Anda di halaman 1dari 3

73

e. Marketing(Pemasaran)
a. Kajian Teori
Pemasaran adalah salah satu kegiaan dalam perekonomian
yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi
itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Factor penting
dalam menciptakan nilai terebut adalah produksi, pemasaran
dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan
produksi dan komsumsi. Menurut Kotler (1997), pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yag didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.
Sedangkan rumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan
kesehatan merupakan institusi yang penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Jumlah rumah sakit yang semakin meningkat membuat
setiap rumah sakit saling bersaing untuk mendapatkan
pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran rumah sakit yang baik
akan dapat membantu rumah sakit untuk terus bertahan dalam
persaigan dan berkembang menjadi lebih baik. Keluarnya
peremenkes No.80/Menkes/Per/1ii/90 yang menyatakan bahwa
badan hukum termasuk perorangan diperkenankan memiliki dan
mengelola rumah sakit dengan sifat profit oriented, membuat
rumah sakit sadar untuk menerapkan menajemen pemasaran untuk
bias mempertahankan eksistensinya. Sehingga tidak
mengherankan jika keadaan ini memaksa pihak rumah sakit,
baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah untuk
menerapkan manajemen pemasaran yang modern, dengan
melaksanakan proses pemasaran yang baik, termasuk promosi
yang termasuk kedalam bauran pemasaan. Artinya, rumah sakit
akan melakukan berbagai upaya promosi dalam rangka menarik
minat consoling sebanyak-banyaknya.
Managemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pemekiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran
gagasan, harga, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa
74

untuk menciptakan pertukaran yang memuasakan tujuan-tujuan


individu dan orgnisasi (cotlete,1997).
Promosi dapat di lakukan berbagai cara,salah satunya
adalah iklan. Namun bolehkan rumah sakit beriklan? Selama
ini pengelola rumah sakit,baik pemerin`tah maupun swasta
berpedoman dan meyakini bahwa rumah sakit tidak boleh
beriklan. Banyak alasan yang di kemukakan antara lain tidak
etis jika rumah sakit mengharapkan kesakitan dari pasien
untuk kemudian pasien tersebut dating kerumah sakit yang
mereka kelola.Namun ketika rumah sakit memutuskan untuk
beriklan, rumah sakit harus benar-benar siap. Jika tidak,
mereka akan berhadapan dengan undang-undang perlindungan
konsumen seperti yang dialami oleh RS Siloamgeleneages,
Hiffokaruaci yang pernah memiliki pengalaman tidak
menyenangkan saat mereka berusaha melakukan promosi di media
massa. Saat pembukaan, RS Siloam berupaya untuk menarik
minat pelanggan dengan memasang iklan pemberitahuan dan
informasi sebanyak setengah halaman di salah media
cetak,pada iklan tersebut di cantumkan mengenai fasilitas
kesehatan dan tenaga medis yang di miliki oleh rumah sakit
tersebut.Tetapi ternyata iklan tersebut mendapat sambutan
yang tidak menyenangkan dari anggota DPR karna dinilai tidak
etis.Dengan adanya kejadian ini,Rumah sakit lainnya berfikir
dua kaliuntuk meiklankan rumah sakit mereka karena takut
akan menjadi masalah dengan anggota dewan.
a) Wawancara
Berdasarkan hasil dari yang dilakukan oleh citra
Rahayu Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram wawancara
dengan bagian humas didapatkan bahwa rumah sakit
memiliki marketing yang sangat baik, dan banyak
melakukan promosi diantaranya yaitu hiperbaric chamber,
cathlab ( pemasangan ring jantung), gedung hemodialis,
ensiminasi bayi tabung, psc (public cavty centre)
terhubung langsung ke nasional untuk seminar-seminar
emergency, specialis penerbangan satu-satunya di NTB
75

serta melalui media cetak, baliho, pamplet, brosur,


seminar, radio dan melakukan pelatihan/in house training
seperti emergency cardiac, BHD, dan service excelent.
Sedangkan untuk pemasaran tiap ruangannya langsung di
jadikan satu dengan promosi Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang IRNA
IIIA RSUD Kota Mataram, Diruangan tidak melakukan
marketing secara khusus, karena sudah dilakukan pada
saat klien baru masuk rumah sakit.
b) Observasi
Belum di maksimalkannya alat-alat promosi kesehatan
seperti banner. di ruang IRNA IIIA hanya terdapat
beberapa poster seperti moment cuci tangan, etika
batuk,pemilahan limbah medis padat,penggunaan alat medis
yang aman, 6 langkah cuci tangan, dan penggunaan
penggunaan APD dan tidak ada pembagian leaflet kepada
setiap pasien dan keluarga belum dilakukan ruangan.
c) Masalah
Promosi kesehatan di ruangan IRNA IIIA belum dilakukan
secara optimal oleh pihak ruangan.

Anda mungkin juga menyukai