Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DARAH

A. Judul : Pemeriksaan Hemoglobin Darah


B. Tujuan : Untuk mengetahui kadar hemoglobin
C. Tanggal Praktikum :13 November 2014
D. Waktu : 2 x 50 menit
E. Landasan Teori
1. Pengertian
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh
dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai
cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
2. Dasar Penetapan
a. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin
asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian
diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan
mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas
standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehigga tidak
dapat untuk menghitung indeks eritrosit.
b. Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan atas
pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan
Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb
ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak
dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar oksihemoglobin tidak
stabil.
c. Metode sianmethemoglin didasarkan pada
pembentukansianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur
secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah larutan Drabkin yang
mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan kalium sianida
(KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro
ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi
dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu
sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur secara
fotometri pada panjang gelombang 540 nm.
F. Alat dan Bahan
1. Alat :
v Blood lanset (alat penusuk)
v  Standart warna
v  Selang penghisap
v  Tabung hemoglobin
v Bengkok
v Cucing
v Pipet hemoglobin
v Pembersih tabung
v Pengaduk tabung
2. Bahan :
v  Aquades
v  HCl 0,1 N
v Alkohol 70%
v Kapas

G. Langkah kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan
2. Isilah tabung pengencer (tabung sahli) dengan HCl 0,1 N sampai tanda
batas 2 ( 20 mm3)
3. Lakukanlah persiapan pengambilan darah ,dengan menyiapkan blood
lanset dan kapas alkhohol
4. Desinfeksi ujung jari yang akan di infeksi ujung darahnya dengan
menggunakan kapas alkohol.
5. Siapkanlah tabung hemoglobin,selanjutnya rangkailah selang dan pipet
runcing dengan posisi selang diatas dan pipet yang dibawah
6. Kondisikanlah pasien dalam keadaan lemas
7. Tusuk ujung jari tersebut dan biarkan darah keluar terlebih dahulu,
setelah itu hisap darah yang keluar dengan menggunakan pipet kapiler
sampai batas berwarna biru atau sebanyak ± 20 mm3.
8. Pindahkan darah tersebut kedalam tabung yang berisi HCL dan tunggu
sampai bereaksi dan tercampur
9. Encerkan sampel darah tersebut dengan meneteskan aquades sambil
dikocok secara perlahan dengan menggunakan pengaduk gelas sampai
warna darah dalam tabung sama dengan cairan pada tabung standar.
10. Setelah warna sampel darah sama dengan warna standar, bacalah skala
yang di tunjukan pada tabung pengencer, sehingga di dapatkan konsentrasi
hemoglobin dari sampel darah yang diambil.

H. Hasil Tes
NO NAMA LARUTAN KADAR HB KETERANGAN
HCL (ml) (gr/dl)
1. AISYAH APRIANI 20 9 RENDAH
2. MASAYU DANILLA 20 8 RENDAH

I. KESIMPULAN
1. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan
dengan berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau
sianmethhemoglobin
2. Kadar Hb normal
Bayi baru lahir :15.2 - 23.6 gr/dl
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 gr/dl
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 gr/dl
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 gr/dl
Pada dewasa (Pria)   : 13.2 - 17.3 gr/dl
Pada dewasa (Wanita) : 11.7 - 15.5 gr/dl
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

A. Judul : Pemeriksaan Protein Urine


B. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Protein dalam Urine
C. Tanggal Praktikum :18 November 2014
D. Waktu : 2 x 50 menit
E. Tujuan
1. Untuk menentukan adanya protein dalam urine
2. Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada fungsi renal
F. Prinsip
Pemeriksaan berdasarkan pengendapan protein yang terjadi dalam suasana
asam, karena hasil pemeriksaan dinilai dari kekeruhan, maka urine harus
jernih.
G. Landasan Teori

1. Pengertian Urine :
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan
berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat
jenis urine 1,002 – 1,035. Volume normal perhari 900 – 1400 ml.
2. Proses Terbentuknya Urine :
Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal
melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane
glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino
dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk
kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini
disebut filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui
saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-
saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap
kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran
tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut
reabsorpsi.
Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus
distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat
yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urnine
sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses
ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan
urine, tekanan urine pada dinding kandung kamih akan menimbulkan
rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang
normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi
pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang
diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan
urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine
sedikit.
Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui
ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan
urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya
dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau
dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine
normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
3. Komposisi Urine :
• Air ( seperti urea )
• Garam terlarut
• Materi organik
Secara kimiawi kandungan zat dalam urine diantaranya adalah sampah
nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa
pencernaan sayuran dan buah, badanketon zat sisa metabolism lemak,
ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat,Ca dan Mg), hormone,
zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein,
glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).

H. Alat dan Bahan

1. Alat :

• 2 Tabung reaksi
• Rak tabung
• Penjepit
• Lampu spiritus
• Pipet tetes

2. Bahan :

• Asam asetat 10%


• Urine murni
• Aquadest

I. Langkah Kerja
1. Menyiapkan dan mengecek kelengkapan alat
2. Mencuci tangan
3. Memakai handscoon
4. Memperhatikan kejernihan urine
5. Mengisi kedua tabung dengan urine masing-masing 2ml salah satu
tabung sebagai bahan pembanding pemeriksaan
6. Menyalakan lampu spiritus
7. Panaskan tabung sampai mendidih dengan jarak 2-3cm dan
membentuk sudut 45 derajat
8. Bila urine keruh tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
9. Bila urine tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandiingkan
hasilnya
10. Bila setelah dipanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan
baca hasil pemeriksaan
11. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
12. Membereskan peralatan
13. Mencuci tangan.

J. Hasil Tes

NO NAMA WARNA PENGGUMPALAN KETERANGAN


1. ANNIS MUKAROHMAH JERNIH TIDAK ADA NORMAL

K. Kesimpulan
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.

1. Tidak ada kekeruhan (-)


2. Kekeruhan sedikit sekali (±)
3. Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4. Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5. Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6. Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %
BIOLOGI DASAR MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN

KADAR HEMOGLOBIN DAN PROTEIN URINE

NAMA : CINDI EFRILITA

KELAS : TINGKAT 1 REG B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN D III KEBIDANAN

2014-2015

Anda mungkin juga menyukai