Oleh:
DADAN WAHYUDI
10070216095
Oleh:
DADAN WAHYUDI
10070216095
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Pembatasan Masalah.................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Penjadwalan Produksi...............................................................................6
2.2 Tujuan Penjadwalan Produksi...................................................................6
2.3 Istilah dalam Penjadwalan Produksi..........................................................7
2.4 Macam – Macam Penjadwalan Produksi..................................................9
2.4.1 Penjadwalan Flow Shop...................................................................10
2.4.2 Penjadwalan Job Shop.....................................................................11
2.5 Aturan - Aturan Penjadwalan Produksi...................................................11
2.6 Algoritma Penjadwalan...........................................................................13
2.6.1 Metode Algoritma Nawaz, Enscore, dan Ham ( NEH )...................13
2.6.2 Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS).......................................15
2.7 Gantt Chart..............................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................17
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................17
3.2 Kerangka Pemikiran................................................................................17
3.3 Tahapan Penelitian..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hal tersebut membuat perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian produk
yang menyebabkan terlambatnya pengiriman kepada konsumen.
Keterlambatan tersebut menyebabkan berkurangnya kepercayaan
konsumen kepada perusahaan untuk melakukan pemesanan kembali, selain itu
setiap keterlambatan pengiriman yang terjadi memiliki konsekuensi denda yang
harus dihadapi oleh perusahaan. Tabel 1.1 memperlihatkan keterlambatan yang
terjadi selama periode pesanan bulan Januari 2020.
Tabel 1.1 Data Penyelesaian Pesanan bulan Januari 2020
Tanggal Target Tanggal
Keterlambatan
Pemesana Nama Barang Kuantitas Penyelesaian Penyelesaian
Pengiriman
n Produk Produk
Talikur Bulat
06-Jan-20 1500 buah/150cm 13-Jan-20 12-Jan-20 -
Putih 5mm
Talikur Bulat
14-Jan-20 2000 buah/150cm 20-Jan-20 23-Jan-20 3 hari
Merah 3mm
Talikur Bulat
15-Jan-20 1000 buah/90cm 20-Jan-20 21-Jan-20 1 hari
Motif 5mm
Talikur Bulat
21-Jan-20 1700 buah/100cm 28-Jan-20 01-Feb-20 4 hari
Motif 8mm
Artinya:
“Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah
sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya, Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat.” (Q.S An-Nahl (16): 91).
2
Berdasarkan penafsiran ayat Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan
bahwasannya perjanjian yang telah dilakukan harus ditepati dengan baik dan tidak
diperbolehkan untuk melanggar perjanjian tersebut. Seperti halnya yang terjadi
pada perusahaan bahwasannya perusahaan telah melakukan perjanjian dengan
konsumen dalam proses pengiriman barang pesanan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan, maka perusahaan harus menepati waktu yang telah disepakati
tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi terjadinya keterlambatan pengiriman
produk kepada konsumen, perusahaan dapat menerapkan metode lain dalam
proses penjadwalan untuk meminimasi waktu penyelesaian untuk semua
pekerjaan yang ada di perusahaan (makespan). Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan usulan kepada perusahaan mengenai penjadwalan produksi di CV.
Global ACC untuk meminimasi makespan dan mendapatkan urutan pekerjaan
yang terbaik dengan menggunakan metode Campbell Dudek Smith (CDS), Nawaz
Enscore Ham (NEH) dan Palmer.
3
1.4 Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian yang akan dilakukan diantaranya:
1. Produk yang diteliti hanya berfokus pada produk tali.
2. Metode yang digunakan adalah metode Campbell Dudek Smith (CDS),
Nawaz Enscore Ham (NEC) dan Palmer.
3. Data permintaan yang digunakan merupakan data permintaan pada bulan
Januari 2020.
4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab kesimpulan dan saran berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta
saran bagi perusahaan maupun penelitian yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi (work in process inventory)
untuk mengurangi biaya penyimpanan dengan mengurangi jumlah rata-
rata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin karena masih
terlalu sibuk.
3. Mengurangi waktu keterelambatan karena batas waktu (due date) telah
dilampaui dengan cara mengurangi maksimum keterlambatan maupun
mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat.
4. Minimasi ongkos produksi.
5. Pemenuhan due date, karena dalam kenyataannya apabila terjadi
keterlambatan pemenuhan due date yang telah ditetapkan dapat dikenakan
suatu denda atau pinalty.
Menurut Arman Hakim Nasution dalam Utomo (2016), yaitu:
1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu
tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitas
dapat meningkat.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada
masih mengerjakan tugas lain. Teori baker mengatakan bahwa jika aliran
kerja suatu jadwal konstan maka antrian yang mengurangi ratarata waktu
alir akan mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi.
3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas
waktu, untuk meminimalkan penalti cost (biaya kelambatan).
4. Membantu pengambilan keputusan perencnaan kapasitas pabrik dan jenis
kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat
dihindarkan.
7
produk (bahan baku) atau dengan kata lain adalah ketika pekerjaan j
sampai diperalatan proses atau mesin.
2. Waktu menunggu (waiting time),
𝑊𝑖 adalah waktu tunggu pekerjaan 𝑖 dari saat pekerjaan siap
dikerjakan sampai saat operasi pendahulu selesai.
3. Set up time
adalah waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum
pemrosesan job dilaksanakan.
4. Arrival time (𝑎𝑖)
adalah saat job mulai berada di shop floor.
5. Delivery Date
adalah saat pengiriman job dari shop floor ke proses berikutnya atau ke
konsumen.
6. Processing Time (𝑡𝑖)
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Waktu proses ini, sudah termasuk waktu yang dibutuhkan untuk persiapan
dan pengaturan (setup) selama proses berlangsung atau merupakan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu operasi, atau proses ke-𝑖 dari
job ke-j. Waktu proses ini telah mencakup waktu untuk persiapan dan
pengaturan proses.
7. Due date (𝑑𝑖)
adalah batas waktu operasi terakhir suatu pekerjaan harus selesai, atau
batas waktu penyelesaian yang ditentukan untuk job ke-i.
8. Slack Time (𝑆𝐿𝑖)
adalah waktu tersisa yang muncul akibat dari waktu prosesnya lebih
kecil dari due date-nya,
𝑆𝐿𝑖 = 𝑑𝑖 – 𝑡𝑖..........................................................................................(II-1)
9. Flow Time (𝐹𝑖)
adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan dari saat pekerjaan
tersebut masuk ke dalam suatu tahap proses sampai pekerjaan yang
bersangkutan selesai dikerjakan. Dengan kata lain, flow time adalah waktu
8
proses ditambah dengan waktu menunggu sebelum diproses, atau waktu
antara job ke-𝑖 siap dikerjakan sampai job tersebut diselesaikan,
𝐹𝑖 = 𝐶𝑖 – 𝑟𝑖 ...........................................................................................(II-2)
10. Lateness (𝐿𝑖)
adalah selisih antara completion time (𝐶𝑖) dengan due date-nya (𝑑𝑖).
Suatu pekerjaan memiliki lateness yang bernilai positif apabila pekerjaan
tersebut diselesaikan setelah due date-nya, pekerjaan tersebut akan
memiliki keterlambatan yang negatif. Sebaliknya jika pekerjaan
diselesaikan setelah batas waktunya, pekerjaan tersebut memiliki
keterlambatan yang positif, atau besarnya simpangan waktu penyelesaian
job ke-𝑖 terhadap due date yang telah ditentukan untuk job tersebut,
𝐿𝑖 = 𝐶𝑖 − 𝑑𝑖 < 0, saat penyelesaian job sebelum batas akhir.
𝐿𝑖 = 𝐶𝑖 − 𝑑𝑖 = 0, saat penyelesaian job tepat sesuai batas akhir.
𝐿𝑖 = 𝐶𝑖 − 𝑑𝑖 > 0, saat penyelesaian job setelah batas akhir.
11. Completion time (𝐶𝑖)
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai
dari saat tersedianya pekerjaan (𝑡 = 0) sampai pada pekerjaan tersebut
selesai dikerjakan, atau menunjukkan rentang waktu sejak pekerjaan
pertama mulai dikerjakan sampai proses tersebut selesai,
𝐶𝑖 = 𝐹𝑖 + 𝑟𝑖 ...........................................................................................(II-3)
12. Tardiness (𝑇𝑖)
adalah ukuran dari lateness yang bernilai positif, dan juga merupakan
keterlambatan pekerjaan j untuk diselesaikan sebelum due date yang
diberikan atau waktu keterlambatan selesainya suatu pekerjaan j.
13. Earliness (𝑒𝑗)
adalah keterlambatan yang bernilai negatif.
14. Makespan (𝑀)
adalah total waktu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan mulai dari urutan
pertama yang dikerjakan pada mesin atau work center pertama sampai
kepada urutan pekerjaan terakhir pada mesin atau work center terakhir.
9
Untuk melakukan penjadwalan kerja, terlebih dahulu kita harus
mengidentifikasi sifat dari sistem produksi yang akan disusun jadwal
pengerjaannya. Sifat atau karakteristik penjadwalan pekerjaan dalam sistem
produksi dibedakan atas:
2.4.1 Penjadwalan Flow Shop
Flow Shop Schedulling, yaitu penjadwalan atas sistem produksi yang
memiliki arus pekerjaan yang berlangsung terus-menerus. Pengerjaan produk
menurut metode ini lazim pula disebut sebagai make to stock method, yaitu
melakukan pengerjaan produk dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Ragam produk terbatas tetapi dalam jumlah banyak. Umumnya merupakan
produk yang dibuat berdasarkan desain dan bakuan mutu tertentu. (Sukanto dalam
Masruroh, 2008)
Susunan suatu proses produksi jenis flow shop dapat diterapkan dengan
tepat untuk produk-produk dengan desain yang stabil dan diproduksi secara
banyak volume, sehingga investasi dengan tujuan khusus (special purpose) yang
digunakan dapat secepatnya kembali.
Penjadwalan flow shop dicirikan oleh adanya aliran kerja yang satu arah
dan tertentu. Pada dasarnya ada beberapa macam pola flow shop yaitu:
1. Flow Shop murni
Kondisi dimana sebuah job diharuskan menjalani satu kali proses
untuk tiap-tiap tahapan proses. Misalnya, masing-masing job melalui
mesin 1, kemudian mesin 2, mesin 3 dan seterusnya sampai dengan mesin
pada proses yang paling akhir. Dibawah ini diberikan gambaran sistem
produksi dengan flow shop murni:
Job 1 Job 2 Job 3 Job 4
Gambar 2.1 Aliran Flow Shop Murni
2. Flow Shop umum
Kondisi dimana sebuah job boleh melalui seluruh mesin produksi,
dimana mulai awal sampai dengan yang terakhir. Dan selain itu sebuah
job boleh melalui beberapa mesin tertentu, yang mana mesin tersebut
masih berdekatan dengan mesin-mesin lainnya dan masih satu arah
10
lintasannya. Berikut ini contoh sistem produksi dengan pola flow shop
umum:
11
4. mean tardiness: rata-rata waktu keterlambatan. Untuk mengurangi mean
tardiness menggunakan metode SPT, EDD dan slack lalu dilanjutkan
dengan algoritma Wilkerson – Irwin.
5. maximum tardiness: keterlambatan maksimum. Untuk meminimalkan
maximum tardiness, menggunakan metode EDD.
6. number of tardy job: jumlah pekerjaan yang terlambat. Untuk mengurangi
number of tardy job, menggunakan metode EDD lalu dilanjutkan dengan
algoritma Hodgson.
Aturan – aturan dalam penjadwalan produksi:
1. First Come, First Served (FCFS)
(yang pertama datang, yang pertama dilayani)
Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih
dahulu.
2. Shortest Processing Time (SPT)
(waktu pemrosesan terpendek)
Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek diselesaikan
terlebih dahulu.
3. Longest Processing Time (LPT)
(waktu pemrosesan terpanjang)
Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang diselesaikan
terlebih dahulu.
4. Earliest Due Date (EDD)
(batas waktu paling awal)
Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih
dahulu.
5. Critical Ratio (CR-Rasio Kritis)
merupakan angka indek yang dihitung dengan membagi waktu yang
tersisa hingga batas waktu pekerjaan, dengan waktu pekerjaan tersisa.
Rasio Kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan
agar tetap menepati jadwal.
Bila: CR < 1, berarti pekerjaan terlambat dari jadwal
CR = 1, berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal
12
CR > 1, berarti pekerjaan mendahului jadwal
6. Aturan Johnson
Terdapat 2 atau lebih pekerjaan (N) yang harus melalui dua mesin atau
pusat kerja yang berbeda dalam urutan yang sama. Kasus seperti ini
disebut sebagai permasalahan N/2. Aturan Johnson (Johnson’s rule) dapat
digunakan untuk meminimasi waktu pemrosesan untuk mengurutkan
sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja. Aturan ini juga
meminimasi waktu luang total pada mesin.
Langkah-langkah:
1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar, berikut waktu yang
dibutuhkan pada setiap mesin.
2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek.
Jika waktu terpendek ada pada mesin pertama, maka pekerjaan
tersebut dijadwalkan pertama kali.
Jika waktu terpendek berada pada mesin kedua, maka jadwalkan
pekerjaan tersebut terakhir.
Jika terdapat waktu aktivitas seri maka dapat dipilih salah satunya.
3. Setelah sebuah pekerjaan dijadwalkan, maka hilangkan pekerjaan
tersebut dari daftar.
4. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa.
2.6 Algoritma Penjadwalan
Dalam metematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan
perintah untuk menyelesaikan masalah. Perintah ini akan diterjemahkan secara
bertahap dari awal hingga akhir.
Aturan prioritas penjadwalan (priority rule) yang umumnya digunakan
dalam penjadwalan flow shop adalah sebagai berikut:
2.6.1 Metode Algoritma Nawaz, Enscore, dan Ham ( NEH )
Metode Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) ini dikembangkan oleh
Muhammad Nawaz, E. Emory Enscore Jr, dan Inyong Ham pada tahun 1983. ”In
a general flowshop, where where all the jobs must pat through all the machines in
the same orde, certain heuristic algorithms propose that the jobs with higher total
process time should be given higher priority than the jobs with less total process
13
time”yang memiliki arti dalam penjadwalan flowshop secara umum, dimana
semua job harus melewati semua mesin pada order yang sama. Metode heuristic
ini mengusulkan bahwa job dengan total waktu proses yang lebih besar
seharusnya diberikan prioritas yang lebih besar dari pada job dengan total waktu
proses yang lebih kecil. Pada metode ini diasumsikan job yang memiliki total
proses paling besar akan dikerjakan terlebih dahulu daripada job dengan total
proses yang lebih kecil ( Nawaz, dkk. dalam Romadhon, 2017)
Metode Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) adalah metode Incremental
Construction Algorithmyang telah mendapatkan penghargaan sebagai metode
heuristic terbaik dalam permutation flow shop problem (PFSP).
Langkah-langkah penjadwalan 𝑛 job dengan 𝑚 mesin menggunakan
metode Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) adalah sebagai berikut (Ginting dalam
Romadhon, 2017).
Langkah 1:
1. Menjumlahkan waktu proses setiap job.
2. Mengurutkan job menurut waktu prosesnya dimulai dari yang terbesar
hingga terkecil.
3. Hasil urutan ini disebut sebagai daftar pengurutan job.
Langkah 2:
1. Set 𝐾 = 2.
2. Mengambil job yang menempati urutan pertama dan kedua pada daftar
pengurutan job-job.
3. Membuat dua alternatif.
4. calon urutan parsial baru.
5. Menghitung setiap waktu produksi dari keseluruhan proses produksi
parsial dan mean flow time parsial dari calon urutan parsial baru.
6. Memilih calon urutan parsial baru yang memiliki waktu produksi dari
keseluruhan proses produksi parsial yang terkecil. Jika ada urutan parsial
baru yang memiliki waktu produksi dari keseluruhan proses produksi
parsial terkecil yang sama, pilihlah calon urutan parsial yang lebih kecil.
Jika masih sama, maka pilihlah calon urutan parsial baru tadi secara acak.
7. Mencoret job yang diambil tadi dari daftar pengurutan job-job.
14
8. Memeriksa apakah 𝐾 = 𝑛 (dengan 𝐾 adalah jumlah job yang ada). Jika ya,
lanjutkan ke langkah 4. Jika tidak, lanjutan ke langkah 3.
Langkah 3:
1. Set K = K + 1.
2. Mengambil job yang menempati urutan pertama dari daftar pengurutan
job.
3. Menghasilkan sebanyak 𝐾 calon urutan parsial baru dengan memasukkan
job yang diambil ke dalam setiap slot urutan parsial sebelumnya.
4. Menghitung setiap waktu produksi dari keseluruhan proses produksi
parsial dan mean flow time parsialdari calon urutan parsial baru.
5. Memilih calon urutan baru yang memiliki waktu produksi dari
keseluruhan proses produksi parsial yang terkecil. Jika ada urutan parsial
baru yang memiliki waktu produksi dari keseluruhan proses produksi
parsial terkecil yang sama, pilihlah calon urutan parsial baru tadi yang
memiliki mean flow time parsial yang lebih kecil. Jika masih sama,
pilihlah calon urutan parsial baru tadi secara acak.
6. Calon urutan parsial baru yang dipilih menjadi urutan parsial baru.
7. Mencoret job yang diambil tadi dari daftar pengurutan job.
8. Memeriksa apakah 𝐾 = 𝑛 (dengan 𝑛 adalah jumlah job yang ada). Jika ya,
lanjutkan ke langkah 4. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 3.
Langkah 4:
Urutan parsial baru menjadi urutan final dan stop.
2.6.2 Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS)
Metode ini dikembangkan oleh H.G. Campbell, R.A Dudek dan M.L.
Smith yang didasarkan atas algoritma Johnson. Metode ini pada dasarnya
memecahkan persoalan n job pada m mesin flow shop ke dalam dua grup,
kemudian pengurutan job pada kedua mesin tadi mengunakan algoritma Johnson.
Setelah diperoleh sebanyak m-1 alternatif urutan job, kemudian dipilih urutan
dengan mekespan terkecil. Setiap pengerjaan atau job yang akan diselesaikan
harus melewati proses pada masing-masing mesin. Pada penjadwalan ini
diusahakan untuk mendapatkan harga makespan yang terkecil dari (m-1)
kemungkinan penjadwalan. Penjadwalan dengan harga makespan terkecil
15
merupakan urutan pengerjaan job yang paling baik.
Perhitungan metode Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS) dilakukan
dengan aturan sebagai berikut:
1. Ambil urutan pertama (k =1). Untuk seluru job yang ada , carilah harga
t*I,1 dan t*I,2 yang minimum yang merupakan waktu proses pada mesin
pertama dan kedua.
2. Gunakan Algoritma Johnson untuk melakukan pengurutan pekerjaan.
Kemudian hitung makespan untuk urutan tersebut.
3. Jika waktu minimum didapat pada mesin pertama, selanjutnya tempatkan
tugas tersebut pada awal urutan dan bila waktu minimum didapat pada
mesin kedua, tugas tersbut ditempatkan pada posisi urutan akhir.
4. Jika urutan ke K = (m-1) sudah tercapai berhenti penjadwalan job sudah
selesai.
Aturan Johnson dikembangkan untuk n (job) yang dikerjakan pada dua mesin
secara berurutan.
1. Identifikasi waktu operasi terkecil dari pekerjaan yang ada; t* (tij dari
pekerjaan yang ada).
2. Bila t* ada pada mesin pertama maka pekerjaan yang memiliki waktu t*
tersebut didahulukan pekerjaan sedang bila t* berada mesin kedua maka
pekerjaan yang memiliki waktu t* tersebut dibelakang pengerjaannya.
3. Bila semua pekerjaan (job) telah terjadwal maka selesai.
2.7 Gantt Chart
Masalah penjadwalan sebenarnya masalah murni pengalokasian dan
dengan bantuan model matematis akan dapat ditentukan solusi optimal. Model-
model penjadwalan akan memberikan rumusan masalah yang sistematik dengan
solusi yang diharapkan. Sebagai alat bantu yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah penjadwalan, dikenal satu model yang sederhana dan umum yang
digunakan secara luas yakni peta Gantt (Gantt chart). Ilustrasi Gantt chart dapat
dilihat pada Gambar 2.4, pada sumbu vertikal digambarkan jenis sumber daya
yang digunakan dan sumbu horizontal digambarkan satuan waktu.
16
Gambar 2.4 Gantt Chart
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian (Lanjutan)
19
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan pertama kali untuk mengamati maupun
mencari tambahan informasi mengenai topik yang akan diambil pada saat
penelitian. Studi pendahuluan terdiri dari 2 kegiatan, yaitu:
Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan mengunjungi CV. Global ACC
untuk mengamati fenomena maupun permasalahan yang terjadi di
perusahaan berkaitan dengan bagian produksi perusahaan.
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk menambah pengetahuan mengenai
permasalahan yang akan diteliti serta menentukan metode yang sesuai
untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Studi literatur dapat
dilakukan dengan mencari informasi baik dalam buku, jurnal maupun
sumber lain berkenaan dengan permasalahan yang akan diteliti.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, dapat dirumuskan
mengenai ruang lingkup permasalahan yang terjadi di perusahaan
khususnya di bagian produksi produk tali.
3. Penetapan Tujuan dan Batasan Masalah
Penetapan tujuan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
diidentifikasi sebelumnya, sedangkan batasan masalah dilakukan untuk
membatasi ruang lingkup permasalahan agar proses penelitian sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data – data yang
dibutuhkan selama proses penelitian berlangsung yaitu data waktu
pekerjaan untuk setiap mesin.
5. Pengolahan Data
Berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan
data untuk menentukan jadwal produksi sesuai dengan metode – metode
yang akan dipakai melalui beberapa tahapan:
20
a. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman dilakukan untuk menguji apakah data yang
dikumpulkan merupakan data dari suatu populasi yang sama.
b. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan dilakukan untuk menguji bahwa data yang telah
dikumpulkan cukup untuk digunakan dalam penelitian.
c. Menghitung Waktu Baku
Waktu baku dihitung untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh
pekerja normal dalam menyelesaikan pekerjaan dengan dipengaruhi
oleh faktor kesesuaian dan kelonggaran.
d. Menghitung Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian dihitung untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
oleh sebuah pekerjaan yang dilakukan pada sebuah mesin dengan
dipengaruhi oleh waktu setup, waktu baku, jumlah permintaan, jumlah
mesin serta kapasitas mesin.
e. Melakukan Penjadwalan dengan Metode CDS, NEH dan Palmer
Melakukan penjadwalan produksi dengan metode – metode yang
ditentukan untuk meminimasi makespan serta mengetahui urutan job
yang harus dikerjakan.
6. Analisis
Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat kepada hasil pengolahan data
untuk membandingkan makespan di perusahaan pada saat ini dengan hasil
perhitungan beberapa metode dan menentukan metode yang memiliki
makespan yang lebih pendek diantara keadaan saat ini dengan
penjadwalan menggunakan metode.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan ringkasan dari keseluruhan proses penelitian yang
telah dilakukan dengan mengungkapkan hasil dari penelitian. Saran
ditujukan untuk memperbaiki kekurangan pada penelitian yang telah
dilakukan dan gambaran penelitian mengenai topik penelitian yang sejenis
di masa yang akan datang.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
jAD#v=onepage&q=penelitian%20kuantitatif%20adalah&f=false pada 30
Desember 2019.
23