapat diketahui bahwa Li Bai merupakan salah satu

penyair terbaik Cina. Penggunaan gaya bahasa yang berbeda secara brilian dan

tepat pada setiap bait puisi secara deskriptif menggambarkan perasaan penyair.

Universitas Sumatera Utara


Ada baiknya apabila setiap pembelajar bahasa mandarin mempelajari gaya bahasa

untuk dapat lebih memahami puisi penyair Li Bai.

Penulis mengerti bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, karena

itu disamping saran penulis kepada pembaca diatas, penulis juga meminta saran

dari pembaca demi kemajuan penelitian ini.

Daftar Pustaka

Chén Wàngdào. 1997. Xiūcí Xué Fāfán. Shanghai: Shànghǎi Jiàoyù Chūbǎnshè

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai