Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

PT. ANUGERAH PHARMINDO LESTARI CABANG PEKANBARU

PERIODE 1-12 NOVEMBER 2021

PROJECT INNOVATION: SOLAR PANEL FOR ENVIRONMENTAL


SUSTAINABILITY

Disusun oleh:

Fatya Hanun Naurah (21/487431/FA/1326)

Feliks Anargya Dermariasto (21/487517/FA/13252)

Hanisa Maulina Putri (21/487581/FA/13274)

Merry Yustika Sari (21/487461/FA/13223)

Nunik Safitri Handayani (21/488074/FA/13285)

Zeina Rahmah Syam (21/488081/FA/13286)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kerja

Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di PT. Anugerah Pharmindo Lestari (APL)

Cabang Pekanbaru pada tanggal 1-12 November 2021. Kegiatan PKPA merupakan salah satu

syarat untuk meraih gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada. Kegiatan PKPA di bidang distribusi ini bertujuan agar

meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait peran serta tanggung jawab Apoteker dalam

distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang telah diberikan selama

menyelesaikan tugas ini. Secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Evie Revianty., selaku Head of Talent Acquisition and Senior HR Business Partner

PT. APL yang telah memberikan izin bagi penulis untuk belajar di PT. APL Cabang

Pekanbaru.

2. Iswan Permadi D, selaku BRQA PT. APL Cabang Pekanbaru sekaligus mentor yang

telah membagikan ilmu serta pengalamannya selama proses PKPA.

3. apt. Dr. Satibi, M.Si., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

4. apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH., selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker

Universitas Gadjah Mada.

5. Segenap staf PT. APL yang telah memberikan bantuan selama berlangsungnya PKPA.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan

laporan ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 22 November 2021

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

PT. ANUGERAH PHARMINDO LESTARI CABANG PEKANBARU

November 2021

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

pada Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Disetujui oleh:

BRQA Cabang Pekanbaru

Iswan Permadi D

Mengetahui:

Ketua Program Studi Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi UGM

apt. Anna Wahyuni W., M.PH, Ph.D

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Root Cause .................................................................................................................. 2
C. Landasan Teori ............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 8
A. Metodologi .................................................................................................................. 8
1. Deskripsi Proyek ......................................................................................................... 8
2. Teknis Penerapan Proyek ............................................................................................ 8
3. Economical and Financial Benefit .............................................................................. 8
B. Hasil .......................................................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 12
A. Kesimpulan................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi tagihan ......................................................................................................................9

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Anugerah Pharmindo Lestari (APL) adalah anggota Zuellig Pharma yang

telah melayani pasar perawatan kesehatan Indonesia sejak 1985. Sebagai perusahaan

layanan kesehatan independen, APL menyediakan solusi distribusi, komersialisasi,

digital, dan analitik data kelas dunia untuk mendukung pertumbuhan kebutuhan

layanan kesehatan guna mendukung geografi Indonesia yang kompleks dan multi-

channel environment. APL memiliki pusat distribusi yang terletak di Jakarta dan 27

cabang gudang farmasi yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya terdapat di

Pekanbaru.

APL cabang Pekanbaru memiliki tiga macam ruang penyimpanan produk

yaitu chiller room, ambience room, dan AC room. Ruang penyimpanan tersebut

membutuhkan energi listrik yang sangat besar dalam penerapannya yang berdampak

pada tingginya biaya operasional yang dikeluarkan tiap bulannya. Sehingga

diperlukannya suatu inovasi yang dapat membantu dalam upaya penekanan biaya

operasional. Selain itu sumber energi listrik yang di pakai saat ini berasal dari bahan

bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis dan terbatas (unrenewable). Hal ini

disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit listrik konvensional dalam

jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara

yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh

karena itu dibutuhkan energi alternatif yang tidak hanya efisien dalam hal biaya tetapi

juga ramah lingkungan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan panel

surya yang akan mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Apabila

1
2

dikembangkan dengan baik, energi matahari berpotensi mampu menyediakan

kebutuhan konsumsi energi listrik dalam waktu yang lebih lama.

Indonesia merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat

besar dengan insolasi harian rata-rata 4,8 KWh/m²/hari. Waktu penyinaran matahari

yang lebih dari 12 jam per harinya di daerah Pekanbaru membuat pemanfaatan panel

surya menjadi alternatif yang baik dan memberikan dampak besar apabila di terapkan.

Pemanfaatan panel surya selain merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan

dan dapat membantu menekan biaya operasional juga merupakan upaya yang dapat

dilakukan APL dalam Respecting the environment melalui efisiensi energi.

B. Root Cause

Dalam mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di APL khususnya

APL cabang Pekanbaru dilakukan menggunakan metode Why Why Analysis dengan

pendekatan yang terstruktur untuk menemukan solusi terkait permasalahan yang ada.

Penentuan inovasi sebagai solusi permasalahan di APL cabang Pekanbaru

menggunakan analisis sebagai berikut :

1. Kenapa biaya operasional belum optimal ?

Salah satunya dikarenakan biaya listrik yang masih tinggi.

2. Kenapa biaya listrik masih tinggi ?

Karena pemenuhan kebutuhan listrik masih sepenuhnya masih

bergantung pada listrik konvensional (PLN).

3. Kenapa masih bergantung pada listrik konvensional (PLN) ?

Karena belum memiliki pembangkit listrik mandiri.


3

Berdasarkan hasil identifikasi akar permasalahan yang terjadi, maka didapat

kesimpulan bahwa perlunya inovasi pembangkit listrik mandiri yang dapat mencukupi

kebutuhan energi listrik APL. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan biaya

listrik konvensional sehingga biaya operasional dapat optimal.

C. Landasan Teori

Energi merupakan sumber kehidupan, salah satu contohnya yaitu energi

listrik. Energi listrik dinilai lebih mudah pemanfaatannya karena lebih fleksibel untuk

dikonversi ke bentuk energi lain sehingga dipakai secara luas hingga saat ini. Energi

listrik sendiri didapatkan dari energi lain yang terdapat pada bahan bakar yang

kemudian diubah menjadi energi listrik. Proses konversi ini dilakukan oleh pusat

pembangkit listrik. Masih terpakainya pembangkit listrik utama menimbulkan

masalah tersendiri, yakni sifatnya yang menimbulkan polusi, serta harga bahan bakar

fosil yang cenderung naik dan menyebabkan biaya investasi sangat besar di masa

yang akan datang (Rohman, 2012). Penggunaan energi listrik di PT. Anugerah

Pharmindo Lestari sendiri sangat tinggi karena kebutuhan gudang yang mana hampir

semua peralatan menyala selama 24 jam.

Pemanfaatan energi terbarukan yang dapat mengatasi permasalahan di atas

dapat dilakukan dengan pemanfaatan panel surya. Berdasarkan data dari Dewan

Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesia mencapai rata-rata 4,8

KiloWatt Hour (kWh) per m2 per hari yang setara dengan 112.000 GWp jika

dibandingkan dengan potensi luasan lahan di Indonesia atau 10x lipat dari potensi

Jerman dan Eropa. Namun hingga saat ini, kapasitas yang tersalurkan dari intensitas

yang terpasang sekitar 30 MegaWatt (MW). Kurang dari 1% dari total potensi di

seluruh Indonesia. Total potensi daya penyinaran matahari ini didapatkan dari besar

radiasi matahari per m2 dikalikan dengan lama rata-rata jam puncak matahari.
4

Misalkan di daerah papua jam puncak matahari 5 jam, maka total potensi daya yang

terserap adalah 5 kWh/m2 per hari.

Penggunaan panel surya sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah

satu sumber daya energi yang diharapkan dapat menopang kebutuhan energi listrik di

Indonesia (Yonata, 2017). Panel surya merupakan alat yang memanfaatkan sinar

matahari sebagai sumber energi terbarukan yang dikonversi menjadi energi listrik

dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic (PV). Photo merujuk kepada cahaya

dan voltaic merujuk kepada tegangan. Terminologi ini digunakan untuk menjelaskan

efek photovoltaic merupakan fenomena munculnya tegangan listrik karena adanya

hubungan dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat

mendapatkan energi cahaya. Photovoltaic Cell dibuat dari material semikonduktor

yaitu silikon yang dilapisi bahan tambahan khusus. Jika cahaya matahari mencapai

cell maka elektron akan terlepas dari atom silikon dan mengalir membentuk sirkuit

listrik sehingga energi listrik dapat dibangkitkan (Chenni dkk., 2007).

Kinerja Photovoltaic Cell sangat tergantung dari sinar matahari yang

diterimanya. Kondisi iklim (misal awan dan kabut) mempunyai efek yang signifikan

terhadap jumlah energi matahari yang diterima sel sehingga akan mempengaruhi pada

kinerjanya seperti yang dibuktikan dalam penelitian Youness dkk (2005).

Jenis-jenis panel surya:

1. Monokristal (Mono-crystalline)

Panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini dan

menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal

dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar

pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang

sangat ganas. Efisiensi yang dimiliki oleh monokristal mencapai 15%.


5

Kelemahan dari panel monokristal adalah tidak akan berfungsi baik di

tempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh) dan efisiensinya akan

turun drastis dalam cuaca berawan.

2. Polikristal (Poly-crystalline)

Panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan

proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar

daripada jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.

Panel surya jenis ini memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe

monokristal sehingga memiliki harga yang cenderung lebih rendah.

3. Thin Film Photovoltaic

Panel surya (dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon

dan amorphus dengan efisiensi modul hingga 8,5% sehingga untuk luas

permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar

daripada monokristal dab poliskristal. Inovasi terbaru adalah Thin Film

Triple Junction Photovoltaic (dengan tiga lapisan) yang dapat berfungsi

sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan

daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang

setara.

(Purwoto dkk, 2018).

Prinsip kerja panel surya:

1. Rangkain photovoltaic akan menghasilkan listrik arus searah (Direct Current),

apabila terdapat radiasi matahari (baik cerah maupun mendung). Besarnya

tegangan dan arus yang dihasilkan tergantung pada jumlah radiasi matahari,

suhu udara di sekitar panel surya dan lain-lain.


6

2. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya disalurkan ke inverter, lalu output dari

inverter diubah menjadi arus bolak-balik (Alternating Current). Listrik AC ini

dapat langsung disalurkan ke jaringan.

3. Apabila terdapat beban di siang hari, maka sebagian listrik yang keluar akan

langsung dipakai dan sisanya akan digunakan untuk mengisi baterai.

4. Pada malam hari atau ketika produksi listrik dari panel surya lebih kecil dari

pemakaian listrik, maka inverter akan mengambil listrik dari baterai dan

mengubahnya menjadi listrik AC untuk disuplai ke jaringan sesuai kebutuhan

dan kapasitas.

Pengoperasian maksimum panel surya sangat tergantung pada hal-hal

sebagai berikut:

1. Suhu

Sebuah panel surya dapat beroperasi maksimal jika suhu yang diterimanya

tetap normal pada suhu. Kenaikan suhu lebih tinggi dari suhu normal pada

panel surya akan melemahkan tegangan yang dihasilkan. Setiap kenaikan suhu

panel surya 1°C (dari 25°C) akan mengakibatkan berkurang sekitar 0,5% pada

total tenaga (daya) yang dihasilkan.

2. Intensitas Cahaya Matahari

Intensitas cahaya matahari akan berpengaruh pada daya keluaran panel surya.

Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima oleh panel surya, maka arus

akan semakin rendah. Hal ini membuat titik Maximum Power Point berada

pada titik yang semakin rendah.


7

3. Orientasi Panel Surya (Array)

Untuk lokasi yang terletak di belahan bumi utara maka panel surya sebaiknya

diorientasikan ke selatan. Begitu pula untuk lokasi yang terletak di belahan

bumi selatan, maka panel surya diorientasikan ke utara.

4. Sudut Kemiringan Panel Surya (Array)

Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel surya

secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum 1 kW/m2. Menurut

Mark Hankins (2010) cara praktis dalam pemasangan panel surya dengan

menghadapkannya ke katulistiwa pada sudut yang sama ditambah 10°

5. Kecepatan Angin Bertiup

Kecepatan tiupan angin di sekitar lokasi sel surya akan sangat membantu

terhadap pendinginan suhu pada permukaan sel surya sehingga suhunya dapat

terjaga di kisaran 25°C.

6. Keadaan Atmosfer Bumi

Keadaan atmosfer bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,

uap air udara, kabut, dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus

listrik dari sel surya.

(Ariani, 2014).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metodologi

1. Deskripsi Proyek

Nama : Solar Panel For Environmental Sustainability

Penerapan : Pemasangan panel surya sebagai sumber listrik

Lokasi : Gedung Office APL Cabang Pekanbaru

2. Teknis Penerapan Proyek

Panel Surya akan dipasang pada atap gedung office APL cabang Pekanbaru dengan

luas area atap 875m2. Panel Surya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daya Gedung

sebesar 33kVA. Panel Surya akan dipasang dengan kemiringan 30o dan menghadap

kearah utara dan selatan.

Pemasangan panel surya akan menggunakan jasa milik Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan (P3TK). P3TK memiliki website untuk

mengkalkulasikan secara lengkap mengenai pemasangan panel surya tersebut. Dalam

website yang dimaksud, terdapat rincian biaya total dan perkiraan tagihan listrik serta

emisi CO2 yang dapat dihemat apabila sejumlah panel surya dipasang.

3. Economical and Financial Benefit

Untuk memenuhi spesifikasi tersebut maka akan dipasang panel surya sebanyak 68

buah pada atap gedung office APL Pekanbaru. Pemasangan panel surya akan

membutuhkan biaya sebesar Rp. 343.791.740. Energi listrik yang dihasilkan oleh panel

surya tersebut diperkirakan mampu memangkas tagihan listrik gedung menjadi

Rp.795.921/bulan. Berdasarkan informasi yang kami dapat, gedung office APL

Pekanbaru memiliki tagihan listrik rata-rata per bulan sebesar Rp. 5.000.000. Maka dari

8
9

itu, pemasangan panel surya akan menghemat biaya listrik per bulan sebesar

𝑅𝑝. 5.000.000 − 𝑅𝑝. 795.921 = 𝑅𝑝. 4.204.079/bulan atau Rp. 50.448.948/tahun.

Gambar 1. Ilustrasi tagihan

Apabila ingin dihitung Payback Period atau waktu yang dibutuhkan untuk

mengembalikan modal biaya pemasangan panel surya, maka dapat dihitung sebagai

berikut:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Payback Period (Bulan) = 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑝.343.791.740
= 𝑅𝑝.4.204.079

Payback Period = 81,78 bulan ~ 7 tahun

Panel Surya dapat bertahan hingga 25 tahun. Maka dari itu, setelah mencapai Payback

Period, Panel Surya akan memberikan keuntungan secara ekonomis dari penghematan

biaya listrik per tahunnya. Apabila Payback Period tercapai dalam waktu 7 tahun, maka

keuntungan finansial dari umur panel surya yang tersisa 18 tahun dapat dihitung sebagai

berikut:

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = (25 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 − 7 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 18 𝑥 𝑅𝑝. 50.448.948 = 𝑅𝑝. 908.081.064

Tidak hanya keuntungan finansial saja yang diperoleh, P3TK juga mengkalkulasikan

pengaruh penggunaan panel surya terhadap kelestarian lingkungan meliputi emisi CO2,
10

penanaman pohon, dan konsumsi bahan bakar. Hasil kalkulasi tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Total Pengurangan Emisi CO2 : 534,68 Ton

2. Setara Dengan Penanaman Pohon : 114.115 Pohon

3. Penghematan Konsumsi Bahan Bakar Minyak : 6.401.930 Liter

B. Hasil

Panel surya merupakan salah satu pemanfaatan energi terbarukan dimana alat

ini mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan

prinsip yang disebut efek photovoltatic (Chenni dkk., 2007). Pemanfaatan energi

terbarukan dengan panel surya diharapkan dapat mengatasi biaya operasional yang

tinggi di PT. APL Cabang Pekanbaru. Kelebihan dari pemanfaatan panel surya ini

adalah ramah lingkungan karena tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya

seperti karbon dioksida. Selain itu, biaya pemeliharaan panel surya rendah karena

biaya perawatan rutin, mudah serta risiko kerusakannya kecil. Perawatan panel surya

dikatakan mudah karena kita hanya harus memastikan bahwa permukaan panel surya

tetap bersih dan terhindar dari debu atau kotoran lain agar penyerapan cahaya

matahari dapat diserap dengan maksimal. Panel surya juga dapat bertahan dalam

kondisi baik minimal hingga 25 tahun jika tidak ada kerusakan atau gangguan apapun.

Kekurangan dari panel surya ini melihat dari kondisi cuaca. Karena jika

musim hujan, lama penyinaran matahari akan berkurang sehingga penyerapan cahaya

matahari oleh panel surya akan sedikit. Hal ini dapat diantisipasi dengan penggunaan

baterai yang besar untuk menampung energi ketika kondisi cuaca kurang mendukung.

Selain itu, untuk pemasangan panel surya membutuhkan modal besar diawal. Namun,

hal ini dapat diantisipasi dengan pemasangan dalam skala kecil terlebih dahulu.
11

Meskipun pemasangan panel surya dalam skala kecil, tetap dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan jika dibandingkan dengan menggunakan energi listrik

dari PLN. Sehingga pemasangan panel surya dalam skala kecilpun dapat mengurangi

biaya operasional perusahaan.

Syarat teknis dari pemasangan panel surya ini yaitu:

1. Kekuatan rangka atap atau pondasi dimana panel surya akan dipasang.

2. Penempatan panel surya bebas dari bayangan pohon, gedung, dan bangunan

(agar langsung terkena cahaya mahari).

3. Sudut kemiringan panel surya disarankan 8° - 20° terhadap garis katulistiwa

untuk membantu menghindari genangan air pada panel dan membersihkan diri

dari debu disaat hujan.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Permasalahan utama yang ditemukan pada APL Cabang Pekanbaru adalah biaya

operasional yang tinggi.

2. Salah satu solusi untuk mengatasi besarnya biaya operasional APL Cabang

Pekanbaru yaitu dengan pemasangan panel surya.

3. Manfaat penggunaan panel surya antara lain untuk menekan biaya operasional

APL, ramah lingkungan, dan sebagai investasi jangka panjang.

4. Kelebihan penggunaan panel surya yaitu menghemat biaya operasional, ramah

lingkungan, biaya pemeliharaan rendah, risiko rusak kecil, dan dapat digunakan

hingga 25 tahun.

5. Tantangan yang dihadapi dalam pemasangan panel surya adalah modal awal yang

mahal dan cuaca yang kurang mendukung.

B. Saran

1. Melakukan pemasangan panel surya di PT. APL Cabang Pekanbaru dalam skala

kecil terlebih dahulu untuk menekan biaya awal pemasangan panel surya yang

mahal.

2. Menyediakan baterai dengan kapasitas besar untuk menyimpan energi listrik panel

surya sehingga bisa digunakan ketika cuaca tidak mendukung seperti saat

mendung dan hujan.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Wisna D. (2014). Analisis Kapasitas dan Biaya Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Komunal Desa Kaliwungu Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Transient. 3 (2)

Chenni, R., Makhlouf, M., Kerbache, T., and Bouzid, A. (2007). A Detailed Modeling
Method for Photovoltaic Cells. Journal of Energi. 32, 1724-1730. Amsterdam

Hankins, Mark. (2010). Small Solar Electric System for Africa page 68

Purwoto, B.H., Jatmiko, Alimul, M., Huda, I. (2018). Efisiensi Penggunaan Panel Surya
Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Teknik Elektro. 18 (1), 10-14.

Rohman, Muhibbur. (2021). Optimalisasi Perancangan Solar Home System Menggunakan


Homer. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Yonata, K. (2017). Analisis Tekno-Ekonomi Terhadap Desain Sistem PLTS pada Bangunan
Komersial di Surabaya. Tugas Akhir. Indonesia.

Youness, S., Claywell, R., and Muneer, T. (2005). Quality Control of Solar Radiation Data:
Present Status and Proposed New Approaches. Journal of Energi. 30(9), 1533-1549.

Anda mungkin juga menyukai