Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 2623-2111

e-ISSN 2623-212X

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) PADA
LANSIA DI PUSKESMAS SRIKUNCORO KABUPATEN
BENGKULU TENGAH

Oktarianita 1)*, Bintang Agustina Pratiwi 2), Aji Putra Utama 3), Muhammad Evan Nasrullah
4)
, Reza Sefti Aisah 5), & Yesa Putri Pratama 6)
1)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
2)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
3)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
4)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
5)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
6)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
*Corresponding author: Oktarianita@umb.ac.id

ABSTRAK

Informasi Artikel Kasus ISPA merupakan penyakit yang morbiditasnya


Terima : tinggi pada kelompok tertentu. Tingkat mortalitas ISPA
Revisi : sangat tinggi pada balita, anak, dan lansia terurtama di negara
Disetujui : berkembang. ISPA yang terjadi pada masyarakat lanjut usia
disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya asupan gizi
Kata Kunci: ISPA, yang kurang, faktor lingkungan, kurang memperbanyak
Lansia, Pencegahan minum air putih, dan kurang olah raga. Perlu adanya
pemahaman tentang bagaiman pencegahan ISPA bagi lansia.
Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan bagi
lansia di Puskesmas Srikuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah
menggunakan metode observasi, pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan. Observasi dilakukan untuk menentukan
permasalahan kesehatan apa yang dihadapi oleh lansia,
dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan kesehatan yang
akhirnya berguna bagi lansia untuk mengatasi permasalahan
kesehatannya. Dari observasi awal melalui wawancara
terhadap 5 orang lansia diketahui ternyata belum memiliki
pengetahuan yang baik mengenai apa yang dimaksud dengan
ISPA dan bagaimana upaya-upaya pencegahannya. Hasil
kegiatan pengabdian masyarakat lansia memahami apa itu
ISPA, penyebab-penyebabnya, pencegahan dan bagaimana
upaya penanggulangannya. Kesimpulan dari kegiatan
pengabdian ini kegiatan berjalan cukup baik, lansia telah
memahami tentang ISPA dan antusias mengikuti kegiatan
penyuluhan yang diberikan.

PENDAHULUAN
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Infeksi saluran pernapasan akut atau Pengabdian dilaksanakan di


yang lebih sering dikenal dengan ISPA Puskesmas Srikuncoro, yang merupakan
merupakan infeksi yang disebabkan oleh salah satu puskesmas di Kabupaten
virus dan bakteri yang masuk ke dalam Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.
tubuh dan berkembang biak sehingga Survey awal yang dilakukan di
menimbulkan gejala penyakit. Infeksi Puskesmas Srikuncoro, diperoleh informasi
akut berlangsung sampai 14 hari atau bahwa terdapat 30 orang lansia yang datang
lebih. ISPA merupakan penyakit yang pada kegiatan Program Pengelolaan
morbiditasnya tinggi pada kelompok Penyakit Kronis (Prolanis) yang
tertentu. Episode penyakit ini batuk pilek diselenggarakan di Puskesmas Srikuncoro
yang diperkirakan 3-6 kali pertahun (rata- setiap hari jumat.
rata 4 kali pertahun), sehingga penyakit Berdasarkan hasil observasi awal
saluran pernafasan akut merupakan melalui wawancara terhadap 5 orang lansia
masalah kesehatan masyarakat yang tentang beberapa pertanyaan mengenai
penting diseluruh dunia (Chin, 2006) Infeksi Saluran Pernafasan Akut, ternyata
Infeksi Saluran Pernapasan Akut belum memiliki pengetahuan yang baik
(ISPA) adalah penyebab utama mengenai apa yang dimaksud dengan
morbiditas dan mortalitas penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan
menular di dunia. Tingkat mortalitas bagaimana upaya-upaya pencegahannya.
sangat tinggi pada balita, anak, dan lansia Sehingga Tim Pengabdian
terurtama di negara berkembang Masyarakat perlu untuk melakukan
(WHO,2018) penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan
ISPA yang terjadi pada masyarakat ISPA pada Lansia yang bertujuan untuk
lanjut usia disebabkan oleh beberapa memberikan pengetahuan dan pemahaman
penyebab diantaranya asupan gizi yang pada lansia tentang Pencegahan ISPA.
kurang, faktor lingkungan, kurang
memperbanyak minum air putih, dan METODE KEGIATAN
kurang olah raga. Pelaksanaan pengabdian kepada
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan masayarakat dilaksanakan di Puskesmas
Dasar Pada Tahun 2018 Provinsi Srikuncoro dengan menggunakan metode
Bengkulu merupakan provinsi ke lima observasi , penyuluhan kesehatan tentang
dengan Prevalensi ISPA tertinggi di pencegahan ISPA pada Lansia yang
Indonesia yaitu 11,8 per 1.000 penduduk dilaksanakan pada bulan November-
(Kemenkes, 2019). Desember 2021. Observasi dilakukan untuk
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

menentukan permasalahan apa yang pencegahan ISPA. Sebelum memulai


dihadapi oleh lansia dilanjutkan dengan kegiatan dilakukan doa bersama untuk
kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan kelancaran kegiatan selanjutnya. Ketua
pemahaman dan pengetahuan lansia pelaksana pengabdian menyampaikan
tentang pencegahan ISPA. maksud dan tujuan kegiatan yang
dilanjutkan dengan penyampaian materi

HASIL DAN PEMBAHASAN penyuluhan.


Adapun materi penyuluhan yang
Pengabdian masyarakat di
diberikan adalah pengertian ISPA,
laksanakan di Puskesmas Srikuncoro
penyebab ISPA, gejala ISPA, Pencegahan
dimulai dengan kegiatan observasi terkait
ISPA dan bagaimana upaya
permasalahan kesehatan lansia. Observasi
penanggulangan jika sudah terserang
dilakukan dengan menemui beberapa
ISPA.
orang lansia yang sedang mengikuti
Lansia mengikuti kegiatan dengan
kegiatan prolanis di Puskesmas
memperhatikan semua penjelasan yang
Srikuncoro dan ditanyakan tentang
disampaikan oleh tim pengabdian.
permasalahan kesehatan.
Tahapan kegiatan pengabdian
masyarakat :
1) Analisis Situasi
Melakukan observasi untuk
melakukan analisis situasi, dengan
persiapan melakukan survey lokasi.

Gambar 1. Observasi Tentang Situasi Permasalahan Pada


Gambar 2. Dokumentasi Penyuluhan Pencegahan ISPA
Lansia di Puskesmas Srikuncoro
Pada Lansia di Puskesmas Srikuncoro

2) Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan


Infeksi saluran pernapasan akut yang
Selanjutnya tim pengabdian
sering dikenal ISPA di adaptasi dari istilah
masyarakat melakukan penyuluhan
bahasa inggris Acute Respiratory
kesehatan kepada lansia tentang
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Infections (ARI). Disebabkan oleh virus (laringotra-keobronchitis), bronkitis,


dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh bronkiolitis dan pneumonia.
dan berkembang biak sehingga Etiologi penularan ISPA menurut Zul
menimbulkan gejala penyakit. Infeksi Dahlan dalam buku Ilmu Penyakit
akut berlangsung sampai 14 hari atau Dalam Edisi Kelima sebagai berikut :
lebih. bakteri Streptococcus pneumonia
Istilah ISPA yang merupakan penyebarannya melalui droplet,
singkatan Infeksi Saluran Pernafasan Staphylococcus aureus menyebar melalui
Akut mulai diperkenalkan pada tahun selang infus. Sedangkan Enterobactor dan
1984 setelah dibahas dalam Lokakarya Pneucoccus aeruginosa menyebar melalui
Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini darah (Nelwan. R. H. H., 2010).
merupakan padanan istilah Inggris Dewasa ini perubahan mikroorganisme
Accute Respiratory Infections atau penyebab ISPA mengakibatkan perubahan
disingkat ARI. Dalam lokakarya ISPA pada sistem imun penderita, polusi
tersebut ada dua pendapat, pendapat lingkungan, dan pemakaian antibiotik
pertama memilih istilah ISPA (Infeksi yang tidak sesuai, hingga mengakibatkan
Saluran Pernafasan Akut) dan pendapat perubahan ciri bakteri. Sehingga
kedua memilih istilah ISNA (Infeksi peningkatan patogenitas bakteri,
Saluran Nafas Akut). Pada akhirnya khususnya Diplococcus pneumoniae,
lokakarya diputuskan untuk memilih Streptococcus pyogenes, Haemophilus
ISPA dan istilah ini pula yang dipakai influenza, Branhamella catarrhalis, dan
hingga sekarang (Depkes RI, 2004). Enterobacteriaceae. Virus antara lain
Menurut Wantania, Naning, dan influenza, adenovirus, sitomegalvirus.
Wahani (2012) saluran napas yang Gejala atau gambaran klinis saluran
terinfeksi meliputi pernapasan bagian pernapasan akut bergantung pada
atas sampai parenkim paru. Infeksi tempat infeksi serta mikroorganisme
primer atau infeksi saluran atas terjadi di penyebab infeksi. Semua manifestasi
atas laring, sebaliknya infeksi pernapasan klinis terjadi akibat proses peradangan dan
bawah terjadi di bawah laring. Infeksi adanya kerusakan langsung akibat
saluran atas terdiri dari Nasofaringitis mikroorganisme. Gejala klinis antara lain :
akut (selesma), Faringitis akut (tonsillitis demam derajat ringan, batuk, bersin,
dan faringositilitis) dan rhinitis. kurang nafsu makan, dan dahak berwarna
Sedangkan infeksi saluran pernapasan kehijauan (Dirjen P2PL Kemenkes
bawah terdiri dari epilogngitis, croup RI,2011).

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Gejala dari ISPA Ringan, Seseorang nanah dari lubang telinga.


dinyatakan menderita ISPA ringan jika 6. Pernafasan berbunyi seperti
ditemukan satu atau lebih gejala-gejala mengorok (mendengkur).
sebagai berikut (Yasir, 2009): 7. Pernafasan berbunyi menciut-ciut.
1. Batuk Gejala dari ISPA Berat
2. Serak, yaitu bersuara parau pada Seorang dinyatakan menderita ISPA berat
waktu mengeluarkan suara jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan
(misal atau ISPA sedang disertai satu atau lebih
pada waktu berbicara atau gejala-gejala sebagai berikut (Yasir, 2009):
menangis). 1. Bibir atau kulit membiru.
3. Pilek, yaitu mengeluarkan lender 2. Lubang hidung kembang kempis
atau ingus dari hidung. (dengan cukup lebar) pada waktu
4. Panas atau demam, suhu bernafas.
badan lebih dari 37 0C atau jika 3. Kesadaran menurun.
dahi diraba 4. Pernafasan berbunyi seperti orang
Gejala dari ISPA Sedang mengorok dan tampak
Seorang dinyatakan menderita ISPA gelisah.
sedang jika dijumpai gejala dari ISPA 5. Sela iga tertarik ke dalam pada
ringan disertai satu atau lebih gejala- waktu bernafas.
gejala sebagai berikut (Yasir, 2009): 6. Nadi cepat lebih dari 160 kali per
1. Pernafasan lebih dari 50 kali per menit atau tidak teraba.
menit pada anak yang berumur 7. Tenggorokan berwarna merah
kurang dari satu tahun atau lebih
dari 40 kali per menit pada anak Pencegahan ISPA
yang berumur satu tahun atau Keadaan gizi dan keadaan lingkungan
lebih. merupakan hal yang penting bagi
2. Suhu lebih dari 39 derajad pencegahan ISPA. Beberapa hal yang perlu
Celcius (diukur dengan dilakukan untuk mencegah ISPA :
termometer). 1. Mengusahakan agar mempunyai
3. Tenggorokan berwarna merah. gizi yang baik. makanan harus
4. Timbul bercak-bercak merah mengandung gizi cukup yaitu
pada kulit menyerupai bercak mengandung cukup protein (zat
campak. putih telur), karbohidrat, lemak,
5. Telinga sakit atau mengeluarkan vitamin dan mineral. Makanan

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

yang bergizi tidak berarti udara pernapasan atau percikan ludah


makanan yang mahal. Protein penderita. Pada prinsipnya kuman ISPA
misalnya dapat di peroleh dari yang ada di udara terhisap oleh pejamu
tempe dan tahu, karbohidrat dari baru dan masuk ke seluruh saluran
nasi dan jagung,lemak dari pernafasan. Dari saluran pernafasan kuman
kelapa atau minyak sedangkan menyebar ke seluruh tubuh apabila
vitamin dan mineral dari sayuran orang yang terinfeksi ini rentan, maka ia
dan buah-buahan. akan terkena ISPA (Depkes RI, 2004)
2. Menjaga kebersihan perorangan
dan lingkungan Perilaku hidup 3) Tahapan Sesi Tanya Jawab
bersih dan sehat merupakan Selanjutnya dilakukan sesi
modal utama bagi pencegahan tanya jawab kepada lansia tentang
penyakit ISPA, sebaliknya hasil kegiatan penyuluhan yang
perilaku yang tidak diberikan. Kegiatan ini bertujuan
mencerminkan hidup sehat akan untuk mengetahui sejauh mana lansia
menimbulkan berbagai penyakit. telah mengetahui dan memahami
Perilaku ini dapat dilakukan materi penyuluhan yang telah
melalui upaya memperhatikan disampaikan kepada lansia.
rumah sehat, desa sehat dan
lingkungan sehat.

Penanggulangannya jika sudah terserang


ISPA adalah dengan tidak makan
makanan yang dapat merangsang rasa
sakit pada tenggorokan, misalnya Gambar 3. Dokumentasi sesi tanya jawab setelah
penyuluhan
minuman dingin, makanan yang
mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan Lansia terlihat antusias saat
pewarna, pengawet, dan makanan yang mengikuti kegiatan. Hasil tanya
terlalu manis dan harus segera dibawa ke jawab lansia menjadi tahu apa yang
dokter (Yasir, 2009). dimaksud dengan ISPA, penyebab
ISPA dan bagaimana upaya
Penularan ISPA pencegahan ISPA, dari sebelumnya
Kuman penyakit ISPA ditularkan dari dimana lansia belum mengetahui apa
penderita ke orang lain melalui itu ISPA, penyebab-penyebabnya,

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

pencegahan dan bagaimana upaya


penanggulangan yang dapat
dilakukan jika sudah terserang
ISPA.
Pendidikan kesehatan
bertujuan agar seseorang mampu
Gambar 4. Dokumentasi bersama staf Puskesmas
Srikuncoro
menerapkan masalah dan kebutuhan
mereka sendiri, mampu memahami
apa yang dapat mereka lakukan PENUTUP
terhadap masalahnya, dengan Berdasarkan hasil pengabdian kepada
sumber daya yang ada pada mereka masyarakat berupa kegiatan penyuluhan
ditambah dengan dukungan dari kesehatan tentang Pencegahan ISPA pada
luar dan mampu memutuskan lansia di Puskesmas Srikuncoro Kabupaten
kegiatan yang tepat guna untuk Bengkulu Tengah, dapat disimpulkan :
meningkatkan taraf hidup sehat dan a) Lansia berpartisipasi pada setiap
kesejahteraan masyarakat kegiatan pengabdian masyarakat dari
(Mubarak, 2012) saat analisis situasi permasalahan
Pengetahuan adalah merupakan yang ada hingga sesi tanya jawab
hasil ”tahu”. Dan ini terjadi setelah b) Lansia antusias mengikuti kegiatan
orang melakukan penginderaan terhadap pengabdian masyarakat penyuluhan
suatu objek tertentu. Sebagian kesehatan tentang pencegahan ISPA
pengetahuan mereka di peroleh melalui c) Kegiatan pengabdian masyarakat
mata dan telinga. Pengetahuan atau telah berjalan sesuai tahapan, sesuai
kognitif merupakan domain yang sangat dengan yang ditargetkan adanya
penting untuk terbentuknya tindakan peningkatan pengetahuan dan
seseorang (Notoatmodjo, 2007). pemahaman lansia tentang
pencegahan ISPA.
4) Penutupan
Tahapan terakhir kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
pengabdian masyarakat dengan
Chin, J.E. (2006). Manual Pemberantasan
melakukan kegiatan foto bersama Penyakit Menular. Jakarta, Editor Penerjemah
Dr. I Nyoman Kandum, MPH Informatika.
pimpinan dan staf puskesmas.

Depkes RI. (2004). Petunjuk Teknis


Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan,
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Depkes RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Riset


Kesehatan Dasar Tahun 2018. Diakses
dari
http://www.depkes.go.id/resources/downl
oad/info-terkini/hasil riskesdas-2018.

Mubarak. (2012). Promosi Kesehatan :


Sebuah pengantar proses belajar
mengajar dalam pendidikan.

Naning, R, Wahani, A, & Wantania,J.M.


(2012). Infeksi Respiratory Akut. Buku
Ajar Respirologi anak IDAI. Jakarta.
EGC.

Nelwan. R.H.H. (2010). Influenza dan


Pencegahan. Dalam Ilmu Penyakit Dalam
(h.2783-2785). Jakarta Pusat: Interna
Publishing.

Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan


dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI.


(2011).Nomor 1077/Menkes/PER/V/2011
Tentang Pedoman Penyehatan Udara
Dalam Ruang Rumah.

Puskesmas Srikuncoro. (2021). Profil


Puskesmas Srikuncoro. Bengkulu Tengah

World Health Organization. (2018).


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
yang Cenderung menjadi Epidemic dan
Pandemic di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Diakses dari
http://www.who.int/gho/publications/worl
d health statistics.

Yasir. (2009). Hubungan Faktor-Faktor


Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
Penyakit ISPA pada Anak Balita di
Kecamatan Jambi Selatan. Jakarta,
http://www.lib.ui.ac/thesis/abstak/ispa.

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Desember 2021, Vol 4 No.3

Anda mungkin juga menyukai