Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional

Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020


“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

MOTHER'S KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH STUNTING EVENTS

Awa Ramdhani 1, Hani Handayani, 2Asep Setiawan 3


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
ramdhaniawa@gmail.com , hani.handayani@umtas.ac.id, asep.setiawan7105@gmail.com

ABSTRAK

Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada saat periode kritis dari proses tumbuh dan
kembang mulai janin. Untuk Indonesia, saat ini diperkirakan ada 37,2% dari anak usia 0-59 bulan atau sekitar 9 juta anak
dengan kondisi stunting, yang berlanjut sampai usia sekolah 6-18 tahun. Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia
0 – 59 bulan, dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi (<-2SD) dari standar median
WHO. Stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses kembang otak yang terganggu, dimana dalam jangka
pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif. Jangka panjang mengurangi kapasitas untuk berpendidikan lebih baik
dan hilangnya kesempatan untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik (Riskesdas, Prevalensi Stunting, 2018).
Salah satu penyebab stunting adalah pola asuh ibu terhadap balitanya. Pola asuh erat kaitannya dengan tingkat
pengetahuan ibu. Pengetahuan yang kurang dapat menjadikan pola asuh ibu kurang sehingga memengaruhi kejadian
stunting pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada
balita. Desain penelitian ini menggunakan metode literature review. Penelusuran artikel dilakukan dengan dengan
menggunakan search engine google scholar dan diperoleh data jurnal sebanyak 89 jurnal yang terdiri dari 5 judul dari
proquest dan 84 judul dari google scholar. Di dapatkan sebanyak 10 jurnal full text yang sesuai kriteria inklusi, yaitu data
berasal dari artikel jurnal nasional dan merupakan hasil penelitian primer, berbahasa Indonesia, serta terbit dalam 10 tahun
terakhir. Berdasarkan hasil analisis dari jurnal menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting masih kurang, dan
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting. Penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang
Stunting adalah karena tidak semua ibu balita melakukan kunjungan ke Posyandu. Disarankan untuk tenaga Kesehatan
dapat memberikan pendidikan Kesehatan dengan metode yang berbeda untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang
stunting

Kata Kunci : Pengetahuan ibu, Stunting

ABSTRACT

Stunting is a chronic malnutrition condition that occurs during the critical period of the process of growing and growing
the fetus. For Indonesia, there are currently estimated to be 37.2% of children aged 0-59 months or about 9 million
children with stunting conditions, which continues until school age 6-18 years. Stunting is defined as the condition of
children aged 0 - 59 months, where the height by age is below minus 2 Standard Deviation (<-2SD) of the WHO median
standard. Stunting will have an impact and be associated with impaired brain development processes, which in the short
term affect cognitive abilities. Long-term reduced capacity for better education and loss of opportunities for better
income job opportunities (Riskesdas, Prevalence of Stunting, 2018). One of the causes of stunting is the pattern of
mother's care towards her toddler. Parenting patterns are closely related to the level of knowledge of the mother. Lack of
knowledge can make the mother's parenting pattern less so that it affects the incidence of stunting in toddlers. The
purpose of this study was to find out the relationship of maternal knowledge with the incidence of stunting in toddlers.
The design of this research uses literature review method. Article search is done by using google scholar search engine
and obtained journal data as many as 89 journals consisting of 5 titles from proquest and 84 titles from google scholar.
Obtained as many as 10 full text journals that fit the inclusion criteria, namely data derived from national journal
articles and is the result of primary research, Indonesian language, and published in the last 10 years. Based on the
results of analysis from the journal shows the level of maternal knowledge about stunting is still lacking, and there is a
relationship between the knowledge of the mother and the incidence of stunting. The reason for the lack of knowledge
about stunting is because not all mothers of toddlers make visits to Posyandu. It is recommended that health workers can
provide health education with different methods to increase the mother's knowledge about stunting

Keywords: Mother's Knowledge, Stunting

28
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 Indonesia termasuk kedalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita
Stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4% (WHO, 2017). Menurut laporan WHO yang dikutip dari
Riskesdas tahun 2018 target Stunting di Indonesia adalah 20% namun pada tahun 2013 angka Stunting sebesar
37,2% namun pada tahun 2018 ada penurunan menjadi 30,8%. Meski demikian angka Stunting di Indonesia
masih sangat tinggi dan jauh dari yang ditargetkan oleh WHO.
Pada tahun 2010, prevalensi balita Stunting sebesar 35,6% kemudian mengalami peningkatan menjadi 37,2%
pada tahun 2013 (Kemenkes RI, 2016). Prevalensi balita pendek di Indonesia juga tinggi dibandigkan
Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan Singapura (4%). Indoneisa menduduki urutan ke 17
dari 117 negara dengan prevalensi 30,8% (Riskesdas, 2018). Kejadian balita Stunting merupakan masalah gizi
utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir,
pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus,
dan gemuk. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6%
pada tahun 2017 (PSG, 2017).. Prevalensi balita pendek di Indonesia juga tinggi dibandingkan Vietnam
(23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan Singapura (4%). Indoneisa menduduki urutan ke 17 dari 117
negara dengan prevalensi 30,8% (Riskesdas, 2018).
Faktor-faktor penyebab Stunting terbagi atas faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung antara lain
ibu yang mengalami kekurangan nutrisi, kehamilan pretern, pemberian makanan yang tidak optimal, tidak ASI
eksklusif dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsungnya adalah pelayanan kesehatan, Pendidikan, sosial
budaya dan sanitasi lingkungan (WHO, 2016). Berdasarkan hasil penelitian Verawati Simamora tahun 2019
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan Stunting pada anak.Faktor penyebab Stunting ini dapat
disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung dari kejadian Stunting adalah
asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah pendidikan, status
ekonomi keluarga, status gizi ibu saat hamil, sanitasi air dan lingkungan, BBLR pengetahuan dari ibu maupun
keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian Septamarini dalam Journal of Nutrition College tahun 2019 mengatakan bahwa
Ibu dengan pengetahuan yang rendah berisiko 10,2 kali lebih besar anak mengalami Stunting dibandingkan
dengan ibu berpengetahuan cukup. Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, uakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Stunting mempunyai dampak buruk bagi anak. Dampak buruk jangka pendek yang dapat ditimbulkan oleh
Stunting adalah terganggunya perkembangan otak, penurunan kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan
metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam jangka panjang Stunting akan mengakibatkan penurunan
kemampuan kognitif, penurunan prestasi belajar, penurunan kekebalan tubuh, beresiko mengalami
kegemukan (Obesitas), sangat rentan terhadap penyakit tidak menular dan penyakit degenaratif seperti
diabetes melitus, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas, serta penurunan
produktivitas pada usia dewasa (UNICEF, 2013; Aryastami & Tarigan, 2017). Stunting memiliki risiko
terjadinya penurunan potensi intelektual dan pertumbuhan yang terganggu (Soetjiningsih, 2015).
Dari hasil penelitian lain yakni hasil penelitian Kuratul Aini pada tahun 2018 mengatakan bahwa gambaran
pengetahuan yang kurang dapat menimbulkan terjadinya KEK pada baduta dengan Stunting yaitu 59,4%.
Gambaran kejadian KEK ibu hamil pada baduta dengan Panjang badan normal yaitu 5,4%. Berdasarkan
permasalahan tersebut diatas, peneliti memandang penting untuk dilakukan literature review tentang
hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literature review tidak hanya bermakna
membaca literatur, tapi lebih ke arah evaluasi yang mendalam dan kritis tentang penelitian
sebelumnya pada suatu topik.. Tujuan penelitian literature reviews ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting. Populasi dalam penelitian ini adalah jurnal
nasional yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting. Jumlah
populasi pada dalam penelitian ini sebanyak 89 artikel. Pengambilan sampel pada penelitian ini

29
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

dilakukan dengan cara mengakses database google schoolar dan proquest dengan kata kunci sesuai
dengan masalah pada penelitian sebagai berikut : Pengetahuan ibu, Stunting Kriteria inklusi dalam
literatur review ini adalah data berasal dari artikel jurnal nasional dan merupakan hasil penelitian
primer, berbahasa Indonesia, serta terbit dalam 10 tahun terakhir, jurnal yang tersedia full text,
sehingga diperoleh sampel sebanyak 10 jurnal nasional .
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sehingga hasil dari studi literatur tersebut dapat diakui
kredibilitasnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Identifikasi
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelusuran jurnal dan prosiding dengan menggunakan search
engine google scholar dan Proquest dengan menggunakan kata kunci pengetahuan ibu, Stunting, tanpa
pembatasan waktu, diperoleh data jurnal sebanyak 89 jurnal yang terdiri dari 5 judul dari proquest dan 84
judul dari google scholar.
2. Screening
Screening adalah penyaringan atau pemilihan data yang gunanya untuk memilih masalah penelitian yang
sesuai dengan topic. Dari hasil screening diperoleh 43 judul penelitian primer tentang hubungan
pengetahuan ibu tentang stunting dari google scholar.
3. Penilaian Kualitas
Penilaian kualitas artikel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti,
artikel dapat diakses beserta fulltext dokumennya, dan tidak terjadi duplikasi artikel. Dari hasil penilaian
diperoleh artikel sebanyak 10 artikel dari google scholar.
4. Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan membaca perkalimat secara keseluruhan dari 10 artikel,
kemudian dimasukan ke dalam tabel analisa yang meliputi judul dan penulis, pendahuluan, metode, hasil
penelitian, dan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian dilakukan sesuai dengan proses penelitian yang telah ditentukan meliputi proses identifikasi,
screening, penilaian kualitas artikel, analisa data dan menulis hasil analisis. Adapun langkah proses dan hasil
data yang diperoleh dapat dilihat dalam bagan berikut ini :

Hasil penelusuran jurnal dengan Search Proquest Hasil penelusuran jurnal dengan Search Google Scholar
(n = 5) (n=84) (84)

Hasil seleksi jurnal secara keseluruhan (n = 89)


Jurnal yang tidak relevan dengan tujuan
penelitian (n = 46)
Screening jurnal didapatkan hasil (n = 43)

Jurnal yang tidak eligible dengan kriteria


inklusi (n = 33)
Jumlah Jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi (n=10)

Jurnal yang masuk dalam analisis (n=10)

Bagan 1 : Tahapan Literature review

Hasil analisis dari 10 artikel jurnal dan prosiding diperoleh sebagai berikut:
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Tentang Stunting Dengan Karakteristik Ibu dan Sumber
Informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

30
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

Penulis : Rizkia Dwi Rahmandiani, dkk. (2019)


Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita tentang Stunting dengan
karakteristik dan sumber informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang
pada bulan Juli sampai September 2018 dengan jumlah sampel 242 ibu balita. Metode penelitian
menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan multistage random
sampling dan dianalisis dengan uji Chi Square. Penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
antara umur dengan pengetahuan (p = 0.054), paritas dengan pengetahuan (p = 0.386) dan terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan (p = 0.039), pendidikan dengan pengetahuan (p = 0.010),
dan sumber informasi dengan pengetahuan (p = 0,00). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
hubungan antara karakteristik pekerjaan, pendidikan dan variabel sumber informasi dengan pengetahuan
ibu balita tentang Stunting, sedangkan pada karakteristik umur dan paritas menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan dengan pengetahuan ibu balita tentang Stunting di Desa Hegarmanah Kecamatan
Jatinangor Kabupaten Sumedang.
2. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Gizi Dengan Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di
TK Malaekat Pelindung Manado.
Penulis: Wellem Elseus Pormes, dkk. (2014).
Tujuan Penelitain : ialah untuk mengetahui hubungan Pengetahuan orang tua tentang gizi dengan
Stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK Malaekat Pelindung Manado. Penelitian ini termasuk
dalam penelitian kuantitatif. Desain Penelitian : desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil
Penelitian : Menggunakan analisis uji statistik chi square dengan batas kemaknaan α ≤ 0,05, hasil
uji statistik didapat nilai p = 0,000< α ≤ 0,05, yang berarti Ho ditolak. Simpulan penelitian : ada
hubungan antara pengetahuan orang tua tentang gizi dengan Stunting pada anak usia 4-5 tahun di
TK Malaekat Pelindung Manado.
3. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk
Sekolah Dasar di Kecamanatan Nanggalo.
Penulis : Edwin Danie Olsa, dkk. (2016).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara sikap dan
pengetahuan ibu terhadap kejadian Stunting pada anak baru masuk sekolah dasar. Metode yang
digunakan adalah studi cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 232 anak baru masuk
sekolah dasar usia 6-7 tahun dan ibu di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Subjek penelitian
yang sudah menyetujui inform consent, akan mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran tinggi
badan. Data akan dianalisis dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini didapatkan
angka kejadian Stunting pada anak baru masuk sekolah dasar sebesar 16,8%, sebagian besar ibu
memiliki tingkat sikap positif (55,2%) dan tingkat pengetahuan yang cukup (48,7%). Terdapat
hubungan antara sikap dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Stunting pada anak baru masuk
sekolah dasar di Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
4. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Dengan Wasting Dan
Stunting Pada Balita Keluarga Miskin.
Penulis: Cholifatun Ni’mah1, Lailatul Muniroh. (2015).
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pola asuh
dengan wasting dan Stunting pada balita keluarga miskin. Besar sampel adalah 47 balita dari keluarga
miskin di Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro yang dipilih menggunakan teknik simple random
sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dengan α= 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa pada keluarga miskin persentase Stunting lebih besar daripada wasting, dan tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,581 dan 0,605), tingkat pengetahuan (p=0,632 dan 0,963), dan
pola asuh ibu (p=0,719 dan 0,928) dengan wasting dan Stunting. Kesimpulan penelitian adalah tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, dan pola asuh ibu tidak berkontribusi terhadap terjadinya wasting dan
Stunting pada balita keluarga miskin di Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.
5. Pengetahuan ibu, pola makan dan status gizi pada anak Stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan
Bangetayu, Kecamatan Genuk, Semarang.
Penulis : Ani Margawati, Astri Mei Astuti (2018).

31
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengetahuan ibu, dan hubungan pola makan dengan
status gizi pada anak Stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk,
Semarang.
Metode : Desain penelitian adalah observasional dengan pendekatan belah lintang (cross sectional) dengan
metode kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah balita yang berusia 1-5 tahun yang tinggal di
Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Semarang. Teknik pengambilan sampling dilakukan dengan
teknik consequtive sampling. Adapun data balita Stunting diambil dari data 6 Posyandu di Kelurahan
Bangetayu Wetan dan 3 Posyandu di Bangetayu Kulon dan didapatkan secara acak dengan jumlah subyek
36 balita. Data kuantitatif yang meliputi karakteristik responden dan asupan makan dianalisis dengan
program komputer, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan metode content analysis. Hasil : Ibu
dengan anak yang menderita Stunting tidak terlalu mengkhawatirkan tentang kondisi anak. Stunting
dianggap bukan permasalahan serius yang perlu ditangani dengan baik. Tidak ada hubungan tingkat
kecukupan energi, protein, zat besi, dan seng dengan status gizi pada balita Stunting usia 12-60 bulan di
Kecamatan Genuk. Simpulan : Ibu mempunyai pengetahuan yang salah tentang Stunting. Tidak ada
hubungan asupan makan dengan status gizi pada balita Stunting usia 12-60 bulan di Kecamatan Genuk.
6. Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan
Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan
Penulis : Windi Hapsari, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga, pengetahuan
ibu tentang gizi, tinggi badan orang tua, dan tingkat pendidikan ayah dengan kejadian Stunting
pada anak umur12-59 bulan. Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional dengan teknik sampling menggunakan cluster sampling.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 70 sebanyak 35 balita mengalami Stunting dan 35 balita
tidak mengalami Stunting yang memenuhi syarat kriteria restriksi. Data diperoleh dengan
menggunakan kuesioner dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise kemudian di
Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Berdasarkan analisis uji regresi logistik pengaruh
terjadinya Stunting yang dominan pengetahuan ibu tentang gizi didapatkan nilai p=0,027 dan
OR=3,801. Hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah
merupakan faktor risiko terjadinya Stunting pada balita dengan risiko sebesar 3,801.
7. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I
Penulis : Tia Agustiningrum , Dewi Rokhanawati, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan kejadian Stunting
pada balita usia 24-59 bulan di wilayah Puskesmas Wonosari I. Penelitian ini menggunakan
survei analitik case control dengan pendekatan restrospective. Analisa bivariat yang digunakan
adalah Chi Square. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 104 anak Stunting dengan jumlah
sampel 83 responden pada kelompok kontrol dan 83 responden pada kelompok kasus. Hasil uji
statistik mmenggunakan Chi Square menunjukan bahwa Tidak ada hubungan antara umur ibu,
pendidikan dan pekerjaan ibu dengan kejadian Stunting di wilayah kerja Puskesmas Wonosari I.
Hasil uji chi square p-value>α dengan nilai secara berturut-turut 0,638, 0,532 dan 0,822. Nilai
OR secara berturut-turut 0,842, 1,2 dan 1,1. Sehingga umur ibu tidak berisiko menimbulkan
Stunting namun pendidikan dan pekerjaan ibu merupakan faktor risiko terjadinya Stunting pada
anak. Ada hubungan antara tinggi badan ibu dan pengetahuan ibu dengan kejadian Stunting pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Wonosari I. Hasil uji chi square menunjukan secara berurutan
p-value<α yaitu 0,000 dan 0,043. Nilai odds ratio (OR) masing-masing yaitu 3,8 dan 1,8 yang
memiliki arti bahwa tinggi badan dan pengetahan merupakan faktor risiko terjadinya Stunting.
8. Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Stunting Di Puskesmas Rejosari
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru 2019.
Penulis : Putri Wulandini, dkk. (2019).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
Stunting di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru tahun 2019. Penelitian ini

32
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada tanggal 02 sampai 10 Mei 2019. Populasi pada
penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di Puskesmas Rejosari sebanyak 109 orang. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 85 orang yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner, lalu diolah dengan langkah-langkah Editing, Coding, dan
Tabulasi, selanjutnya dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang
memiliki balita tentang Stunting di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru
mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 37 orang (52,9%). Diharapkan bagi petugas kesehatan agar
memberikan penyuluhan tentang Stunting kepada ibu yang memiliki balita di Puskesmas Rejosari
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
9. Gambaran Pengetahuan Ibu Dengan Balita Stunting Tentang Pemberian Makan Bagi Balita Di
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Penulis : Endri Yuliati, Delima Citra Dewi, 2019.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dengan balita Stunting tentang pemberian
makan. Metode: penelitian crossectional ini melibatkan 44 ibu dengan balita Stunting (TB/U < -2
SD). Data pengetahuan dibedakan menjadi 2, yaitu pengetahuan tentang ASI dan pemberian MP-
ASI. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh ibu balita. Hasil: Hampir setengah
responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang ASI maupun MP-ASI, berturut-turut
adalah 45,5% dan 48%. Terkait ASI, sebanyak 79,5% dan 77,3% ibu menjawab betul definisi ASI
dan ASI eksklusif. Sebanyak 56,8% ibu tidak tahu bagi siapa saja manfaat menyusui dan 47,7%
ibu salah dalam menjawab pertanyaan tentang daya simpan ASI. Terkait pemberian MP-ASI,
sebanyak 72,7% ibu salah dalam menyebutkan bahan makanan yang tinggi seng dan 65,9% tidak
tahu cara pemberian susu formula. Sebanyak 84,1% ibu sudah tahu tentang pengertian MP-ASI
dan usia mulai diberikannya MP-ASI. Kesimpulan: Pengetahuan ibu tentang pemberian makan
pada anak masih kurang sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu
yang diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan kejadian Stunting.
10. Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tentang Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Baregbeg
Kabupaten Ciamis Tahun 2019
Penulis : Ade Nita Haerunnisa (2019)
Tujuan penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Balita tentang Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2019.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita dpoi wilayah kerja Puskesmas
Baregbeg Kabupaten Ciamis sebanyak 2734 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah adalah ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Baregbeg Kabupaten
Ciamis bulan Januari 2019. Hasil penelitian diketahui hampir sebagian responden memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 41 orang (42,7%), sebagian kecil dengan pengetahuan baik
sebanyak 29 orang (30,2%) dan pengetahuan cukup sebanyak 26 orang (27,1%). Kesimpulan
berdasarkan Pengetahuan Ibu balita tentang stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Baregbeg
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2019 dari 96 orang bahwa hampir sebagian
responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 41 orang (42,7%), sebagian kecil dengan
pengetahuan baik sebanyak 29 orang (30,2%) dan pengetahuan cukup sebanyak 26 orang
(27,1%). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa Pengetahuan Ibu
balita tentang stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten
Ciamis Tahun 2019 dari 96 orang bahwa hampir sebagian responden memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 41 orang (42,7%).

Berdasarkan hasil telaah jurnal sebanyak 10 artikel, yang membahas tentang hubungan pengetahuan ibu
dengan kejadian Stunting menunjukkan sebagian besar pengetahuan ibu tentang Stunting kurang. Kurang
baiknya pengetahuan ibu tentang Stunting salah satunya kurangnya informasi sangat memengaruhi tingkat

33
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

pengetahuan ibu. Penyebab lain kurangnya pengetahuan ibu tentang Stunting adalah karena tidak semua ibu
balita melakukan kunjungan ke Posyandu.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana dapat diasumsikan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan yang rendah
tidak menjamin seorang ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai gizi keluarganya. Adanya
rasa ingin tahu yang tinggi dapat mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi mengenai makanan yang
tepat untuk anak. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi
dapat diperoleh melalui pendidikan non-formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua
aspek yaitu aspek aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,
semakin banyak aspek positif dan dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu.
Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah umur
diamana semakin tua umur sesorang maka proses perkembangan mentalnya menjadi baik, intelegensi atau
kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam situasi baru, kemudian
lingkungan dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik juga buruk tergantung pada sifat kelompoknya,
budaya yang memegang peran penting dalam pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk
mengembangkan pengetahuan, dan pengalaman yang merupakan guru terbaik dalam mengasah pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu penciuman,
penglihatan, pendengaran dan raba. Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, ide, yang dimiliki manusai
tentang duni seisinya termasuk manusia dan kehidupannya. Pengetahuan sendiri biasanya didapatkan dari
informasi baik yang didapatkan dari pendidikan formal maupun informasi lain seperti radio, TV, internet,
koran, majalah, penyuluhan dll. Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi.
Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih baik akan lebih mudah dalam menerima informasi daripada
orang dengan tingkat pendidikan yang kurang. Informasi tersebut dijadikan sebagai bekal ibu untuk mengasuh
balitanya dalam kehidupan sehari hari. Persepsi itu sendiri dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang
terhadap sesuatu setelah mendapatkan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil penelitian Putri Wulandini (2019) tentang gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
Stunting di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, menyebutkan bahwa pengetahuan
ibu tentang Stunting di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru yaitu mayoritas
responden berpengetahuan kurang sebanyak 49 orang (70,00%). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
ibu tentang Stunting dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor usia dan pendidikan. Sumber
informasi dan kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru, seperti televisi, radio, surat kabar, penyuluhan, dan lain-lain.
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan orang tua tentang gizi membantu memperbaiki status gizi pada anak
untuk mencapai kematangan pertumbuhan. Pada anak dengan Stunting mudah timbul masalah kesehatan baik
fisik maupun psikis. Oleh karena itu, tidak semua anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya, ada anak yang mengalami hambatan dan kelainan.
Stunting perlu dicegah dan ditangani sesegera mungkin karena menimbulkan berbagai dampak yaitu
menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif & motorik sehingga berpengaruh pada
perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan
metabolisme. Lama kelamaan menggangu kapasitas intelektual, gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel
otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan mencerna pelajaran yang akan
produktivitasnya ketika dewasa, maka dapat menyebabka penurunan kualitas SDM dimasa mendatang.
Stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu, dan Penghasilan Keluarga.
Faktor yang dapat memengaruhi kejadian stunting salah satunya yaitu pengetahuan ibu. Pengetahuan
mengenai stunting sangatlah diperlukan bagi seorang ibu karena pengetahuan ibu mengenai stunting yang
kurang dapat menyebabkan anak berisiko mengalami stunting.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menurunkan angka kejadian stunting yaitu bergabung dengan
Scaling Up Nutrition (SUN). Gerakan SUN ini merupakan upaya yang dilakukan oleh berbagai negara untuk
memperkuat rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa
kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Dalam gerakan SUN dilakukan intervensi spesifik yaitu kegiatan yang
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan bersifat jangka pendek. Selain itu,
intervensi yang dilakukan pada gerakan SUN yaitu intervensi sensitif yang merupakan berbagai kegiatan

34
Seminar Nasional
Hasil Penenlitian dan Pengabdian pada Masyarakat V Tahun 2020
“Pengembangan Sumber Daya Menuju Masyarakat Madani Berkearifan Lokal”
LPPM – Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISBN: 978-602-6697-66-0

pembangunan di luar sektor kesehatan ditujukan untuk masyarakat umum (Mitra, 2015). Selain itu, bidan desa
dan perawat puskesmas dapat bekerjasama untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat karena salah satu
upaya untuk mencegah stunting dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat.

KESIMPULAN

Pengetahuan ibu tentang stunting Sebagian besar adalah kurang dan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
dengan kejadian stunting.

DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum, T. (2016). Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I. Fakultas Ilmu Kesehatan : Universitas Aisyiyah
Yogyakarta
Hapsari, W. (2018). Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang
Tua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan.
Fakultas Kedokteran : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ( 2016). Situasi Gizi di Indonesia. Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Ni’mah C, Muniroh L.(2015). Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan pola asuh ibu
dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. Surabaya: Media Gizi Indonesia;, 10 (1):
84-90.
Pormes, W.E, Rompes.S, Ismanto.A.Y. (2014). Hubungan pengetahuan orang tua tentang gizi dengan
stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK Malaekat pelindung Manado
Risna, G.S., Nurmasari, W., & Rachma, P (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responsive Feeding
Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo
Semarang. Journal of Nutrition College.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2018. Diakses: 5 Juli 2020 dari www.depkes.go.id
Soetjiningsih. 2015. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta
Tarigan I dan Aryastami, ( 2017). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bayi Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 15(4) : 390-397.
UNICEF. (2013). Improving child nutrition, the achievable imperative for global progress. New York:
United Nations Chilren’s Fund
WHO/Unicef. ( 2017). The World Bank Joint Child Malnutrition Estimates. 2017 edition. Tim Badan
WHO-Unicef- the world bank joint child malnutrition estimates. Diakses: 5 Juli 2020.
http://www.who.int/nuthrowthdb/jme_brochoure2017.pdf?ua=1
Wulandini, (2019).Gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang stunting di Puskesmas Rejosari
kecamatan Tenayan raya kota pekanbaru. Collaborative medical Journal (CMJ) vol 3 No.1

35

Anda mungkin juga menyukai