Oleh :
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PROGRAM STUDI
PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA
BUDI DI PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL, Tbk (MPI)
Jl. Dr. Rajiman No.652 B RT.01 RW.08 Pajang Laweyan Surakarta
Periode 7- 19 Juni 2021
Oleh:
EVYTA DWI YULIANA 2120414606
PUTRI NURJATI HANDAYANI 2120414655
SUKRON MUQODDIM 2120414676
Disetujui oleh:
Dr. apt. Opstaria Sapta Rini., M.Sc apt. Yunita Dian Damayanti., S.Farm
KATA PENGANTAR
8. Kepada Bapak dan Ibu yang selalu mensupport dan seluruh keluarga yang
selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis.
9. Kepada teman-teman Apoteker Angkatan 41 atas dukungan, semangat dan
kerjasamanya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikdan saran yang membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang
penulis peroleh selama menjalani Praktek Kerja Profesi Apoteker ini
dapatmemberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang
membutuhkan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan PKPA......................................................................................2
C. Manfaat PKPA....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PBF...........................................................................4
A. Pengertian PBF...................................................................................4
B. Landasan Hukum PBF........................................................................4
C. Latar Belakang PBF MPI....................................................................5
D. Profil PBF PT. Millennium Pharmacon International, Tbk................8
E. Visi dan Misi PT. MPI........................................................................9
1. Visi....................................................................................................9
2. Misi...................................................................................................9
F. Tugas dan wewenang..........................................................................9
1. Kepala Cabang (Branch Manager)....................................................9
2. Supervisor.........................................................................................9
3. Apoteker..........................................................................................10
4. Kepala Gudang................................................................................10
5. Salesman.........................................................................................10
6. Kasir................................................................................................10
7. Administrasi Keuangan...................................................................10
8. Staff gudang....................................................................................10
G. Lokasi dan Tata Ruang.....................................................................11
1. Lokasi..............................................................................................11
2. Tata Ruang......................................................................................11
H. Struktur Organisasi...........................................................................11
I. Bidang Usaha....................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan dari upaya peningkatan kesehatan melibatkan berbagai pihak
untuk ikut berpartisipasi, salah satunya adalah apoteker. Apoteker memiliki peran
yang penting dalam membantu tercapainya derajat kesehatan masyarakat setinggi
mungkin. Hal ini juga merupakan salah satu peran penting dari apoteker dalam
melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Apoteker dapat berpartisipasi di lingkungan
rumah sakit, apotek, industri obat, maupun distributor farmasi dalam rangka
membantu upaya peningkatan kesehatan dalam masyarakat.
Apoteker dalam dunia distribusi obat (PBF) bertindak dalam pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
atau penyaluran obat, serta pengelolaan obat. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 1148/MENKES/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi
(PBF), PBF merupakan perusahan berbentuk badan hukum yang memiliki izin
dalam pengadaan, penyimpanan, serta pendistribusian sediaan farmasi hingga
jumlah besar akan tetapi tetap sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. PBF merupakan pusat dari penyaluran sediaan farmasi baik ke fasilitas
kesehatan instalasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, maupun apotek
hingga nantinya obat-obat yang ada dapat sampai ke tangan masyarakat dengan
tepat baik cara penggunaan, penyimpanan, maupun pembuangannya. Apoteker
harus mampu dalam melaksanakan dan mengawasi proses pendistribusian serta
pengadaan obat dari awal hingga akhir sampai obat-obat tersebut dapat
tersalurkan ke sarana-sarana pelayanan kesehatan.
Peranan industri farmasi sangat penting dalam membantu pemerintah
untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penyediaan obat berkualitas
yang dibutuhkan dalam sarana pelayanan kesehatan. Dalam menyaluran atau
mendistribusikan produk, industri farmasi harus menggunakan jasa distributor
atau sering disebut dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF).Dalam pelaksanaan
B. Tujuan PKPA
Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, dan
tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di PBF
1. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PBF
A. Pengertian PBF
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1148/ MENKES/ PER/
VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF
tercantum bahwa PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan
obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Selain
mendistribusikan obat, PBF juga dapat menyalurkan alat kesehatan. PBF yang
akan melakukan usaha sebagai Penyalur alat kesehatan (PAK) harus memiliki izin
PAK.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu unit terpenting
dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan
seperti apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar
dapat sampai ke tangan masyarakat. Apoteker sebagai penanggung jawab di PBF
harus mampu melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF dimulai
dari pengadaan, penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi ke sarana
pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Dalam pelaksanaan kegiatannya, PBF harus mengacu kepada Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi/penyaluran obat
dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi / penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.
memberikan nilai tambah kepada para pelanggan dan prinsipal. Sedangkan Misi
perusahaan PT. Millennium Pharmacon International Tbk adalah menyediakan
produk kesehatan dan pelayanan yang terbaik ke seluruh wilayah nusantara.
PT Millennium Pharmacon International Tbk merupakan perusahaan
distributor obat di wilayah bandar lampung. Sebagai perusahaan multninasional,
PT. Millennium Pharmacon International akan terus melakukan perbaikan dan
pembenahan di semua aspek sebagai wujud dari tanggung jawab moral dan
profesionalisme kepada mitra kerja ( Principal ). Bagi PT. Millennium Pharmacon
International Tbk, kepercayaan yang telah diberikan oleh pihak Principal sehingga
menunjuk PT. Millennium Pharmacon International Tbk menjadi distributor
merupakan pendorong bagi perusahaan kami untuk terus bekerja lebih baik lagi
sesuai dengan kesepakatan bersama. PT. Millennium Pharmacon International
Tbk ini dipimpin oleh Direktur Utama yang sekaligus sebagai owner ( Pemilik )
yang secara langsung menangani dan mengawasi segala kegiatan operasional
perusahaan dan dibantu oleh tim management dan pihak principle.
PT. Millennium Pharmacon International Tbk memiliki komitmen untuk
menjadi perusahaan distributor yang paling efektif dan efisien, serta menjalin
hubungan yang baik kepada para pelanggan dan principle. PT. Millennium
Pharmacon International Tbk dengan sekuat tenaga ingin memberikan
kesejahteraan yang layak kepada semua personil/ karyawan yang ikut mendukung
dan memperlancar usaha ini. Dengan harapan pada gilirannya akan menjadikan
PT. Millennium Pharmacon International Tbk sebagai perusahaan yang
menyediakan produk kesehatan dan pelayanan terbaik ke seluruh wilayah
Indonesia.
PT. Millennium Pharmacon International Tbk adalah distributor dari obat
paten, obat generik, obat generik bermerek seperti parasetamol dan amoksilin,
serta alat - alat kesehatan ke beberapa wilayah di Indonesia. Struktur Organisasi
PT Millennium Pharmacon International Tbk. Dalam kegiatan operasional
pemasaran dan pendistribusian PT. Millennium Pharmacon International Tbk
dibantu oleh staff management, staff Administrasi dan para tim penjual yang
bekerja langsung untuk memasarkan produk - produk yang didistribusikan. Salah
satu cabang PT. Millennium Pharmacon International Tbk yaitu PT. Millennium
Pharmacon International Tbk cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Dr. Radjiman
No 652 B Rt 01 Rw 08, Pajang, Laweyan Surakarta.
3. Apoteker
Apoteker di PBF memiliki tanggung jawab yaitu memastikan bahwa
fasilitas distribusi telah menerapkan CDOB dan memenuhi pelayanan publik;
menyusun, memastikan dan mempertahanan penerapan sistem manajemen
mutu; menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan
lanjutan mengenai CDOB untuk seluruh personil yang terkait dalam kegiatan
distribusi; melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok atau
pelanggan; turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-
masing pihak yang berkaitan dengan distribusi sediaan farmasi; memastikan
pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat sesuai dengan
peraturan penundang-undangan.
4. Kepala Gudang
Tugas kepala gudang adalah sebagai pengontrolan dan pengecekan
keluar masuk barang dari gudang agar barang yang keluar masuk gudang
dapat terkontrol dengan baik selain itu juga bertugas untuk memberikan
informasi akan adanya barang barang yang sudah rusak, kadaluwarsa (seperti
retur barang).
5. Salesman
Mencari prospek pelanggan baru, Mengkomunikasikan keunggulan
produk atau jasa perusahaan, Menjalankan promosi agar penjualan di tempat
pelanggan semakin cepat, Menjual produk dengan baik kepada para
pelanggan, Memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan seperti
bimbingan teknis, konsultasi permasalahan, masalah keuangan, Mencari
7. Administrasi Keuangan
Mengumpulkan dan merapikan data data penjualan, arsip, piutang para
konsumen.
8. Staff gudang
Menyiapkan barang sesuai dengan sales order.
H. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu jaringan hubungan yang
menggambarkan fungsi dalam suatu organisasi. Adanya organisasi dapat
menciptakan hubungan yang jelas antara posisi dan memastikan kerja sama timbal
balik antara masing-masing individu.
I. Bidang Usaha
Perusahaa bergerak dibidang usaha distribusi produk farmasi, suplemen
BAB III
KEGIATAN PKPA
A. Pengenalan Ruangan
Pengenalan setiap sudut ruangan PBF. Dari tempat administrasi faktur,
ruang BFO, ruang meeting sales, pengenalan lebih ke Gudang obat. Gudang obat
terdiri dari obat-obat OTC, ethical, dengan psikotropik, obat-obat tertentu harus
dipisahkan seperti prekursor, obat-obat tertentu (PT. MPI tidak mendistribusikan
obat narkotik). Untuk ruang psikotropik didalamnya terdapat almari untuk
penyimpanan obat yang mempunyai double pintu kemudian untuk pintu utama
dan bangunan harus tertutup rapat, kokoh, dan mempunyai kunci double juga
yang dipegang oleh apoteker penanggung jawab PBF. Gudang obat juga ada
master box untuk penyimpanan obat dalam nilai besar (karton), dan tempat obat
retail untuk yang disiapkan dalam lemari obat ecer yang memudahkan personil
untuk menyiapkan obat atau alkes.
C. Penyimpanan obat
Penyimpanan obat di PT. MPI secara alfabetis dan sistemnya FIFO (First
In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). FIFO artinya obat yang pertama
masuk maka itulah yang keluar pertama. FEFO artinya obat yang mempunyai
nilai ED cepat maka obat itulah yang harus dikeluarkan. Penyimpanan obat di PT.
MPI tidak hanya dengan system itu, akan tetapi penataan obat sesuai bentuk
sediaan misalkan sediaan sirup dibagian bawah sendiri agar meminimalkan resiko
jatuh. Kemudian penyimpanan juga sesuai principal yang bekerja sama dengan
PT. MPI misalkan dari LAPI (kode V), Guardian (kode R), dan Mepro (kode J)
mempunyai rak sendiri dengan kode sendiri. Penyimpanan obat juga meliputi
kesesuaian suhu yang tertera di box produk sehingga PT.MPI dapat menjamin
kestabilan produknya. Untuk produk cold chain product disimpan dalam chiller
khusus yang sudah tervalidasi dan terkalibrasi yang bisa menjamin keamanan
efikasi dan stabilitas produk yang perlu penanganan khusus. Untuk alkes disimpan
dalam ruang yang berbeda dengan obat untuk memudahkan penyimpanan dan
pengambilan.
H. Pemesanan Obat
PT. MPI menerima surat pesanan (SP) dari Apotek, Rumah sakit, Klinik,
Toko obat, Dinkes, Puskesmas kemudian SP diterima oleh TOS, selanjutnya cek
di BFO untuk mengetahui apakah outlet bisa dilayani atau tidak, jika dilayani
petugas administrasi kemudian dibuatkan faktur kemudian diserahkan ke apoteker
untuk dicek ketersediaan barang dan kesesuaian obat baik dari jumlah dan nama
obat, setelah di tanda tangani maka diserahkan ke petugas Gudang untuk
disiapkan.
J. Pengiriman Barang
Di PT.MPI pengiriman barang melalui pengantar barang dan ekspedisi.
Pengantar barang jika pengiriman didalam kota, jika pemesanan diluar kota maka
menggunakan ekspedisi. Untuk dalam dan luar kota jangka waktu pengiriman
yairu sameday service atau one day service.
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan obat-obat regular hanya saja yang membedakan adalah form ASR yang
digunakan serta pengadaannya dipisah dengan produk lain. Selain itu untuk
pengesahan faktur dan juga penerimaan dilakukan langsung oleh apoteker
penanggung jawab.
Barang yang telah dikirimkan ke PT. MPI cabang kemudian dilakukan
penerimaan. Hal yang dilakukan pertama kali setelah ada barang datang yaitu
menerima bukti permintaan barang kemudian dilakukan pengecekan kesesuaian
barang yang diberikan dengan faktur dan PO. Pengecekan dilakukan terhadap
nama barang, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa, serta melihat bentuk fisik
barang apakah ada kerusakan atau tidak. Setelah keseluruhan barang datang yang
diperiksa sudah sesuai dengan yang tertera di faktur dan PO maka dapat dilakukan
penandatanganan terhadap faktur asli sesuai dengan tanggal penerimaan barang.
Tahap yang dilakukan setelah barang telah diterima adalah dilakukan
penyimpanan. PT MPI cabang Solo ini memiliki beberapa ruang penyimpanan
produk, diantaranya ialah ruang penyimpanan master box, ruang penyimpanan
untuk obat eceran, ruang penyimpanan alat kesehatan dan juga ruang
penyimpanan untuk obat-obat psikotropika, prekusor dan OOT. Sistem
penyimpanan dilakukan berdasarkan principal dan diurutkan berdasarkan abjad
dengan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
Selain itu, pada PT. MPI cabang Solo ini penyimpanan obat juga diatur suhu
ruangannya berdasarkan anjuran penyimpanan yang tertera pada masing-masing
box obat sesuai pabrikan. Suhu ruangan penyimpanan obat senantiasa dilakukan
pengecekan setiap hari terhadap termohigrometer yang terletak pada masing-
masing ruang penyimpanan, hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa obat telah
disimpan sesuai dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan dan dapat menjamin
mutu dari barang. Kontrol terhadap hama juga dilakukan di ruang penyimpanan,
dimana disini PT . MPI melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk
mengontrol serta mencegah adanya hama yang dapat masuk ke ruang
penyimpanan. Untuk menjaga mutu produk, sediaan farmasi maupun alat
kesehatan diletakkan diatas palet dan rak yang tidak bersentuhan langsung dengan
lantai dengan tujuan untuk mencegah kelembapan pada produk yang dapat
mempengaruhi mutu produk. Produk juga disimpan terhindar dari cahaya
matahari langsung untuk mencegah kerusakan. Pada bagian area penyimpanan
juga dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan kotak P3K untuk
mengantisipasi jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
PT. MPI memiliki produk CCP (Cold Chain Product) dari beberapa
principal. Pengadaan produk CCP ini tergabung dengan pengadaan obat regular.
proses penerimaan produk CCP ini pun prinsipnya sama dengan obat regular.
Untuk penyimpanan berbeda dengan produk regular, dimana produk CCP
disimpan pada suatu chiller yang telah dikalibrasi dan divalidasi sebelum dapat
digunakan. Kalibrasi dilakukan derhadap alat (chiller) yang akan digunakan,
sedangkan untuk validasi dilakukan terhadap suhu didalam chiller. Suhu
penyimpanan chiller diatur agar berkisar antara 2-80 C, jika suhu penyimpanan
melebihi atau kurang dari suhu tersebut maka alarm pada chiller akan berbunyi
dan dapat segera dilakukan perbaikan suhu pada chiller. Sebelum chiller
digunakan juga dilakukan kualifikasi, yang meliputi kualifikasi desain, kinerja,
instalasi dan operasional sehingga dapat dipastikan bahwa chiller yang digunakan
sudah sesuai dengan kebutuhan dan dapat bekerja dengan baik.
Penjualan sediaan farmasi atau alat kesehatan di PT. MPI ke apotek,
rumah sakit, klinik, toko obat, dan PBF lain dilakukan melalui surat pesanan dari
outlet yang diberikan ke PT. MPI melalui sales. Orderan dari outlet kemudian
diterima dan dilakukan pengecekan oleh apoteker dan juga dilakukan pengecekan
oleh bagian BFO untuk mengetahui apakah orderan tersebut dapat diproses. Jika
telah sesuai dan dapat diproses kemudian orderan diteruskan ke bagian fakturis
petugas administrasi kemudian dibuatkan faktur kemudian diserahkan ke apoteker
untuk dicek ketersediaan barang dan kesesuaian obat baik dari jumlah dan nama
obat, setelah di tanda tangani maka diserahkan ke petugas Gudang untuk
disiapkan. Outlet atau pelanggan harus memenuhi kritria yang ditetapkan oleh
PT.MPI yaitu memilliki izin outlet, mempunyai NPWP, mempinya SIPA yang
masih aktif, menyertakan KTP pemilik, jika ada pendelegasian maka harus
disertakan surat pendelegasian APJ, spesimen APJ, spesimen tanda tangan APJ.
Untuk pemesanan obat psikotropik, prekursor dan OOT harus menggunakan surat
pesanan khusus dan terpisah daro obat lain dan harus ditandatangani dan diterima
oleh APJ.
Orderan kemudian disiapkan dengan mengambil barang sesuai faktur dari
gudang dengan menuliskan pengeluaran di kartu stok, setelah itu dilakukan
pengecekan oleh kepala gudang untuk melihat kesesuaian barang dengan faktur
dengan tujuan untuk menghindari adanya kesalahan dalam pengiriman obat.
Barang yang sudah sesuai dengan faktur kemudian dilakukan packing dan
dilakukan pemisahan antara faktur pengiriman barang untuk dalam dan luar kota
yang kemudian dapat langsung dilakukan pengiriman ke masing-masing outlet.
Untuk pengiriman barang dalam kota maka dikirim langsung oleh pengirim PT.
MPI sedangkan untuk pengeriman luar kota dilakukan kerjasama dengan pengirim
sesuai dengan kesepakan yang telah disepakati dan susai dengan ketentuan dalam
CDOB.
Sistem pelaporan di PT.MPI yaitu dilakukan kepada tiga instansi
pemerintah sesuai dengan ketentuan dari permenkes nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang PBF, yaitu pelaporan obat ke Balai POM,
Dinas Kesehatan RI yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk
pelaporan obat Psikotropika prekursor dan OOT dilakukan setiap bulan melalui
online Pelaporan Si-Odie dan E Report Kemenkes dan juga ditulis ke dinas
kesehatan provinsi dan BPOM dan untuk pelaporan alat kesehatan dilakukan
setiab bulan sekali melalui website e-report alkes.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilakukan di PT. MPI maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan aspek CDOB di PT. MPI sudah bejalan dengan baik. Perusahaan
berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, penyaluran obat, alat kesehatan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
2. PT. MPI sudah mempunyai apoteker penanggung jawab terhadap pelaksanaan
ketentuan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran
obat, sedangkan untuk penanggung jawab alat kesehatan yaitu seorang asisten
apoteker.
B. Saran
1. Saran kepada institusi
a. Diharapkan agar kedepannya, waktu PKPA lebih lama agar mahasiswa
dapat belajar lebih lama mengenai perbekalan farmasi di PBF.
b. Pembimbing PKPA agar lebih giat untuk mengontrol mahasiswa selama
PKPA berlangsung dan memberikan bimbingan untuk kemajuan
mahasiswa
2. Saran kepada PT. Millennium Pharmacon International.
Mempertahankan kerjasama antar karyawan yang sudah berjalan
dengan baik dan menerapkan CDOB lebih maksimal agar tercipta PT.
Millennium Pharmacon International yang lebih baik dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2020. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2020 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta.
LAMPIRAN
L
A
M
P
I
R
A
N