Disusun oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta
Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di PT. Anugerah Pharmindo Lestari (APL)
Cabang Pekanbaru pada tanggal 1-12 November 2021. Kegiatan PKPA merupakan salah satu
syarat untuk meraih gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada. Kegiatan PKPA di bidang distribusi ini bertujuan agar
meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait peran serta tanggung jawab Apoteker dalam
Penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang telah diberikan selama
1. Evie Revianty., selaku Head of Talent Acquisition and Senior HR Business Partner
PT. APL yang telah memberikan izin bagi penulis untuk belajar di PT. APL Cabang
Pekanbaru.
2. Iswan Permadi D, selaku BRQA PT. APL Cabang Pekanbaru sekaligus mentor yang
3. apt. Dr. Satibi, M.Si., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
4. apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH., selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
5. Segenap staf PT. APL yang telah memberikan bantuan selama berlangsungnya PKPA.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
laporan ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
November 2021
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
Disetujui oleh:
Iswan Permadi D
Mengetahui:
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi tagihan ......................................................................................................................9
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Anugerah Pharmindo Lestari (APL) adalah anggota Zuellig Pharma yang
telah melayani pasar perawatan kesehatan Indonesia sejak 1985. Sebagai perusahaan
digital, dan analitik data kelas dunia untuk mendukung pertumbuhan kebutuhan
layanan kesehatan guna mendukung geografi Indonesia yang kompleks dan multi-
channel environment. APL memiliki pusat distribusi yang terletak di Jakarta dan 27
cabang gudang farmasi yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya terdapat di
Pekanbaru.
yaitu chiller room, ambience room, dan AC room. Ruang penyimpanan tersebut
membutuhkan energi listrik yang sangat besar dalam penerapannya yang berdampak
diperlukannya suatu inovasi yang dapat membantu dalam upaya penekanan biaya
operasional. Selain itu sumber energi listrik yang di pakai saat ini berasal dari bahan
bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis dan terbatas (unrenewable). Hal ini
jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara
yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh
karena itu dibutuhkan energi alternatif yang tidak hanya efisien dalam hal biaya tetapi
juga ramah lingkungan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan panel
surya yang akan mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Apabila
1
2
besar dengan insolasi harian rata-rata 4,8 KWh/m²/hari. Waktu penyinaran matahari
yang lebih dari 12 jam per harinya di daerah Pekanbaru membuat pemanfaatan panel
surya menjadi alternatif yang baik dan memberikan dampak besar apabila di terapkan.
Pemanfaatan panel surya selain merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan
dan dapat membantu menekan biaya operasional juga merupakan upaya yang dapat
B. Root Cause
APL cabang Pekanbaru dilakukan menggunakan metode Why Why Analysis dengan
pendekatan yang terstruktur untuk menemukan solusi terkait permasalahan yang ada.
kesimpulan bahwa perlunya inovasi pembangkit listrik mandiri yang dapat mencukupi
kebutuhan energi listrik APL. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan biaya
C. Landasan Teori
listrik. Energi listrik dinilai lebih mudah pemanfaatannya karena lebih fleksibel untuk
dikonversi ke bentuk energi lain sehingga dipakai secara luas hingga saat ini. Energi
listrik sendiri didapatkan dari energi lain yang terdapat pada bahan bakar yang
kemudian diubah menjadi energi listrik. Proses konversi ini dilakukan oleh pusat
masalah tersendiri, yakni sifatnya yang menimbulkan polusi, serta harga bahan bakar
fosil yang cenderung naik dan menyebabkan biaya investasi sangat besar di masa
yang akan datang (Rohman, 2012). Penggunaan energi listrik di PT. Anugerah
Pharmindo Lestari sendiri sangat tinggi karena kebutuhan gudang yang mana hampir
dapat dilakukan dengan pemanfaatan panel surya. Berdasarkan data dari Dewan
KiloWatt Hour (kWh) per m2 per hari yang setara dengan 112.000 GWp jika
dibandingkan dengan potensi luasan lahan di Indonesia atau 10x lipat dari potensi
Jerman dan Eropa. Namun hingga saat ini, kapasitas yang tersalurkan dari intensitas
yang terpasang sekitar 30 MegaWatt (MW). Kurang dari 1% dari total potensi di
seluruh Indonesia. Total potensi daya penyinaran matahari ini didapatkan dari besar
radiasi matahari per m2 dikalikan dengan lama rata-rata jam puncak matahari.
4
Misalkan di daerah papua jam puncak matahari 5 jam, maka total potensi daya yang
Penggunaan panel surya sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah
satu sumber daya energi yang diharapkan dapat menopang kebutuhan energi listrik di
Indonesia (Yonata, 2017). Panel surya merupakan alat yang memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber energi terbarukan yang dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic (PV). Photo merujuk kepada cahaya
dan voltaic merujuk kepada tegangan. Terminologi ini digunakan untuk menjelaskan
hubungan dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat
yaitu silikon yang dilapisi bahan tambahan khusus. Jika cahaya matahari mencapai
cell maka elektron akan terlepas dari atom silikon dan mengalir membentuk sirkuit
diterimanya. Kondisi iklim (misal awan dan kabut) mempunyai efek yang signifikan
terhadap jumlah energi matahari yang diterima sel sehingga akan mempengaruhi pada
1. Monokristal (Mono-crystalline)
Panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini dan
pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang
2. Polikristal (Poly-crystalline)
Panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan
proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar
Panel surya jenis ini memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada tipe
dan amorphus dengan efisiensi modul hingga 8,5% sehingga untuk luas
permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar
sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan
daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang
setara.
tegangan dan arus yang dihasilkan tergantung pada jumlah radiasi matahari,
2. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya disalurkan ke inverter, lalu output dari
3. Apabila terdapat beban di siang hari, maka sebagian listrik yang keluar akan
4. Pada malam hari atau ketika produksi listrik dari panel surya lebih kecil dari
pemakaian listrik, maka inverter akan mengambil listrik dari baterai dan
dan kapasitas.
sebagai berikut:
1. Suhu
Sebuah panel surya dapat beroperasi maksimal jika suhu yang diterimanya
tetap normal pada suhu. Kenaikan suhu lebih tinggi dari suhu normal pada
panel surya akan melemahkan tegangan yang dihasilkan. Setiap kenaikan suhu
panel surya 1°C (dari 25°C) akan mengakibatkan berkurang sekitar 0,5% pada
Intensitas cahaya matahari akan berpengaruh pada daya keluaran panel surya.
Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima oleh panel surya, maka arus
akan semakin rendah. Hal ini membuat titik Maximum Power Point berada
Untuk lokasi yang terletak di belahan bumi utara maka panel surya sebaiknya
Mark Hankins (2010) cara praktis dalam pemasangan panel surya dengan
Kecepatan tiupan angin di sekitar lokasi sel surya akan sangat membantu
terhadap pendinginan suhu pada permukaan sel surya sehingga suhunya dapat
Keadaan atmosfer bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,
uap air udara, kabut, dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus
(Ariani, 2014).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metodologi
1. Deskripsi Proyek
Panel Surya akan dipasang pada atap gedung office APL cabang Pekanbaru dengan
luas area atap 875m2. Panel Surya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daya Gedung
sebesar 33kVA. Panel Surya akan dipasang dengan kemiringan 30o dan menghadap
Pemasangan panel surya akan menggunakan jasa milik Pusat Penelitian dan
website yang dimaksud, terdapat rincian biaya total dan perkiraan tagihan listrik serta
emisi CO2 yang dapat dihemat apabila sejumlah panel surya dipasang.
Untuk memenuhi spesifikasi tersebut maka akan dipasang panel surya sebanyak 68
buah pada atap gedung office APL Pekanbaru. Pemasangan panel surya akan
membutuhkan biaya sebesar Rp. 343.791.740. Energi listrik yang dihasilkan oleh panel
Pekanbaru memiliki tagihan listrik rata-rata per bulan sebesar Rp. 5.000.000. Maka dari
8
9
itu, pemasangan panel surya akan menghemat biaya listrik per bulan sebesar
Apabila ingin dihitung Payback Period atau waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal biaya pemasangan panel surya, maka dapat dihitung sebagai
berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Payback Period (Bulan) = 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝.343.791.740
= 𝑅𝑝.4.204.079
Panel Surya dapat bertahan hingga 25 tahun. Maka dari itu, setelah mencapai Payback
Period, Panel Surya akan memberikan keuntungan secara ekonomis dari penghematan
biaya listrik per tahunnya. Apabila Payback Period tercapai dalam waktu 7 tahun, maka
keuntungan finansial dari umur panel surya yang tersisa 18 tahun dapat dihitung sebagai
berikut:
Tidak hanya keuntungan finansial saja yang diperoleh, P3TK juga mengkalkulasikan
pengaruh penggunaan panel surya terhadap kelestarian lingkungan meliputi emisi CO2,
10
penanaman pohon, dan konsumsi bahan bakar. Hasil kalkulasi tersebut adalah sebagai
berikut:
B. Hasil
Panel surya merupakan salah satu pemanfaatan energi terbarukan dimana alat
ini mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip yang disebut efek photovoltatic (Chenni dkk., 2007). Pemanfaatan energi
terbarukan dengan panel surya diharapkan dapat mengatasi biaya operasional yang
tinggi di PT. APL Cabang Pekanbaru. Kelebihan dari pemanfaatan panel surya ini
adalah ramah lingkungan karena tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya
seperti karbon dioksida. Selain itu, biaya pemeliharaan panel surya rendah karena
biaya perawatan rutin, mudah serta risiko kerusakannya kecil. Perawatan panel surya
dikatakan mudah karena kita hanya harus memastikan bahwa permukaan panel surya
tetap bersih dan terhindar dari debu atau kotoran lain agar penyerapan cahaya
matahari dapat diserap dengan maksimal. Panel surya juga dapat bertahan dalam
kondisi baik minimal hingga 25 tahun jika tidak ada kerusakan atau gangguan apapun.
Kekurangan dari panel surya ini melihat dari kondisi cuaca. Karena jika
musim hujan, lama penyinaran matahari akan berkurang sehingga penyerapan cahaya
matahari oleh panel surya akan sedikit. Hal ini dapat diantisipasi dengan penggunaan
baterai yang besar untuk menampung energi ketika kondisi cuaca kurang mendukung.
Selain itu, untuk pemasangan panel surya membutuhkan modal besar diawal. Namun,
hal ini dapat diantisipasi dengan pemasangan dalam skala kecil terlebih dahulu.
11
Meskipun pemasangan panel surya dalam skala kecil, tetap dapat memberikan
dari PLN. Sehingga pemasangan panel surya dalam skala kecilpun dapat mengurangi
1. Kekuatan rangka atap atau pondasi dimana panel surya akan dipasang.
2. Penempatan panel surya bebas dari bayangan pohon, gedung, dan bangunan
untuk membantu menghindari genangan air pada panel dan membersihkan diri
A. Kesimpulan
1. Permasalahan utama yang ditemukan pada APL Cabang Pekanbaru adalah biaya
2. Salah satu solusi untuk mengatasi besarnya biaya operasional APL Cabang
3. Manfaat penggunaan panel surya antara lain untuk menekan biaya operasional
lingkungan, biaya pemeliharaan rendah, risiko rusak kecil, dan dapat digunakan
hingga 25 tahun.
5. Tantangan yang dihadapi dalam pemasangan panel surya adalah modal awal yang
B. Saran
1. Melakukan pemasangan panel surya di PT. APL Cabang Pekanbaru dalam skala
kecil terlebih dahulu untuk menekan biaya awal pemasangan panel surya yang
mahal.
2. Menyediakan baterai dengan kapasitas besar untuk menyimpan energi listrik panel
surya sehingga bisa digunakan ketika cuaca tidak mendukung seperti saat
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Wisna D. (2014). Analisis Kapasitas dan Biaya Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Komunal Desa Kaliwungu Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Transient. 3 (2)
Chenni, R., Makhlouf, M., Kerbache, T., and Bouzid, A. (2007). A Detailed Modeling
Method for Photovoltaic Cells. Journal of Energi. 32, 1724-1730. Amsterdam
Hankins, Mark. (2010). Small Solar Electric System for Africa page 68
Purwoto, B.H., Jatmiko, Alimul, M., Huda, I. (2018). Efisiensi Penggunaan Panel Surya
Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Teknik Elektro. 18 (1), 10-14.
Yonata, K. (2017). Analisis Tekno-Ekonomi Terhadap Desain Sistem PLTS pada Bangunan
Komersial di Surabaya. Tugas Akhir. Indonesia.
Youness, S., Claywell, R., and Muneer, T. (2005). Quality Control of Solar Radiation Data:
Present Status and Proposed New Approaches. Journal of Energi. 30(9), 1533-1549.