Anda di halaman 1dari 69

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(PERMENKES) no. 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan masyarakat,
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan /atau masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseoranagan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah kerjanya. Sejarah
tentang berdirinya Puskesmas Karya Mukti, pada awalnya yaitu pada
tahun 1983, status Puskesmas adalah Balai Pengobatan yang bertempat
di pusat Desa Batumarta XIII, dipimpin oleh Helmi, dibawah naungan
Puskesmas Batumarta VIII yang dipimpin oleh dr. Ali Indra Hanafiah.

Gambar 1. UPTD Puskesmas Karya Mukti

Pada tahun 1984, status berubah menjadi Puskesmas Pembantu


(Pustu) Batumarta XIII. Tahun 1987, Pustu dipimpin oleh dr. Zarkasih
Alwi. Tahun 1989, Pustu pindah naungan dibawah Puskesmas Batumarta
II. Tahun 1990, status Pustu berubah menjadi Puskesmas Batumarta
XIII, tetap dibawah pimpinan dr. Zarkasih Alwi. Tahun 1993, pimpinan
Puskesmas digantikan oleh dr. Yuswa Imam Hermawan. Tahun 1996,
pimpinan Puskesmas digantikan oleh dr. A. Rahman. Tahun 1999 (selama
9 bulan), pimpinan Puskesmas digantikan oleh dr. Legiran. Tahun 1999,
pimpinan Puskesmas digantikan oleh dr. Ricky Suwandi. Tahun 2001,
pimpinan Puskesmas digantikan oleh dr. Nurulia Hanum Vidia. Tahun
2004 (6 bulan), pimpinan Puskesmas digantikan oleh dr. Oyon Istambul.
Oktober 2004 – September 2007 , pimpinan dipegang oleh pejabat
sementara yaitu Helmi sebagai Plh (Pelaksana Harian).
Pada tanggal 2 Januari 2007 Puskesmas dipindahkan ke gedung
baru yang di resmikan pada tanggal 21 Mei 2007, berlokasi di desa Karya
Mukti (Batumarta XII) yang merupakan Pusat Kecamatan Sinar
Peninjauan, berubah status menjadi UPTD.Puskesmas Karya Mukti
dibawah pimpinan Bpk.Helmi,SKM sebagai pimpinan Puskesmas secara
definitif.
Pada tanggal 27 April 2011 Kepala UPTD. Puskesmas Karya Mukti
diganti oleh Hasymi, SKM. tanggal 27 Januari 2015 – November 2019 di
jabat oleh Arpanudin, SKM. Dan sejak Desember 2020 hingga saat ini
kepala Puskesmas Karya Mukti dijabat oleh Suharno, SKM.
Adapun tugas pokok dari puskesmas, yaitu meningkatkan
kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Fungsi dari puskesmas, yaitu : Sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, Sebagai pusat pemberdayaan
masyarakat, Sebagai pusat pelayanan kesehatan.
Po ske sd e s Tlg Bru g o

PUSTU Ba tu m a rta XVI

Po ske sd e s
Ma rg a Mu lya
PUSTU Ba tu m a rta XIV

PUSTU Ba tu m a rta XIII Po ske sd e s Tlg


Ma ya n g sa ri

PUSTU Ba tu m a rta XI

Po ske sd e sDsn I
Ma rg a Bha kti

Gambar 2. Peta Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Karya Mukti kecamatan Sinar


Peninjauan seluas + 190 km2 yang mencakup 6 Desa yaitu : Desa Marga
Bhakti (Batumarta XI), Desa Karya Mukti (Batumarta XII), Desa Karya
Jaya (Batumarta XIII), Desa Sri Mulya (Batumarta XIV), Desa Marga
Mulya (Batumarta XV), Desa Tanjung Makmur (Batumarta XVI). Wilayah
kerja merupakan dataran tinggi dan diapit oleh dua buah sungai besar
yaitu Sungai Ogan dan Sungai Komering. Perbatasan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Karya Mukti adalah sebagai berikut :
o Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Batumarta VIII
o Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Peninjauan
o Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Kedaton
o Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Batumarta II.

Seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia, wilayah kerja


Puskesmas Karya Mukti beriklim tropis. Sekitar + 90% perkebunan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti adalah perkebunan karet,
sedangkan sisanya adalah perkebunan sawit, perkebunan sayur mayur,
dan persawahan yang diusahakan oleh rakyat.
Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti pada
berdasarkan data BPS tahun 2018 berjumlah 22.830 orang dengan
persebaran sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Wilayah UPTD Puskesmas Karya
Mukti
NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. Marga Bhakti 3.281 3.065 6.346
2. Karya Mukti 2.279 2.182 4.461
3. Karya Jaya 1.778 1.668 3.446
4. Sri Mulya 1.531 1.425 2.956
5. Marga Mulya 1.233 1.157 2.390
6. Tanjung 1.695 1.536 3.231
Makmur
Jumlah 11.797 11.033 22.830

Sebagian besar penduduk berasal dari pulau Jawa, karena wilayah


merupakan daerah transmigrasi. Pekerjaan penduduk lebih dari 90%
adalah petani karet, selebihnya adalah pegawai negeri sipil (PNS),
pedagang dan guru, jadi secara ekonomis mereka sudah cukup baik.
Sebagian besar penduduk beragama Islam, lainnya Katolik, Kristen dan
Budha. Sedangkan tingkat pendidikan penduduk masih rendah, dimana
rata-rata pendidikan mereka adalah SD dan SLTP. Namun ada juga yang
sudah tingkat pendidikan SLTA dan sisanya setaraf sarjana (lebih kurang
10%).
Wilayah kerja UPTD.Puskesmas Karya Mukti memiliki sarana
kesehatan sebagai berikut :
o Puskesmas Rawat Inap : 1 unit
o Puskesmas Pembantu : 4 unit
o Poskesdes : 5 unit
o Posyandu : 32 unit
o Mobil Puskesmas Keliling : 1 unit
o Mobil Ambulance : 1 unit
o Poskestren : 1 unit
Data Kepegawaian Tenaga Kesehatan di UPTD.Puskesmas Karya
Mukti adalah sebagai berikut :
o Dokter umum : 5 orang
o Dokter gigi : 1 orang
o S1 Kesehatan Masyarakat : 6 orang
o S1 Farmasi : 1 orang
o DIII Farmasi : 1 orang
o Perawat
 S1 keperawatan : 3 orang
 DIII Keperawatan : 32 orang
o Bidan
 D.IV Kebidanan : 5 orang
 DIII Kebianan : 50 orang
o Analis Kesehatan Lingkungan : 1 orang
o DIII Gizi : 2 orang
o SLTA/Sederajat : 2 orang
o SLTP/MTs : 1 orang
o Cleaning Service : 1 orang
o DIII Manajemen Informatika : 1 orang

2. Visi – Misi Organisasi


Visi :
“Terwujudnya Kecamatan Sinar Peninjauan yang sehat “
Misi :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga
masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan sesuai standar dan
memuaskan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

3. Nilai – Nilai Organisasi


Nilai-nilai organisasi disesuaikan dengan nama Puskesmas, yaitu
’’KARYA MUKTI’’:
1. K : Kerja sama 6. M : Melayani
2. A : Adil 7. U : Utamakan keselamatan
3. R : Ramah 8. K : Kreatif
4. Y : Yakin bisa 9. T : Tepat waktu
5. A : Amanah 10. I : Inovatif
B. Deskripsi Isu / Situasi
Isu, rumor, atau desas-desus adalah sebuah masalah yang
belum terpecahkan yag siap diambil keputusannya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia isu adalah masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi,
kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya,
kabar angin, desas desus.Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang
mempengaruhi dan perlu mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu
yang akan diangkat, yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi
Mata Pelatihan), mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari
sebuah pilihan kebijakan/program/tahapan kegiatan.
Isu merupakan hal yang penting untuk diidentifikasi sebelum
membuat rancangan aktualisasi. Isu inilah yang akan menjadi landasan
menentukan solusi terkait permasalahan yang terdapat dalam instansi.
Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi problematik yang
terjadi dalam Proses pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Karya
Mukti, yaitu:
1. Belum optimalnya layanan ramah lansia di pelayanan rawat jalan
UPTD Puskesmas Karya Mukti
Deskripsi isu : Di Puskesmas, sekarang ini layanan kesehatan bagi
lansia masih tergabung dalam pelayanan pasien di ruang rawat jalan
umum. Sehingga pasien-pasien geriatri (lansia) masih harus
berpindah-pindah tempat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut dapat meningkatkan resiko bingung dan jatuh pada
pasien lansia. Dengan demikian, penulis merasa hal ini merupakan isu
yang sangat penting untuk diangkat.
2. Kurangnya skill (kemampuan) kegawatdaruratan petugas UGD di
UPTD Puskesmas Karya Mukti.
Deskripsi isu : Seorang petugas unit gawat darurat harusnya memiliki
kemampuan / skill yang mumpuni dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien. Salah satu penyebab kurangnya kemampuan
tersebut adalah petugas belum atau tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan bantuan hidup dasar pada pasien
gawat darurat.
3. Belum disiplinnya pasien-pasien dengan penyakit degeneratif (DM
dan Hipertensi) dalam melakukan kontrol ke UPTD Puskesmas Karya
Mukti.
Deskripsi isu : penyakit degeneratif terjadi karena adanya perubahan
pada sel-sel tubuh yang akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara
menyeluruh. Masyarakat masih belum mengetahui mengenai sistem
pengobatan penyakit degeneratif, sehingga masyarakat datang
berobat pada saat ada keluhan saja.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai mitos pantangan
makan pada ibu pasca bersalin.
Deskripsi isu : Di masyarakat, kebiasaan makan pada ibu pasca
bersalin sangat dipengaruhi konsepsi budaya yang berdasarkan
tempat tinggalnya. Hal ini telah menjadi budaya turun temurun.
Sehingga petugas kesehatan dirasa perlu meluruskan hal tersebut
dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu
pasca bersalin melalui penyuluhan.
5. Kurangnya pengetahuan dan penerapan etika batuk pada pasien TB
Paru.
Deskripsi isu : etika batuk merupakan serangkaian tatacara yang perlu
dilakukan jika kita batuk ataupun bersin yang di desain untuk
mengurangi penyebaran penyakit pernapasan terutama penyakit
penyakit TB Paru. Kurangnya kesadaran masyarakat terutama pada
pasien TB dalam menggunakan masker, maka dirasa perlu dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat terhadap etika batuk.

Adapun kelima permasalahan tersebut secara ringkas dijelaskan pada


tabel dibawah ini :
Tabel 2. Deskripsi Isu
No Identifikasi Isu/ Kondisi ideal Keterkaitan Identifikasi Akar
. Kondisi dengan permasalahan
Sekarang Materi
1. Belum Petugas Pelayanan  Belum adanya
optimalnya kesehatan publik SOP layanan
layanan ramah melakukan ramah lansia.
pelayanan pada  Ruang
lansia di
pasien lansia di pelayanan
pelayanan rawat satu ruang khusus lansia masih
jalan UPTD tergabung
Puskesmas dengan
Karya Mukti peayanan
pasien lain

2. Kurangnya skill Semua petugas Pelayanan Petugas UGD


(kemampuan) kesehatan yang publik belum
kegawatdaruratan bertugas di UGD mendapatkan
petugas UGD di memiliki skill yang pelatihan
UPTD mumpuni dalam mengenai skill
Puskesmas Karya memberikan kegawatdaruratan.
Mukti penanganan
pasien
kegawatdaruratan
.

3. Belum disiplinnya Pasien-pasien Pelayanan Pasien-pasien


pasien-pasien dengan penyakit publik hanya datang ke
dengan penyakit degeneratif (DM puskesmas bila
degeneratif (DM dan Hipertensi) terdapat keluhan
dan Hipertensi) rutin melakukan
dalam melakukan kontrol sebelum
kontrol ke UPTD obat habis.
Puskesmas Karya
Mukti

4. Kurangnya Masyarakat lebih Pelayanan  Masyarakat


pengetahuan mengikuti publik masih
masyarakat perkembangan membudayakan
mengenai mitos ilmu kesehatan, mitos-mitos
pantangan makan sehingga mitos pantang makan
pada ibu pasca yang selama ini pada ibu pasca
bersalin ada dapat di bersalin
hilangkan.  Kurangnya
penyuluhan
mengenai
makanan yang
baik pada ibu-
ibu pasca
bersalin.

5. Kurangnya Pasien-pasien TB Pelayanan Belum adanya


pengetahuan dan menerapkan etika publik penyuluhan
penerapan etika batuk dengan baik mengenai etika
batuk pada pasien dan benar batuk pada pasien-
TB Paru pasien TB Paru

C. Analisis Isu
Setelah semua isu telah dideskripsiakan, tahapan
selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap isu-isu tersebut. Analisis
isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.Disamping itu tidak
semua isu bisa dikategorikan menjadi isu aktual, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria isu dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan).
Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)
1. Aktual, yaitu benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan, yaitu isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik, yaitu isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan, yaitu masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel 3. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Isu yang penulis angkat, kemudian dianalisis dengan menggunakan


metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), maka
analisis isu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK
A K P K
NO ISU (1- (1- (1- (1- JML PERINGKAT
5) 5) 5) 5)
Belum optimalnya
layanan ramah
lansia di pelayanan
1. 5 5 5 5 20 I
rawat jalan di UPTD
Puskesmas Karya
Mukti.
Kurangnya skill
kegawatdaruratan
2. petugas UGD UPTD 5 4 3 3 15 III
Puskesmas Karya
Mukti
Belum disiplinnya
pasien-pasien
dengan penyakit
degenerative (DM &
3. 3 4 3 3 13 IV
Hipertensi)
melakukan kontrol
ke Puskesmas
Karya mukti
4. Kurangnya 3 3 3 3 12 V
pengetahuan
masyarakat
mengenai mitos
pantangan makan
pada ibu pasca
bersalin
Kurangnya
pengetahuan dan
5. penerapan etika 5 5 4 3 17 II
batuk pada pasien
TB Paru

D. Core Isu Terpilih


Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas isu yang
dilakukan dengan menggunakan AKPK, maka isu yang telah terpilih akan
di tentukan kegiatannya sehingga dapat memberikan pengaruh dan
penguat pada nilai-nilai organisasi. Analisis Kriteria Isu dengan alat
analisis AKPK tersebut kemudian diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Belum optimalnya layanan ramah lansia pada pelayanan rawat jalan
UPTD Puskesmas Karya mukti.
2. Kurangnya pengetahuan dan penerapan etika batuk pada pasien TB
Paru.
3. Kurangnya skill kegawatdaruratan petugas UGD UPTD Puskesmas
Karya Mukti.

E. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK
dan kemudian dilakukan analisis lanjutan ditemukan core issue terpilih
yaitu Belum optimalnya layanan ramah lansia pada pelayanan rawat jalan
UPTD Puskesmas Karya mukti.
Menurut UU no. 13 tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lanjut usia mempunyai hak yang
sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai penghormatan dan penghargaan, Negara memberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia, meliputi
mendapatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan menggunakan
fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di UPTD Puskesmas
Karya Mukti menunjukkan bahwa belum optimalnya layanan ramah lansia
pada pelayanan rawat jalan saat ini. Hal ini terlihat dengan masih
tergabungnya layanan kesehatan lansia dengan pasien rawat jalan yang
lain. Sehingga pasien-pasien lansia harus berpindah-pindah tempat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dari kondisi diatas, maka diajukan solusi berupa penataan tempat
pelayanan terpadu satu pintu bagi pasien-pasien lansia. Untuk
mendukung hal tersebut akan disusun pula standar prosedur operasional
(SOP) dalam melakukan layanan ramah lansia.
Dari penjelasan diatas maka dapat ditentukan masalah yang akan
diaktualisasikan yaitu belum optimalnya layanan ramah lansia di
pelayanan rawat jalan UPTD Puskesmas Karya Mukti. Kemudian untuk
mengoptimalkan layanan ramah lansia, perlu penataan tempat pelayanan
terpadu satu pintu dengan menerapkan SOP layanan ramah lansia.

F. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS berdasarkan Perka LAN
No.21 Tahun 2016 bertujuan agar peserta Pelatihan Dasar mampu
menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
serta kerterkaitan dengan maateri Pelayanan Publik, Manajemen ASN,
Whole of Government (WoG).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas. Namun pada
dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas kejujuran, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Kepemimpinan
b) Transparansi
c) Integritas
d) Tanggung Jawab
e) Keadilan
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan
i) Konsistensi

Aspek-aspek Akuntabilitas
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is
arelationship)
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja


PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber
daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap
individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif
yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus pada peningkatan
kinerja.

Pentingnya Akuntabilitas
Pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan
sumber daya dan memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi
tersebut, PNS perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat
dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan
perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik dan
berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007), yaitu:
1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu
menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara, dengan
mempertahankan dan mewujudkan suatu konsep identitas milik bersama
dari sekelompok manusia yang memiliki tujuan, visi, cita-cita yang sama
demi mewujudkan kepentingan nasional, serta juga dapat diartikan
sebagai rasa yang ingin mempertahankan negaranya baik itu sisi luar
maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015). Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Nilai-nilai dasar nasionalisme dapat diketahui dari Pancasila. Nilai-nilai
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara 
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan 
Yang Maha Esa kepada orang lain.
6. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan 
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
7. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
8. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
9. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
10. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
11. Berani membela kebenaran dan keadilan.
12. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
13. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
14. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan 
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadidan golongan.
15. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
16. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

Kepentingan bersama.
17. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai 
sebagai hasil musyawarah.
18. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
19. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah, baik/buruk atau
pantas tidak panas yang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan
pelayan publik. Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik buruk, benar salah prilaku tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menajalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015).Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik
yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015).Ketiga
dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik
yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari
penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan
menyadari bahwa jabatanpublik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
Sedangkan Nilai-Nilai Dasar Etika Publik sebagaimana tercantum
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ialah :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
RepublikIndonesia 1945.
3.  Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder.
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang
dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan.
Inovasi kemudian muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015) menyatakan
bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner)
atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan
menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
 Efektif
 Efisien
 Inovasi
 Mutu
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu
adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu
kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa
ini masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-
undangan.
Adapun Nilai-Nilai Dasar yang terkandung dalam Komitmen Mutu
adalah sebagai berikut
1. Tepat waktu
2. Sesuai SOP
3. Akurasi
4. Kerja sama
5. Cepat dan tepat
6. Tanggap
7. Evaluasi
8. Cermat
9. Melakukan yang terbaik
10. Profesional
11. Menerima pembaharuan
12. Tidak mempersulit kondisi

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus maupun
pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
atau memperkaya merka yang dekat dengan dirinya, dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan,
yaitu sebagai berikut :
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
secara publik.

6. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun
diluar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar


Pegawai ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

7. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini
pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam
level-level tertentu.

a. Penguatan koordinasi antar lembaga


Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional
akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus

Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas


dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah
satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi.
d. Koalisisosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok
masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan
persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi
koordinasi alamiah.
8. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat
dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa:
Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan
menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa.
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negaradan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayananpublik.
Siklus pelayanan itu sendiri menurut A. Imanto, 2002, adalah
“Sebuah rangkaian peristiwa yang dilalui pelanggan sewaktu menikmati
atau menerima layanan yang diberikan Dikatakan bahwa siklus layanan
dimulai pada saat konsumen mengadakan kontak pertama kali dengan
service delivery system dan dilanjutkan dengan kontak-kontak berikutnya
sampai dengan selesai jasa tersebut diberikan”.

a. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik


Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:

1. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang


dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya

2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah


sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan
akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga
harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk mempertanyakan
dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;

3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah


wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan
publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,
birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
yang menduduki posisi sebagai agen;

4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh


pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas,
agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan
sejenisnya;

5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana


masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar
fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang
dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah
dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;

6. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu


mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan
strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah


harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut.

8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan


menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai
oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena
itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara
vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.
9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan
oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang
penting adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang
dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.

G. Matrik Rancangan
Dari akar permasalahan yang sudah di pilih dari hasil analisis
AKPK, kemudian akan dilakukan matriks rancangan aktualisasi.

Matrik Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti
Identifikasi Isu 1. Belum optimalnya layanan ramah lansia di
pelayanan rawat jalan UPTD Puskesmas
Karya Mukti
2. Kurangnya skill kegawatdaruratan petugas
UGD UPTD Puskesmas Karya Mukti
3. Belum disiplinnya pasien-pasien dengan
penyakit degeneratif (DM dan Hipertensi)
melakukan kontrol ke UPTD Puskesmas
Karya Mukti
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai mitos pantangan makan pada
ibu pasca bersalin
5. Kurangnya pengetahuan dan penerapan
etika batuk pada pasien TB Paru
Isu yang Belum optimalnya layanan ramah lansia di
diangkat pelayanan rawat jalan UPTD Puskesmas
Karya Mukti.
Gagasan Penataan tempat pelayanan satu pintu dan
Pemecahan pembuatan SOP layanan ramah lansia di
Isu pelayanan rawat jalan UPTD Puskesmas
Karya Mukti.
Langkah : 1. Melakukan konsultasi dan koordinasi
Pemecahan dengan mentor / pimpinan Puskesmas
Isu 2. Melakukan literasi untuk menambah
pemahaman tentang prioritas pelayanan
untuk lansia
3. Membuat SOP layanan ramah lansia
4. Mengusulkan pengadaan sarana dan
prasarana yang diperlukan kepada
bendahara barang.
5. Melakukan koordinasi dengan petugas
pendaftaran, pelayanan rawat jalan,
laboratorium, dan farmasi terkait penataan
tempat pelayanan ramah lansia.
6. Sosialisasi SOP layanan ramah lansia
kepada petugas kesehatan UPTD
Puskesmas Karya Mukti.
7. Melaksanakan proses layanan ramah
lansia di pelayanan rawat jalan UPTD
Puskesmas Karya Mukti
8. Mengevaluasi hasil kegiatan layanan
ramah lansia
Table 5. MATRIX RANCANGAN
Kontribusi Kegiatan Kontribusi
Keterkaitan substansi Pencapaian Visi Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Output Mata Pelatihan dan Misi Organisasi Penguatan Nilai-
Nilai Organisasi
1. Melakukan 1. Mengahadap Terlaksananya Dalam Kegiatan Berkonsultasi dan Penguatan terhadap
koordinasi dan kepala Puskesmas kegiatan melakukan koordinasi meminta nilai organisasi
konsultasi untuk aktualisasi atas dan konsultasi dengan persetujuan mentor adalah:
dengan mentor berkoordinasi persetujuan mentor dikaitkan dengan ditahap persiapan
atau pimpinan mengenai mentor. Dibuktikan nilai ANEKA yaitu merupakan 1. Kerjasama
dimulainya dengan: Akuntabilitas : tindakan yang Peserta latsar
aktualisasi 1. Surat Kejelasan memberikan melakukan
2. Melakukan permohonan kejelasan dalam kontribusi terhadap kerjasama dengan
konsultasi dengan aktualisasi melaksanakan visi dan misi pimpinan agar
kepala Puskesmas 2. Surat wewenang dan puskesmas karya kegiatan aktualisasi
3. Meminta saran dan persetujuan dari tanggung-jawab, mukti, yaitu visi dapat berjalan
persetujuan kepala mentor sehingga bisa memulai ‘’tewujudnya sesuai apa yang
Puskesmas untuk 3. Kartu bimbingan pelaksanaan aktualisasi. Kecamatan Sinar diharapkan.
tahapan aktualisasi pada mentor Peninjauan yang
dan jadwal 4. Dokumentasi Nasionalisme : sehat’’ 2. Amanah
pelaksanaan. berupa foto saat Musyawarah 3. Peserta latsar
melakukan Wujud pelaksanaan sila menanamkan sifat
konsultasi keempat musyawarah amanah sejak awal
dengan mentor mufakat bahwa dalam perencanaan
pelaksanaan aktualisasi kegiatan aktualisasi
dibutuhkan bimbingan hingga mencapai
dan arahan dari atasan. tujuan guna
menciptakan kese-
Etika Publik : larasan antara
Menghargai pikiran, perkataan,
Menghargai komunikasi, dan perbuatan.
konsultasi, dan 4.
kerjasama antara atasan Inovatif
dan pegawai dalam Peserta latsar ikut
pelaksanaan aktualisasi. aktif memberikan
Ramah tamah inovasi terhadap
Pelaksana kegiatan pelayanan
bersikap ramah tamah kesehatan.
saat berkomunikasi.

Komitmen Mutu:
Efektif
Pelaksana kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Anti Korupsi:
Tanggung Jawab
sebagai ASN kita harus
melaporkan semua
kegiatan kepada atasan
kita, sebagai bentuk
tanggung jawab kita
kepada pimpinan.
Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manajemen ASN :
Melaksanakan tugas dan
fungsi secara profesional,
bertanggung jawab, dan
integritas saat menyam-
paikan ide kepada
pimpinan

Whole Of Government:
Melakukan koordinasi
mengenai pelaksanaan
aktualisasi dengan
mentor.

Pelayanan Publik :
Untuk mewujudkan
penyelenggaraan
pelayanan publik yang
transparan.

2. Melakukan 1. Mencari dan Terlaksananya Dalam kegiatan Melakukan literasi Penguatan terhadap
literasi untuk mengumpulkan literasi dibuktikan melakukan literasi untuk menambah nilai organisasi
menambah literasi dengan dengan: dikaitkan dengan nilai- pemahaman adalah:
pemahaman cara googling 1. Bahan literasi nilai ANEKA, yaitu: tentang prioritas Kerjasama
tentang 2. Mencetak 2. Foto kegiatan Akuntabilitas : pelayanan untuk Peserta latsar
prioritas (mengeprint out) konsultasi Kejelasan lansia merupakan melakukan
pelayanan bahan literasi 3. Lembar Bahan yang didapatkan tindakan yang koordinasi dengan
untuk lansia 3. Berkoordinasi konsultasi harus jelas dan memberikan mentor dalam
dan konsultasi terpercaya sumbernya. kontribusi terhadap menentukan literasi
dengan mentor visi dan misi yang sesuai dengan
mengenai bahan Nasionalisme : puskesmas karya kegiatan.
literasi Musyawarah mukti, yaitu visi
Berkoordinasi dengan ‘’tewujudnya
mentor dalam Kecamatan Sinar
menentukan bahan yang Peninjauan yang
sesuai dengan kegiatan, sehat’’, serta sesuai
merupakan pengamalan dengan misi
pancasila sila keempat. Puskesmas yaitu
Mewujudkan
Etika Publik : masyarakat Kec.
Cermat Sinar Peninjauan
Peserta latsar harus yang memiliki
cermat dalam memilih derajat kesehatan
literasi. yang optimal, baik
individu, keluarga,
Komitmen Mutu: kelompok dan
Efektif masyarakat
Dalam melakukan literasi
untuk menambah
pemahaman tentang
prioritas pelayanan untuk
lansia dikaitkan dengan
nilai ANEKA yang
terdapat dalam Komitmen
Mutu adalah dengan
melakukan literasi
terlebih dahulu, maka
pelayanan kesehatan
lansia dapat dibuat
sesuai yang diharapkan..

Anti Korupsi:
Mandiri
Dalam melakukan literasi
untuk menambah
pemahaman tentang
prioritas pelayanan untuk
lansia dikaitkan dengan
nilai ANEKA yang
terdapat dalam anti
korupsi adalah peserta
latsar secara mandiri
mencari dan
mengumpulkan literasi
sebelum berkoordinasi
dengan mentor/pimpinan.
Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manajemen ASN :
Peserta latsar berperan
aktif dalam mencari dan
mengumpulkan literasi

Whole Of Government:
Dalam menentukan
literasi dikaitkan dengan
nilai ANEKA yang
terdapat dalam WoG
yaitu untuk membentuk
kerjasama antara
pegawai dan pimpinan
agar mendapatkan
literasi sesuai yang
diharapkan.

3. Membuat SOP 1. Melakukan Terlaksananya Dalam kegiatan membuat Membuat SOP Penguatan terhadap
layanan ramah koordinasi kegiatan membuat SOP Layanan Ramah layanan ramah nilai organisasi
lansia dengan SOP, dibuktikan Lansia dikaitkan dengan lansia yang adalah:
Pimpinan, Ka.TU dengan: nilai-nilai ANEKA, yaitu: memberikan Yakin Bisa
dan Ka. Mutu 1. Lembar Akuntabilitas : kontribusi terhadap Peserta latsar harus
Puskesmas konsultasi Transparan visi dan misi memiliki keyakinan
dalam dengan mentor Pembuatan SOP Puskesmas Karya yang kuat bahwa
pembuatan SOP 2. SOP layanan bersama dengan Mukti, yaitu visi SOP layanan ramah
2. Mengidentifikasi ramah lansia pimpinan, Ka. TU dan Ka. ‘’tewujudnya lansia dapat disusun
susunan 3. Dokumentasi Mutu secara terbuka dan Kecamatan Sinar sesuai kebutuhan
langkah-langkah berupa foto terarah, saling menerima Peninjauan yang lansia.
SOP. saran dan kritik dalam sehat’’. Serta
3. Menetapkan pembuatannya. sesuai dengan misi Inovatif
SOP pelayanan Puskesmas yaitu Peserta latsar
ramah lansia Tanggung jawab mewujudkan melakukan
Dalam penyusunan SOP masyarakat Kec. perubahan terhadap
pelayanan kesehatan Sinar Peninjauan layanan kesehatan
merupakan bentuk yang mampu rawat jalan
tanggung jawab dari menjangkau khususnya pada
petugas kesehatan. pelayanan pasien lansia
kesehatan bermutu
Nasionalisme :
Mengutamakan
kepentingan publik
Dalam penyusunan SOP
ini, petugas kesehatan
menyesuaikan isi SOP
dengan kebutuhan
pasien lansia.

Gotong-royong
Penyusunan SOP
dikerjakan secara
bersama-sama, antara
pimpinan, ka. TU, ka. Tim
Mutu, dan peserta latsar
itu sendiri.

Etika Publik :
Taat peraturan
perundang-undangan
Dalam penyusunan SOP
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Etika Publik
adalah SOP disusun
sesuai dengan
sistematika penulisan
yang berlaku.

Hormat dan sopan


Dalam melakukan
koordinasi dengan
pimpinan, ka. TU dan ka.
tim mutu, peserta latsar
harus tetap bersikap
sopan dan hormat.

Komitmen Mutu :
Efektif
Dalam penyusunan SOP
layanan ramah lansia
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Komitmen Mutu
adalah dengan membuat
SOP, maka pelayanan
kesehatan lansia menjadi
runtut.

Efisien
Dalam penyusunan SOP
layanan ramah lansia
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Komitmen Mutu
adalah memanfaatkan
sumber daya secara
maksimal dalam
mencapai tujuan
pelayanan kesehatan
lansia yang maksimal
pula.

Anti Korupsi :
Tanggung jawab
Dalam penyusunan SOP
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Anti Korupsi yaitu
adanya tanggung jawab
atas apa yang telah
direncanakan untuk
dilakukan.

Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manjemen ASN:
Dalam penyusunan SOP
layanan ramah lansia
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Manajemen ASN
adalah tenaga kesehatan
bekerja secara profesi-
onal untuk membuat SOP
yang disusun secara
terstruktur agar proses
pelayanan kesehatan
lansia dapat berjalan
dengan baik.

Whole Of Government:
Dalam penyusunan SOP
layanan ramah lansia
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam WoG yaitu untuk
meningkatkan kerjasama
antar petugas kesehatan
agar mendapatkan SOP
yang dapat diterapkan
dalam pelayanan
kesehatan lansia.

4. Mengusulkan 1. Membuat daftar Terlaksananya Dalam kegiatan Mengusulkan Penguatan terhadap


pengadaan sarana dan kegiatan Mengusulkan pengadaan pengadaan sarana nilai organisasi
sarana dan prasarana yang mengusulkan sarana dan prasarana dan prasarana yang adalah:
prasarana diperlukan pengadaan sarana yang diperlukan kepada diperlukan kepada Amanah
yang 2. Mengajukan dan dan prasarana bendahara barang bendahara barang Peserta latsar
diperlukan meminta dibuktikan dengan: dikaitkan dengan nilai- yang memberikan memberikan daftar
kepada persetujuan 1. Lembar daftar nilai ANEKA, yaitu: kontribusi terhadap usulan barang
bendahara terhadap usulan usulan barang Akuntabilitas : visi dan misi sesuai dengan yang
barang daftar sarana 2. Lembar Transparan Puskesmas Karya disetujui pimpinan
dan prasarana konsultasi Daftar usulan barang Mukti, yaitu visi kepada bendahara
kepada pimpinan dengan mentor dibuat dan diajukan ‘’tewujudnya barang.
3. Menyerahkan 3. Lembar daftar secara terbuka oleh Kecamatan Sinar
daftar usulan usulan barang peserta latsar kepada Peninjauan yang
sarana dan yang telah pimpinan dan bendahara sehat’’. Serta
prasarana disetujui barang sesuai dengan misi
kepada pimpinan Puskesmas yaitu
bendahara 4. Foto / Tanggung jawab mewujudkan
barang dokumentasi Peserta latsar masyarakat Kec.
bertanggungjawab penuh Sinar Peninjauan
terhadap barang yang yang mampu
telah diberikan oleh menjangkau
bendahara barang pelayanan
kesehatan bermutu
Nasionalisme :
Mengutamakan
kepentingan publik
Daftar usulan sarana
danprasarana
disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat
khusunya pasien-pasien
lansia.

Etika Publik :
Kejujuran
Dalam pengusulan daftar
barang yang diperlukan
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Etika Publik
adalah daftar usulan
barang disampaikan
dengan sebenarnya dari
pimpinan kepada
bendahara barang tanpa
dilebihkan ataupun
dikurangi.
Komitmen Mutu :
Efektif
Dalam mengusulkan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
diperlukan kepada
bendahara barang
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Komitmen Mutu
adalah dengan
tersedianya barang-
barang tersebut maka
pelayanan kesehatan
lansai akan jauh lebih
efektif.

Efisien
Dalam mengusulkan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
diperlukan kepada
bendahara barang
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Komitmen Mutu
adalah memanfaatkan
sumber daya secara
maksimal dalam
mencapai tujuan
pelayanan kesehatan
lansia yang maksimal
pula.

Mutu
jika efektif dan efisien
telah tercapai maka akan
berpengaruh terhadap
mutu pelayanan lansia
menjadi lebih berkualitas.

Anti Korupsi :
Tanggung jawab
Dalam Mengusulkan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
diperlukan kepada
bendahara barang
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Anti Korupsi yaitu
adanya tanggung jawab
penuh peserta lastar
terhadap barang-barang
yang telah diberikan.
Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manjemen ASN:
Dalam mengusulkan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
diperlukan kepada
bendahara barang
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Manajemen ASN
adalah tenaga kesehatan
menggunakan
kekayaandan barang
milik negara secara
bertanggungjawab,
efektif,dan efisien agar
proses pelayanan
kesehatan lansia dapat
berjalan dengan baik.

Whole Of Government:
Dalam mengusulkan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
diperlukan kepada
bendahara dikaitkan
dengan nilai ANEKA
yang terdapat dalam
WoG yaitu menjalin
koordinasi dengan
pimpinan dan bendahara
barang dalam
mempersiapkan sarana
dan prasarana yang
diperlukan dalam
penataan tempat
pelayanan kesehatan
lansia.

Pelayanan publik
Dalam mengusulkan
sana dan prasarana
kepadabendahara barang
dikaitkan dengan
pelayanan publik yaitu
untuk mewujudkan
penyelenggaraan
pelayanan publik yang
transparan.

5. Melakukan 1. Pelaksana Terlaksananya Dalam kegiatan Melakukan Penguatan terhadap


koordinasi kegiatan kegiatan koordinasi Melakukan koordinasi koordinasi dengan nilai organisasi
dengan melakukan dengan petugas dengan petugas petugas adalah:
petugas koordinasi lain dibuktikan pendaftaran, pelayanan pendaftaran, Kerjasama
pendaftaran, dengan pimpinan dengan: rawat jalan, laboratorium, pelayanan rawat Peserta latsar
pelayanan mengenai 1. Lembar dan farmasi terkait jalan, laboratorium, menjalin kerjasama
rawat jalan, penataan tempat konsultasi penataan tempat dan farmasi terkait dengan petugas
laboratorium, layanan ramah dengan mentor. pelayanan ramah lansia penataan tempat kesehatan lain
dan farmasi lansia 2. Foto atau dikaitkan dengan nilai- pelayanan ramah dalam penataan
terkait 2. Pelaksana dokumentasi nilai ANEKA, yaitu: lansia yang ruang / tempat
penataan kegiatan bersama kegiatan Akuntabilitas : memberikan pelayanan lansia.
tempat petugas integritas kontribusi terhadap
pelayanan kesehatan yang peserta latsar menjalin visi dan misi Kreatif
ramah lansia lain menata koordinasi dengan Puskesmas Karya Peserta latsar
tempat layanan pimpinan dan petugas Mukti, yaitu visi mampu
ramah lansia. kesehatan yang lain ‘’tewujudnya menuangkan ide
dalam penyelesaian Kecamatan Sinar mengenai tata
tugas aktualisasi Peninjauan yang ruang/tempat
sehat’’. Serta layanan kesehatan
Nasionalisme : sesuai dengan misi ramah lansia
Gotong royong Puskesmas yaitu
Peserta latsar bersama mewujudkan Inovatif
patugas lain melakukan masyarakat Kec. Peserta latsar
gotong royong dalam Sinar Peninjauan berusaha
menata tempat agar yang mampu mengoptimalkan
cepat selesai, merupakan menjangkau pelayanan
perwujudan nilai pelayanan kesehatan pada
pancasila sila ketiga kesehatan bermutu pasien lansia.
Etika Publik :
cermat
Dalam melakukan
koordinasi dengan
petugas pendaftaran,
pelayanan rawat jalan,
laboratorium, dan farmasi
terkait penataan tempat
pelayanan ramah lansia
dikaitkan dengan nilai
ANEKA yang terdapat
dalam Etika Publik
adalah peserta latsar
melaksanakan tugas
dengan cermat sehingga
memminimalkan
kesalahan dalam
penataan

Komitmen Mutu :
Inovasi
peserta latsar
menginginkan sesuatu
yang berbeda dalam
pelayanan kesehatan
pasien-pasien lansia agar
menjadi lebih berkualitas.
Anti Korupsi :
Berani
Peserta latsar harus
berani membuat
perubahan terhadap
layanan kesehatan jika
dirasa hal tersebut akan
dapat meningkatkan
kualitas pelayanan
kesehatan ditempat
bekerja.

Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Whole Of Government:
Kerjasama dan integritas
pegawai
puskesmasdalam
menyelesaikan suatu
pekerjaan menata ruang
khusus layanan ramah
lansia.

Pelayanan publik
Pserta latsar berperan
aktif dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan
terhadap lansia di
wilayah kerja.

6. Sosialisasi SOP 1. Melakukan Terlaksananya Dalam kegiatan Sosialisasi SOP Penguatan terhadap
pelayanan koordinasi kegiatan sosialisasi sosialisasi SOP layanan layanan ramah nilai organisasi
ramah lansia bersama tersebut, dibuktikan ramah lansia dikaitkan lansia kepada adalah:
kepada petugas pimpinan. dengan: dengan nilai-nilai ANEKA, petugas kesehatan Kreatif dan Inovatif
kesehatan 2. Melakukan 1. Lembar yaitu: UPTD Puskesmas Peserta latsar
UPTD administrasi konsultasi Akuntabilitas: Karya Mukti yang beperan aktif dalam
Puskesmas 3. Melakukan 2. Surat undangan Bertanggung jawab memberikan dalam
Karya Mukti sosialisasi SOP 3. Dokumentasi Dalam melakukan kontribusi terhadap mengembangkan
yang telah atau foto sosialisasi SOP, peserta visi dan misi ide untuk sebuah hal
ditetapkan kegiatan latsar bertanggungjawab Puskesmas Karya baru pada
4. Melakukan uji 4. Video uji coba menjalankan tugas dan Mukti, yaitu visi pelayanan
coba SOP SOP kewajibannya untuk ‘’tewujudnya kesehatan ditempat
kelancaran kegiatan. Kecamatan Sinar kerja.
Peninjauan yang
Nasionalisme : sehat’’. Serta
Adil sesuai dengan misi
Peserta latsar harus Puskesmas yaitu
bersikap adil dalam mewujudkan
menyampaikan masyarakat Kec.
sosialisasi SOP untuk Sinar Peninjauan
kepentingan bersama yang memiliki
dalam meningkatkan derajat kesehatan
kualitas pelayanan yang optimal, baik
kesehatan lansia. individu, keluarga,
kelompok dan
Etika Publik : masyarakat
Profesional
Peserta latsar mampu
menjalankan tugas
secara profesional dalam
menyampaikan
sosialisasi dan
mengujicobakan langkah-
langkah SOP.

Komitmen Mutu:
Berorientasi pada mutu
Dalam melakukan
sosialisasi SOP kepada
petugas kesehatan lain
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai
komitmen mutu yaitu
diharapkan mampu
meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
terhadap lansia
dilingkungan tempat
bekerja.
Anti Korupsi :
Jujur
Dalam melakukan
sosialisasi SOP dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi yaitu
semua informasi yang
terkandung dalam SOP
disampaikan secara
terbuka.

Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manajemen ASN :
Dalam melakukan
sosialisasi SOP kepada
petugas kesehatan yang
lain dikaitkan dengan
Manajemen ASN yaitu
peserta latsar mampu
melaksanakan tugasnya
dengan jujur, dan
bertanggungjawab, serta
berintegritas.
Whole Of Government
(WOG):
Dalam melakukan
sosialisasi SOP kepada
petugas kesehatan yang
lain dikaitkan dengan
Whole Of Government
(WOG) yaitu untuk
meningkatkan koordinasi
antar petugas kesehatan
beserta pimpinan dalam
mengoptimalkan
pelayanan kesehatan
pada lansia.

Pelayanan Publik :
Dalam melakukan
sosialisasi SOP kepada
petugas kesehatan lain
dikaitkan dengan
Pelayanan Publik yaitu
untuk memberikan
pelayanan publik dalam
hal ini sosialisasi demi
meningkatan kualitas
pelayanan kesehatan
lansia di unit kerja.
7. Melaksanakan 1. Melakukan Terlaksananya Dalam kegiatan Melaksanakan Penguatan terhadap
proses layanan kegiatan proses layanan pelaksanaan layanan proses layanan nilai organisasi
ramah lansia di pelayanan ramah lansia ramah lansia dikaitkan ramah lansia di adalah:
dibuktikan dengan: dengan nilai-nilai ANEKA, pelayanan rawat Adil
pelayanan rawat kesehatan
1. Foto kegiatan yaitu: jalan UPTD Dalam memberikan
jalan UPTD sesuai dengan Akuntabilitas: Puskesmas Karya pelayanan, petugas
Puskesmas SOP Bertanggung jawab Mukti yang kesehatan / peserta
Karya Mukti Peserta latsar / petugas memberikan latsar diharapkan
kesehatan kontribusi terhadap mampu bersikap adil
bertanggungjawab visi dan misi terhadap pasien-
menjalankan tugas dan Puskesmas Karya pasien.
melancarkan proses Mukti, yaitu visi
kegiatan layanan ramah ‘’tewujudnya Melayani dan
lansia. Kecamatan Sinar Ramah
Peninjauan yang Peserta latsar /
Nasionalisme : sehat’’. Serta petugas kesehatan
Adil sesuai dengan misi mampu memberikan
Peserta latsar / petugas Puskesmas yaitu pelayanan yang
kesehatan harus bersikap mewujudkan ramah kepada
adil dalam memberikan masyarakat Kec. pasien, khususnya
pelayanan kepada setiap Sinar Peninjauan lansia
pasien lansia yang memiliki
derajat kesehatan Utamakan
Etika Publik : yang optimal, baik keselamatan
Profesional individu, keluarga, Dalam melakukan
Peserta latsar / petugas kelompok dan pelayanan
masyarakat kesehatan di unit
kesehatan mampu
kerja, peserta
menjalankan tugas
secara profesional dalam latsar / petugas
menjalankan pelayanan kesehatan mampu
kesehatan ramah lansia. mengutamakan
keselamatan
Menjaga kerahasiaan
pasiennya.
Informasi apapun yang
diperoleh dari melakukan
pelayan terhadap lansia
harus bisa dijaga
kerahasiaannya oleh
peserta latsar / petugas
kesehatan

Komitmen Mutu:
Berorientasi pada mutu
Dalam melakukan
kegiatan proses layanan
dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai
komitmen mutu yaitu
diharapkan mampu
meningkatkan kualitas
kesehatan lansia di unit
kerja

Anti Korupsi :
Jujur
Dalam melakukan
sosialisasi SOP dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi yaitu
semua informasi yang
terkait kesehatan lansia
harus dikemukakan
secara jujur.

Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manajemen ASN :
Dalam melakukan proses
kegiatan pelayanan
dikaitkan dengan
Manajemen ASN yaitu
peserta latsar mampu
melaksanakan tugasnya
dengan jujur, dan
bertanggungjawab, serta
berintegritas.

Whole Of Government
(WOG):
Dalam melakukan proses
kegiatan pelayanan
dikaitkan dengan Whole
Of Government (WOG)
yaitu untuk meningkatkan
koordinasi antar petugas
kesehatan beserta
pimpinan dalam
memberikan pelayanan
kesehatan lansia yang
optimal.

Pelayanan Publik :
Dalam melakukan proses
kegiatan pelayanan
dengan Pelayanan Publik
yaitu untuk memberikan
pelayanan publik dalam
meningkatkan kesehatan
lansia di unit kerja.
8. Mengevaluasi 1. Membuat Terlaksananya Dalam kegiatan Mengevaluasi Penguatan terhadap
kegiatan kuesioner dan kegiatan evaluasi, mengevaluasi kegiatan kegiatan layanan nilai organisasi
layanan ramah kartu kepuasan dibuktikan dengan: layanan ramah lansia ramah lansia yang adalah:
lansia 2. Lembar dikaitkan dengan nilai- memberikan Adil dan ramah:
mengenai
kuesioner nilai ANEKA, yaitu: kontribusi terhadap Peserta latsar /
tanggapan 3. Dokumentasi visi dan misi petugas kesehatan
pasien lansia berupa foto Akuntabilitas: Puskesmas Karya mampu bersikap
terhadap kegiatan Transparan Mukti, yaitu visi ramah dan
pelayanan 4. Hasil analisis Dalam melaksanakan ‘’tewujudnya memberikan
2. Memberikan kuesioner / evaluasi dikaitkan Kecamatan Sinar kuesioner kepada
kartu dengan nilai ANEKA Peninjauan yang semua pasien lansia
kuesioner / kartu
kepuasan yang terdapat dalam nilai sehat’’. Serta yang datang
kepuasan Akuntabilitasi adalah sesuai dengan misi berkunjung
kepada pasien / dilakukan dengan terbuka Puskesmas yaitu
keluarga pasien sesuai dengan apa yang mewujudkan
3. Memeriksa hasil terjadi. masyarakat Kec.
kuesioner / kartu Sinar Peninjauan
kepuasan Nasionalisme : yang memiliki
Adil derajat kesehatan
4. Menganalisis
Peserta latsar / petugas yang optimal, baik
hasil kuesioner / kesehatan memberikan individu, keluarga,
kartu kepuasan kuesioner kepada pasien kelompok dan
lansia yang telah masyarakat
mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Bertanggung jawab
Dalam melaksanakan
evaluasi dikaitkan
dengan nilai ANEKA
yang terdapat dalam nilai
Nasionalisme adalah
petugas kesehatan
mampu
mempertanggungjawabk
an hasil kuesioner
Etika Publik :
Menjaga kerahasiaan
Informasi identitas yang
diperoleh dari kuesioner
yang diisi pasien harus
bisa dijaga
kerahasiaannya oleh
peserta latsar / petugas
kesehata

Komitmen Mutu:
Berorientasi pada mutu
Dalam melakukan proses
evaluasi dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat nilai komitmen
mutu yaitu diharapkan
mampu meningkatkan
kualitas kesehatan lansia
di unit kerja

Anti Korupsi :
Jujur
Dalam melakukan proses
evaluasi dikaitkan
dengan Nilai ANEKA
terdapat anti korupsi yaitu
informasi berupa hasil
evaluasi harus
dikemukakan secara
jujur.

Keterkaitan dengan
Kedudukan Peran PNS
dalam NKRI

Manajemen ASN:
Menciptakan ligkungan
kerja yang
nondiskriminasi,
pengisisan kuesionner
berdasarkan respon dan
tanggapan pasien
terhadap pelayanan
kesehatan.

Pelayanan Publik :
Proses evaluasi
dilakukan terkait
pelayanan publik adalah
proses evaluasi dilakukan
dengan benar, tepat dan
sah berdasarkan respon
yang diterima dari pasien
(lansia)

H. Jadwal Kegiatan
Tabel 6. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Juni Juli

17
18
19

21
22

25

27
28

30

10

12
13

16
17
18
19
14
15
16

20

23
24

26

29

11

14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Melakukan koordinasi dan
1 konsultasi dengan mentor atau
pimpinan
Melakukan literasi untuk
menambah pemahaman
2 tentang prioritas pelayanan
untuk lansia

Membuat SOP Layanan


3
Ramah Lansia
Mengusulkan pengadaan
sarana dan prasarana yang
4
diperlukan kepada bendahara
barang
Melakukan koordinasi dengan
petugas pendaftaran,
pelayanan rawat jalan,
5
laboratorium, dan farmasi
terkait penataan tempat
pelayanan ramah lansia.
6 Mengsosialisasikan SOP
pelayanan ramah lansia
kepada petugas kesehatan
UPTD Puskesmas Karya Mukti

77
7 Melaksanakan proses layanan
ramah lansia di pelayanan
rawat jalan UPTD Puskesmas
Karya Mukti

8 Mengevaluasi kegiatan
layanan ramah lansia
I. Kendala dan Antisipasi
Berikut adalah kendala-kendala yan mungkin akan terjadi saat
aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.
Tabel 6.Kendala dan Antisipasi
No Kendala Antisipasi
.
11 1. Pengisian kuesioner bagi lansia yang tuna Memberikan kartu kepuasan
aksara dan minta pasien memilih
2. Pelayanan pada pasien dengan tuna Melakukan komunikasi dengan
rungu/ tuna netra pengantar / keluarga mengenai
kondisi kesehatan pasien
3. Proses pengadaan sarana/ barang tidak Memberdayakan sarana yang
3 sesuai yang dijadwalkan ada di unit kerja
DAFTAR BACAAN
Fatimah, Irawati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns Manajemen
ASN.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns


Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Kusumasari, Bevaola, dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns


Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Latief, Yudi, dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Puranwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Suwarno, Yogi, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pns Whole Of
Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pns Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufiq. 2015. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pns Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
BIODATA

NAMA : HENI PURWANINGSIH


TEMPAT & TGL LAHIR : BATURAJA, 01 MEI 1989
NIP : 198905012019022006
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI
AGAMA : ISLAM
NOMOR HP : 082282281775
EMAIL : heni-purwaningsih@yahoo.com
PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 PENDIDIKAN DOKTER UMUM
ALAMAT : DUSUN SETIA TAMA, DESA TANJUNG
MAKMUR BLOK G, KEC. SINAR
PENINJAUAN, KAB. OKU, SUMSEL

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD NEGERI 172 OKU : 1994 - 2000
2. MTs NEGERI BATURAJA : 2000 - 2003
3. SMA NEGERI 3 OKU : 2003 - 2006
4. S1 PEND. DOKTER UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA : 2006 - 2011

Anda mungkin juga menyukai